MELALUI METODE DEMONSTRASI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

DAN PERILAKU BELAJAR

PADA MATERI MAKHLUK HIDUP

DAN PROSES KEHIDUPAN MAPEL IPA

DIKELAS VII C SMPLB BINA PUTRA SALATIGA

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nursih Yamtini

Kepala Sekolah SLB Bina Putra Salatiga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa pada kompetensi Dasar Menerapkan cara-cara memelihara kesehatan tubuh, Mendiskripsikan kaitan antara struktur panca indera dengan fungsinya, Menerapkan cara cara memelihara kesehatan pancaindera materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan mata pelajaran IPA kelas VII C SMPLB Bina Putra Salatiga tahun ajaran 2011/2012 setelah menggunakan metode bermain peran. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument, antara lain instrument tes berupa soal ulangan harian, lembar observasi terstruktur Rubrik penilaian tingkah laku siswa, angket siswa, angket guru, jurnal dan dokumentasi berupa daftar nilai maupun foto. Hasil analisis menggunakan teknik kualitatif, serta setelah dilakukan trianggulasi data membuktikan adanya peningkatan hasil belajar dan peningkatan kreatifitas tingkah laku positif siswa kelas VII C SMPLB Bina Putra Salatiga Semester I tahun ajaran 2011/2012 melalui metode demonstrasi. Rata-rata skor Ulangan harian >70, dimana pada kondisi awal 5,0 pada siklus I sebesar 7,0. Dan siklus 2 sebesar 7,5. Dengan Metode demonstrasi terbukti persentase siswa yang tuntas. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari kondisi awal sebesar 0 %, siklus 1 sebesar 50 %, siklus 2 sebesar 100 %

Dengan metode Demonstrasi terbukti pula meningkatkan tingkah laku positif siswa pada kompetensi dasar menarapkan cara-cara memelihara kesehatan tubuh, mendiskripsikan kaitan antara struktur panca indera dengan fungsinya, Menerapkan cara cara memelihara kesehatan pancaindera materi Makhluk Hidup Terbukti dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan indicator kreatifitas yang yang ngantuk, dan mengalami kenaikan pada indicator tingkah laku tidak baik, dan mengalami kenaikan pada indicator tingkah laku baik. Selain itu pada siklus I menunjukkan kecenderungan bertingkah laku sedang, namun pada siklus 2 memiliki kecenderungan bertingkah laku baik.

Kata Kunci:               Metode Demonstrasi, Tindakan Kelas, Hasil Belajar

Materi IPA kelas VII terdiri dari Kompetensi Dasar Menerapkan cara-cara memelihara kesehatan tubuh, Mendiskripsikan kaitan antara struktur panca indera dengan fungsinya, Menerapkan cara cara memelihara kesehatan pancaindera tingkat ketuntasan hanya mencapai 6,0% dibawah kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70%. Hal ini jauh dari rata-rata KKM masing masing Kompetensi Dasar sebesar 4,50%

Hal tersebut bisa disebabkan karena dalam pembelajaran yang verbalisme, texbook.mendengarkan ceramah yang dilakukan oleh guru, sehingga anak merasa bosan, ngantuk karena tidak menarik. Kondisi yang seperti ini hendaknya diupayakan bagaimana nilai IPA bisa meningkat, karena KKM yang harus dipenuhi adalah nilai 70, untuk itu agar nilai peserta didik bisa tuntas, maka nilai IPA harus ditingkatkan.

Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

KAJIAN PUSTAKA

Metode Demonstrasi

Yang dimaksud metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembelajaran tertentu pada siswa didik.

Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode Demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau skedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lesan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri

Aspek Metode Demonstrasi

Adapun Aspek yang penting dalam metode demonstrasi adalah:

a. Demontrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktifitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktifitas mereka sebagai pengalaman yang bahagia

c. Tidak semua hal dapat di demontrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

Kelebihan Metode Demonstrasi

Penilaian Anak didik dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati.

Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak kepada masalah lain

Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar

Dapat menambah pengalaman anak didik

Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan

Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit

Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

Definisi Belajar

Belajar berasal dari kata ajar. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,WJS Poerwodarminta (1976: 108) Belajar artinya berusaha (berlatih) dan sebagainya supaya mendapat sesuatu kepandaian. Belajar merupakan kunci yang paling penting dalam pendidikan. Dapat dikatakan bahwa tanpa belajar, sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena demikian pentingnya belajar maka tidak benar bila masalah-masalah belajar terus menjadi kajian menarik bagi banyak ahli pendidikan.

Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan setelah belajar psikologi pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan.

Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)

Bertambahnya pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki pada dasarnya kelanjutan dari pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang telah diperoleh itu akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan sikap dan ketrampilan berikutnya.

Perubahan yang fungsional

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat diamanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.

Perubahan yang bersifat positif:

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normative dan menunjukkan kearah kemajuan.

Perubahan yang bersifat aktif

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.

Perubahan yang bersifat permanen

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Bina Putra Jl Hasanudin Banjaran Gg III Salatiga, kelas VIIC ( tujuh tunagrahita Ringan), selama 5 bulan yaitu mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Nopember 2011

Subyek dan Obyek Penelitian

Siswa kelas VII C berjumlah 2 anak. Obyek penelitian: Perilaku siswa belajar IPA, Hasil Belajar IPA dan metode Demonstrasi

Sumber Data

Data primer dan data sekunder

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Tes Tulis dan pengamatan yang menggunakan butir soal dan lembar observasi yang dibuat oleh guru.

Validasi Data

Supaya data valid dibuat kisi-kisi instrumen didalamnya mencakup luasnya materi dan indikator.

Analisis Data

Menggunakan deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi

Indikator Kinerja

Target 1, perilaku siswa meningkat, kalau kondisi awal rendah targetnya meningkat. Target 2: hasil belajar meningkat. Nilai rata-rata ulangan harian kondisi awal 4,17 meningkat menjadi 5,0

Prosedur Tindakan

1) Menentukan metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas

a. Menentukan banyaknya tindakan yaitu 2 siklus, yang petama menggunakan metode demonstrasi secara kelompok, siklus 2 menggunakan metode de-monstrasi secara individual

2) Menentukan tahapan tindakan:

3) Perencanaan tindakan (Planning)

4)   Melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan (acting)

5) Melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan(Observingg)

6) Merefleksi deskriptif komparatif (Reflekting)

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Materi IPA kelas VII terdiri dari Kompetensi Dasar Menerapkan cara-cara memelihara kesehatan tubuh, Mendiskripsikan kaitan antara struktur panca indera dengan fungsinya, Menerapkan cara cara memelihara kesehatan pancaindera, tingkat ketuntasan hanya mencapai 6,0% dibawah kritetia Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70%. Hal ini jauh dari rata-rata KKM masing masing Kompetensi Dasar sebesar 4,50 %

Diskripsi Hasil Siklus I

Pada siklus 1 direncanakan untuk Kompetensi Dasar Menerapkan cara-cara memelihara kesehatan tubuh, mendiskripsikan kaitan antara struktur panca indera dengan fungsinya, dengan alokasi waktu 6x 35’ (3 x pertemuan) dengan rincian 2 kali pertemuan ( 4×35’) untuk kegiatan pembelajaran.

A. Perencanaan tindakan

B. Tahap Observasi

C. Refleksi

Pada Siklus I ini telah digunakannya medtode demonstrasi secara kelompok dibandingkan dengan kondisi awal nilai rata-ratanya naik dari nilai rata-rata kondisi awal 4,17 menjadi 5,0 .sehingga nilai rata-rata pada siklus I naik 2,0.

Diskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II direncanakan untuk kompetensi dasar mendiskripsikan kaitan antara struktur pancaindera dengan fungsinya,dengan alokasi waktu 6×35’ (3x pertemuan).

Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas ini dimana tindakan dalam siklus I dan siklus II berbeda pada proses belajar mengajar Berdasarkan tindakan yang berbeda di atas, didapat hasil belajar dengan nilai rata-rata kondisi awal, siklus I dan siklus II terdapat dalam table 15

Dari hasil belajar siswa pada kondisi awal dibandingkan dengan siklus I mengalami kenaikan sebesar 2,33 sedangkan dari siklus I dibandingkan dengan siklus II meningkat 1,0, maka dari kodisi awal dibandingkan siklus II meningkat 3,3. Hal ini menandakan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hasil IPA.

Hasil Tindakan

Berdasarkan Refleksi pada pembahasan dapat ditarik kesimpulan melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan perilaku dan hasil belajar Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Mapel IPA kelas VII C SMPLB Bina Putra Salatiga pada semester I tahun 2011/2012.

Hasil belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan, dari rata-rata 4,17 menjadi rata-rata 7,5

Simpulan dan saran

Simpulan

Berdasarkan uraian diatas ternyata dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan perilaku dan hasil belajar IPA tentang makhluk hidup dan proses kehidupan pada siswa kelas VIIC SMPLB Bina Putra Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.

Implikasi/ Rekomendasi

1. Dengan menggunakan metode demonstrasi perilaku dan hasil belajar IPA dapat meningkat, sebaiknya kalau mengajar menggunakan metode demontrasi

2. Untuk meningkatkan perilaku dan hasil belajar guru-guru lain supaya menggunakan metode demonstrasi.

Saran

Saran kepada siswa supaya lebih meningkatkan perilaku dan hasil belajarnya terlebih setelah menggunakan metode demonstrasi.

Saran untuk guru sejenis: Kalau mengajar hendaknya menggunakan metode demonstrasi supaya perilaku dan hasil belajar bisa meningkat, utamanya mengajar IPA.

Saran untuk sekolah Perlu mengembangkan metode mengajar demonstrasi guna meningkatkan perilaku hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standart Nasional Pendidikan, 2006 Standart Kompetensi danKompetensi Dasar Untuk Kelas VII C SMPLB, Jakarta Depdiknas

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen . 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

E.Mulyasa, 2003 Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana . 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung.CV Maulana

Mel Silbermen.2002.Active Learning, Yogyakarta: Yapendis

_____ PP. No.19 Tahun 2005. Tentang Standart Nasional Pendidikan.

Pupuh Faturohman,Strategi Belajar Mengajar

Slameto. 1986. Evaluasi Pendidikan. Salatiga

http,//cafestudio61, wordpress com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-pembelajaran-perilaku-dalam belajar/

WJS Poerwodarminto 1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia: Balai Pustaka Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa