MENGEMBANGKAN POTENSI INTELEGENSI DI ABAD 21

 

Retno Yuli Purwanti

SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten

 

ABSTRAK

Di abad 21, dunia banyak mengalami perubahan besar yang bersifat global. Manusia tidak hanya berkompetisi dengan sesama manusia, tetapi juga dengan mesin (automation) and robot (artificial intelligenge dan virtual reality). Sepintar apapun manusia, bila cuma bisa menghafal dan mengingat fakta, tanpa bisa menggunakan fakta tersebut untuk membuat sesuatu yang berdampak besar bagi hidup manusia, maka sudah pasti akan tergantikan oleh mesin. Maka, kita dapat meningkatkan dan menciptakan intelegensi atau kecerdasan dengan melatih otak melalui cara-cara yang tepat. Walaupun masih diakui bahwa faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat dipungkiri juga kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk menciptakan orang-orang cerdas. Mengembangkan potensi intelegensi secara optimal adalah langkah yang paling tepat dalam

Kata Kunci: Intelegensi di abad 21, Mengembangkan potensi intelegensi

 

Pendahuluan                                           

Saat era millenial abad 20, ada berbagai macam intelegensi atau kecerdasan yang dipakai untuk menentukan apakah seseorang bisa bertahan di tengah kompetisi dan meraih kesuksesan. Dari tes IQ (Intelligence Quotient) yang mengukur tingkat kecerdasan logik dengan tes terukur, lalu ada EQ (Emotional Quotient) yang mengukur kecerdasan emosi, AQ (Adversity Quotient) yang mengukur kecerdasan kita saat menghadapi hal-hal sulit dalam hidup. Lalu ada konsep 8 Multiple Intelligence dari Howard Gardner yang menunjukkan manusia punya kecerdasan masing-masing di luar IQ.

Memasuki era digital abad 21, dunia banyak mengalami perubahan besar akibat perubahan iklim, pemanasan global, maupun peperangan. Perubahan tersebut sifatnya global, berlangsung lama, susah dikembalikan ke kondisi semula dan menjadi tidak bisa diprediksi. Tambahan lagi, manusia tidak hanya berkompetisi dengan sesama manusia, tetapi juga dengan mesin (automation) and robot (artificial intelligenge dan virtual reality). Sehingga, cukupkah hanya dengan bekal IQ, EQ dan AQ saja?

Sejak tahun 1980an, Robert Sternberg mengembangkan sebuah model inteligensi yang disebut ‘Triarchic Theory of Intelligence‘ dipaparkan dalam berbagai bukunya. Dalam salah satu buku terbaru Sternberg yaitu ‘The Triarchic Mind‘, Sternberg menjelaskan 3 macam intelegensi yang harus dimiliki bila manusia ingin bertahan di abad 21.

Intelegensi pertama yang harus dimiliki adalah Creative Intelligence atau Intelegensi Kreatif. Kecerdasan kreatif merupakan kemampuan manusia menggunakan pengalaman dan pengetahuannya dalam berbagai cara yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Kecerdasan kreatif bukan tentang banyaknya jumlah ide kreatif yang tercipta, tapi seberapa hebat dampak ide orisinil manusia dalam membuat perubahan yang tentu saja secara teknis dapat dilaksanakan. Hal ini karena di masa depan, kita bersaing dengan robot dan mesin yang sudah diprogram dengan algoritma. Sehingga, manusia masih unggul bila manusia menggunakan akal kreatifnya dan memunculkan hal-hal tak terduga yang tidak bisa dilakukan mesin dan robot.

Keunggulan akal manusia adalah manusia memiliki potensi Analytical Intelligence atau Intelegensi Analitikal. Kecerdasan analitikal ini melibatkan kemampuan manusia untuk mengambil langkah dan komponen yang efektif untuk memecahkan problema yang ada. Manusia sebenarnya memiliki kemampuan menganalisis data lebih maju daripada mesin, karena kita memiliki insting. Secanggih apapun, mesin terlihat memiliki insting karena banyaknya data dan pemrograman algoritma yang diinput. Sementara, insting yang dimiliki manusia ada diberikan sejak lahir. Mengambil keputusan dengan cepat, presisi analisa, dan terencana menjadi satu kemampuan yang harus dimiliki di abad 21.

Terakhir, manusia harus memiliki Practical Intelligence atau intelegensi praktikal. Menghadapi abad 21, di mana mesin makin mendominasi kehidupan, maka manusia perlu mengasah intelegensi praktikalnya. Kecerdasan praktikal menuntut kemampuan manusia cepat membaca situasi dan beradaptasi dengan segala perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, perubahan menjadi satu kepastian, bila manusia tidak berubah, manusia bisa terhapus oleh zaman. Sepintar apapun manusia, bila cuma bisa menghafal dan mengingat fakta, tanpa bisa menggunakan fakta tersebut untuk membuat sesuatu yang berdampak besar bagi hidup manusia, maka sudah pasti akan tergantikan oleh mesin. Nah, sudah cukupkah upaya kita membekali diri dengan ketiga kecerdasan ini?

Pengertian

Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.

Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. Potensi intelegensi atau kecerdasan ada beberapa macam yang dapat didentifikasikan menjadi beberapa kelompok besar yaitu;

Intelegensi Verbal-Linguistik

Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis.

Intelegensi Logical-Matematik

Merupakan kecerdasan dalam hal berfikir ilmiah, berhubungan dengan angka-angka dan simbol, serta kemampuan menghubungkan potongan informasi yang terpisah.

Intelegensi Visual Spasial

Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan seni visual seperti melukis, menggambar dan memahat. Selain itu juga kemampuan navigasi, peta, arsitek dan kemampuan membayangkan objek-objek dari sudut pandang yang berbeda.

 

Intelegensi Kinestetik Tubuh

Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan atau disebut juga dengan bahasa tubuh (body language). Kecerdasan ini berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari, olah raga serta keterampilan mengendarai kendaraan.

Intelegensi Ritme Musikal

Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan mengenali pola irama, nada dan peta terhadap bunyi-bunyian.

Intelegensi Intra-Personal

Kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani. Orang yang mempunyai kecerdasan intra-personal tinggi biaasanya adalah para pemikir (filsuf), psikiater, penganut ilmu kebatinan dan penasehat rohani.

Intelegensi Interpersonal

Kecerdasan yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Seseorang dengan tingkat kecerdasan Intrapersonal yang tinggi biasanya mampu membaca suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang lain. Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya mempunyai rasa empati yang tinggi.

Intelegensi Emosional

Kecerdasan yang meliputi kekuatan emosional dan kecakapan sosial. Sekelompok kemampuan mental yang membantu seseorang mengenali dan memahami perasaan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan diri sendiri.

Setelah mengetahui beragam potensi intelegensi, kita dapat meningkatkan dan menciptakan intelegensi atau kecerdasan dengan melatih otak melalui cara-cara yang tepat. Dan menurut para ahli potensi untuk meningkatkan kecerdasan ini dapat terjadi pada usia berapa saja. Walaupun masih diakui bahwa faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat dipungkiri juga kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk menciptakan orang-orang cerdas.

Jadi berapapun usia anda, apapun profesi anda, kenali potensi kecerdasan yang anda miliki. Ingin terlihat lebih cerdas dan menjadi lebih cerdas? Lakukan stimulasi yang benar terhadap potensi intelegensi yang anda miliki.

Mengembangkan Potensi Intelegensi

Faktor- Faktor Potensi Intelegensi

Faktor pendukung yang mempengaruhi proses pengembangan potensi intelegensi

Potensi akan berkembang dengan baik jika didukung oleh sejumlah factor, antara lain:

  • Percaya diri, Kurangnya percaya diri bisa menghilangkan kesempatan Anda untuk mengembangkan potensi diri Anda, akan tetapi tidak menghilangkan potensi.
  • Hobi dan minat, Jika Anda mengerjakan sesuatu yang Anda sukai bahkan sebagai hobi atau minat pasti akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan (seharusnya). Jadi cobalah kembangkan potensi yang sejalan dengan minat Anda, akan tetapi jangan lupakan yang bukan minat Anda.
  • Pergaulan, Misal jika Anda punya pergaulan yang baik dengan orang yang pintar maka Anda akan jadi pintar

Faktor penghambat yang mempengaruhi proses pengembangan potensi intelegensi

Ada beberapa hambatan yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengaktualisasi potensi yang ada pada dirinya secara maksimal. Adapun hambatan tersebut adalah:

  • Merasa tidak yakin akan kemampuan diri
  • Tidak memiliki rasa percaya diri yang memadai atau kurang percaya diri
  • Tidak tekun melatih potensi yang ada
  • Takut akan kegagalan

Mengembangkan Potensi Intelegensi

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing. Tapi sampai saat ini masih banyak yang belum menyadari potensi di dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan hidupnya jika diasah dengan baik. Berikut cara mrngembangkan potensi diri:

Kenali diri sendiri

Coba buat daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat Anda bahagia; apa yang Anda inginkan dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatan Anda; dan apa saja kelemahan Anda. Kemudian jawablah pertanyaan ini secara jujur dan objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai kelemahan dan kekuatan Anda.

Tentukan tujuan hidup

Tentukan tujuan hidup Anda baik itu tujuan jangka waktu pendek maupun jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi Anda. Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal diikuti oleh semangat untuk mencapainya.

Kenali motivasi hidup

Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kenali apa motivasi hidup Anda, apa yang bisa melecut semangat Anda untuk menghasilkan karya terbaik, dan sebagainya. Sehingga Anda memiliki kekuatan dan dukungan moril dari dalam diri.

Hilangkan negative thinking

Buanglah pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah Anda mencapai tujuan. Setiap kali Anda menghadapi hambatan, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik coba evaluasi kembali langkah Anda mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah kembali jika Anda telah menemukan jalan yang mantap.

Jangan mengadili diri sendiri

Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan Anda, jangan menyesali dan mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi. Bangkit dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.

Peran Kecerdasan Dalam Belajar

Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan adalah Kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran

IQ (Intellegence Quotient)

Kecerdasan intelektual adalah syarat minimum kompetensi. Intelegensi diartikan sebagai keseluruhan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marhten Pali, 1993). Konsep intelegensi yang pertama kali di rintis oleh Alfred Bined 1964, mempercayai bahwa kecerdasan itu bersifat tunggal dan dapat diukur dalam satuan angka yaitu intelegence Quotient (IQ)

Ini berdasarklan penelitian terbaru telah terungkap adanya multiple intelligence (kecerdasan majemuk). Gardner, 1994 menemukan dalam setiap anak tersimpan 8 kecerdasan yang siap berkembang, yaitu:

  • Kecerdasan Linguistik (word smart = cerdas berbahasa)
  • Kecerdasan Matematik-logis (number smart = cerdas angka)
  • Kecerdasan Spasial (Cerdas gambar)
  • Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (body smart = cerdas tubuh)
  • Kecerdasan Musikal (Cerdas music = nada suara)
  • Kecerdasan Interpersonal (Self smart = cerdas diri)
  • Kecerdasan Intrapersonal (people smart = cerdas bergaul)
  • Kecerdasan Naturalis (cerdas alam)

Yang menggembirakan dari paradigma baru tentang intelligence adalah pandangan bahwa TIDAK ADA MURID YANG BODOH ! Setiap anak punya kecerdasan yang menonjol satu atau dua jenis dan siap untuk berprestasi.

EQ (Emotion Qoutient)

Penelitan mutakhir menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual belumlah cukup. IQ menyumbangkan 20% dari keberhasilan. Yang lebih banyak perannya dalam keberhasilan seseorang adalah kecerdasan emosional (80%). Apakah kecerdasan emosional itu ? Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam berhubungan dengan orang lain. Jelaslah EQ sangat besar peranannya untuk memilih segala kesuksesan termasuk sukses di bangku sekolah. Daniel Goldman mengembangkan EQ menjadi 5 kategori dengan point-point yakni:

  • Kesadaran diri: kesadaran emosi diri menilai peribadi dan percaya diri
  • Pengaturan diri: pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada, adaptif dan inovatif.
  • Motivasi: Dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimism
  • Empati: memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain, menyikapi perbedaan dan kesadaran politis
  • Keterampilan social: pengaruh persuasi keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, katalisator dan perubahannya, manajemen konflik, keakraban, kerjasama dan kerja tim.

AQ (Adversity Quotient)

Mengapa banyak orang yang jelas-jelas cerdas/berbakat tetapi gagal membuktikan potensi dirinya ? Berapa banyak siswa yang memiliki IQ tinggi tetapi gagal dalam meraih prestasi belajar ? Sebaliknya tidak sedikit orang yang memiliki IQ tidak tinggi tetapi justru lebih unggul dalam presatis belajar. Pada umumnya ketika dihadapkan pada kesulitasn dan tantangan hidup kebanyakan manusia menjadi loyo dan tidak berdaya. Mereka berhenti berusaha sebelum dan kemampuannya benar-benar teruji. Banyak orang yang gampang menyerah sebelum berperang. Mereka inilah yang dimaksudkan dengan rendah Adversity Qoutientnya.

Adversity Qoetient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz adalah, penemu teori AQ ini berdasarkan penelitiannya ada tingkatan AQ pada masyarakat manusia ini, yakni:

Tingkat ‘Quitters” (orang-orang yang berhenti)

Quitters adalah orang yang paling lemah AQnya. Ketika menghadapi berbagai kesulitan hidup, mereka berhenti dan langsung menyerah mereka memilih untuk tidak mendaki, mereka kelua, mundur dan menghindar dari kewajiban/tugas-tugas hidup. Mereka tidak memanfaatkan peluang, potensi dan kesemapatan dalam hidup.

Contoh: seorang individu yang tidak berkutik hanya mengeluh ketika ditimpa kondisi buruk, mislanya penderitaan, kemiskinan dan kebodohan dan lain-lainnya.

Tingkat “Campers” (Orang yang berkemah)

“Campers adalah AQ tingkat sedang. Awalnya mereka giat medaki, berjuang menyelesaikan tantangan kehidupan. Namun ditengah perjalan mereka berhenti juga. Mereka telah jenuh dan bosan, merasa sudah cukup, mengakhiri pendakian dengan mencari tempat yang data dan nyaman.

Contohnya: seorang yang mengira bahwa sukses itu dalah yang pentidk sudah naik kelas/lulus, meskipun pas-pasan saja. Sudah punya harta/jabatan baru sudah cukup sukses di dunia sudah cukup !

Tingkat “Climbars” (Orang yang Mendaki)

Climbers adalah pendaki sejati. Oang yang seumur hidup mencurahkan diri kepada pendakian hidup. Mereka paham dan sadar bahwa sukses itu bukan hanya dimensi fisik material, tetapi seluruh dimensi: fisik, moral, sosial, spiritual dan seterusnya. Mereka adalah orang yang selalu mencari hakikat hidup, hakikat manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dan akan kembali kepada Sang maha Pencipta. Mendaki hidup abadi, yang jauh lebih panjang.

CQ (CREATIVITY QOUTIENT)

Creativity / Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya

GUIL FORD mendiskripsikan 5 ciri kreativitas:

  • Kelancaran/Kefasihan, Kemampuan memproduksi banyak ide.
  • Keluwesan, Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalan pemecahan masalah.
  • Keaslian, Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran sendiri.
  • Penguraian, Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
  • Perumusan Kembali, Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalanmelalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.

Beberapa Cara Memunculkan Gagasan Kreatifitas

  • Kuantitas Gagasan, Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebi baik. Pemilihan dari bernagai gagasan
  • Brainstorming, Untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk mendapat gagasan yang orisinil
  • Sinektik, Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan analogi dan metafora
  • Memfokuskan Tujuan, Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok

SQ (Spritual Qoutient)

Hasil penelitian di ratusan perusahaan dan kalangan eksekutif bisnis menunjukkan bahwa spirit itu sungguh penting. Spirit menjadi salah satu faktor penentu sukses salah satu contoh spirit mereka adalah keyakinan bahwa bisnis itu bermakna besar bagi diri, keluarga dan masa depan umat manusia. Sebaliknya keringnya spirit akan meruntuhkan seseorang atau perusahaan.

Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)

Spiritual adalah initi dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, melambangkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa bata waktu (Agus Nggermanto, 2010). M. Zuhri menambahkan, bahwa SQ merupakan kecerdasan yang digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Ciri-ciri SQ Tinggi

Menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001), cirri-ciri orang yang ber-SQ tinggi adalah:

 

  1. Memiliki prinsip dan visin yang kuat
  2. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman
  3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
  4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan

Cara Melatih Kecerdasan (IQ, EQ, AQ, SC dan SQ)

Melatih IQ, EQ, AQ, CQ dan SQ sekaligus, sangat menajamkan indera kita dalam menangkap materi pelajaran, menajamkan pikiran dalam memahami intisari dari setiap pokok bahasan serta memberikan dorongan kepada akal untuk menghindarkan diri dari gangguan nafsu. Akhirnya konsentrasi kita akan lebih khusuk dan daya tangkap kita akan lebih cemerlang. Memori-memori yang disimpan dalam brankas otak menjadi aman, tidak rusak dan tidak hilang, serta dapat digunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.

Contoh caranya melatih setiap kecerdasan sebagai berikut:

No. Jenis Kecerdasan Cara Melatih

 

1.

 

2.

 

 

 

 

 

 

3.

 

 

4.

 

 

5.

Intelegence Quotient (IQ)

Emotional Quotient(EQ)

 

 

 

 

 

Creativity Quatient (CQ)

 

Adversity Quatient (AQ)

 

Spiritual Quotient (SQ)

–        Belajar dengan cara yang benar, banyak membaca, sering latihan, selalu mengerjakan PR dan tugas-tugas, menghafal dengan rutin.

–        Kalau tidak bisa tanya teman atau guru kemudian dicoba sendiri sampai bisa

–        Belajarnya yang tekun, mulai dari yang mudah dulu, terus bertahap kepada yang sulit. Jangan cepat menyerah, yang sabar. Kalau sudah bisa mengerjakan soal yang biasa, lalu tingkatkan dengan soal-soal baru yang lebih sulit dan menantang untuk melatih kreatifitas. Tapi hati-hati kalau sudah pintar jangan terlalu bangga dengan kemampuan sendiri, sebaiknya tetap rendah hati dan tidak meremehkan tugas.

–        Dalam belajar, harus kreatif menemukan cara-cara yang efektif dan efisien agar semangat belajar bangkit terus dari mulai cara menyenangi suatu pelajaran, menata ruang belajar, dan lain sebagainya.

–        Dalam proses belajar, pasti akan menemukan banyak kendala atau kesulitan. Harus selalu memiliki sikap dan pikiran positif untuk meraih prestasi belajar dengan menjadikan kesulitan sebagai motivasi untuk lebih giat belajar.

–        Selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar, selalu ingat kepada Tuhan, kewajiban beribadah jangan ditinggalkan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https: //www. bernas. id/51383-intelegensi-abad-21-sudahkah-kita-miliki sepenuhnya. html

TIM MGMP SMA. 2018. Bimbingan Konseling. Jakarta: CV. Pustaka Mulia

https: //selembar. com/potensi-diri. html

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 2006