MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SD NEGERI 3 KARANGSONO PADA MATERI LUAS DAERAH

SEGI TIGA, PERSEGI PANJANG, DAN PESEGI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

 

Lisjiono

SD Negeri 3 Karangsono

 

ABSTRAK

Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV semester I Sekolah Dasar Negeri 3 Karansono tahun pelajaran 2017/2018, pembelajaran matematika pada Kompetensi luas daerah segi tiga, persegi panjang, dan pesegi masih rendah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran baru mencapai 25,83%, nilai rata- rata kelas baru mencapai 47,50, sehingga perlu segera dilakukan upaya memecahkan masalah tersebut. Upaya yang dilakukan agar Aktivitas dan hasil belajar matematika siswa meningkat adalah melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan PTK ini untuk meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono pada Kompetensi luas daerah segi tiga, persegi panjang, dan pesegi Pelaksanaan Penelitian dilakukan 2 siklus dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Masing-masing siklus dilaksanakan 2 (dua) pertemuan. Idikator keberhasilan penelitian apabila persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari sebelum penelitian 25,83% menjadi 60%, dan nilai rata- rata kelas meningkat dari sebelum penelitan 47,50 menjadi 60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar pada siklus I sudah meningkat bila dibandingkan dengan sebelum PTK. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I meningkat mejadi 50%, nilai rata-rata kelas silus I mencapai 58, dengan demikian tindakan siklus I belum mencapai indikator. Pada siklus II proses pembelajaran berlangsung dengan lebih baik. Siswa lebih berperan aktif terlibat dalam pembelajaran. Persentase Aktivitas siswa dalam pembelajaran di siklus II meningkat menjadi 61,67%. Nilai rata-rata kelas siklus II mencapai 62, dengan demikian setelah dilakukan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dan hasil belajar telah mencapai indikator yang ditetapkan, dengan demikian diperoleh simpulan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw aktvitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 Sekolah Dasar Negeri 3 Karangsono, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan pada kompetensi luas daerah segi tiga, persegi panjang, dan pesegi dapat meningkat.

Kata Kunci: Aktivitas dan hasil belajar,koopeaif, Jigsaw.

 

PENDAHULUAN

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengetahuan matematika merupkan salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari hal-hal menghitung, jual-beli, modal kerja, menakar, menimbang, membandingkan, membentuk sesuatu dan lain-lain. Salah satu materi pelajaran matematika di SD adalah menghitung luas daerah bangun datar, dan penerapanya dalam kehidupan.

Berdasarkan data hasil pengamatan awal diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri 3 Karangsono, masih rendah. Dari 20 siswa kelas IV baru 5 siswa yang memperhatikan pejelasan guru, sementara siswa yang aktif bertanya pada guru, berani menyampaikan pendapatnya belum ada (0 siswa), dan 3 siswa yang mau berlatih soal, 10 siswa kurang antusias mengikuti pebelajaran. Rata-rata akivtas siswa dalam pembelajaran 25,83%. Nilai rata-rata nilai matematika siswa pada penilaian sebelumnya baru 47,50. Nilai terendah 30, nilai tertinggi 70.

Aktivitas guru pada dalam melaksanakan pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Komunikasi dalam pembelajaran masih searah dari guru kepada siswa, keterlibatan siswa dalam pembelajaran belum nampak. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru terlalu banyak bercanda, tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai variatif. Metode pembelajaran hanya menggunakan cermah saja.

Akibat dari pelaksanaan pembelajaran yang hampir tidak ada variasinya, berdampak pada aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah, semangat dan kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga kurang. Hal ini mengakibatkan hasil belajar menjadi rendah. Keadaan seperti ini menjadi masalah yang perlu segera dipecahkan dan dicari jalan keluarnya, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam bentuk penlitian tindakan kelas.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan pembatasan masalah, peneliti merumuskan masalah yaitu: “Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan akivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I SD Negeri 3 Karangsono tahun pelajaran 2017/2018 pada materi luas segi tiga, persegi panjang, dan pesegi?”

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I SD Negeri 3 Karangsono tahun pelajaran 2017/2018 pada materi luas segi tiga, persegi panjang, dan pesegi. Tujuan khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan aktvitas belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I SD Negeri 3 Karangsono tahun pelajaran 2017/2018 pada materi luas segi tiga, persegi panjang, dan pesegi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam proses belajar di kelas. Sementara kata ”aktif” sendiri dapat bermacam-macam bentuk seperti: mendengarkan, menulis, membuat sesuatu, mendiskusikan (Sukarman, 2003: 24). Pendapat Morgan (Purwanto, 1990: 84) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Pengalaman merupakan hasil dari kegiatan- kegiatan yang pernah dilakukan. Dalam hal ini bahwa belajar tidak terlepas dari pengalaman yang ada.

Pengertian hasil belajar

Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk asimilasi stimulus- stimulus baru dan menentukan hubungan didalam dan diantara kategori- kategori (Purwanto,1998: 95). Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar, perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya menurut Winkel (dalam Purwanto, 1996: 51).

Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Sukarman (2003:24) pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lain dalam suatu proses belajar di kelas. Kata ”aktif” dapat dalam bermacam-macam bentuk seperti: mendengarkan, menulis, membuat sesuatu, mendiskusikan. Banyak keaktifan yang tak dapat dilihat dengan mata atau tak dapat diamati, misalnya: menggunakan kasanah ilmu pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih teorema-teorema untuk membuktikan proposisi, melakukan asimilasi dan atau akomodasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru.

Segi Tiga, Persegi Panjang, dan Persegi

Sutrisno, Sulis ( 2006: 88) menyatakan bahwa segitiga adalah suatu bangun yang dibentuk dari tiga ruas garis dan memiliki tiga titik sudut. Dengan kata lain, segitiga adalah suatu bangun yang terbentuk oleh tiga titik tidak segaris yang dihubungkan dengan tiga ruas garis. Jumlah besar sudut pada segitiga adalah 180˚. Sutrisno, Sulis ( 2006: 74) berpendapat bahwa persegi panjang adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat sisi yaitu sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang serta saling tegak lurus. Menurut Sutrisno, Sulis ( 2006: 79) persegi adalah bangun datar yang mempunyai empat sisi yang sama panjang. Persegi sering disebut sebagai bujur sangkar.

Model Pembelajaran Kooperatif

Eggen & Kauchack (dalam Trianto, 2007: 42) Pembelajaran cooperative merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran cooperative disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, menfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama- sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Menurut Slavin 1995 (dalam Isjoni, 2009: 23) menyebutkan pembelajaran Cooperative merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peerteaching).

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Yuzar (dalam Isjoni,2009:78) menyatakan, dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu yang terdiri dari beberapa sub materi. Materi masing-masing kelompok masih ada kaitanya. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan mempelajari serta memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teoritik yang telah dipaparkan di atas peneliti berpendapat bahwa pembelajaran matematika pada materi luas segi tiga, persegi panjang, dan pesegi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV Semester I SD Negeri 3 Karangsono tahun pelajaran 2017/2018.

Hipotesis Tindakan

1) Jika pembelajaran matematika pada materin luas daerah daerah segi tiga, persegi panjang, persegi dilaksanakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka aktivitas belajar siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono dapat meningkat.

2) Jika pembelajaran matematika pada materi luas daerah segi tiga, persegi panjang, persegi dilaksanakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono dapat meningkat.

3) Jika pembelajaran matematika pada materi luas daerah segi tiga, persegi panjang, persegi dilaksanakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono dapat meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di ruangan kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 3Karangsono UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung, Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, yang beralamat di RT 06, RW 05, Dusun Kepoh, Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas 4 Semester I SD Negeri 3 Karangsono tahun pelajaran 2017/2018 pada materi menghitung luas daerah segi tiga, persegi panjang, persegi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw” dilaksanakan dari tanggal 20 Juli 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa kelass IV SD Negeri 3 Karangsono pada semester I, UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung, Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 peserta didik, yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 7 peserta didik perempuan.

Tehnik Analisis Data dan Refleksi

Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti dalam menganalisis data menggunakan teknik diskripsi komparatif. Teknik analisis diskriptif komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan data akivitas belajar dan hasil belajar siswa saat mengikuti poses pmbeajaran pada kondisi pra siklus, dengan data akivitas belajar dan hasil belajar pada kegiatan siklus I, dan data akivitas belajar dan hasil belajar pada kegiatan siklus II.

Perbandingan data akivitas belajar dan hasil belajar pra siklus dengan data akivitas belajar dan hasil belajar siklus I tersebut kemudian dipergunakan untuk bahan refleksi bagi peneliti pada akhir siklus I, untuk mengetahui apakah tindakan penelitian pada siklus I dikatagorikan berhasil atau tidak. Jika hasilnya belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka perlu dicari sebab-sebabnya dan diadakan perbaikan-perbaikan untuk diterapkan pada siklus II.

Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono pada materi menghitung luas daerah segi tiga, persegi panjang, persegiaktivitas belajar siswa yang pada sebelum siklus penelitian 25,83 % meningkat menjadi minimal 60,00 % dan rata-rata nilai yang dicapai peserta didik dari yang semula sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang semula 47,50 meningkat menjadi minimal 60,00.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus 2 pertemuan. Tindakan setiap siklus terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal sebelum penelitan Tindakan Kelas ini dilaksanakan aktivitas belajar siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono, UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung pada kondisi awal 25,83%. Hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah sebagai berikut. Nilai tertinggi 70, nilai terendah 30, rata-rata nilai hasil belajar siswabaru 47,50. Pembelajaran masih menggunakan cara biasa yaitu siswa diberi penjelasan secara klasikal dengan metode ceramah tanpa alat peraga. Siswa hanya duduk, mendengarkan, mencatat. Satu-satunya alat bantu pemahaman siswa hanyalah gambar sketsa bangun datar yang dibuat oleh guru di papan tulis.

 

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil analisis pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan proses pembelajaran sudah terjadi peningkatan aktivitas siswa bila dibandingkan pada kondidsi awal. Pada kondidsi awal siswa yang memperhatikan penjelasan guru ada 5 tetapi pada akhir siklus I ada 10 siswa. Pada kondidsi awal siswa yang berani bertanya pada guru ada 0 tetapi pada akhir siklus I ada 6 siswa. Pada kondidsi awal siswa yang berani menjawab pertanyaan guru ada 3 tetapi pada akhir siklus I ada 6 siswa. Pada kondidsi awal siswa yang berani menyampaikan pendapatnya 0 siswa tetapi pada akhir siklus I ada 8 siswa. Pada kondidsi awal siswa yang berlatih soal 3 siswa tetapi pada akhir siklus I ada 10 siswa. Persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal baru 25,83%, pada akhir siklus I mencapai 50,00%. Hasil tes akhir siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada kondisi awal 47,50 tetapi pada akhir siklus I sudah mencapai 58,00. Proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh karena Penelitian Tindakan Kelas dilanjutkan ke siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil analisis pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan proses pembelajaran sudah terjadi peningkatan aktivitas siswa bila dibandingkan pada siklus I. Persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran pada akhir siklus I 50,00%, pada akhir siklus I mencapai 61,67%. Hasil tes akhir siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada akhir siklus I 58,00, tetapi pada akhir siklus I sudah mencapai 62,00. Proses pembelajaran pada siklus II sudah mencapai indikator yang ditetapkan oleh karena Penelitian Tindakan Kelas dihentikan di akhir siklus II.

PEMBAHASAN

Pada siklus I proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Dalam pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas siswa. Siswa mulai ikut berperan aktif terlibat dalam pembelajaran. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru meningkat dibandingkan pada kondisi awal, siswa yang berani bertanya pada gurunya juga meningkat, siswa yang berani menjawab pertanyaan guru meningkat, siswa yang berani menyampaikan pendapatnya meningkat, siswa yang berlatih soal juga meningkat. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran walaupun masih terlihat adnya kecanggungan. Kerjasama para siswa dalam proses pembelajaran mulai terlihat. Rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran dari kondisi pra siklus meningkat di akhir siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I sudah menigkat bila dibandingkan dengan hasil pembelajaran pra pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Pada siklus II proses pembelajaran juga berlangsung semakin baik. Siswa lebih ikut berperan aktif terlibat dalam pembelajaran bila dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih meningkat dibandingkan pada siklus I. Peningkatan terjadi pada semua aktivitas yang menjadi item pengamatan. Rata-rata persentase aktivitas siswa yang pada akhir siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan rata-rata aktivitas siswa akhir siklus I. Hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II juga menigkat bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang dilaksanakan siklus I.

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dari kondisi para siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran pra siklus 25,83%, pada akhir siklus I meningkat menjadi 50,00%. Demikian juga rata-rata aktivitas siswa pada pembelajara siklus II. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II menunjukkan penigkatan, kalau pada akhir siklus I rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran 50,00%, di akhir siklus II meningkat menjadi 61,67%.

Analisis terhadap hasil belajar siswa juga menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi para siklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai pada kondisi awal 47,50, pada akhir siklus I meningkat menjadi 58,00, da, pada akhir siklus II meningkat lagi menjadi 62,00. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada akhir siklus I belum mencapai indikator kinerja, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada akhir siklus II sudah mencapai indikator kinerja yakni aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran rata-rata minimal 60,00 %, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa minimal 60,00. Karena hasil rata-rata aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan di akhir siklus II.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan oleh peneliti pada BAB IV penelitian tindakan kelas ini, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: ”Bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 SD Negeri 3 Karangsono, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan pada materi menghitung luas segi tiga, persegi panjang, dan persegi meningkat”.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneltii mengajukan saran sebagai berikut: Dalam pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran hendaknya guru mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga siswa lebih antusias, aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Dalam pembelajaran hendaknya guru banyak melibatkan siswa sehinga siswa akan terlatih aktif terlibat dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Sukarman, Herry. 2003. Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembela jaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Sutrisno, Sulis. 2006. Aku ingin menjadi ahli matematika. Kawan Pustaka. Tangerang

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta

Undang-undang No 20 Tahun 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.