UPAYA MENINGKATKAN EFIKASI DIRI TERHADAP PILIHAN KARIR DENGAN TEKNIK MODELING SIMBOLIK PADA SISWA XII IIS 2

DI SMA NEGERI 2 TAMBUN UTARA KABUPATEN BEKASI

 

Anita Rahardiani

SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi

 

ABSTRAK

Perumusan masalah yang ditetapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah apakah teknik modeling simbolik meningkatkan efikasi diri dalam pilihan karir siswa XII IIS 2 SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa teknik modeling simbolik dapat meningkatkan meningkatkan efikasi diri siswa SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas XII MIA 1 SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi karena kelas tersebut diajar oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2017 karena mengikuti kurikulum dimana materi Kemantapan dalam Pilihan Karir diberikan pada Kelas XII.IIS 2 semester ke 1 sebanyak 40 peserta didik meliputi proses dan hasil belajar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus. Data diperoleh berdasasrkan pengalaman, test, observasi dan wawancara. Setelah diadakan konseling dengan menggunakan teknik modeling simbolis dapat meningkatkan efikasi diri. Hal ini terlihat dari penurunan IKMS 59.1% pada pra siklus menjadi 44,7% pada siklus I dan menjadi 10.0% pada siklus II. Peningkatan skor indicator efikasi diri menggunakan tes psikologi terjadi kenaikan nilai rata-rata dari sebelumnya 57,97%menjadi 83,44%, sehingga ada peningkatan 25,47%.

Kata Kunci: Efikasi diri, teknik modeling simbolik, IKMS

 

Latar Belakang

Pemuda/i di Indonesia, lebih dari seperempatnya kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai atau bahkan tidak menggunakan keterampilannya seoptimal mungkin. Padahal, mereka memiliki kualitas terbaik untuk memasuki pasar kerja dan akses luas untuk memperoleh dan mendapatkan pendidikan juga meningkat pada tahun-tahun mendatang. Namun, pendidikan dan keterampilan tidaklah cukup untuk mengurangi pengangguran jika pilihan pendidikan siswa tidak sejalan dengan kebutuhan pasar kerja.

Dukungan bagi pemuda/i ketika mereka akan mengambil keputusan sulit mengenai sekolah apa yang akan mereka ikuti atau jenis pekerjaan apa yang harus mereka ambil dilkukan sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan ini.

Akan tetapi, kebanyakan sekolah memfokuskan semua usaha mereka pada mata pelajaran-mata pelajaran untuk ujian nasional, dan diyakini potensi konselor-konselor ini untuk menghubungkan sekolah ke dunia kerja masih belum dimanfaatkan sepenuhnya diantaranya karena siswa tidak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling yang optimal, Guru BK/Konselor juga memiliki keterbatasan terkait bahan referensi yang terbaru dan praktis dalam melakukan tugasnya, dan masih diangap sebagai “polisi Sekolah”.

Padahal karir yang baik tentunya didukung oleh perencanaan yang matang serta kesiapan siswa tersebut dalam menghadapi tantangan yang ada di luar sekolah tetapi dalam kenyataannya masih banyak siswa yang masih belum mengerti tentang arti pentingnya pemilihan karir dan belum dapat mengambil keputusan yang dimulai dari sekolah.

Penelitian awal pada siswa kelas XII IIS 2 SMA N 2 Tambun Utara terdapat beberapa poin penting dalam hasil analisis IKMS yang berkaitan dengan masalah pemilihan karir yaitu (1) Bingung belum memiliki cita cita (2) cemas menjadi penganggur setelah lulus (3) merasa tidak cukup pandai untuk melanjutkan pendidikan (4) tidak berminat berkarir di masa depan (5) kebingungan setelah lulus dari sekolah (6) Mudah menyerah dan tidak percaya diri (7) gampang merasa stress ketika dihadapkan dengan kesulitan yang sulit.

Dari hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa a siswa tidak berminat dengan pilihan karir mereka di masa depan karena ada masalah dari dalam diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar yang tak mendukung, tak yakin terhadap cita cita, dan bingung setelah lulus.

Peneliti memandang bahwa permasalahan yang mendasar ada pada penilaian diri (Efikasi diri) siswa. Sehingga layanan konseling yang peneliti berikan adalah layanan konseling individu dengan beberapa alas an diantaranya permasalahan efikasi diri lebih mengacu pada aspek yang mendasar dari dalam individu dan konseling individu merupakan layanan utama dalam pengetasan masalah klien, merupakan salah satu layanan yang jarang dilakukan oleh konselor disekolah sehingga dalam hal ini peneliti mempunyai harapan dengan adanya konseling ini dapat mengentaskan masalah siswa.

Dalam pendekatan behavioral terdapat beberapa teknik khusus, antara lain yaitu: penguatan positif (positive reinforcement), kartu berharga (token economy), pembentukan (shaping), kontrak perilaku (contingency contracting), penokohan (modeling), Modeling Simbolik (self management), penghapusan (extinction), pembanjiran (flooding), penjenuhan (satiation), hukuman (punishment), dan disensitisasi sistematis.

Dari beberapa teknik di atas, salah satu teknik yang dipilih peneliti yaitu teknik modeling simbolik. Teknik ini merupakan suatu teknik yang mengarah kepada peniruan pikiran dan perilaku individu untuk membantu konseli dalam mengatur dan mengubah perilaku ke arah yang lebih efektif melalui proses belajar dengan meniru tingkah laku baru. Teknik ini merupakan model konseling yang disajikan melalui material tertulis, rekaman audio atau video, film atau slide. Model-ini dikembangkan untuk klien perorangan atau untuk kelompok. Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, ada diantara penelitian terdahulu yang meneliti tentang teknik modeling simbolik

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dikaji peningkatan efikasi diri dalam menentukan pilihan karir pada siswa dengan menggunakan behaviour teknik modeling simbolik pada X IIS 2 SMA Negeri 2 Tambun Utara, kecamatan Tambun Utara, kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). karena Penulis ingin meningkatkan efikasi diri terkait pemilihan karir siswa kelas XII IIS SMA Negeri 2 Tambun Utara sejumlah 40 siswa yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki–laki

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan diluat jam pelajaran di bulan September – November 2017.

1.   Rancangan Siklus 1

a.   Dalam tahap Perancanaan Peneliti bersama Kolaborator mempersiapkan:

Ø        Pembinaan hubungan,

Ø        Assesment, dilakukan agar diperoleh data awal

Ø        Goal setting, agar kepberhasilan yang akan dicapai dapat terlihat, serta menentukan parameter apa yang ingin dicapai

Ø        Implementasi teknik, peneliti dengan menggunakan video anak atau siswa yang mempunyai kemampuan self efficacy baik terhadap pemilihan karir berdasarkan pada ciri – cirri individu yang disebutkan oleh Kreitner & Angelo (2003:170)

Ø        Evaluasi dan terminasi

b.   Pelaksanaan Tindakan dengan langkah–langkah sebagai berikut:

Ø        Pembinaan hubungan, dilakukan dengan melakukan pendekatan yang lebih intesnsif kepada konseli

Ø        Assesment, dilakukan agar diperoleh data awal dengan cara memmberikan inventori Identifikasi Masalah Siswa

Ø        Goal setting, sebagaimana dituangkan dalam indicator keberhasilan

Ø        Implementasi teknik, peneliti dengan menggunakan video anak atau siswa yang mempunyai kemampuan self efficacy baik terhadap pemilihan karir berdasarkan pada ciri – cirri individu yang disebutkan oleh Kreitner & Angelo (2003:170)

Ø        Evaluasi konseling dilakukan dengan menggunakan post test psikologi, sedangkan terminasi dilakukan dengan menggunakan penguatan dan umpan balik.

c.   Pengamatan

Kolaborator melakukan pengamatan terhadap konseli setelah diasakan konseling, baik tentang sikap maupun tingkah laku selama 1 bulan

d.  Refleksi (Reflecting)

Dalam tahap ini merupakan kegiatan menganalisa, mensintesa dari hasil observasi, umpan balik maupun, evaluasi konseling., Jika pengamatan dan penilaian dari hasil konseling hasilnya kurang sesuai dengan yang diharapkan, maka dicari penyebab dan penyelesaian untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, kemudian dilakukan perbaikan dengan penyempurnaan konseling.

2.   Rancangan Siklus II dan seterusnya dibuat setelah dilaksanakan siklus sebelumnya dan mengacu pada hasil refleksi siklus sebelumnya

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi yang dilakukan pada saat proses konseling dan selama pelaksanan siklus. Hasil tes dianalisa, dan kriteria ketuntasan belajar berdasarkan penilaian pada acuan dan patokan Sedangkan data observasi digunakan untuk merefleksikan siklus yang telah dilakukan.

Penelitian tindakan kelas ini berhasil jika aktivitas siswa dalam pembelajaran masuk dalam kategori baik, nilai rata–rata hasil belajar siswa > 74 dan persentase ketuntasan siswa > 75%.

Hasil dan Pembahasan

1.  Perencanaan

Proses bimbingan kair tentang upaya Meningkatkan efikasi diri dalam Menentukan Pilihan Karir dengan teknik modeling simbolik pada siswa XII IIS 2 SMA Negeri 2 Tambun Utara kabupaten Bekasi, telah dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Yakni, direncanakan mulai tanggal 1 September – 30 November 2017. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 30 – 60 menit, yang memuat penyajian powerpoint, penyajian film, wawancara, dan dilaksanakan pengisiian angket/kuisioner sebagai evaluasi proses konseling diakhir siklus.

2.  Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan bulan awal September 2017 sampai dengan tengah Oktober, sedangkan siklus II dilaksanakan tengah Oktober 2017 sampai akhir November 2017,

Beberapa langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:

Sillus 1 dilaksanakan

Sedangkan siklus II dilaksanakan dengan kegiatan

Tabel 3. Pelaksanaan Siklus II

3.  Pengamatan

Proses pelaksanaan berlangsung selama 2 siklus, meliputi perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi untuk mendapatkan informasi yang nyata. Tidak adanya unsur – unsur yang diamati secara jelas mengakibatkan tidak adanya data yang diperoleh dari hasil observasi. Namun, melalui evaluasi

Menggunakan test psiklogi dan IKMS dapat dimengerti adanya perubahan kepribadian siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagaimana ditampilkan dalam bagan berikut

Test psikologi efikasi diri yang digunakan untuk mengetahui kenaikan efikasi diri siswa yang dilakukan di akhir tiap siklus menghasilkan data sebagamana disajikan dalam table berikut:

4.  Refleksi

Peningkatan efikasi diri dengan menggunakan teknik modeling dan simbolisasi yang telah dilakukan pada siklus I menghasilkan kemajuan yang berarti dibandingkan sebelum adanya konseling, namun hasilnya belumlah memuaskan sehingga diperlukan tindakanlanjutan. Tindakan lanjutan yang dilaksanakan pada siklus II bukan hanya memberikan treatment, namun juga sekaligus penguatan siklus sebelumnya, sehingga dihasilkan peningkatan yang signifikan efikasi diri.

 

 

Pembahasasn

Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa analisis yang diterapkan untuk mengetahui hasil dari penelitian tentang self efficacy rendah terhadap pemilihan karir diantaranya (1) analisis deskriptif presentase yang disajikan dalam tabel dan grafik (2) analisis kualitatif yang meliputi hasil proses pelaksanaan treatment terhadap konseli selama penelitian berlangsung (3) analisis kuantitatif dilakukan dengan membandingkan hasil sebelum siklus (prasiklus), siklus I dan siklus II kan untuk mengetahui adanya peningkatan tingkat self efficacy yang dimiliki siswa terhadap pemilihan karir melalui konseling individu behavior teknik modeling.

Diagram batang tersebut menggambarkan bahwa semakin sedikitnya siswa yang kebutuhan konseli nya semakin rendah. Yakni semakin sedikit konseli yang pesimis masuk di perguruan tinggi karena masa depan sudah jelas, semakin sedikit konseli yang belum memiliki rencana yang pasti untuk melanjutkan pendidikan, belum berlatih untuk memiliki kemampuan untuk menyalurkan bakat yang mengarah karir tertentu, bingung terhadap cita- cita, merasa tidak memiliki kemampuan kecerdasan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan, pengaruh pendidikan dengan keberhasilan dalam karier, cemas kalau menjadi penganggur setelah menyelesaikanpendidikan dan orang tua tidak setuju pada rencana pendidikan lanjutan pilihan saya.

Dari tabel di atas, dapat terlihat adanya beberapa peningkatan pada Setiapindikator dengan rata rata tingkat peningkatan dengan presentase 25,47% yang membuat kategori rendah menjadi termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian yangtersebut diatas sesuai dengan teori Latipun (2008:137) menjelaskan bahwa tujuan konseling behavior adalah mengubah perilaku salah dalam penyesuaian dengan cara cara memperkuat perilaku yang diharapkan dan meniadakanperilaku yang tidak diharapkan serta membantu menemukan cara caraberperilaku yang tepat. Perilaku yang diharapkan adalah siswa mampuberperilaku adaptif, sedangkan perilaku yang ditiadakan adalah perilaku yangmenunjukkan self efficacy rendah terhadap pemilihan karir.

Hasil test efikasi diri pada siklus I dan siklus II menggambarkan bahwa teknik konseling behaviourteknik modeling simbolik dapat meningkatkan self efficacy rendah terhadap pemilihan karir.

Menurut Shetzer dan Stone (dalam Winkel, 2005 ; 697) disebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mendasari pilihan karir siswa yaitu faktor internal (integensi, bakat, minat, kepribadian, nilai, pengetahuan dan keadaan jasmani) dan faktor eksternal (status social ekonomi keluarga, ekonomi daerah,pendidikan, masyarakat). Hal ini terlihat pada para klien yang memiliki latarbelakang permasalahan yang sama dan memiliki pengaruh terhadap pemilihan karir.

Setelah mendapatkan bimbingan terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada diri konseli sesuai dengan ciri ciri self efficacy tinggi yang yaitu (1) klien dapat mengelola situasi/ menetralkan kesulitan & menetapkan tujuan dengan cara membuat target/ jadwal, (2) klien dapat merencanakan, mempersiapkan dan mempraktekkan (3) klien sudah dapat mengelola stress ketika menghadapi tugas yang sulit, (4) klien dapat belajar dengan melihat tingkah laku selama ini yang tidak memberikan suatu hal yang positif, (5) klien dapat memecahkan persoalan secara kreatif, (6) klien juga dapat mengembangkan pemikiran positif dan tidak sepenuhnya menyalahkan keadaan (Kreitner & Angelo, 2003:170)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri terhadap pilihan karir pada siswa XII IIS II di SMA Negeri 2 Tambun Utara Kabupaten Bekasi dapat ditingkatkan dengan teknik modeling simbolik, sebagaimana terlihat dari naiknya rata rata tes efeksi diri sebesar 25,47%.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S dan Manrihu, MT, 2001.  Teknik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Alwisol. 2009. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Cervon, D. & Pervin, L.A. (2001). Personality Theory and Research. Amazon: John Wiley and Sons. Inc.

Darminto. 2007. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Feist & Feist. (2011). Teori Kepribadian Buku 2 (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.

Hidayat, D.R. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian DalamKonseling. Bogor: Ghalia Indonesia..

Komalasari, Wahyu & Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.

Kreitner, R & Angelo K. 2003. Perilaku Organisasi: Organizational Behavior: Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Latipun. 2006.   Psikologi   Konseling.  Malang   :  Universitas  Muhammadiyah Malang.

Lesmana, J.M.   2005.  Dasar-Dasar  Konseling.  Jakarta: Penerbit  Universitas

Nursalim, M. 2013. Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta: Akadamia Permata.

Prayitno. 2004. Layanan Konseling Perorangan. Padang: Universitas negeri

Romlah. 2001. Layanan Bimbingan Kelompok. Jakarta: Rineka cipta.

Santrock, John W.   2009. Psikologi  Pendidikan Edisi   III. Jakarta: Salemba Humanika.

Sugihartono dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sukardi, Dewa K. 2004. Psikologi Pemilihan Karier. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Willis, SS. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winkel, WS. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.