Model Pembelajaran Mind Mapping dan Make A Match Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VI SEMESTER 1 MATERI PKN POKOK BAHASAN
NILAI-NILAI JUANG DALAM PROSES PERUMUSAN
PANCASILA DI SD NEGERI 3 CREWEK KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Kristiyanti
SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI semester 1 mapel PKn materi Bahasan Nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila di SDN 3 Crewek kecamatan Kradenan melalui model Mind Mapping dan Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas langkah-langkah: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa: Melalui penerapan model pembelajaran mind mapping dan make a match dapat meningkatkan proses pembelajaran Pkn pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Mind Mapping, make A Match, PKn.
PENDAHULUAN
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaraâ€.
Dari uraian di atas, untuk memperbaiki proses pembelajaran Pkn di kelas VI peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan model pembelajaran mind mapping dan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Semester I materi Pkn pokok bahasan nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila di SD N 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.â€
Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah berupa “Apakah penerapan model pembelajaran mind mapping dan pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pkn materi nilai-nilai juang dalam proses perjuangan pancasila di SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018?â€
LANDASAN TEORI
Kajian Teori
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).
Menurut Djamarah (2002:114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Matematika adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar.
Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas, Pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya. Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yang sangat substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa sejak dini.
Menurut sejarah, pada abad VII-XXI, di Indonesia berdiri kerjaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, kemudian pada sekitar abad XIII-XVI berdirilah Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Pada kedua zaman itu, syarat-syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara, telah dipenuhi oleh bangsa Indonesia, baik Sriwijaya maupun Majapahit, pada zamannya, sudah berdiri sebagai negara bersatu, serta memiliki wilayah yang meliputi Nusantara ini. Pada zaman itu bangsa Indonesia telah mengalami kehidupan yang tentram dan makmur.
Adapun riwayat timbulnya beberapa rumusan dan sistematika Pancasila itu erat hubungannya dengan detik-detik sejarah menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwanya dimulai dengan kekalahan Jepang terhadap sekutu di beberapa medan pertempuran dalam Perang Pasifik.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dalam bahasa Jepang disebut “Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI ini diketahui oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.
Panitian perancang UUD menyetujui rancangan Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam Jakarta, setelah adanya beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan dasar negara yang tercantum dalam alenia keempat. Adanya perubahan rumusan dasar negara, khususnya sila ke-1 dalam Piagam Jakarta disebabkan adanya usulan dari masyarakat Indonesia bagian Timur. Mereka keberatan dengan sila pertama, bahkan mereka mengancam akan mendirikan negara Indonesia bagian Timur.
Model pembelajaran mind Mapping
Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil keputusan bersama.
Melaksanakan keputusan bersama telah ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila. Mereka senagai wakil rakyat Indonesia melaksanakan hasil keputusan bersama denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Model pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dikembangkan oleh Lorn Curran pada tahun 1994 pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu, Aqib Zainal (2013: 23)
Menurut Tarmizi dalam Novia (2015: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini perencanaannya dilaksanakan di SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
Waktu pelaksanaan direncanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 yaitu bulan Juli sampai bulan Desember 2017.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 16 siswa.
Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yaitu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekataan Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan secara bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
Jenis penelitian yang digunakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena ingin menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI dalam mempelajari materi Pkn tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping dan make a match.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, barasal siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun Ajaran 2017 – 2018 yang berjumlah 16 siswa.
Jenis data yang dihimpun adalah data yang kualitatif, berupa hasil Observasi, diskusi dan penilaian. Observasi dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran Pkn tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila. Dari hasil Observasi ini peneliti banyak menemukan masalah–masalah pada siswa kelas VI diantaranya siswa sebagian besar belum bisa memahami materi Pkn tentang nilai-nilai juang dalam perumusan pancasila. Akhirnya peneliti mencoba untuk mengatasi masalah yang dialami siswa kelas VI dalam mempelajari materi Pkn tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dan pembelajaran make a match.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pembelajaran Pkn khususnya materi nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila dilakukan dengan teknik Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. Sebelum dilaksanakan pelaksanaan tindakan kelas peneliti mengidentifikasi masalah pembelajaran Pkn Kelas VI dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi Guru dan siswa.
Diskusi dilaksanakan bersama 2 orang pengamat yang membantu pelaksanaan kegiatan penelitian, pengamat melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan siswa, kreatifitas siswa, perhatian siswa terhadap pelajaran, penggunaan alat-alat bantu pembelajaran, kedisiplinan siswa, keberanian siswa dalam menyelesaikan masalah, keberanian dalam mengemukakan pendapat, penilaian terhadap siswa. Dari hasil catatan pengamat ini kemudian didiskusikan bersama peneliti agar dalam kegiatan selanjutnya berjalan lebih efektif.
Analisis Data
Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan evaluasi.Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Hopkins (1993:151) dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi data.
Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan.Kategori yang dimaksud meliputi konsepsi awal siswa, jenis pertanyaan siswa, eksplorasi siswa, aktivitas siswa, penilaian akhir siswa.
Validasi merupakan data yang kedua, dalam kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengelola data yang betul-betul objektif, valid dan diakui kebenarannya, validasi data dilakukan dengan observasi lapangan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi. Melakukan diskusi dengan pengamat tentang hasil-hasil catatan yang ada di lapangan, kemudian diakhiri dengan penilaian baik penilaian proses maupun penilaian akhir kegatan. Dari penilaian akhir kegiatan data yang di peroleh disusun secara sistematis, dibedakan antara penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas, agar dapat digunakan untuk menarik satu kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh benar-benar valid, sahih dan objektif.
Tahap-tahap penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan perencanaan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi. Tahap-tahap penelitian dirinci sebagai berikut:
Observasi awal (Pra Tindakan)
Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VI yang berkaitan dengan pembelajaran Pkn. Kegiatan tersebut diantaranya: (1) Observasi terhadap pembelajaran Pkn kelas VI, buku-buku yang digunakan dan alat-alat bantu pembelajaran yang digunakan. (2) Meneliti siswa-siswa kelas VI secara individual dan mencatat semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. (3) Melakukan diskusi dengan para pengamat kemudian menentukaan alat bantu pembelajaran yang tepat, mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk mendapatkannya. (4) Memilih dan menentukan topik dari pelajaran Pkn kelas VI yang akan digunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas. (5) Menentukan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Tindakan Siklus pertama.
Perencanaan
a. Menentukan materi pembelajaran
b. Menyusun rencana pembelajaran.
c. Menentukan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
d. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa.
e. Melakukan kegiatan pembelajaran dalam siklus I menjadi dua pertemuan.
f. Melakukan Evaluasi siswa.
Tindakan
Kegiatan awal:
a. Guru bersama-sama siswa memulai belajar dengan berdoa bersama.
b. Guru mengecek kehadiran siswa
c. Guru menjelaskan sedikit materi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila
Kegiatan inti:
a. Guru membagikan kelas menjadi beberapa kelompok
b. Masing-masing kelompok diberi soal tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Kegiatan akhir:
a. Guru memberi apresiasi kepada siswa yang maju
b. Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama.
Pengamatan
a. Aktivitas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dicatat oleh peneliti dan pengamat sebagai bahan diskusi.
b. Pengamat dan peneliti melakukan diskusi bersama untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
Refleksi
a. Catatan dari pengamat / observer dikaji kembali sebagai bahan perbaikan siklus berikutnya.
b. Mengadakan remidial terhadap siswa yang mengalami keterlambatan belajar.
Tindakan Siklus II
Perencanaan
a. Menentukan rencana pembelajaran untuk siklus II tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila pada pelajaran Pkn.
b. Menyusun rencana pembelajaran.
c. Menentukan alat bantu pembelajaran.
d. Menyusun lembar kegiatan siswa.
e. Melakukan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilakukan dalam 3 pertemuan.
f. Melakukan evaluasi belajar siswa.
Tindakan:
Kegiatan awal:
a. Guru bersama-sama siswa memulai belajar dengan berdoa bersama.
b. Guru mengecek kehadiran siswa
c. Guru menjelaskan sedikit materi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila
Kegiatan inti:
a. Guru membagikan kelas menjadi beberapa kelompok
b. Masing-masing kelompok diberi soal tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Kegiatan akhir:
a. Guru memberi apresiasi kepada siswa yang maju
b. Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
c. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama.
Pengamatan
a. Melakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Mencatat semua tingkah laku dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Melakukan diskusi bersama peneliti.
Refleksi
a. Melakukan kegiatan remidial terhadap siswa yang mengalami keterlambatan belajar.
b. Proses pembelajaran berlangsung aktif.
c. Hasil catatan pengamat dikaji kembali sebagai acuan tindakan berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Tes Tiap Siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek mata pelajaran Pkn pokok bahasan nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping danmake a match, dapat disimpulkan pada pelaksanaan pra siklus dari jumlah siswa 16 siswa terdapat 1 siswa (6,25%) mendapat nilai 80, 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 75, 4 siswa (25%) mendapat nilai 70, 1 siswa (6,25%) mendapat nilai 65, 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 60, 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 55, dan 4 siswa (25%) mendapat nilai 50. Dalam pembelajaran pada kondisi awal dari 16 siswa tersebut ternyata 7 anak (43,75%) tuntas dan 9 anak (56,25%) belum tuntas.
Pada pelaksanaan siklus I dari 16 siswa, terdapat 1 siswa (6,25%) yang mendapat nilai 85, 3 siswa (18,75%) mendapat nilai 80, 4 siswa (25%) mendapat nilai 75, 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 70, 1 siswa (6,25%) mendapat nilai 65, 4 siswa (25%) mendapat nilai 60, dan 1 siswa (6,25%) mendapat nilai 55. Dalam pembelajaran siklus I tersebut dari 16 siswa ternyata 10 anak (62,5%) tuntas dan 6 anak (37,5%) belum tuntas.
Pada pelaksanaan siklus II dari 16 siswa terdapat 3 siswa (18,75%) yang mendapat nilai 90, 3 siswa (18,75%) mendapat nilai 85, 3 siswa (18,75%) mendapat nilai 80, 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 75, 3 siswa (18,75%) mendapat nilai 70, dan 2 siswa (12,5%) mendapat nilai 65. Dalam pembelajaran siklus II tersebut dari 16 siswa ternyata 14 anak (87,5%) tuntas dan 2 anak (12,5%) belum tuntas.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan belajar pada materi Pkn pokok bahasan nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dan make a match berhasil.Pelaksanaan dari siklus ke siklus selalu mengalami kenaikan.Pada siklus II banyak siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa:
1. Melalui penerapan model pembelajaran mind mapping dan make a match dapat meningkatkan proses pembelajaran Pkn pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
2. Melalui penerapan model pembelajaran mind mapping dan make a match dapat meningkatkan kemampuan belajar Pkn pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pra siklus yang tuntas sebesar 43,75% pada siklus I yang tuntas sebesar 62,5% dan pada siklus II yang tuntas sebesar 78,4%.
Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil apabila hasil dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata, sehingga dapat membawa ke arah peningkatan proses pembelajaran Pkn pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar Pkn, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk Guru
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dengan model mind mapping dan make a match dalam meningkatkan kemampuan belajar Pkn siswa.
b. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan model pembelajaran mind mapping dan make a match untuk meningkatkan hasil belajar Pkn.
2. Untuk Siswa
a. Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal
b. Memiliki rasa senang untuk belajar Pkn melalui pembelajaran mind mapping maupun penggunaan model pembelajaran make a match.
c. Kepada siswa yang sudah lancar belajar Pkn jangan merasa bosan untuk memberi contoh dengan cara belajar bersama (kelompok) dengan teman yang lain.
3. Para Peneliti
Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan belajar Pkn. Melalui usaha ini, antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain dapat menunjukkan kinerja semakin baik dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar Pkn.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie (Herdian, S.Pd).Fungsi dan Prinsip Model Make-A Match. (Online)(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29)(diakses 05 Agustus 2017)
Dimyati, dkk, 2006,Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Gagne. (The Conditions of Learning. 1977). Pengertian Belajar (Online) (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/) (diakses diakses 05 Agustus 2017)
Hamalik. (1994:116). Fungsi dan Prinsip Model Make-A Match (Online) (http://Tarmizi.Wordpress.Com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match) (diakses 05 Agustus 2017)
Lie. (2003:30). Pengertian Model Make-A Match (Online)(http://Tarmizi.Wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/) (diakses 05 Agustus 2017)
Lie. (2003:30). Peran Guru dan Siswa dalam Model Make-A Match (Online) (http:/pbsindonesia.fkipuninus.org/media.php?module=detailmateri&id=97) (diakses 05 Agustus 2017)
Muhammad Faiq Dzaki. Langkah-Langkah Model Make-A Match (Online) (http://penelitian.tindakan.kelas.blogspot.com/2009)(diakses 05 Agustus 2017)
Rianto. (2007:11). Fungsi dan Prinsip Model Make-A Match(Online) (http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29) (diakses 23 Agustus 2017)
Sudjana, Nana.. (1998). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.