Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Berbasis Masalah dan Cooperative Learning
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK MENGHITUNG LUAS BANGUN DATAR MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 1
SD NEGERI 2 GRABAGAN KECAMATAN KRADENAN
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suparjo
SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah Untuk meningkatkan kompetensi guru di kelas di SD Negeri 2 Grabagan kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2017/2018.Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan sekolah yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek adalah siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa.Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi menghitung luas bangun datar pada siswa kelas VI. Terbukti dari pelaksanaan pra siklus, siklus I, dan siklus II motivasi dan kinerja guru selalu meningkat.
Kata Kunci: Matematika, menghitung luas bangun datar, model pembelajaran berbasis masalah, cooperative learning.
PENDAHULUAN
Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang mereka oleh Piaget, diklasifikasikan masih dalam tahap operasi konkret. Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan benda konkret.
Dari uraian diatas mengenai masalah-masalah dalam proses belajar mengajar maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Cooperative Learning Pada Siswa Kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.â€
Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah berupa “Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Matematika materi menghitung luas bangun datar di SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018?â€
LANDASAN TEORI
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991:768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang mereka oleh Piaget, diklasifikasikan masih dalam tahap operasi konkret. Siswa SD belum mampu untuk berpikir formal maka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidik mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan benda konkret.
Model pembelajaran berbasis masalah
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah suatu model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah agar siswa mendapat pengetahuan penting. Dengan demikian diharapkan siswa mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Dengan pendekatan model PBL memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya memenuhi kriteria: kompleks, struktur tidak jelas, terbuka dan autentik.
Model pembelajaran cooperative learning
Adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini perencanaannya dilaksanakan di SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
Waktu pelaksanaan direncanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 yaitu bulan Juli sampai bulan Desember 2017.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 20 siswa.
Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yaitu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekataan Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan secara bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas VI SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini, barasal siswa kelas VI SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun Ajaran 2017 – 2018 yang berjumlah 20 siswa.
Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pembelajaran Matematika khususnya materi menghitung luas bangun datar dilakukan dengan teknik Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. Sebelum dilaksanakan pelaksanaan tindakan kelas peneliti mengidentifikasi masalah pembelajaran Matematika Kelas VI dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi Guru dan siswa.
Analisis Data
Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan evaluasi.Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Hopkins (1993:151) dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi data.
Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan.Kategori yang dimaksud meliputi konsepsi awal siswa, jenis pertanyaan siswa, eksplorasi siswa, aktivitas siswa, penilaian akhir siswa.
Validasi merupakan data yang kedua, dalam kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengelola data yang betul-betul objektif, valid dan diakui kebenarannya, validasi data dilakukan dengan observasi lapangan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi. Melakukan diskusi dengan pengamat tentang hasil-hasil catatan yang ada di lapangan, kemudian diakhiri dengan penilaian baik penilaian proses maupun penilaian akhir kegatan. Dari penilaian akhir kegiatan data yang di peroleh disusun secara sistematis, dibedakan antara penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas, agar dapat digunakan untuk menarik satu kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh benar-benar valid, sahih dan objektif.
Tahap-tahap penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus.setiap siklus diawali dengan perencanaan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi. Tahap-tahap penelitian dirinci sebagai berikut:
Observasi awal (Pra Tindakan)
Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VI yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika.
Kegiatan tersebut diantaranya: (1) Observasi terhadap pembelajaran Matematika kelas VI, buku-buku yang digunakan dan alat-alat bantu pembelajaran yang digunakan. (2) Meneliti siswa-siswa kelas VI secara individual dan mencatat semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. (3) Melakukan diskusi dengan para pengamat kemudian menentukaan alat bantu pembelajaran yang tepat, mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk mendapatkannya. (4) Memilih dan menentukan topik dari pelajaran Matematika kelas VI yang akan digunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas. (5) Menentukan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Tindakan Siklus pertama.
Perencanaan
Perencanaan meliputi: (1) Menentukan materi pembelajaran, (2) Menyusun rencana pembelajaran. (3) Menentukan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. (4) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa. (5) Melakukan kegiatan pembelajaran dalam siklus I menjadi dua pertemuan. (6) Melakukan Evaluasi siswa.
Tindakan
Kegiatan awal:
Kegiatan awal meliputi: (1) Guru bersama-sama siswa memulai belajar dengan berdoa bersama. (2) Guru mengecek kehadiran siswa. (3) Guru menjelaskan sedikit materi tentang menghitung luas bangun datar.
Kegiatan inti:
Kegiatan inti meliputi: (1) Guru membagikan kelas menjadi beberapa kelompok. (2) Masing-masing kelompok diberi soal tentang luas bangun datar. (3) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kegiatan akhir:
Kegiatan akhir terdiri atas: (1) Guru memberi apresiasi kepada siswa yang maju, (2) Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini. (3) Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama.
Pengamatan
Pengamatan meliputi: (1) Aktivitas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dicatat oleh peneliti dan pengamat sebagai bahan diskusi. (2) Pengamat dan peneliti melakukan diskusi bersama untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
Refleksi
Hasil refleksi meliputi: (1) Catatan dari pengamat / observer dikaji kembali sebagai bahan perbaikan siklus berikutnya. (2) Mengadakan remidial terhadap siswa yang mengalami keterlambatan belajar.
Tindakan Siklus II
Perencanaan
Perencanaan terdiri atas: (1) Menentukan rencana pembelajaran untuk siklus II tentang menghitung luas bangun datar pada pelajaran Matematika. (2) Menyusun rencana pembelajaran. (3) Menentukan alat bantu pembelajaran. (4) Menyusun lembar kegiatan siswa. (5) Melakukan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilakukan dalam 3 pertemuan. (6) Melakukan evaluasi belajar siswa.
Tindakan
Kegiatan awal:
1. Guru bersama-sama siswa memulai belajar dengan berdoa bersama.
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru menjelaskan sedikit materi tentang menghitung luas bangun datar
Kegiatan inti:
1. Guru membagikan kelas menjadi beberapa kelompok
2. Masing-masing kelompok diberi soal tentang luas bangun datar
3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Kegiatan akhir:
1. Guru memberi apresiasi kepada siswa yang maju
2. Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
3. Guru bersama siswa mengakhiri pelajaran hari ini dengan berdoa bersama-sama.
Pengamatan
1. Melakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Mencatat semua tingkah laku dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Melakukan diskusi bersama peneliti.
Refleksi
1. Melakukan kegiatan remidial terhadap siswa yang mengalami keterlambatan belajar.
2. Proses pembelajaran berlangsung aktif.
3. Hasil catatan pengamat dikaji kembali sebagai acuan tindakan berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi hasil tes tiap siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Grabagan mata pelajaran matematika pokok bahasan menghitung luas bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ditambah dengan cooperative learning, dapat disimpulkan pada pelaksanaan pra siklus dari jumlah siswa 20 siswa terdapat 1 siswa (5%) mendapat nilai 80, 3 siswa (15%) mendapat nilai 75, 4 siswa (20%) mendapat nilai 70, 3 siswa (15%) mendapat nilai 65, 5 siswa (25%) mendapat nilai 60, 2 siswa (10%) mendapat nilai 55, dan 2 siswa (10%%) mendapat nilai 50. Dalam pembelajaran pada kondisi awal dari 20 siswa tersebut ternyata 8 anak (40%) tuntas dan 12 anak (60%) belum tuntas.
Pada pelaksanaan siklus I dari 20 siswa , terdapat 1 siswa (5%) yang mendapat nilai 85, 5 siswa (25%) mendapat nilai 80, 4 siswa (20%) mendapat nilai 75, 3 siswa (15%) mendapat nilai 70, 3 siswa (15%) mendapat nilai 65, 2 siswa (10%) mendapat nilai 60, dan 2 siswa (10%) mendapat nilai 55. Dalam pembelajaran siklus I tersebut dari 20 siswa ternyata 13 anak (65%) tuntas dan 7 anak (35%) belum tuntas.
Pada pelaksanaan siklus II dari 20 siswa terdapat 5 siswa (25%) yang mendapat nilai 90, 1 siswa (5%) mendapat nilai 85, 7 siswa (35%) mendapat nilai 80, 3 siswa (15%) mendapat nilai 75, 2 siswa (10%) mendapat nilai 70, 1 siswa (5%) mendapat nilai 65, dan 1 siswa (5%) mendapat nilai 60. Dalam pembelajaran siklus II tersebut dari 20 siswa ternyata 18 anak (90%) tuntas dan 2 anak (10%) belum tuntas.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan belajar pada materi matematika pokok bahasan menghitung luas bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning berhasil. Pelaksanaan dari siklus ke siklus selalu mengalami kenaikan.Pada siklus II banyak siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa:
1. Melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
2. Melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Grabagan Kecamatan Kraenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pra siklus yang tuntas sebesar 40% pada siklus I yang tuntas sebesar 65% dan pada siklus II yang tuntas sebesar 90%.
Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil apabila hasil dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata, sehingga dapat membawa ke arah peningkatan proses pembelajaran matematika serta peningkatan kemampuan belajar matematika pada siswa kelas VI SD Negeri W Grabagan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
Untuk Guru
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning dalam meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa.
b. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan cooperative learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
c. Memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan penguatan kepada siswa yang sudah lancer belajar matematika, sehingga siswa dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Untuk Siswa
a. Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal
b. Memiliki rasa senang untuk berbicara melalui pembelajaran berbasis masalah maupun penggunaan model pembelajaran cooperative learning.
c. Kepada siswa yang sudah lancar belajar matematika jangan merasa bosan untuk memberi contoh dengan cara belajar bersama (kelompok) dengan teman yang lain.
Para Peneliti
Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan kemampuan berbicara. Melalui usaha ini, antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain dapat menunjukkan kinerja semakin baik dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono,1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka CiptaDirjen PMPTK,2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta: Depdiknas
M.Sobry Sutikno dan Pupuh Fathurahman,2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT. Refika Aditama
Muhamad,Abu, Prestasi belajar , Artikel 29 Mei 2008
Nasution, 1994,Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Ridwan, Belajar,Minat,Motivasi dan Prestasi belajar , Artikel 3 Mei 2008
Susilana,Rudi,2007, Sumber Belajar dalam Pendidikan,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,Jakarta:IMTIMA
Sutarno ,Nono, 2008, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta: UT
Thursan Hakim, 2005, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara
Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus, 1996,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Toha Anggoro, 2008,Metode penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka