Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Kartu Permainan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PERMAINAN DI KELAS I SDN No. 173643 PANGOMBUSAN T.P 2018/2019
Rumondang Sirait
SDN No. 173643 Pangombusan
ABSTRAK
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suyadi (2010: 22) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. dilaksanakan di SDN No. 173643 Pangombusan dilakukan dari bulan September sampai dengan bulan Nopember 2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN No. 173643 Pangombusan dengan jumlah siswa 24 orang. Siswa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 siswa sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 siswa.Berdasarkan hasildari Siklus I, bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai antara 90-100 kriteria sangat baik 4 siswa (17,4%), nilai antara 79-89 kriteria baik 4 siswa (17,4%), nilai antara 68-78 kriteria cukup 5 siswa (21,7%), nilai antara 57-67 kriteria kurang 6 siswa (26,2%), dan nilai antara >56 kriteria sangat kurang 4 siswa (17,4%). Berdasarkan hasil belajar matematika materi membandingkan Penjumlahan sederhana dari hasil post test di siklus I
Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Kartu
PENDAHULUAN
Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar mempunyai peran strategis dalam pembangunan IPTEK karena mempelajari matematika sama halnya melatih siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, dan teori peluang. Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Pembelajaran matematika di SD pada dasarnya adalah kegiatan. Pada siswa SD, matematika adalah kegiatan konkret. Siswa SD belum bisa diajari secara definisi. Untuk itu,guru perlu menyiapkan strategi atau Perencanaan mengajar secara matang. Agar pembelajaran Siswa SD bisa menyenangkan.
Di dalam pembelajaran matematika guru belum banyak menggunakan media pembelajaran terutama di kelas rendah karena siswa tersebut masih bersifat operasional konkret. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada hari selasa tanggal 01 November 2018 SDN No. 173643 Pangombusan, media pembelajaran matematika masih sangat minimal. Media pembelajaran merupakan hal yang penting ketika menjalankan proses pembelajaran karena media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu juga media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini karena siswa kelas I SD masih bersifat operasional konkret yaitu dalam pemahamannya masih membutuhkan bantuan dari benda- benda nyata yang dapat menjelaskan materi yang disampaikan.
Secara umum guru SDN No. 173643 Pangombusan dalam pembelajaran guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan masih jarang dalam menggunakan alat peraga dalam menyampaikan pelajaran matematika sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa akan suatu materi pembelajaran, karena guru memiliki peran untuk membimbing dan memfasilitasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran matematika tentang materi Penjumlahan sederhana.
Rendahnya hasil belajar dalam Penjumlahan sederhana siswa kelas I SDN No. 173643 Pangombusan mendorong untuk dilakukannya penelitian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Penjumlahan sederhana kompetensi dasar membandingkan Penjumlahan sederhana. Disamping itu untuk meningkatkan kinerja guru supaya hasil belajar siswa dapat meningkat.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Penjumlahan
Gatot Muhsetyo (2007: 4) menyatakan bahwa Penjumlahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Seluruh jumlah bagian yang sama tersebut sama-sama membentuk satuan (unit). Sejalan dengan pendapat tersebut Sulardi (2008: 141) menyatakan Penjumlahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh. Penjumlahan dapat ditunjukkan dengan daerah yang diarsir.
Osman T, dkk (2007: 110) mengemukakan bahwa bilangan yang menyatakan bagian dari sesuatu yang utuh atau satu kelompok disebut Penjumlahan. Pembilang menunjukkan bilangan yang utuh yang dibagi, sedangkan penyebut menunjukkan banyak pembagian Penjumlahan tersebut.
Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penjumlahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh yang sama banyak yang terdiri dari pembilang dan penyebut yang keduanya dapat dibandingkan.
Membandingkan Penjumlahan sederhana
Melihat kartu yang ada di sebelah kanan dan kartu yang ada di sebelah kiri menjumlahkan angka yang terdapat di dalam kartu
Pembelajaran matematika di kelas I terdapat berbagai bab yaitu letak bilangan pada garis bilangan, operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, operasi hitung perkalian dan pembagian, masalah yang melibatkan uang, pengukuran waktu, panjang dan berat, hubungan antar satuan, Penjumlahan sederhana, unsur dan sifat bangun datar yang sederhana, jenis dan besar sudut, serta keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Materi Penjumlahan sederhana pada pembelajaran matematika di kelas I terdapat pada semester satu. Materi Penjumlahan sederhana tersebut dibagi terdiri dari 3 kompetensi dasar yaitu mengenal Penjumlahan, membandingkan Penjumlahan sederhana dan memecahkan masalah yang melibatkan Penjumlahan sederhana. Dalam penelitian yang akan dilakukan kali ini terfokuskan pada materi Penjumlahan sederhana dengan kompetensi dasar membandingkan Penjumlahan sederhana.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suyadi (2010: 22) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN No. 173643 Pangombusan dilakukan dari bulan September sampai dengan bulan Nopember 2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN No. 173643 Pangombusan dengan jumlah siswa 24 orang. Siswa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 siswa sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 siswa.
Tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika materi membandingkan Penjumlahan dengan menggunakan media kartu Permainan. Soal tes yang diujikan berupa soal essay yang terdiri dari 10 soal. Kisi-kisi tes adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis
No |
Kompetensi Dasar |
Indikator |
Jumlah butir |
Nomor Soal |
1 |
Dapat menjumlahkan dua bilangan |
Menyebutkan hasi penjumlahan |
3 |
2,3,5 |
2 |
Dapat menjumlahkan dua bilangan |
Membandingkan jumlah bilangan terbesar dan terkecil |
7 |
1a, 1b, 1c, 1d, 1,e 4 |
2. Lembar Observasi
Instrumen observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai terlaksananya kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu Permainan. Aspek-aspek mengenai aktivitas siswa yaitu semangat, ketelitian dan mandiri dalam mengerjakan tugas materi Penjumlahan dengan menggunakan media kartu Penjumlahan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I SDN NO. 173643 Pangombusan bahwa rentang nilai. Rentang nilai tersebut adalah seperti dibawah ini.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik
No |
Interval Nilai |
Klasifikasi |
1 |
85-100 |
Sangat baik |
2 |
71-84 |
Baik |
No |
Interval Nilai |
Klasifikasi |
3 |
50-69 |
Cukup |
4 |
40-49 |
Kurang |
5 |
≤ 40 |
Sangat kurang |
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data nilai siswa pada saat ulangan harian matematika materi Penjumlahan sederhana dengan kompentensi dasar membandingkan Penjumlahan sederhana.
Tabel 5. Data Hasil Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Tindakan (Pretest)
No |
Uraian |
Jumlah nilai |
Keterangan |
1 |
Jumlah |
1436 |
|
2 |
Rata-rata |
59,8 |
|
3 |
Nilai Tertinggi |
85 |
|
4 |
Nilai terendah |
35 |
|
Media pembelajaran yang akan digunakan adalah media kartu Permainan. Berdasarkan tabel di atas hasil analisis deskriptif kuantitatif diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa sebelum dikenai tindakan pembelajaran menggunakan media kartu Permainan. Rerata kelas 59,8 nilai tertinggi 85, dan nilai terendah 35. Nilai awal siswa tersebut digunakan sebagai skor awal kemajuan individu siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi Penjumlahan sederhana dengan menggunakan media kartu permainan.
Klasifikasi hasil belajar matematika materi membandingkan Penjumlahan sederhana dapat disajikan dalam tabel rentang nilai sebagai berikut.
Tabel 6. Klasifikasi Hasil Belajar Matematika Pra Tindakan
No |
Interval Nilai |
Klasifikasi |
Jumlah siswa |
Presentasi Nilai |
1 |
90-100 |
Sangat baik |
– |
0% |
2 |
79-89 |
Baik |
1 |
4,2% |
3 |
68-78 |
Cukup |
7 |
29,2% |
4 |
57-67 |
Kurang |
8 |
33,3% |
5 |
>56 |
Sangat kurang |
8 |
33,3% |
Jumlah |
24 |
100% |
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai antara 79-89 kriteria baik 1 siswa (4,2%), nilai antara 68- 78 kriteria cukup 7 siswa (29,2%), nilai antara 57-67 kriteria kurang 8 siswa (33,3%) dan nilai >56 kriteria sangat kurang 8 siswa (33,3%).
hasil belajar matematika siswa materi Penjumlahan sederhana kompetensi dasar membandingkan Penjumlahan sederhana pada siklus I.
Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus I
Uraian |
Jumlah nilai |
Keterangan |
Jumlah |
1640 |
|
Rata-rata |
68,3 |
|
Nilai Tertinggi |
97,5 |
|
Nilai terendah |
32,5 |
|
Berdasarkan tabel di atas, masih ada beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yang masih minimal yaitu 68,3. Sedangkan nilai tertinggi 97,5 dan nilai terendah 32,5
Berikut ini adalah tabel klasifikasi hasil belajar matematika materi Penjumlahan sederhana pada siklus I.
Tabel 8. Klasifikasi hasil belajar matematika materi Penjumlahan siklus I
No |
Interval Nilai |
Klasifikasi |
Jumlah siswa |
Presentasi Nilai |
1 |
90-100 |
Sangat baik |
4 |
17,4% |
2 |
79-89 |
Baik |
4 |
17,4% |
3 |
68-78 |
Cukup |
5 |
21,7% |
4 |
57-67 |
Kurang |
6 |
26,1% |
5 |
>56 |
Sangat kurang |
4 |
17,4% |
Jumlah |
23 |
100% |
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai antara 90-100 kriteria sangat baik 4 siswa (17,4%), nilai antara 79-89 kriteria baik 4 siswa (17,4%), nilai antara 68-78 kriteria cukup 5 siswa (21,7%), nilai antara 57-67 kriteria kurang 6 siswa (26,2%), dan nilai antara >56 kriteria sangat kurang 4 siswa (17,4%). Berdasarkan hasil belajar matematika materi membandingkan Penjumlahan sederhana dari hasil post test di siklus I
Berikut ini adalah tabel klasifikasi hasil belajar matematika materi Penjumlahan sederhana pada siklus II pertemuan I.
Tabel 12. Klasifikasi Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Siklus II
No |
Interval Nilai |
Klasifikasi |
Jumlah Siswa |
Presentasi Nilai |
1 |
90-100 |
Sangat baik |
6 |
25% |
2 |
79-89 |
Baik |
11 |
45,8% |
3 |
68-78 |
Cukup |
6 |
25% |
4 |
57-67 |
Kurang |
1 |
4,2% |
5 |
>56 |
Sangat kurang |
– |
0% |
Jumlah |
24 |
100% |
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai antara 90-100 kriteria sangat baik 6 siswa (25%), nilai antara 79-89 kriteria baik 11 siswa (45,8%), nilai antara 68-78 kriteria cukup 6 siswa (25%), nilai antara 57-67 kriteria kurang 1 siswa (4,2%), dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara >56 kriteria sangat kurang.
Selama penelitian ini dilakukan banyak temuan yang didapatkan. Temuan tersebut adalah ada salah satu siswa yang berbeda dengan teman yang lain. Perbedaan tersebut dilihat dari hasil belajarnya yang dari prasiklus ke siklus 1 dan berakhir di siklus 2 tidak mengalami peningkatan yang siginifikan seperti siswa yang lain. Oleh karena itu siswa tersebut diberikan pengayaan setelah proses pembelajaran selesai. Pada saat melakukan pengayaan siswa tersebut mendaptkan bimbingan dan pendampingan.
Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu Permainan ini sangat baik, terlihat dari kenaikan antusiasme siswa dan keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Data yang telah dideskripsikan di atas, merupakan hasil dari implikasi tindakan yang telah dilaksanakan, karena 70% dari jumlah siswa mencapai nilai >65, maka penelitian ini diakhiri pada siklus II.
KESIMPULAN DAN SARAN
Peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus/tes awal prestasi siswa masih rendah karena di bawah KKM yaitu rata-rata kelas mencapai nilai 59,8. Pada siklus I setelah diterapkan pembelajaran matematika menggunakan media kartu Penjumlahan menunjukkan hasil belajar matematika dari rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 68,3 sudah mencapai KKM namun masih pada kriteria sedang dan ketuntasan belajar masih 56,5% belum mencapai 70% maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata kelas mencapai nilai 82,9 sudah termasuk kriteria baik. Ketuntasan belajar siswa juga sudah tuntas dengan persentase ketuntasan 95,8% melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu 70%.
SARAN
1. Hendaknya guru harus terus berusaha dalam menyiapkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif supaya pembelajaran lebih bervariasi sehingga anak tidak bosan.
2. Siswa harus lebih semangat dan serius Untuk selalu fokus dalam mengikuti pelajaran supaya hasilnya lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Putro Widoyoko (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gatot Muhsetyo (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hirdjan (1997). Permainan Matematika 7 Operasi Bilangan Kartu Matematika. Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta.
John D Latuheru (1998). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.
Osman T. dkk (2007). Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar. Jakarta: Quadra. Purwanto (2010) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Psutaka Pelajar.
Rita Eka Izzaty, dkk (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Russeffendi (1992). Pembelajaran Matematika Inovatif. Jakarta: Bina Aksara.
Sulardi (2008). Pandai Berhitung Matematika. Jakarta: Erlangga. Sumadi Suryabrata (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Sutratinah Tirtonegoro. (2001). Anak Super Normal Dan Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.