Meningkatkan Hasil Belajar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DENGAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER DAN DISKUSI
DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGENAL SUMBER DAYA ALAM KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 TREMBULREJO
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Hanizar
SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Pada awalnyanilai rata-rata pelajaran IPS kelas V rendah yang jelas salah satunya yang diajarkan kurangnya siswa cinta membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional.Sehinggadari 20 siswa yang mencapai kreteria ketuntasan minimal 6 siswa (30%), sedangkan yang belumtuntas 14 siswa (70%) dengan KKM 75. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilaiterendah 40 dan nilai rata-rata kelas 64 dari 20 siswa. Dari hasil tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 10 siswa (50%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 3 siswa (15%) ,siswa yang mendapat nilai C(cukup) sebanyak 7 siswq (35%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang ) 2 siswa (10%) dari20 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar dari 20 siswa yang tuntas 13 siswa (65%) ,siswa yang belum tuntas 7 siswa (35%),sedangkan dari hasil tes siklus II nilai tertinggi 85,nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 73. Dengan KKM 75 Dari diagram dapat diketahui siswa yang mendapat nilai sangatbaik (A) adalah 14 siswa (70%),yangmendapat nilai baik (B) adalah 4 siswa (20%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 2 siswa (10%) dari 20 siswa.
Kata kunci: Model Numbered Head Together danDiskusi:
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah merupakan kegiatan guru dan.siswa yang berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas untuk mengembangkan pengetahuan, nilai sikap dan ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing anak,proses belajar mengajar guru menjadi penyampai materi dan anak untuk menerima materi, menciptakan situasi interaksi,komunikasi yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,yang menggunakan sumber pembelajaran. dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Untuk terwujudnya proses belajar mengajar menuntut upaya guru untuk mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utamanya dalam aspek metodologis.
Hal itu terjadi pada sekolah-sekolah yang belum mampu untuk melengkapi media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Demikian pula halnya dengan sedikitnya alokasi waktu pembelajaran yang tersedia juga sangat berpengaruh terhadap penanaman konsep pada anak. Hasil belajar IPS pada umumnya rendah karena banyak siswa yang belum bisa memahami atau menguasai konsep pelajaran yang dipelajari Hasil belajar IPS kelsa V di SDN 2 Trembulrejo dari 20 siswa yang mencapai KKM baru 50% dari hal tersebut guru perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan mengadakan penelitian tindakan kelas,untuk mencapai hasil belajar yang maksimal seperti yang diharapkan.
Permasalahan tersebut di atas juga terjadi pada siswa kelas IV SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, pada materi tentang Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi. Rendahnya rata-rata hasil belajar kelas V tersebut menjadikan bahan kajian bagi guru untuk mengadakan perbaikan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.yaitu melalui penelitian tindakan kelas dalam penelitian guru sangat mengharapkan hasil belajar yang yang dicapai oleh siswa bisa secara maksimal.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pembelajaran IPS kelas V SDN 2 Trembulrejo dengan KKM 75 yang dipersyarakat untuk mencapai ketuntasan identifikasi masalah tentang materi Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi adalah hasil evaluasi dari 20 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 10 anak (50%) sedangkan 10 anak (50%) mendapatkan nilai di bawah KKM, ini berarti hasil belajar siswa belum tuntas dan perlu adanya perbaikan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Pemahaman siswa kurang terhadap mata pelajaran IPS.
2. Siswa diberi pertanyaan yang sering terjadi belum bisa menjawab..
3. Anak ada yang tidak aktif pada proses pembelajaran.
4. Siswa ketika guru menjelaskan materi.kurang memperhatikan.
5. Siswa masih enggan menghafal materi yang dipelajari.
6. Masih ada siswa yang ramai sendiri ketika guru menjelaskan pelajaran.
7. Diskusi kelompok kurang aktif karena banyak sebagian siswa yang hanya menunggu jawaban temannya.
8. Dalam diskusi kelompok pada umumnya belum mampu membuat kesimpulan
9. Pada saat pelaksanaan diskusi sebagian besar anak tidak memperhatikan materi yang didiskusikan.
10. Pada diskusi kelompok anak belum mampu saling tukar pendapat ,belum focus pada materi yang didiskusikan.
Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut di atas, perlu dianalisa akhirnya diketahui faktor-faktor penyebab kurang berhasilnya pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Trembulrejo yaitu:
1. Penggunaan metode yang kurang variatif
2. Pengunaan media pembelajaran kurang optimal
3. Guru kurang memotivasi siswa
4. Guru kurang sistematis dalam menyampaikan materi pelajaran.
5. Siswa tidak pernah mencatat penjelasan dari guru.
6. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil siswa kelas V semester II di SDN Trembulrejo padai pembelajaran IPS ?
2. Apaakah dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN Trembulrejo pada pembelajaran IPS ?
3. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN Trembulrejo pada pembelajaran IPS ?.
Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan manfaat, bagi:
1. Siswa
a. Memahami materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi siswa kelas V di SDN 2 Trembulrejo.
b. Meningkatkan hasil belajar secara maksimal tentang Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi kelas V di SDN Trembulrejo.
c. Meningkatkan kreatif siswa dalam pembelajaran IPS.
d Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPS.
2. Guru
a. Memperoleh pengalaman profesio–nal dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran IPS.
b. Meningkatkan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran IPS.
c. Dapat mengetahui kekurangan guru dalam pembelajaran IPS dan mengadakan perbaikan dalam pembelajaran.
d. Untuk memperbaiki kekurangan dalam pembelajaran IPS dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka pening-katan prestasi dan mutu lulusan.
b. Memberikan masukan di dalam menentukan kebijakan dan pembinaan di sekolah.
c. Dapat dijadikan sebagai tingkat langkah awal pelaksanaan inovasi pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara. Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan di Sekolah Dasar lebih ditekankan kepada pemberian bekal awal, baik yang berupa pengetahuan, ketrampil–an, nilai maupun moral pada siswa untuk dijadikan modal dalam mengenal dan memahami lingkungan sekitar sesuai kaidah dan moral yang berlaku. (Lasma–wan, 1955).
Seorang guru IPS minimal harus memiliki dasar-dasar pembelajaran, karena mengajarkan IPS di Sekolah Dasar bukan berarti mengajarkan disiplin ilmu-ilmu sosial, melainkan mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik menjadi warga negara yang baik. Untuk itu maka guru IPS harus menghayati betul pengertian IPS di SD.
Model pembelajaran Numbered Heads Together.
Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan menggunakan modell pembelajar-an Numbered Heads Together.Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku (Kemampuan baru) yang sampai pada tujuan tertentu. Banyak jenis kemampuan yang dapat diperoleh dari belajar, akan tetapi pada garis besarnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Kognitif domain, afektif domain dan Psikomotorik domain (Soehar–jo,1970: hal 14).
Kognitif domain adalah kemampu–an untuk mengetahui sesuatu hal yang banyak berhubungan dengan pertimbang–an sikap dan kecerdasan,sedangkan afektif domain meliputi perkembangan sikap dan nilai-nilai. Adapun Psikomotorik domain berhubungan dengan perkembangan motorik menuju ke arah kecakapan atau skill.
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Metode Diskusi
Menurut (Ali, 1990:29) Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisi pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang bergabung dalam kelompok untuk mencari / memperoleh kebenaran. Metode diskusi adalah suatu cara untuk menyatukan beberapa pendapat setelah memperoleh informasi atau mempelajari materi pelajaran untuk dicari pemecahannya secara bersama yang merupakan kesimpulan dalam diskusi.Diskusi sebenarnya kegiatan belajar untuk menggali pendapat dari masing-masing anak, sehingga guru pada waktu anak diskusi melaksanakan pengamatan dan melihat dalam diskusi akan terlihaqt anak yang aktif dan kurang aktif.
Menurut Frank Lyman (http: // karya ilmiah, um.ac.id) metode diskusi yaitu cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran, bantah membantah dan memeriksa dengan teliti apa yang dicari kebenarannya terdapat di dalam materi yang dipecahkan, dengan jalan menguraikan, membandingkan, menilai hubungan itu dan mengambil kesimpulan Dalam diskusi bisa ditemui 2, 3 atau lebih jawaban/ kesimpulan yang semuanya dapat diterima/benar.
Apabila kita menemukan suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri, maka kita akan meminta bantuan saudara atau orang lain untuk bersama-sama memikirkannya dan memberikan solusi atau pemecahannya untuk memperoleh titik terang dari masalah yang dipelajarinya, dalam pemecahan masalah itu. kesempatan bagi anak usia sekolah dasar untuk melatih bekerja dalam kelompok kecil nampak demikian penting guna melatih kebersamaan sejak dini.
Metode diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan masalah suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik, dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Hipotesis
Dengan demikian dapat diduga bahwa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil siswa kelas V semester II di SDN 2 Trembulrejo padai pembelajaran IPS.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Trembulrejo pada pembelajaran IPS.
3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II di SDN 2 Trembulrejo pada pembelajaran IPS.
METODE PENELITIAN
Tempat pelaksanaan penelitian di kelas V SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Penerapan metode diskusi memudah–kan guru menumbuhkan motivasi siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD.
2. Penerapan metode diskusi memudah–kan siswa untuk memahami materi pelajaran.
3. Dengan pendekatan Numbered Head Together dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
4. Penggunaan Metode diskusi dan pendekatan Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD. Anak yang tuntas perbaikan siklus I adalah 72% setelah perbaikan siklus II mengalami peningkatan menjadi 92 %.
Saran
Dengan penerapan metode diskusi dan Pendekatan Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk itu penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru mampu menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif, aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa dengan penguasaan metode pengajaran yang bervariasi.
2. Guru disarankan dapat memiliki dan menggunakan pendekatan yang cocok dengan karakterstik materi pelajaran.
3. Guru harus memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga minat, bakat dan kreatifitas siswa berkembang.
4. Instrumen tes maupun non tes yang digunakan dalam penelitian ini sebaiknya terus disempurnakan dan dikembangkan sehingga memperoleh tingkat validasi yang lebih memuaskan.
5. Perlunya pengkajian secara lebih mendalam agar pendekatan Numbered Head Together ini dapat dijadikan model pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Zain, Aswan, dan BD,Syaiful 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta
http//: Hardinand, S.Pd, Model Pembelajaran STAD 2014/04/22
http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Tim FKIP ( 2007 ), Pemantapan Kemampuan Profesional ( Panduan ), Jakarta, Universitas Terbuka
IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah