Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Lancar
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA LANCAR DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER II DI SDN BRADAG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Indarti
SDN Bradag Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Pembelajaran bahasa Indonesia padasiswa di kelas I sangat penting sebab sebagai dasar untuk bisa menguasai mata pelajaran yang lain anak harus bisa membaca secara lancer terlebih dulu, tanpa membaca anak tidak akan bisa mengembangkan kreativitas daya bepikir atau mengembangkan intelektualnya. Memang membaca sebagai kunci utama untuk berkomunikasi untuk bisa menangkap pembicaraan orang lain, maka pembelajaran membaca di kelas I sangat ditekankan. Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar membaca dengan diterapkannya Metode Demonstrasi (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Demonstrasi terhadap motivasi belajar membaca. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar membaca setelah diterapkannya pembelajaran Demonstrasi (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar bahasa Indonesia setelah diterapkan pembelajaran Metode Demonstrasi. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran membaca. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) untuk memperoleh data. Melalui tahapan,yaitu : rancangan, kegiatan pengamatan, refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas I tahun pelajaran 2014/2015 Data yang dikumpulkan berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari data yang diperoleh di analisis untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dari pra siklus, siklus I siklus IIyaitu, siklus I (50%), siklus II (72%), Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode Demontrasi dapat berepengaruh positif terhadap kemampuani belajar membaca siswa Kelas I metode demontrasi sebagai satu metode
Kata Kunci : Membaca, Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keterampilan membaca pada siswa kelas I di SDN Bradag, Berdasarkan hasil observasi, hanya (50 %) dari 18 siswa yang dinilai sudah terampil membaca lancar dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca di antaranya lafal jeda, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, logis (penalaran), dan kontak mata. Ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam kehidupan, komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga halnya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. rata-rata bahasa ibulah yang digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar hal ini, siswa tidak terbiasa untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi.
Rumusan Masalah
1. Apakah melalui metode demontrasi dapat meningkatkan ketrampilan membaca lancar pada siswa kelas I semester II di SDN Bradag tahun pelajaran 2014/2015 ?
2. Apakah penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan pembelajaran ketrampilan membaca lancar pada siswa kelas I semester II di SDN Bradag tahun pelajaran 2014/2015 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengatasi kesulitan membaca lancar pada pelajaran bahasa Indonesia bagi kelas I SDN Bradag.
b. Untuk mengetahui tingkat kesulitan yang dialami siswa kelas I dalam membaca lancar pada pelajaran bahasa Indonesia melalui metode demontrasi.
c. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam belajar membaca bahasa Indonesia
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
- Dapat dipakai sebagai acuan bagi para peneliti dan pengamat pendidikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat pada saat menempuh pendidikan.
- Dapat memberikan informasi yang lebih terinci dan jelas dalam mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan model-model pembelajaran yang berhubungan dengan Kurikulum yang sedang dilaksanakan saat ini.
2. Manfaat praktis
Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi:
- Siswa: dapat mengatasi kesulitan membaca lancer sehubungan dengan penerapan metode demontrasi dalam pelajaran bahasa Indonesia
- Guru: dapat meningkatkan ketrampilan dalam proses belajar mengajar di kelas dengan strategi metode demontrasi.
- Dapat meningkatkan prestasi belajar sekaligus menambah pengalaman dan wawasan dalam hal upaya peningkatan mutu pendidikan.
- Dapat: menambah atau memperkaya koleksi buku perpustakaan sekolah, dibidang pengembangan profesi
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran membaca
Membaca sesungguhnya merupa-kan kemampuan mengucapkan kata melalui bahasa lisan. Lebih jauh dijelaskan : Oral expression involves non only [… ] the use of the right sounds in the right pa/ern of rhythm an intonation, but also the choice of words and inflections in the right order convey the right meaning. (Ungkapan lisan tidak hanya meliputi… pengguna bunyi yang benar dalam pola irama dan intonasi yang benar, tetapi juga mencakup pilihan kata-kata dan infleksi (perubahan nada suara) untuk rnenyampaikan pengertian yang benar pada tatanan yang benar. (W.F. Mackey, dalam Martin Bygate, 2000:5).
Henry Guntur Tarigan (1984:5) mengatakan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif secara luas, schingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, dan perasaan (Arsjad dan Mukti U.S, 1991:17).
Dalam interaksi membaca, penutur dan pendengar tidak hanya harus menjadi pengolah kata-kata atau ucapan yang baik, dapat menghasilkan bahasa yang erat dan padu dalam keadaan komplikasi lisan yang sulit, akan tetapi dapat bermanfaat jika mereka harus menjadi komunikator yang baik, yaitu pada saat mengatakan apa yang ingin mereka katakan dengan cara yang dapat dipahami oleh pendengar (Bygate, 2000:22).
Bermain Jawaban
Bermain jawaban adalah pembelajaran yang menggunakan permainan sebagai model pembelajaran, yang diharapkan dengan model pembelajaran tersebut dapat membantu anak didik dalam menguasai materi pelajaran dengan baik dan menyenangkan. Karena usia anak-anak sekolah dasar kelas kecil masih membutuhkan banyak waktu untuk bermain. Oleh karena itu sangat tepat jika pembelajaran dengan menggu-nakan permainan dalam hal jawaban, karena permainan adalah bagian tak terpisahkan dengan dunia anak-anak.
Bermain jawaban pada pelajaran bahasa indonesia bisa diartikan sebagai belajar sambil bermain dengan jawaban. Dengan kata lain dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang menggunakan teknik-teknik bermain atau pembelajaran membaca dengan menggunakan permain-an. Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Pada permulaan setiap pengalaman bermain memiliki resiko. Ada resiko bagi anak untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri, belajar meloncat. Unsur lain adalah pengulangan. Anak mengkonsolidasikan ketrampilannya yang harus diwujudkannya dalam berbagai permainan dengan nuansa yang berbeda
Kerangka Berpikir
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar.
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas I SDN Bradag Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa, yaitu laki-laki sebanyak 8 siswa dan perempuan sebanyak 10 siswa.
Pada penelitian ini dilakukan di SDN Bradag kecamatan Ngawen kabupaten Blora. Waktu pelaksanaan penelitian pembelajaran dilakukan pada bulan januari 2015 sampai dengan bulan april 2015.
Pelaksanaan Perbaikan
1. Pra Siklus
Membaca mempunyai peran yang penting dalam belajar, baik terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia maupun terhadap mata pelajaran yang lain. Maka dari itu pembekalan terhadap siswa untuk lancer membaca merupakan sesuatu yang mesti diberikan guru terhadap siswa. Dalam upayanya mengatasi kesulitan membaca lancar terhadap siswa di SDN Tambahrejo Kelas I,semester II peneliti akan menerapkan pengintegrasian permainan kepada siswa. Dengan diajak bermain siswa akan merasa senang dalam belajar. Sehingga, apabila dilandasi peasaan senang belajarpun akan lebih mudah dipahami. Namun, sebelum peneltian kelas ini dilaksanakan, berikut akan dipaparkan hasil belajar siswa ketika sebelum penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap guru tentang sejauh mana kualitas siswa dalam membaca lancar
2. Siklus I
a. Tindakan Perencanaan
Perencanaan merupakan proses yang dipakai sebagai dasar bagi kegiatan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan. Proses membaca memerlukan pemikiran tentang apa yang akan dikerjakan, mengapa, bagaimana, dan di mana suatu kegiatan dilakukan serta siapa yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut atau yang dikenal dengan 5W dan 1H. Perencanaan yang dibuat berguna untuk: mengurangi ketidakpastian dan perubahan pada waktu mendatang, mengarahkan per–hatian pada tujuan, penghematan biaya, merupakan sarana pengenda–lian. Kemudian diteruskan dengan menyiapkan tema pembelajaran, sebagai langkah untuk melakukan pembelajaran siswa. selanjutnya menyiapkan lembar kerja, evaluasi, yang digunakan untuk memberikan penilaian, sehingga mengetahui perkembangan siswa dalam mengikuti mengikti pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Dari perencanaan yang sudah di buat kemudian diaplikasikan ke dalam pelaksanaan tindakan. Tindakan ini di mulai dengan menjelaskan KBM secara umum dan langkah-langkah yang mesti dilakukan siswa dalam mengikuti kegiatan penelitian tindakan kelas. Selanjutnya guru menjelaskan cara membaca yang benar dan ditirukan oleh seluruh siswa. Kemudian siswa disuruh membaca dengan nyaring, tujuannya adalah agar siswa mempunyai kepercayaan diri dalam membaca nyaring, sekaligus mengetahui sejauh mana kualitas siswa dalam membaca lancar. Setelah itu siswa disuruh diskusi mengenai apa yang dibaca dan menentukan pokok pikirann dari teks bacaan. Dalam kegiatan ini siswa mempunyai pembelajaran ganda, yang pertama siswa secara tidak langsung dituntut untuk membaca sebelum menentukan pokok pikiran dari teks bacaan dan yang kedua siswa dapat memahami teks bacaan dengan cara menyusun pokok pikiran dari teks bacaan. Selanjutnya untuk bahan evaluasi. Siswa diberikan tes siklusI.
c. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjuk–kan bahwa pada siklus I, siswa yang diajak membaca bersama dan disuruh membaca nyaring membuat siswa mempunyai kepercayaan yang lebih. Walaupun perlu disadari itu terjadi tidak pada seluruh siswa, namun paling tidak siswa diajak untuk berani membaca. Pengamatan lain dari peneliti adalah keaktifan ketika disuruh diskusi dalam menentukan pokok pikiran dari teks bacaan, walaupun lingkupnya masih sederhana. Secara keseluruhan, dari hasil tes siklus I terdapat kenaikan.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan terha–dap pelaksanaan tindakan, didapatkan suatu hasil yang meningkat. Peningkatan ini dapat di lihat dari dua aspek, yaitu pertama, penilaian tentang aktivitas siswa di kelas dan yang kedua, penilaian siswa yang didasarkan pada tes siklus I. Jika di lihat dari penilaian aktivitas siswa, secara keseluruan siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan jika di lihat dari segi penilaian tes siklus satu, data statistik menunjukkan adanya peningkatan.
Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Seperti halnya pada siklus I pada siklus II, diawali dengan menyusun rencana perbaikan yang me3lenkapi kekuranga pembelajaran sebelumnya dalam pelaksanaan. Dengan memadukan hasil kegiatan kegiatan sebelumnya dan rencana pembelajaran siklus II, diharapkan terjadi peningkatan yang sesuai harapan dalam mengatasi kesulitan membaca lancar bagi siswa. Selanjut–nya menyiapkan lembar observasi dan evaluasi sebagai wujud analisis dalam mengetahui perkembangan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa dijelaskan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan informasi tentang hasil evaluasi siklus II. Jika pada siklus I siswa ditekankan pada pembelajaran individu, dan kelompok, maka untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar, pada siklus II siswa dibimbing untuk secara kelompok. Dengan pengawasan yang lebih cermat Sesuai dengan metode yang diterapkan permainan. Pada siklus II ini siswa diajak belajar sambil bermain. Caranya adalah, guru membagikan tulisan bergambar kepada seluruh siswa. Tulisan bergambar tersebut, pada teks bacaannya kata kuncinya tidak ditampilkan semua. kemudian siswa disuruh melengkapi teks tersebut. Setelah itu guru, menjelaskan sambil menanyakan teks bacaan yang kata kuncinya masih kosong. kemudian siswa yang bisa melengkapi, siswa disuruh angkat tangan dan menyebutkan kata kunci tersebut. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan tes siklus II.
c. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjuk–kan, dengan bantuan gambar siswa lebih mudah dalam membaca. Hal ini dikarenakan siswa dibantu gambar untuk memudahkan membaca. Menarik untuk diamati ketika diselenggarakan permainan, siswa begitu antusias. Indikasinya adalah banyak siswa yang angkat tangan untuk menjawab teks bacaan yang kosong. logikanya adalah ketika siswa berani angkat tangan, maka siswa sudah paham mengenai materi yang diberikan,. Bagi siswa yang memahami teks bacaan, akan kelihatan iswa yang belum bisa membaca siswa membaca. Dengan demikian, kelancaran siswa dalam membaca secara keseluruhan, bisa dikatakan lebih baik.
d. Refleksi
Setelah dilakukan penilaian ini terlihat perkembangan siswa meng–alami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh, variasi kegiatan selama pembelajaran pada siklus II. demikian peningkatan hasil dari siklus II ini bukan tanpa kelemahan, beberapa kelemahan yang masih terlihat pada siklus II hampir seluruh siswa tuntas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat hasil kegiatan dan penilain siswa yang dilaksanakan. Terlihat perubahan yang signifikan secara keseluruhan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Ternyata metode permainan telah bisa menghidupkan suasana kelas..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Per Siklus
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang berbicara.
1. Pra Siklus
Tabel 1 Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
75 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
|
2 |
3 |
4 |
6 |
3 |
– |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
18 |
9 |
9 |
64,44 |
50 % |
2. Siklus I
Tabel 2 Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
75 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
– |
– |
1 |
4 |
6 |
3 |
4 |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
18 |
13 |
5 |
74,44 |
71,50% |
3. Siklus II
Pembelajaran membaca, berhu-bungan erat dengan tujuan berbicara, bahan pembelajaran dan ketrampilan membaca dengan membagikan bacaan bergambar. Metode yang baik selalu diupayakan mencapai anak bisa membaca secara tuntas., oleh sebab itu upaya selalu dilaksanakan untuk mencapai tujuan, bahan, untuk ketrampilan membaca dikemas yang lebih menarik berdasarkan pengalaman dan juga disesuaikan dengan tingkan perkembangan pengalaman bela-jar.siswa Ada beberapa contoh metode misalnya ulang-ucap, lihat-ucapkan, memerikan, menjawab pertanyaan dan sebagainya.
Tabel 3 Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siklus II
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
75 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
– |
– |
– |
1 |
5 |
5 |
4 |
3 |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
18 |
17 |
1 |
83,05 |
94,44% |
Pembahasan
Keterampilan membbaca yang meliputi menyimak,, menulis, dan berbicara Sejalan dengan data yang diperoleh ini bahwa membaca masalah pembelajaran bahasa akan selalu berkaitan erat dengan apa yang disebut “empat keterampilan berbahasa” yaitu: listening (menyimak), speaking (berbicara), reading (membaca), dan writing (menulis,, penlaian anak didalam berbagai lingkungan pendidikansangat diperlukan (5) Asas belajar sepanjang hayat harus menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk mengimbangi tantangan perkembangan jaman; (6) Penggunaan berbagai inovasi Iptek terutama media elektronik, informatika, dan komunikasi dalam berbagai kegiatan pendidikan, (7) Penyediaan perpustakaan dan sumber-sumber belajar sangat diperlukan dalam menunjang upaya pendidikan dalam pendidikan; (8) Publikasi dan penelitian dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang terkait, merupakan suatu kebutuhan nyata bagi pendidikan di abad pengetahuan.
Pada siklus I, siswa yang diajak membaca bersama dan disuruh membaca nyaring membuat siswa mempunyai kepercayaan yang lebih. Walaupun perlu disadari itu terjadi tidak pada seluruh siswa, namun paling tidak siswa diajak untuk berani membaca. Pengamatan lain dari peneliti adalah keaktifan ketika disuruh diskusi dalam menentukan pokok pikiran dari teks bacaan, walaupun lingkupnya masih sederhana. Secara keseluruhan, dari hasil tes siklus I terdapat kenaikan dibandingkan dengan keadaan pra siklus. Jika pada pra siklus didapatkan nilai rata-rata sebesar 64,44 dengan tingkat ketuntasan sebesar 50 % meningkat nilai rata-ratanya menjadi 74,44 dengan tingkat ketuntasan siswa sebesar 71,50%.
Pada siklus II, Hasil pengamatan menunjukkan, dengan bantuan gambar siswa lebih mudah dalam membaca. Hal ini dikarenakan siswa dibantu gambar untuk memudahkan membaca. Menarik untuk diamati ketika diselenggarakan permainan, siswa begitu antusias. Indikasinya adalah banyak siswa yang angkat tangan untuk menjawab teks bacaan yang kosong. Logikanya adalah ketika siswa berani angkat tangan, maka siswa sudah paham mengenai materi yang diberikan. Sebelum siswa memahami teks bacaan, secara tidak sadar siswa telah membaca tek tersebut. Dengan demikian, kelancaran siswa dalam membaca secara keseluruhan, bisa dikatakan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai siswa sebesar 83,05 dengan tingkat ketuntasan sebesar 94,44%. Pendapatan tersebut jelas meningkat dibandingkan dengan nilai dan tingkat ketuntasan pada kondisi pra siklus dan siklus I.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada penelitian ketrampilan membaca lancar pada anak kelas I ini sangat penting dan berart ikarena dengan dasar.membaca, akan mudah memahami , dan menjadi dasar untuk bisa menyampaikan sesuatu gagasan kepada orang lain baik secara lisan maupn secara tertulis dengan cepat dan bisa memahami kalimat yang dibaca ,karena pembelajaran di kelas I guru harus menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat dan perkembangan siswa ,memberikan bacakan yang bergambar sesuai dengan perkembangan kejiwakan anak sehingga anak menjadi tertarik, profesi yang ,berdasarkan pengalaman, contoh yang bisa membantu siswa mencapai ketuntasan dalam belajar membaca.
Dari hasil penilaian membaca lancar siswa kelas I semester II SDN Bradag mulai dari para siklus sampai pada siklus II diperoleh ketuntasan sebagai berikut ;
1 Para siklus ketuntasan baru mencapai 50% dan nilai rata-rata 64,44
2 Pada siklus I ketuntasan mencapai 72 % dan nilai rata-rata 74,44
3 Pada siklus II ketuntasan mencapai 94,44 dan nilai rata-rata 83,05
Dengan demikian pembelajaran membaca menggunakan metode demontrasi sangat efektif karena hasil penilaian yang diperoleh signifikan
Saran
1. Hendaknya guru dapat mengoptimal-kan pembelajaran membaca terutama dikelas I melalui penanaman konsep, pemahaman, dan menggunakan metode yang tepat dalam ketrampilan membaca. siswa akan lebih cepat bisa membaca juga dipengaruhi metode penyampaian oleh guru.
2. Hendaknya guru lebih maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dengan cara menerapkan permainan kalimat yang bergambar membuat anak tertarik untuk belajar membaca sehingga anak akan mau belajar karena tertarik sesuai dengan perkembangangan kejiwaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Dinas P dan K, Materi Pendidikan dan Pelatihan Kepala/ Guru TK Jawa Tengah Tahun 2004. Semarang
Hubberman. 2004. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
Lasa, Hs., 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta. Pinus
Majid, Abdul, 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Maister, DH. 1997. True Professionalism. New York: The Free Press.
Makagiansar, M. 1996. Shift in Global paradigma and The Teacher of Tomorrow, 17th. Convention of the Asean Council of Teachers (ACT); 5-8 Desember, 1996, Republic of Singapore.
Naisbitt, J. 1995. Megatrend Asia: Delapan Megatrend Asia yang Mengubah Dunia, (Alih bahasa oleh Danan Triyatmoko dan Wandi S. Brata): Jakarta: Gramedia.