Meningkatkan Kemampuan Dalam Menentukan KKM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENENTUKAN KKM MELALUI METODE WORKSHOP GURU-GURU DI SDN 2 TAMBAKSARI SEMESTER I KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Suparti
SDN 2 Tambaksari Semester I Kecamatan Blora Kabupaten Blora
ABSTRAK
Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesiapan dan Kinerja guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal dari siklus I ke siklus II dan sudah tercapai indikator kinerja terdapat pada tindakan Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan Kinerja guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal di SDN 2 Tambaksari semester I. Dengan demikian dapat disarankan kepada kepala sekolah atau peneliti yang lain bahwa kegiatan workshop dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan Kinerja guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal. Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan Workshop di SDN2 Tambaksari Disamping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan melalui pembinaan berupa Workshop di SDN 2 Tambaksari dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85 %, artinya 85 % guru telah efektif dalam menetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan di SDN 2 Tambaksari.
Kata kunci: Workshop, meningkatan guru menetapkan, KKM.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan sesuatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Praturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunya KKM Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Rumusan Masalah
a. Apakah melalui model workshop dapat tmeningkatkan kemampuan guru-guru di SDN 2 Tambaksari dalam menetapkan (KKM) yang lebih tinggi dari tahun pelajaran sebelumnya?
b. Apakah setelah melaksanakan model workshop guru-guru di SDN 2 Tambaksari mampu meningkatkan kemampuannya dalam menentukan KKM yang lebih tinggi, untuk senua mata pelajaran yang di ampunya pada tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
1. Adapun tujuan penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan (KKM) di SDN 2 Tambaksari Kecamatan Blora yang lebih tinggi pada Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Menentukan KKM pada awal tahun pelajaran digunakan acuan/pedoman ketentuan yang harus dicapai oleh anak pada setiap KD.
3. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap KKM yang ditentukan.
Manfaat Penelitian
a. Melalui Workshop dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, karena melalui Workshop guru diberikan materi dan latihan menetapkan (KKM) sesuai dengan mata pelajarannya.
b. Guru SDN 2 Tambaksari memiliki kemampuan dalam menetapkan sehingga proses belajar mengajar lebih baik.
c. Meningkatkan keimanan dan ketak–waan serta akhlak mulia
d. Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkem–bangan dan kemampuan peserta didik.
e. Membekali peserta didik dengan pengetahuan yang memadai agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
f. Mengembangkan keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberi kontribusi bagi pengembangan daerah.
g. Mendukung pelaksanaan pembangun–an daerah dan nasional
h. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
i. Mendukung peningkatan rasa toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
j. Mendorong peserta didik agar mampu bersaing secara global sehingga dapat hidup berdampingan dengan anggota masyarakat bangsa lain.
k. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
l. Menunjang kelestarian dan keragaman budaya.
m. Mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender.
n. Mengembangkan visi, misi, tujuan sekolah, kondisi dan ciri khas sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian KKM
Salah satu prinsip penilaian pada KKM berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan ketuntasan dan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan.
Kriteria Ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan sanagat ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. pada setiap mata pelajaran. Satuan Pendidikan
1). Menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. Sehingga dengan KKM yang telah ditentukan guru untuk berusaha secara maksimal untuk mencapai.kreteria ketuntasan minimal.
2). Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
Mutu Pendidikan dan Profesi Guru
Profesi guru yang sebenarnya sangat berkaitan erat dengan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dijelaskan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan seperti guru, sarana prasarana, KKM, dan proses belajar mengajar serta sistem penilaian. Meskipun demikian, faktor guru tidak dapat disamakan dengan faktor-faktor lainnya.
Keempat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemampuan profesional guru terdiri dari kemampuan entelegensi, sikap, dan prestasinya dalam bekerja.
b. Upaya profesional guru adalah men–transformasikan kemampuan profesio–nal yang dimilikinya ke dalam tindakan mengajar yang nyata. Upaya profesio–nal guru tersebut ditunjukkan oleh kegiatannya baik dalam mengajar maupun dalam menambah serta mere–majakan pengetahuan dan kemampu–annya
c. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher’s time) menunjuk–kan intensitas waktu yang digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan tugas-tugas guru, karena konsepsi waktu belajar (time on task) yang diukur dalam belajar siswa secara perorangan, telah ditemukan sebagai salah satu prediktor terbaik dari mutu hasil belajar siswa.
d. Kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaannya mempunyai asumsi bahwa guru yang dipersiapkan untuk mengajar suatu mata pelajaran dianggap bermutu jika guru tersebut mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.
Tinjauan Workshop
Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988: 403). Lebih lanjut, Harbinson (1973: 52) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses pemerolehan keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda.
Dalam banyak bidang pelatihan (Workshop), hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia dalam bertindak.
METODOLOGI PENLITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru menetapkan melalui Workshop di SDN 2 Tambaksari Tindakan yang akan dilakukan adalah Workshop Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan model Kemmis yang terdiri atas empat langkah, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan repleksi (Wardhani, 2007: 45).
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Juli s.d. Oktober 2014. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 1 dibawah ini:
Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru-guru SDN 2 Tambaksari yang berjumlah 9 orang, yang terdiri atas 7 orang guru kelas, dan 1 orang guru Mapel Agama, 1 Guru Mapel Penjasorkes. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kemampuan guru dalam menetapkan KKM.
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1. Rangkuman hasil observasi tentang kesiapan guru dalam mengikuti Workshop pada siklus I.
|
Aspek Yang Diamati |
|||||||
Kehadiran guru |
Kesiapan mental dan fisik guru |
Kesiapan bahan |
Keberhasilan Guru menentukan KKM |
|||||
H |
TH |
S |
TS |
S |
TS |
B |
TB |
|
8 |
1 |
4 |
5 |
3 |
6 |
7 |
2 |
|
Prosestase (%) |
89% |
11% |
44% |
56% |
33% |
67% |
56% |
22% |
Pencapaian indikator keberhasilan |
Belum tercapai |
Belum tercapai |
Sudah tercapai |
Belum tercapai |
Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Penilaian Guru terhadap langkah-langkah Penetapan KKM pada siklus I.
No. |
A s p e k |
Jumlah Nilai |
Rata-rata Nilai |
Prosentase |
1
2
3
4
5 |
Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan tiga aspek; kompleksitas, daya dukung, dan intake KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, dan terakhir mata pelajaran Hasil penetepan KKM oleh guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas Pendidikan KKM dicantumkan dalam LHB |
3.300
2.350
3.300
3.900
3.900 |
84,62
60,26
84,62
100
100 |
84,62
60,26
84,62
100
100 |
|
Jumlah |
16.750 |
|
|
|
Rata – rata |
83.75 |
|
|
Keterangan: Amat Baik = 86 < A £ 100
B a i k = 75 < B £ 85
C u k u p = 55 < C £ 70
Kurang = £ 54
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru dalam mengikuti Workshop pada siklus II.
|
Aspek Yang Diamati |
|||||||
Kehadiran guru |
Kesiapan mental dan fisik guru |
Kesiapan bahan |
Keberhasilan Guru menentukan KKM |
|||||
H |
TH |
S |
TS |
S |
TS |
B |
TB |
|
Jumlah |
9 |
0 |
8 |
1 |
8 |
1 |
9 |
0 |
Prosentase |
100% |
0% |
89% |
11% |
89% |
11% |
100% |
0% |
Pencapaian indikator Keberhasilan |
Tecapai |
Tercapai |
Tercapai |
Tercapai |
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Penilaian Guru Dalam Penetapan pada siklus II.
No. |
A s p e k |
Jumlah Nilai |
Rata-rata Nilai |
Prosentase |
1
2
3
4
5 |
Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan tiga aspek: kompleksitas, daya dukung, dan intake. KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK dan terakhir mata pelajaran Hasil penetepan KKM oleh guru mata pelajaran disahkan oleh Kepala Sekolah KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas Pendidikan KKM dicantumkan dalam LHB |
4.000
2.650
4.000
4.000
4.000 |
100
66,25
100
100
100 |
100
66,25
100
100
100 |
|
Jumlah Nilai |
18,650 |
|
|
|
Rata-rata |
93,25 |
|
|
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pemba–hasan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses pelaksanaan penetapan KKM melalui Workshop untuk peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan KKM dimulai dari supervisi awal. Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil supervisi kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan Workshop. Workshop dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan yang lebih menekankan pengetahuan praktis sehingga mudah dicerna oleh guru. Selanjutnya adalah memberikan latihan menetapkan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Peneliti mengamati dan menilai yang telah ditetapkan guru. Dari penilaian tersebut kemudian dievaluasi bagian mana yang belum sesuai dengan Kriteria, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan.
2. Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan Workshop di SDN2 Tambaksari Disamping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan melalui pembinaan berupa Workshop di SDN 2 Tambaksari dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85 %, artinya 85 % guru telah efektif dalam menetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan di SDN 2 Tambaksari Tahun Pelajaran 201032015.
3. Guru-guru SDN 2 Tambaksari memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan penetapan melalui Workshop. Dengan demikian kegiatanWorkshop membrikan dampak positif terhadap kemampuan guru dalam menetapkan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan beberapa hal, antara lain:
1. Para guru sebaiknya menetapkan dengan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip dan langkah-langkah penetapan.
2. Agar pembinaan melalui Workshop dapat berjalan secara efektif, maka semua guru harus mampu bekerja sama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif.
3. Peningkatan kemampuan guru dalam penetapan akan berjalan dengan efektif bila semua komponen sekolah mempasilitasi kegiatan tersebut secara rutin.
4 Sebaiknya pemerintah senantiasa mempasilitasi dalam semua kegiatan dalam rangka meningkatkan kemam–puan guru dalam menetapkan.
5 Membiasakan untuk mengembangkan budaya mutu disekolah sehingga target dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai.
6 Pembinaan menetapkan melalui Work–shop, dapat dijadikan salah satu alternatif meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 1998. Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia, Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Prokton and W.M. Thornton 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara.
Simamora, Henry. 1995. Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.
Sudibyo, Bambang………… Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sungkowo M,……….. Perangkat Penilaian KKM Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.