UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN ANALISIS DAN MENETAPKAN KKM MELALUI PEMBINAAN

KEPALA SEKOLAH DI SDN 2 KARANGANYAR SEMESTER I

KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sukristiono

Guru SDN 2 Karanganyar Kecamatan. Todanan Kabupaten. Blora

 

ABSTRAK

Tujuan kepala sekolah melaksanakan kegiatan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan análisis dan penyusunan penetapan KKM pembinaan merupakan upaya yang dilaksanakan di SDN 2 Karanganyar Proses análisis dan penyusunan penetapan KKM melalui Pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar untuk meningkatkan kemampuan guru dimulai dari supervisi awal.dilakukan untuk mengenali masalah yang ada dalam langkah menentukan kegiatan kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan pembinaan guru tentang tugas yang harus dilaksanakan guru pada awal tahun pelajaran.Pembinaan kepala sekolah dilakukan dengan menggunakan tahapan yang lebih menekankan pengetahuan praktis sehingga mudah dicerna oleh guru.ketika melaksanakan kegiatan Selanjutnya adalah memberikan latihan menetapkan sesuai dengan langkah yang telah ditentukan. Untuk meyakinkan guru membuat bahan tayangan dilakukan presentasi pada masing guru Peneliti mengamati dan menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh guru.dari kegiatan kemudian dievaluasi bagian mana yang belum sesuai dengan Kriteria, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan. Melalui tahapan guru dalam menetapkan terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar disamping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan melalui pembinaan berupa Pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan guru sudah efektif dalam analisis dan menetapkan KKM.

Kata Kunci:   Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Analisis dan  Menetapkan KKM Melalui Pembinaan Kepala Sekolah

 

PENDAHULUAN

 Kerangka strategi antara lain memuat sasaran penerapan Kurikulum Nasional yaitu: (1) pengembangan Kurikulum nasional sebagai standar minimal di semua jenjang pendidikan di Indonesia yang terintegrasi di dalam Kurikulum setiap satuan pendidikan; (2) pengembangan ragam kurikulum sekolah berbasis kekuatan local; (3) meningkatkan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan kurikulum nasional dan mampu secara mandiri mengembangkan Kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhan sekolah ;dan (4) materi dan alat pengajaran sebagai pendukung melaksanakan kurikulum yang bermutu dan beragam sesuai dengan kondisi daerah.

 Implikasi dari kebijakan tersebut Direktorat Pembinaan Dasar dan Menedngah pada tahun anggaran 2018 memprogramkan penyusunan naskah untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum tersebut. Sehingga melalui pembinaan kepala sekolah ini dibahas substansi dokumen (31 dokumen) sekaligus melakukan penyempurnaan. Semoga pembahasan naskah pembelajaran melalui kegiatan pembinaan kepala sekolah ini bermanfaat untuk penyempurnaan Kurikulum Nasional di tingkat satuan pendidikan.dilaksanakan secara bertahap.

Untuk mengemban tugas dan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan sesuatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Praturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunya KKM pada setiap Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas baik sekolah umum maupun kejuruan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kesiapan mengajar guru ditentukan oleh kemampuan dan kemauan guru. Kemampuan dan kompetensi guru merupakan penguasaan materi yang akan diajarkan,penguasaan metodologi pembelajaran.Dalam pengertian umum,penguasaan metodologi adalah penguasaan pedagogic. Yakni penguasaan ilmu pendidikan, termasuk di dalamnya kemampuan menyampaikan bahan yang akan diajarkan, kemampuan mengelola kelas, memahami siswa dengan segala perbedaan yang dimiliki, kemampuan memotivasi siswa dan kemampuan mengevaluasi.

 Penelitian tindakan sekolah ini mengacu pada rumusan untuk menunjukkan dalam analisis dan menetapkan KKM pada awal tahun pelajaran sebagai tugas dan tanggungjawab yang harus disusun oleh semua guru pada satuan pendidikan di SDN 2 Karanganyar Kecamatan Todanan melalui pembinaan kepala sekolah agar guru untuk meningkatkan dalan analisis sebelum menentukan kreteria ketuntasan minimal ,guru diharapkan untuk dapat menentukan KKM yang lebh tinggi daripada tahun sebelumnya, hal ini menuntut guru untuk lebih bertangungjawab dalam tugasnya sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran..

Rumusan Masalah

 Dari latar belakang tersebut sebagai sebagai kepala sekolah selaku peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

 1. Apakah melalui pembinaan kepala sekolah dapat tmeningkatkan kemampuan guru di SDN 2 Karanganyar dalam analisis dan menyusun menetapkan (KKM) yang lebih tinggi dari tahun pelajaran sebelumnya ?

 2. Apakah kepala sekolah melaksanakan pembinaan guru di SDN 2 Karanganyar mampu meningkatkan profesional dalam analisis dan menyusun menentukan KKM untuk mata pelajaran yang di ampunya pada tahun pelajaran 2017/2018 ?

 3 Apakah kepala sekolah melaksanakan pembinaan guru di SDN 2 Karanganyar mmpunyai pengaruh positif dalam analisis dan menyusun menentukan KKM untuk meningkatkan pembelajaran pada tahun pelajaran 2017/2018 ?

Tujuan Penelitian

 Setiap kegiatan yang direncanakan oleh kepala sekolah selaku manajerial untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1.     Adapun tujuan penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan guru dalam analisis dan menyusun menentukan KKM di SDN 2 Karanganyar semester I Kecamatan Todanan yang lebih tinggi pada tahun pelajaran 2017/2018

2.     Menentukan KKM pada awal tahun pelajaran digunakan acuan/pedoman ketentuan yang harus dicapai oleh siswa pada setiap KD.

3.     Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap KKM yang ditentukan.

4.     Untuk meningkatkan tanggungjawab guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas oleh guru kelas maupun guru mata pelajaran.

5.     Sebagai upaya meningkakan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru di SDN Karanganyar Kecamatan Todanan.

Manfaat Penelitian

 Kepala sekolah melaksnakan penelitan yang diharapkan agar bermanfaat sebagai berikut

a.     Melalui Pembinaan kepala sekolah dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, diberikan materi dan latihan analisis dan menetapkan KKM sesuai dengan mata pelajarannya.

b.     Guru SDN 2 Karanganyar memiliki kemampuan dalam analisis dan menetapkan KKM sehingga proses belajar mengajar lebih baik.

c.     Meningkatkan kemampuan siswa di SDN 2 Karanganyar dalam melaksanakan pembelajaran baik secara individu maupun kelompok di sekolah

d.     Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat belajar siswa sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa secara maksimal.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Salah satu prinsip untuk melaksanakan penilaian pada setiap akhir kegiatan pembelajaran pada penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan KKM berbasis kompetensi, menggunakan acuan kriteria sebagai tolok ukur keberhasilan, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan ketuntasan dan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan. Pengaturan menetapkan standart kelulusan. KKM Tingkat Satuan Pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, sebagaimana disebut bahwa KKM yang pelaksanaan operasionalnya disusun oleh masing-masing satuan pendidikan di Sekolah Dasar. berdasarkan kondisi daerahnya.

 KKM harus ditetapkan sekolah pada awal tahun pelajaran dimulai.dari menganalisis meskipun besar jumlah siswa yang kurang, untuk menentukan batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan guru dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan Kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah siswa mendapatkan nilai minimal 70 sesuai proporsi kurva. Acuan Kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampui.

KKM yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru kelas dan guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki barakteristik yang hampir sama. Pertimbangan guru atau forum sekolah secara akademis menjadi pertimbangan utama dalam analisis dan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan sanagat ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. pada setiap mata pelajaran. Satuan Pendidikan dapat memulai dari di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

 Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui kegiatan Profesional judgement, mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman guru yang mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan pada tingkat bobot materi.;Penetapan nilai dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa untuk mencapai ketuntasan kompeteni dasar dan standar kompetensi;

 Pembinaan kepala sekolah adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988: 403). Lebih lanjut, Harbinson (1973: 52) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses pemerolehan keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda.

Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan Pembinaan kepala sekolah sebagai salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan guru yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Sudhiana (2007) meneliti tentang upaya meningkatkan kemampuan guru dalam aalisis dan menentukan KKM di SDN 2 Karanganyar melalui kegiatan Pembinaan kepala sekolah. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan yang diharapkan dapat meningkatakan kemampuan dalam analisis dan menentukan penetapan KKM meningkatkan kompetensi guru melalui pembinaan berupa Pembinaan kepala sekolah dari pra siklus ,siklus I dan siklus II supya mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 75%, artinya 75% guru telah efektif dalam menentukan KKM pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Pembinaan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru,yang dijadikan dasar dalam menyusun RPP di SDN 2 Karanganyar

 

 

Kerangka Berpikir

Dalam kaitannya dengan pembinaan kemampuan guru melalui Pembinaan kepala sekolah, maka Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan Pembinaan kepala sekolah adalah untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) mengatakan

 Pembinaan kepala sekolah bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan.meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan,nilai sikap, dan keterampilan yang bersangkutan. Pembinaan kepala sekolah dimaksud untuk mempertinggi kemampuan dengan mengembangkan cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ad, 1987: 64).

Hipotesis Tindakan.

 Berasarkan latar belakang masalah, dan rumusan masalah yang dipaparkan maka hipotesis diajukan sebagai berikut:

 1. Diduga melalui model pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan guru di SDN 2 Karanganyar semester I dalam analisis dan menyusun menetapkan KKM yang lebih tinggi dari tahun pelajaran sebelumnya

2.   Diduga melalui pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar semester I mampu meningkatkan aktivitas guru dalam analisis dan menyusun menentukan KKM ,untuk senua mata pelajaran yang di ampunya pada tahun pelajaran 2017/2018

 3.  Diduga melaksanakan model pembinaan kepala sekolah guru di SDN 2 Karanganyar semester I mampu meningkatkan profesionalisme dalam analisis menyusun menentukan KKM untuk senua mata pelajaran yang di ampunya pada tahun pelajaran 2017/2018

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Juli 2017 s.d. Oktober 2017.Adapun pembagian waktu kegiatan penelitian dilaksanakan sesauai jadwal yng ditentukan oleh kepala sekolah selaku manajerial yang melaksanakan penelitian.

Sumber Data

 Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru-guru SDN 2 Karanganyar yang berjumlah 12 orang, yang terdiri dari 1 kepala sekolah, dan 11 orang guru kelas, dan guru Mapel. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah meningkatkan kemampuan guru dalam analisis dan menetapkan KKM mata pelajaran yang diampunya.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes dilaksanakan untuk mengetahuai keberhasilan guru dalam analisis dan menentukan KKM yang dilakukan setelah menerima pembinaan kepala sekolah.Sedangkan teknik non tes hasil analisis dilaksanakan melalui observasi/ pengamatan, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

Alat Pengumpulan Data

 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui observasi pemberian angket, wawancara dan melaksanakan kegiatan guru dalam analisis dan menentukan KKM.kegiatan dilaksanakan memberikan pemahaman tentang alasan yang mendasari jenis kegiatan dan motivasi. Metode pengumpulan data kualitatif cukup bervariasi,bisa menggunakan tehnik tersetruktur dan semi tersetruktur hasil penilaian yang dinyatakan menggunakan huruf kreteria kurang baik, kurang ,cukup ,baik dan sangat baik..

Validasi Data

Untuk memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan, penulis menggunakan teknik validasi: 1) Validasi Proses analisis. Validasi proses menentukan KKM dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu guru SDN 2 Karanganyar Sedangkan triangulasi metode dilakukan melalui penggunaan metode penelitian, yang meliputi metode dokumentasi dan metode observasi. 2) Validasi hasil análisis,KKM menghasilkan data hasil kegiatan yang valid,

Analisis Data

. Data kualitatif berupa hasil yang dinyatakan dengan huruf kognitif guru diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean dan dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:(Poerwanti, 2008: 6-15) Menentukan nilai yang diperoleh berdasarkan proporsi menentukan mean/ rata-rata Untuk menghitung persentase ketuntasan analisis. Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan yang ditentukan oleh sekolah yang dikategorikan kedalam dua kreteria kategori baik dan cukup..

Indikator Kinerja

 Indikator yang digunakan dalam kegiatan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1      Indikator Input: hasil analisis dan menentukan KKM yang disusun oleh guru sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

2      Indikator Proses: pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan penilaian hasil kegiatan pada siklus 1 dan siklus II.

3      Indikator Output: minat dan kemampuan guru dalam analisis dan menentukan KKM untuk mata pelajaran yang diampunya

Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian dalam Arikunto (2006:21-28) secara garis besar terdiri dari tahap perencanaan, tahap implementasi tindakan, tahap observasi dan tahap analisis dan refleksi. Penelitian yang di laksanakan penulis melalui Penelitian Tindakan Sekolah ini terdiri dari Dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:perencanaan /pleaning , pelaksanaan acting, pengamatan obserpasing dan refleksi reflesing..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kegiatan Awal

 Gambaran hasil yang didapat berdasarkan rekaman fakta kegiatan observasi dilapangan, para guru di SDN 2 Karanganyar pada awalnya pemahaman terhadap análisis masih sangat kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru menganggap bahwa tidak penting, disamping acuan,pelatihan,sosialisasi KKM juga kurang Menetapkan KKM dengan analisis memenuhi mekanisme penetapan 5 orang (47%).Menetapkan KKM dengan analisis dan memenuhi mekanisme, tetapi tidak disahkan oleh Kepala Sekolah, dan pernah pelatihan KKM 5 orang (47%) Menetapkan KKM tanpa analisis tetapi pernah pelatihan 2 orang (6%) masih rendah Menetapkan KKM tanpa analisis, karena belum pernah pelatihan.

Diskripsi Kegiatan Siklus I

Pada aspek kehadiran guru tampak 10 atau 83% hadir dan 1 orang atau 17% tidak hadir. Pada aspek kasiapan mental dan fisik; 8 orang atau 66% peserta siap dan 4 orang atau 34% tergolong belum siap. Pada aspek kesiapan bahan; tampak 3 orang atau 25% peserta siap dan 9 orang atau 75% belum siap. Pada aspek kesiapan guru dalam menentukan KKM tampak 6 orang atau 50% siap dan 6 orang atau 50% belum siap. Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan intake dalam katagori cukup, pada aspek KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, dan terakhir mata pelajaran dalam katagori cukup, aspek pengesahan oleh Kepala Sekolah berada pada kagori baik, kemudian untuk aspek no. 4 dan 5 bagaimanapun caranya guru mendapatkan KKM pasti disosialisasikan pada siswa, orang tua, dan ditulis dalam LHB.

Diskripsi Kegiatan Siklus II

Pada kehadiran 12 orang hadir atau 100% dan 0 orang atau 0% tidak hadir, pada aspek kesiapan mental dan fisik 9orang atau 75% siap dan 3 orang atau 25% tidak siap. Pada aspek kesiapan bahan: tampak bahwa 9 orang atau 75% siap dan 3 orang atau 25% tidak siap. Pada aspek kesiapan keberhasilan guru menentukan KKM tampak sudah orang atau 100% siap.

 Penilaian ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang respon guru terhadap kegiatan Pembinaan kepala sekolah yang telah di harapkan dalam menetapkan. Jika kita lihat dari nilai atau prosentase guru yang dapat menetapkan KKM dengan memenuhi mekanisme dari kajian awal, siklus I, dan siklus II adalah baik dan kemudian baik ini menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Jadi dapat dikatakan bahwa respon guru sangat positip. Oleh karena itu, penerapannya perlu dilanjutkan dalam kegiatan yang lain.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktifitas peserta dalam kegiatan Pembinaan kepala sekolah tentang Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan KKM bagi guru di SDN 2 Karanganyar. Disamping itu juga terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan pencapaian melalui Pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar. dari siklus I ke siklus II pada masing-masing aspek dengan target ketercapaian sesuai kriteria yang ditetapkan. disimpulkan melalui Pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan guru di SDN 2 Karanganyar.

 Keberhasilan tindakan pemahaman secara menyeluruh Sangat diperlukan. dengan pemahaman yang baik, penetapan baik. Mengoptimalkan pemahaman guru melalui pembinaan intensip dalam penyelenggaraan pembinaan kepala sekolah menunjuk dimana diharapkan para guru berdiskusi, bekerja sama dan berkonsultasi secara aktif. Kemampuan guru dalam memahami akhirnya mampu menetapkan.

 Dalam kaitannya dengan Pembinaan kepala sekolah, maka sesuai dengan apa yang dikatakan Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan pembinaan kepala sekolah ádalah untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang Sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) mengatakan pembinaan kepala sekolah bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersangkutan. Pembinaan kepala sekolah dimaksudkan untuk mempertinggi kemampuan dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ ad, 1987: 64).

 Peningkatan kompetensi guru melalui pembinaan kepala sekolah yang menekankan pada metode kolaboratif konsultatif memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru yang lain. dengan demikian, pemahaman terhadap guru dapat ditingkatkan baik dalam teoritis maupun dalam implementasi análisis penentuan KKM.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasandalam analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1.     Proses análisis dan penyusunan penetapan KKM melalui Pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar untuk meningkatkan kemampuan guru dimulai dari supervisi awal.dilakukan untuk mengenali masalah yang ada dalam langkah menentukan kegiatan kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan pembinaan guru tentang tugas yang harus dilaksanakan guru pada awal tahun pelajaran.

2.     Pembinaan kepala sekolah dilakukan dengan menggunakan tahapan yang lebih menekankan pengetahuan praktis sehingga mudah dicerna oleh guru.ketika melaksanakan kegiatan Selanjutnya adalah memberikan latihan menetapkan sesuai dengan langkah yang telah ditentukan. Untuk meyakinkan guru membuat bahan tayangan dilakukan presentasi pada masing guru

3.   Peneliti mengamati dan menilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh guru.dari kegiatan kemudian dievaluasi bagian mana yang belum sesuai dengan Kriteria, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan. Melalui tahapan guru dalam menetapkan terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar disamping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan melalui pembinaan berupa Pembinaan kepala sekolah di SDN 2 Karanganyar dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan guru sudah efektif dalam analisis dan menetapkan KKM.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diberikan beberapa saran antara lain:

 1   Guru sebaiknya untuk melaksanakan analisis dan menetapkan KKM dengan memperhatikan mekanisme ketentuan, yaitu prinsip dalam penetapan. melalui Pembinaan kepala sekolah dapat berjalan secara efektif, efesien maka semua guru harus mampu bekerja sama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif.

 2.  Peningkatan kemampuan guru dalam penetapan KKM akan berjalan dengan efektif bila semua komponen sekolah mempasilitasi kegiatan tersebut secara rutin. sebaiknya pemerintah senantiasa mempasilitasi dalam semua kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan

 3.     Membiasakan untuk mengembangkan budaya mutu disekolah sehingga target dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai.Pembinaan menetapkan KKM melalui Pembinaan kepala sekolah, dijadikan alternatif meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan belajar mengajar.

 DAFTAR PUSTAKA

Boediono, 1998. Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia, Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysus, and Use. Boston: Allyn and Bacon.

Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Prokton and W.M. Thornton 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara.

Prokton and W.M. Thornton. 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara

Purwanto, M Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Rasyid, Mahmunar. 2005. Strategi Pembelajaran Sejarah Melalui Pendekatan Team Games Tournament dengan Sistem Porlimawih. Jakarta: Depdiknas

Simamora, Henry. 1995. Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.

Sudibyo, Bambang………… Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sungkowo M,……….. Perangkat Penilaian KKM Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional..

Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka