MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU I DALAM MENYUSUN

TES FORMATIF MELALUI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH SEMESTER II DI SDN 1 SAMBONGREJO KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Wurini Suci

SDN 1 Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru di SDN 1 Sambongrejo dalam menyusun soal tes formatif melalui pembinaan kepala sekolah. Penelitian tindakan sekolah melibatkan 8 guru kelas, dalam menyusun tes formatif, berdasarkan kreteria penyusunan soal standar. Dari hasil survai guru belum pernah menyusun soal tes formatif berdasrkan kreteria / dan analisis butir soal dan tes. Guru belum pernah menyusun soal tes formatif selesai melaksanakan ,tes formatif guru belum mengetahui tingkat kesulitan soal yang dikerjakan oleh siswa, tidak bisa mengetahui soal termasuk tingkat mudah sedang maupun sulit. Penelitian dilakukan karena. tes yang sudah selesai dilaksanakan ianalisis dan dinilai berdasarkan 3 parameter yang telah ditetapkan, antara lain: 1), aspek kesuasaian tes dengan tujuan pembelajaran, 2) aspek perilaku tingkat kesukaran dan 3), penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada tes obyektif. Berdasarkan kreteia tersebut di atas, dari pra siklus penyiapan bahan ,perilaku ,bahasa mencapai nilai 80 kreteria B siklus I dari penyiapan bahan 83,perilaku 90 dan bahasa 85 ,dan siklus II dari nilai kesiapan bahan 85,aspek perfilaku 90 dan aspek bahasa 88 menunjukkan peningkatan,. upaya guru di SDN 1 Sambongrejo dalam menyusun tes formatif semester II meningkat. Dengan demikian melalui pembinaan kepala kekolah dapat meningkatkan aktivitas kemampuan guru dalam menyusun tes formatif semester II di SDN 1 Sambongrejo, berdasarkan kriteria bobot soal. dan tingkat kesulitan soal dalam menyusun tes formatif, tidak mengalami kesulitan.

Kata kunci: Soal tes formatif pembinaan kepala sekolah

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Undang -Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Undang–Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pemerintah Indonesia bersama pemerintah Belanda dan Bank Dunia menyepakati untuk bekerjasama dengan penyelenggara program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru,dalam hal ini kepala sekolah berkemauan mengadakan pembinaan kepala sekolah diharapkan dapat menguasai dan mengimplementasikan analisis butir soal tes pada kegiatan belajar mengajar dan dijadikan sebagai salah satu pencapaian sub kompetensi pedagogik dan profesionalisme guru.

Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam teknik analisis butir soal dan pengelolaan bank soal adalah:

1. Kedudukan topik menyusun soal tes formatif merupakan salah satu indikator keberhasilan program pembinaan kepala sekolah.

2. Pentingnya topik menyusun soal tes formatif instrumen hasil belajar siswa Pencapaian hasil belajar siswa yang rendah tidak selalu kompetensi siswa yang rendah atau pembelajaran yang kurang bermakna. pencapaian mungkin disebabkan oleh kualitas instrument untuk mengukur hasil belajar yang kurang memadai. Untuk meningkatkan kualitas instrumen hasil belajar dalam bentuk soal dapat dilakukan dengan cara menyusun tes formatif melalui pembinaan kepala sekolah kegiatan ini sangat penting.

Rumusan Masalah

1 Apakah melalui pembinaan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun analisis butir soal dan tes formatif semester II di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016 ?

2 Apakah melaksanakan pembinaan kepala sekolah dapat meningkatkan komampuan profesionalisme guru dalam menyusun, analisis butir soal dan tes formatif semester II di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016 ?

Tujuan Penelitian

a Mengembangkan kompetensi guru sebagai tenaga profesional di SDN 1 Sambongrejo dalam melaksanakan tugas pokoknya.

b Meningkatkatkan kemampuan guru dalam menyusun analisis butir soal dan tes yang standar dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

c Meningkatkan kwalitas pembelajaran yang sangat diharapkan sesuai dengan tuntutan jaman.

Manfaat Penelitian ini adalah:

a Guru di SDN 1 Sambongrejo meiliki kompotensi dalam menyusun soal dan analisis butir soal melalui mekanisne dan prosudur sesuai standar, sehingga dalam mengevaluasi pembelajaran tidak mengadopsi dari soal yang ada.

b Guru di SDN 1 Sambongrejo mem dalam menganalisis butir soal dan butir tes yang terkait dengan materi yang disajikan, sehingga guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan soal yang telah disusun.

c. Menambah wawasan para guru yang lebih luas dalam pembelajaran terutama dalam menyusun soal dan menganalsis butir soal.

KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan, guru adalah merupakan faktor vital dalam pelaksanaan pendidikan, karena ia akan dapat memberikan makna terhadap masa depan anak didik. Untuk mewujudkan semua itu, guru diberikan tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 35 menyebutkan, Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan (Anonim,2005:21)

Standar kompetensi guru meliputi tiga komponen yaitu: 1) Pengelolaan pembelajaran, 2) Pengembangan potensi dan 3) Penguasaan akademik (Anonim 2003:11). Masing-masing komponen kompetensi mencakup seperangkat kemampuan. Guru sebagai pribadi yang utuh harus memiliki sikap dan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melekat pada setiap komponen kompetensi yang menunjang profesi guru.

Hipotesa

1. Diduga melalui pembinaan kepala sekolah meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun analisis butir soal dan tes formatif semester II di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016.

2 Diduga melaksanakan pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dalam menyusun,analisis butir soal dan tes formatif semester II di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini ádalah guru di SDN 1 Sambongrejo yang tergabung dalam pembinaan kepala sekolah guru kelas dan guru mata pelajaran yang berjumlah 8 orang, yang terdiri dari guru kelas I-VI dan guru mapel.

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini ádalah selama 4 bulan mulai dari bulan Januari- bulan April /2016

Dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan pelaksanaan seperti dari membawa bahan, mengkaji soal dan penentuan soal

Dalam refleksi akan menempuh beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Apabila guru kelas dapat membuat menyusun soal, analisis butir soal dan butir tes dapat menghasilkan analisa beserta jawabannya maka dianggap berhasil.

2. Apabila guru kelas dapat membuat analisis butir soal dan soal mata pelajjaran IPA secara bersama-sama dapat menghasilkan 40 butir soal pada final dikategorikan berhasil, 60 soal dikategorikan berhasil.

3. Apabila guru kelas dapat membuat analisis butir soal dan butir soal dapat menghasilkan analisa beserta jawabannya maka dianggap berhasil, jadi rapat kerja sekolah menghasilkan soal profesional

4. Setiap pelaksanaan observasi dan penilaian soal yang harus dicapai setiap guru harus r katagori B dan nilai rata-rata 75..

Sumber data.

Sumber data yang menyajikan keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran

Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif hasil analisis butir soal..

Metode observasi.

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto. 2002: 133).

Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto. 2002: 206).

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar nilai siswa.

Validasi data

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

Analisis data

Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean (Poerwanti, 2008: 6-15)

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh sekolah yang dikategorikan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan hasil catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kepala Sekolah sebagai peneliti menyusun seperangkat guna penelitian sehingga dalam penelitian dapat menghasilkan apa yang diharapkan. Dari 8 guru di SDN 1 Sambongrejo yang ditunjuk itu. Ternyata sudah membawa data lengkap untuk mengadakan pembinaan kepala sekolah dalam rangka penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. upaya mereka untuk mengikuti pembinaan kepala sekolah ini sangat antusias, karena pada pembuatan soal tes formatif sebelumnya mereka diumumkan oleh kepala sekolah mengumpulkan soal yang disusun guru bidang studi tanpa melalui pembinaan kepala sekolah, sehingga soal yang mereka kumpulkan tampaknya asal jadi.

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sikap, minat, dan tingkat keseriusan dalam menyusun analisis butir soal dan tes meningkat dari pra siklus nilai rata-rata kesuaian bahan soal 80, aspec perilaku 80 dan penggunaan bahasa 80. Pada siklus I nilai rata-rata kesesuaian bahan 83,aspec perilaku 90 dan penggunaan bahasa 85.Pada siklus II nilai rata-rata kesesuaian bahan soal 85, aspec perilaku 90 dan penggunaan bahasa 88 Jadi hasil terlihat yang menunjukkan:

1. Dalam menyusun soal profesional pada pra siklus dari 8 orang guru dari pra siklus , siklus I dan siklus II semua guru berhasil berhasil melaksanakan tugas dari 8 guru berhasil dalam menyusun soal profesional dan analisis butir soal

2. Rekapitulasi hasil pada para siklus siklus I dan siklus II menunjukkan hasil dari pengamatan (Observasi) dalam proses menyusun, análisis butir soal dalam pelaksanaa pembelajaran, dengan menerapkan pembinaan kepala sekolah,.Data menunjukkan setelah dilaksanakan pembinaan kepala sekolah terhadap guru, dari 8 guru di SDN 1 Sambongrejo dalam análisis butir soal meningkat dengan kreteria B sudah layak (profesional) dianggap berhasil.

P E N U T U P

KESIMPULAN

1.Melalui pembinaan kepala sekolah guru dapat menyusun soal sangat efektif. Sikap dan kemampuan guru di SDN 1 Sambongrejo setelah melaksanakan pembinaan kapepala sekolah merasa puas, karena dapat mempergunakan waktu dengan baik, sehingga kebiasaan buruk menunda penyelesaian tugas menjadi hilang. Melalui pembiaan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru di dalam menyusun soal profesional hal ini terlihat pada hasil:

2.Melalui pembinaan kepala sekolah, guru di SDN 1 Sambongrejo sudah dapat menyusun soal tes formatif berdasarkan kreteria yang telah ditentukan. Hal itu terbukti dari hasil tabolasi data penelitian penyusunan guru di SDN 1 Sambongrejo Dan hasil skor penilaian menunjukkan bahwa, pada kegiatan siklus I, dengan rata-rata snilai 7,9 dan pada siklus II meningkat menjadi 83, terjadi peningkatan sebesar 4%

SARAN

1. Kepada kepala sekolah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dilaksanakan melalui pembinaan kepala sekolah guna menumbuhkan kerjasama yang baik antar guru, saling tukar informasi, keterbukaan, akuntabilitas, persaingan yang positif, dan kekeluargaan dalam mewujudkan peningkatan mutu sekolah.

2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugasnya untuk menyusun soal formatif sangat diperlukan kerja sama yang baik antar mata pelajaran sejenis, dan lintas mata pelajaran guna menumbuhkan budaya kordinasi dalam pemecahan rmasalah di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah.: Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Anonim. 1999. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Anonim. 2007. Pedoman Bantuan Langsung (Block Grant) Pelaksanaan Penelitian Tidakan Bagi Pengawas Sekolah SMA/SMK. Jakarta: Direktoral Tenaga Kependidikan Direktoral Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dsar dan menengah Direktorat Tenaga Kependidikan

Anonim,2005. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2005. Jakarta, Tentang Guru dan Dosen, Cemerlang Jakarta.

Anonim, 1994. Kelompok Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Derektorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Anonim, 2008 Petunjuk Teknis Penelitian tindakan Sekolah (School Action Research) Peningkatan Kompetensi Supepervisi Pengawas sekolah SMA/SMK,Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jendral PMPTK.

Basuki, Wibawa. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Tenaga Kependidikan