Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Penggunaan Media Online
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SD KELAS IV DABIN I
DALAM PEMBELAJARAN DARING
MELALUI PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA
ONLINE DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Sutanto
Pengawas SD Dabin I Kecamatan Sambirejo
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo dalam pembelajaran daring melalui pelatihan penggunaan media online di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen antara bulan Juli sampai bulan Desember 2020. Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dalam PTS bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami penggunaan media online dalam proses belajar mengajar secara daring termasuk dalam kaitannya dengan cara koneksi internet dan beberapa guru yang lain belum memahami cara penyampaian materi pembelajaran yang menarik secara daring, sehingga diperlukan latihan penggunaan media online yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang kegiatan pembelajaran secara daring. Hasil pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2020/2021 dalam pembelajaran daring termasuk kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kreativitas dalam menyusun materi dengan lebih menarik, guru juga belum mampu merencanakan desain pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa dan guru juga belum memahami hakikat dari pembelajaran daring, sehingga kompetensi guru dalam pembelajaran daring belum sesuai dengan yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya peningkatan. Hasil pengamatan siklus 2 diketahui bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran daring termasuk dalam kategori yang baik. Perbaikan yang dilaksanakan memberikan hasil yang sangat memuaskan, sehingga kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring mengalami peningkatan. Guru telah memahami arti penting media online dalam pembelajaran daring, sehingga dapat merencanakan sebuah media yang dapat membantu siswa dalam aktivitas belajar mengajar secara daring dengan baik. Guru juga memahami metode menyusun materi yang tepat dalam pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga relevan diimplementasikan dalam pembelajaran daring.
Kata kunci: kompetensi guru, media online, pembelajaran daring.
PENDAHULUAN
Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Basori (2017) menyatakan bahwa pembelajaran Daring adalah pembelajaran yang menggunakan peratalatan elektronik jaringan (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan materi pembelajaran, interaksi, maupun bimbingan. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Guru merupakan unsur dominan dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat (Mustofa 2017). Kusnandar (2008) menyatakan kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp, Google Kelas, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi guru dan siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal (Hartanto, 2016:14). Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal dalam pelaksanaannya.
Pembelajaran Daring menurut Santi (2018) bertujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu secara dalam jaringan (daring) yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan lebih luas. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah (Wicaksono, 2012). Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Menyikapi dari intruksi dan arahan pemerintah, guru Sekolah Dasar kelas IV Dabin I Kecamatan Sambirejo siap menjalankan pembelajaran Daring di sekolah guna untuk memutus rantai Covid 19. Beberapa guru mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak begitu efektif daripada kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung) , karena beberapa materi pembelajaran harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk. Mengamati pengalaman dari beberapa guru juga diketahui bahwa guru kurang siap dalam menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru belum mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya.
Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa. Guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp ataupun Aplikasi Google Kelas yang dapat digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.
Berdasarkan permasalahan tersebut merupakan dasar bagi penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan mengangkat judul “Meningkatkan Kompetensi Guru SD Kelas IV Dabin I dalam Pembelajaran Daring melalui Pelatihan Penggunaan Media Online di Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021”, diharapkan dengan melalui pelatihan penggunaan media onlin dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran daring yang nantinya dapat membawa dampak yang positif baik hasil belajar maupun proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.
LANDASAN TEORI
Kompetensi Guru
Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut yang dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus memiliki kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya (Suyanto dan Jihad, 2013). Seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembanganya/pemerintah. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang sebaiknya dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru adalah kompetensi pedagogik, diantaranya adalah penggunaan media online. Tentang kewajiban memanfaatkan media dengan mengambil dasar dari Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang merupakan salah satu dari standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar tersebut memuat daftar kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang terintegrasi dalam kinerja guru.
Perkembangan teknologi informasi terutama internet yang semakin pesat tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan khususnya pada kompetensi pedagogik guru. Perkembangan teknologi jaringan Internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalui keberadaan internet siswa bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Terlebih saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yang menuntut dunia pendidikan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran (Budiman, 2017). Kecepatan arus informasi yang tersedia di internet memicu pergeseran dalam dunia pendidikan dari pertemuan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih ke arah terbuka. Salah satu dampaknya, dunia pendidikan bersifat fleksibel, terbuka dan dapat diakses oleh siapa pun. Selain itu, perkembangan jaringan internet juga mempermudah guru dan siswa dalam mencari sumber belajar dan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif karena lebih banyak pilihan untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber pembelajaran.
Kompetensi guru dalam memanfaatkan media internet sebagai sumber pendukung pembelajaran yang belum optimal kemudian mengakibatkan penggunaan fasilitas berbasis teknologi yang juga rendah. Hal ini dapat dipahami karena kompetensi guru dalam bidang teknologi memang jarang dilakukan. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru dalam memanfaatkan media internet sebagai sumber pendukung pembelajaran menjadi peting untuk dilakukan karena akan berdampak secara langsung terhadap proses pembelajaran. Jika seorang guru memiliki kompetensi dan kemampuan menyadur, mengambil sumber pembelajaran dari internet dengan baik, maka proses pembelajaran menjadi lebih mudah, lebih interaktif, tidak monoton dan menyenangkan. Dampaknya minat, partisipasi dan kreativitas siswa akan meningkat.
Pembelajaran Daring
Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015) pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Thorme dalam Kuntarto (2017) menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online. Pembelajaran daring merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018) daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan peserta didik dan menggunakan simulasi dan permainan. Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan dan kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peranan dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat penting dan mampu memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan cara masif dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu penggunaan pembelajaran daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya batasan waktu dalam penggunaan materi pembelajaran.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring atau e-learning merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet dimana dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan face to face tetapi menggunakan media elektronik yang mampu memudahkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun.
Pelatihan Penggunaan Media Online
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman keterampilan, keahlian, penambahan pengetahuan, serta perubahan sikap seorang individu. Peningkatan akan kemampuan dan keahlian berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab. Sasaran yang ingin dicapai dari adanya program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi. Oleh sebab itu, bentuk latihan atau training dimaksudkan untuk memperbaiki penguasan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kinerja tertentu, terinci dan rutin. Proses pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dan penerapan pemahaman serta pengetahuan sehingga hasil yang diinginkan adalah penguasaan atau peningkatan keterampilan.
Pelatihan penggunaan media online atau media berbasis multimedia merupakan salah satu solusi untuk membuat peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ibrahim & Suardiman (2014) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran daring menggunakan media online telah diterapkan sejak mulai diberlakukannya work from home pada 16 Maret 2020 selama masa pandemi covid-19. Media online yang digunakan seperti youtube, whatsapp group, google classroom, dan quizzes. Materi diberikan dalam bentuk powerpoint, video singkat, dan bahan bacaan.
Media pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta mengikuti perkembangan zaman ini telah banyak dikembangkan oleh para praktisi pendidikan. Efektivitas implementasi media pembelajaran tersebut dalam peningkatan kalitas pembelajaran juga telah diuji secara empiris oleh berbagai peneliti. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran yang kreatif tersebut dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam rangka mengikuti perkembangan era milenial dan teknologi informasi, dunia pendidikan diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut, termasuk dalam hal pelaksanaan pembelajaran abad pengetahuan. Setiap orang bisa belajar di berbagai tempat, setiap saat, dan bersama siapapun yang diinginkan. Itulah ciri khas pembelajaran abad pengetahuan atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran berbasis komputer (Kuntarto, 2017). Oleh karena itu, untuk menanggulangi hal itu, hendaknya pendidik harus mampu melaksanakan pembelajaran yang berbasis online atau daring.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah dengan mengaplikasikan media pembelajaran yang berbasis daring atau online dalam pembelajaran, seperti memanfaatkan model Schoology atau model lainnya. Peserta didik dan pendidik bisa memanfaatkan alat canggih, seperti gadget ataupun handphone selular dan juga computer atau laptop yang terkoneksikan dengan jaringan internet, yang merupakan alat yang tidak asing dalam kehidupan mereka dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih bermakna atau lebih update. Berbagai aplikasi dalam gadget yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam mentransformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Ini juga dapat mengurangi intensitas kebosanan peserta didik dalam belajar serta memudahkan pendidik dalam mengajar.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen adalah belum optimalnya guru dalam kegiatan pembelajaran daring. Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklus. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 10 guru, yaitu SDN Dawung 1, SDN Dawung 2, SDN Dawung 3, SDN Dawung 4, SD IT Baitul Qur’an, SDN Sambirejo 1, SDN Sambirejo 3, SDN Sambirejo 4, SDN Blimbing 1 dan SDN Blimbing 3.
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dalam PTS bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini karena masalah yang diangkat dalam PTS bersifat kasuistik, artinya masalah yang spesifik terjadi dan dihadapi oleh guru yang melakukan PTS tersebut dan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan belum tentu akan memberikan hasil yang sama untuk kasus serupa. Oleh karena itu ketika suatu PTS berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan, maka berarti sekaligus peneliti (pengawas) telah berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pengamatan terhadap kondisi awal dilaksanakan pada awal bulan Agustus 2020. Kegiatan dalam rangka mengetahui kondisi awal guru meliputi pengamatan terhadap kompetensi guru dalam memanfaatkan media online untuk kegiatan pembelajaran daring pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Pelaksanaan kegiatan ini kemudian peneliti lakukan pengamatan (observasi) dan diakhir latihan guru dites untuk mempraktikkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring.
Persiapan pembelajaran yang dilakukan yakni peneliti berkoordinasi dengan guru bahwa peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan sekolah bagi para guru, selanjutnya peneliti melanjutkan koordinasi dengan guru dalam rangka menyampaikan maksud dan tujuan penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dilakukan dengan membuka kegiatan yang diawali mengucapkan salam, lalu mengecek kehadiran guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan materi yang dijelaskan di depan kelas. Dalam menyampaikan materi, peneliti masih menggunakan metode ceramah yaitu materi dari awal sampai akhir disampaikan secara lisan oleh peneliti tanpa menggunakan media pembelajaran. Ketika menyampaikan materi guru-guru diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti. Menjelang akhir kegiatan latihan penggunaan media online, peneliti melakukan tes kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Tes awal yang diberikan yaitu guru mencoba untuk memanfaatkan media online pada pelaksanaan pembelajaran daring. Berdasarkan hal itu guru dinilai kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Bersamaan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal tentang kompetensi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring pada guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen diperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 1. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Daring pada Kondisi Awal
Kondisi awal menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami penggunaan media online dalam proses belajar mengajar secara daring termasuk dalam kaitannya dengan cara koneksi internet dan beberapa guru yang lain belum memahami cara penyampaian materi pembelajaran yang menarik secara daring, sehingga diperlukan latihan penggunaan media online yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang kegiatan pembelajaran secara daring. Kondisi awal menunjukkan bahwa tingkat kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring terendah adalah 62, sedangkan nilai tertinggi adalah 70. Komptensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring secara umum diperoleh rata-rata 65,0 yang masih termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut menggugah peneliti untuk melakukan penelitian terhadap guru. Untuk itu peneliti berfikir sekiranya dilakukan latihan penggunaan media online terhadap guru, maka akan membantu meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring.
Deskripsi Hasil Siklus 1
Pada Siklus 1 rencana perbaikan disusun dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada aktivitas latihan sebelumnya. Selanjutnya kekurangan-kekurangan itu diperbaiki pada latihan penggunaan media online Siklus 1 dengan menitikberatkan identifikasi analisa dan merumuskan masalah, menyusun RPP, menyiapkan alat peraga atau media, dan penggunaan metode yang bervariasi.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 1. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 10 guru yang diobservasi. Tindakan pertama, seluruh guru dikumpulkan dalam satu ruangan kemudian diberikan latihan penggunaan media online dalam meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran secara daring. Latihan penggunaan media online yang dilakukan menekankan pada proses pengumpulan informasi baik dari buku maupun dari internet, guru dilatih untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran daring mulai menyambungkan gadget dengan internet sampai dengan implementasinya di kelas, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang efektivitas penggunaan media online dalam kegiatan pembelajaran daring yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran melalui latihan menggunaan media online. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan latihan penggunaan media online pada guru yang diteliti diukur kompetensi guru dalam praktek pembelajaran daring. Hasil kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Selama melakukan serangkaian kegiatan latihan penggunaan media online, guru terlihat antuasias dalam menyimak, bertanya, dan mengumpulkan materi tentang kegiatan pembelajaran daring dalam meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar. Hasil pengamatan siklus 1 diketahui bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran daring sudah mulai ada peningkatan, namun masih termasuk dalam kategori yang cukup, dengan nilai rata-rata kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring sebesar 69,8. Guru dengan tingkat kompetensi dalam pembelajaran daring tertinggi mendapatkan nilai 74, adapun guru dengan tingkat kompetensi dalam pembelajaran daring terendah mendapatkan nilai 66. Adapun gambaran tingkat kompetensi guru dalam pembelajaran daring pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Daring pada Siklus 1
Hasil pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2020/2021 dalam pembelajaran daring termasuk kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kreativitas dalam menyusun materi dengan lebih menarik, guru juga belum mampu merencanakan desain pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa dan guru juga belum memahami hakikat dari pembelajaran daring, sehingga kompetensi guru dalam pembelajaran daring belum sesuai dengan yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya peningkatan.
Deskripsi Hasil Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi dari Siklus 1 peneliti melakukan rencana perbaikan latihan Siklus 2 yang disusun untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada perbaikan pelatihan Siklus 1 yaitu dengan menitik beratkan pada implementasi pelaksanaan pembelajaran daring, peningkatan pada daya kreativitas dalam penyusunan materi pembelajaran, memperkaya informasi tentang media online yang dapat diterapkan dalam pembelajaran daring serta pengembangan potensi yang dimiliki oleh guru melalui latihan penggunaan media online yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 2. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 10 guru yang diobservasi. Tindakan yang dilakukan dimulai dengan mengumpulkan seluruh guru dalam satu ruangan kemudian diberikan latihan penggunaan media online dalam meningkatkan kompetensi guru dalam praktik pembelajaran daring. Latihan penggunaan media online ditekankan pada proses perencanaan sampai dengan praktik penggunaan media oline dalam pembelajaran daring, guru dilatih untuk merencanakan penggunaan media online serta kegiatan pembelajaran dari yang sesuai dengan ketentuan, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang media pembelajaran online yang interaktif serta perkembangan berbagai media online untuk pembelajaran daring. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan pada guru yang diteliti diukur tingkat kompetensi dalam pembelajaran daring. Hasil kompetensi guru dalam pembelajaran daring kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Pada pelaksanaan perbaikan, peneliti melakukan perbaikan yang diperoleh pada Siklus 1. Perbaikan yang dilaksanakan memberikan hasil yang sangat memuaskan, sehingga kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring mengalami peningkatan. Guru telah memahami arti penting media online dalam pembelajaran daring, sehingga dapat merencanakan sebuah media yang dapat membantu siswa dalam aktivitas belajar mengajar secara daring dengan baik. Guru juga memahami metode menyusun materi yang tepat dalam pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga relevan diimplementasikan dalam pembelajaran daring. Adapun tingkat kompetensi guru dalam pembelajaran daring pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Daring pada Siklus 2
Hasil pengamatan siklus 2 diketahui bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran daring termasuk dalam kategori yang baik, dengan nilai rata-rata tingkat kompetensi guru sebesar 78,0. Guru dengan tingkat kompetensi tertinggi dalam pembelajaran daring mendapatkan nilai 82, adapun guru dengan tingkat kompetensi terendah dalam pembelajaran daring mendapatkan nilai sebesar 76.
Hasil pengamatan siklus 2 menunjukkan bahwa rata-rata guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2020/2021 mengalami peningkatan kompetensi dalam kegiatan pembelajaran daring yang lebih baik. Hal ini tentunya berimplikasi pada pembelajaran yang aktif dan interaktif, sehingga membuat siswa menjadi bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
KESIMPULAN
- Kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami penggunaan media online dalam proses belajar mengajar secara daring termasuk dalam kaitannya dengan cara koneksi internet dan beberapa guru yang lain belum memahami cara penyampaian materi pembelajaran yang menarik secara daring, sehingga diperlukan latihan penggunaan media online yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang kegiatan pembelajaran secara daring.
- Hasil pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata kompetensi guru SD Dabin I Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2020/2021 dalam pembelajaran daring termasuk kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kreativitas dalam menyusun materi dengan lebih menarik, guru juga belum mampu merencanakan desain pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa dan guru juga belum memahami hakikat dari pembelajaran daring, sehingga kompetensi guru dalam pembelajaran daring belum sesuai dengan yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya peningkatan.
- Hasil pengamatan siklus 2 diketahui bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran daring termasuk dalam kategori yang baik. Perbaikan yang dilaksanakan memberikan hasil yang sangat memuaskan, sehingga kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran daring mengalami peningkatan. Guru telah memahami arti penting media online dalam pembelajaran daring, sehingga dapat merencanakan sebuah media yang dapat membantu siswa dalam aktivitas belajar mengajar secara daring dengan baik. Guru juga memahami metode menyusun materi yang tepat dalam pembelajaran daring yang sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga relevan dalam pembelajaran daring.
SARAN
- Bagi guru diharapkan meningkatkan kompetensinya dalam pembelajaran Daring dengan memilih Aplikasi belajar online yang tepat agar dapat dipahami
- Kegiatan pelatihan pemanfaatan media internet dan perangkat teknologi dalam proses pembelajaran terus dilakukan, agar semakin meningkatkan kemampuan guru pembelajaran daring.
- Bagi Dinas Pendidikan perlu memberikan sosialisasi pembelajaran daring secara merata serta mengawal jalannya Pembelajaran Daring supaya kekurangan dan permasalahan yang ditemukan dapat diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Basori, B. 2017. Efektifitas Komunikasi Pembelajaran Online Dengan Menggunakan Media E-Learning pada Perkuliahan Body Otomotif. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan, 7(2) , 39–45. https://doi.org/10.20961/jiptek.v7i2.12 722.
Bilfaqih, Y dan Qomarudin, N. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: Deepublish.
Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8(1) :31.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008 tentang Peraturan Pemerintah tentang Guru.
Kartika, A. R. 2018. Model Pembelajaran Daring. Journal of Early Childhood Care & Education, 27.
Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 03, 102
Santi, Maudiarti. 2018. Penerapan E-Learning di Perguruan Tinggi. Perspektif Ilmu Pendidikan, 32 (1) , 53-68.
Suyanto dan Jihad, A. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Globalisasi. Jakarta: Erlangga.
Wicaksono, S. R. 2012. Kajian Pembelajaran Online Berbasis Wiki Di Lingkup Perguruan Tinggi. Journal of Education and Learning (EduLearn) , 6(1) , 51. https://doi.org/10.11591/edulearn. v6i1.190.