Meningkatkan Kemampuan Guru Melalui Pelatihan
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV SD DABIN BARAT DALAM PENGGUNAAN TIK SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) MELALUI PELATIHAN
DI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Wagiman
Pengawas SD Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Guru Kelas IV SD Dabin Barat dalam penggunaan TIK sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Pelatihan di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen antara bulan Januari sampai bulan Juni 2020. Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dalam PTS bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami cara mendesain tampilan pembelajaran yang menarik dan beberapa guru yang lain belum memahami metode operasional dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran, sehingga diperlukan pelatihan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh. Kemampuan Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada siklus 1 termasuk dalam kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa secara onlin, guru juga belum mampu mendesain materi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh dan pada pelaksanaan guru masih ragu dalam menyampaikan materi pembelajaran jarak jauh. Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada siklus 2 termasuk dalam kategori yang baik, dengan nilai rata-rata tingkat kemampuan guru sebesar 79,6.
Kata kunci: kemampuan guru, teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran online.
PENDAHULUAN
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing) , memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara daring.
Peran Teknologi Informasi dan Kominikasi (TIK) dalam bidang pendidikan sangat tidak mungkin untuk dihindari. Dalam dunia pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari TIK sering dijumpai sebagai kombinasi teknologi audio, video, audio video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. TIK adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data, meliputi memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi. Perkembangan TIK pun terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Trend penggunaan e- yang berarti elektronik bermunculan, seperti e-education, e-government, e-learning dan lain sebagainya.
Pembelajaran online merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya (Dewi, 2020). Menurut Windhiyana (2020) , kelebihan dalam melakukan pembelajaran online, salah satunya adalah meningkatkan kadar interaksi antara mahasiswa dengan dosen/guru, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja (time and place flexibility) , menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience) , dan mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga linkvideoconference untuk berkomunikasi langsung.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020, maka segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Surat Edaran tersebut menjelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
SD Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen merupakan salah satu sekolah tingkat dasar yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19, salah satunya adalah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan TIK di SD Dabin Barat memang masih kurang. Hal ini terjadi terutama pada guru PNS yang rata–rata sudah senior. Padahal TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) merupakan salah satu kompetensi Pedagogik Guru yaitu pemanfaatan teknologi pembelajaran. Jika kompetensi ini tidak tercapai maka guru tersebut bukan merupakan guru yang profesional. Akibat dari ketidakprofesinalan ini tentunya akan berimbas ke siswa, yaitu pembelajaran berjalan pasif dan tidak menyenangkan serta proses pembelajaran secara daring tidak dapat berjalan. Dengan pembelajaran yang pasif, tidak menyenangkan tentunya juga akan berimbas kepada ketidakefektifnya pembelajaran terbukti dengan prestasi yang belum memuaskan.
Berdasarkan fakta di atas kelemahan yang sangat menonjol adalah kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan TIK sebagai media pembelajaran online. Dari permasalahan tersebut merupakan dasar bagi penulis untuk melakukan tindakan kepemimpinan dengan mengangkat judul “Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas IV SD Dabin Barat dalam Penggunaan TIK sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Pelatihan di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020”, diharapkan dengan melalui pelatihan yang diberikan secara intensif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan TIK yang nantinya dapat membawa dampak yang positif baik hasil belajar maupun proses pembelajaran yang aktif dan kreatif.
LANDASAN TEORI
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pembelajaran
Secara umum teknologi informasi dan komunikasi dapat diartikan sebagai semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Asmani, 2011). Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek perpaduan yang tidak terpisahkan yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain. Lebih lanjut lagi Kementerian Riset dan Teknologi menyebutkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Rusman, 2011).
Isjoni dan Ismail (2008) menjelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan perpaduan seperangkat teknologi terutama mikroelektronik komputer, teknologi komunikasi yang membantu proses pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penghantaran, dan juga penyajian data informasi melalui berbagai media meliputi teks, audio, video, grafik, dan gambar. Pendapat lain dikemukakan oleh Zaidatun (Isjoni dan Ismail, 2008) yang mengatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan sistem komunikasi interaktif yang dipandu oleh komputer untuk menyimpan dan menapis naskah teks, animasi, dan rangkaian informasi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut teknologi informasi dan komunikasi dapat diartikan sebagai semua teknologi atau alat yang membantu dalam upaya untuk pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi kepada orang lain
Kemampuan Guru dalam Penggunaan TIK
Kemampuan berarti keterampilan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kemampuan adalah kecakapan atau keterampilan yang secara lahir sebenarnya sudah ada dalam diri manusia yang dibutuhkan manusia untuk dapat menyelesaikan tugasnya dan tujuannya yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.
Para guru di Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas Indonesia seutuhnya yaitu beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai IPTEK dalam mewujudkan manusia yang berkualitas. Guru adalah pengajar suatu ilmu dalam bahasa Indonesia guru umumnya merujuk pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pernyaan tersebut diambil dari wikipedia Indonesia.
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentag Guru dan Dosen menjelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah sebuah profesi yang menuntut keprofesionalan. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Profesi dapat diartikan juga suatu jabatan atau pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Menurut Jasin Muhammad (dalam Namsa, 2006) , profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. Profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berlandasakan intelektual.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap, keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis yang intensif.
Media Pembelajaran Jarak Jauh
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya–upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil–hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat–alat sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.disamping mampu menggunakan alat–alat yang teredia guru juga harus mampu mengembangkan alat–alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum ada.
Media pendidikan atau media pembelajaran jarak jauh adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti TV, radio, buku koran, majalah dan lain sebagainya. Alat–alat semacam radio dan TV kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka namanya media pembelajaran. Media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat–alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhade projector, radio, televisi. Sedangkan software adalah isi pesan yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa media pembelajaran jarak jauh adalah seperangkat peralatan yang dapat mengantarkan pesan–pesan atau informasi yang bertujuan untuk instruksional atau mengandung maksud–maksud pengajaran yang dapat disampaikan dalam jarak yang jauh.
Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses di mana orang–orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi dan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang beralaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktek daripada teori.
Siswanto (2010) berpendapat bahwa manajemen pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh mencakup fungsi yang terkandung didalamnya, yakni perencanaan, pengaturan, pengendalian dan penilaian kegiatan umum maupun latihan keahlian, serta pendidikan dan latihan khusus bagi para pegawai. Pengaturannya meliputi kegiatan formulasi, kebutuhan pemberian servis yang memuaskan, bimbingan, perijinan dan penyelaan.
Alasan utama melaksanakan pelatihan adalah meraih perubahan dalam pengetahuan, keahlian, pengalaman, taingkah laku, atau sikap yang akan meningkatakan keefektifan pegawai.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen adalah belum optimalnya guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh. Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklus. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 11 guru.
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dalam PTS bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini karena masalah yang diangkat dalam PTS bersifat kasuistik, artinya masalah yang spesifik terjadi dan dihadapi oleh guru yang melakukan PTS tersebut dan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan belum tentu akan memberikan hasil yang sama untuk kasus serupa. Oleh karena itu ketika suatu PTS berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan, maka berarti sekaligus peneliti (guru) telah berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pengamatan terhadap kondisi awal dilaksanakan pada awal bulan Februari 2020. Kegiatan dalam rangka mengetahui kondisi awal guru meliputi pengamatan terhadap kemampuan Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajarn. Pelaksanaan kegiatan ini kemudian peneliti lakukan pengamatan (observasi) dan diakhir latihan guru dites untuk mempraktikkan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran jarak jauh.
Persiapan pembelajaran yang dilakukan yakni peneliti berkoordinasi dengan guru bahwa peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan sekolah bagi para guru, selanjutnya peneliti melanjutkan koordinasi dengan guru dalam rangka menyampaikan maksud dan tujuan penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen dilakukan dengan membuka kegiatan yang diawali mengucapkan salam, lalu mengecek kehadiran guru. Setelah itu, peneliti menyampaikan materi yang dijelaskan di depan kelas. Dalam menyampaikan materi, peneliti masih menggunakan metode ceramah yaitu materi dari awal sampai akhir disampaikan secara lisan oleh peneliti tanpa menggunakan media pembelajaran. Ketika menyampaikan materi guru-guru diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti. Menjelang akhir latihan, peneliti melakukan tes kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran jarak jauh. Tes awal yang diberikan yaitu guru mencoba untuk membuat desain pengajaran yang akan dikirimkan kepada siswa. Berdasarkan hal itu guru dinilai kemampuan dalam membuat desain pembelajaran. Bersamaan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pelatihan yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran.
Kondisi awal menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami cara mendesain tampilan pembelajaran yang menarik dan beberapa guru yang lain belum memahami metode operasional dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran, sehingga diperlukan pelatihan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh. Kondisi awal menunjukkan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi terendah adalah 58, sedangkan nilai tertinggi adalah 66 Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh secara umum diperoleh rata-rata 61,7 yang masih termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut menggugah peneliti untuk melakukan penelitian terhadap guru. Untuk itu peneliti berfikir sekiranya dilakukan pelatihan terhadap guru, maka akan membantu meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran melalui kegiatan pelatihan.
Deskripsi Hasil Siklus 1
Pada Siklus 1 rencana perbaikan disusun dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada aktivitas latihan sebelumnya. Selanjutnya kekurangan-kekurangan itu diperbaiki pada latihan Siklus 1 dengan menitikberatkan identifikasi analisa dan merumuskan masalah, menyusun RPP, menyiapkan media, dan penggunaan metode yang bervariasi.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 1. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 12 guru yang diobservasi. Tindakan pertama, seluruh guru dikumpulkan dalam satu ruangan kemudian diberikan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Pelatihan ditekankan pada proses pembuatan desain tampilan materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa melalui pembelajaran jarak jauh, guru dibimbing untuk dapat melaksanakan kegiatan pelatihan mulai dari perencanaan desain materi ajar sampai dengan kegiatan evaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan secara online, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang pengelolaan hasil pembelajaran dan berkomunikasi dengan siswa secara online. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran pada guru yang diteliti diukur kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh. Hasil pengukuran terhadep kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Selama melakukan serangkaian kegiatan, guru terlihat antuasias dalam menyimak, bertanya, dan mengumpulkan materi tentang peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi untuk proses belajar mengajar. Hasil pengamatan siklus 1 diketahui bahwa kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh sudah mulai ada peningkatan, namun masih termasuk dalam kategori yang cukup, dengan nilai rata-rata kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran sebesar 69,8. Guru dengan tingkat kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi tertinggi mendapatkan nilai 72, adapun nilai terendah adalah 68.
Hasil pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata Guru Kelas IV SD Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 mempunyai kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh yang termasuk dalam kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa secara online, guru juga belum mampu mendesain materi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh dan pada pelaksanaan guru masih ragu dalam menyampaikan materi pembelajaran jarak jauh, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran belum sesuai dengan yang tercantum dalam perencanaan, sehingga perlu adanya peningkatan.
Deskripsi Hasil Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi dari Siklus 1 peneliti melakukan rencana perbaikan latihan Siklus 2 yang disusun untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada perbaikan pelatihan Siklus 1 yaitu dengan menitik beratkan pada implementasi perencanaan desain materi pembelajaran, peningkatan pada pola berkomunikasi dengan siswa dalam pembelajaran jarak jauh, menyusun materi pelajaran yang disampaikan melalui pembelajaran jarak jauh pada aplikasi serta membangun kepercayaan diri dalam berkomunikasi secara online.
Pelaksanaan kegiatan tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan siklus 2. Dalam pelaksanaan ini melibatkan 12 guru yang diobservasi. Tindakan yang dilakukan dimulai dengan mengumpulkan seluruh guru dalam satu ruangan kemudian diberikan pelatihan dalam meningkatkan kemampuang guru untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Pelatihan ditekankan pada pola komunikasi pembelajaran yang dilakukan secara online, guru dibimbing untuk menyusun desain materi pembelajaran yang akan disampaikan secara online serta cara berkomunikasi dengan siswa, selain itu guru juga diberikan pengetahuan tentang metode evaluasi pembelajaran dengan cepat melalui teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran. Selama pelaksanaan, observer duduk di belakang mengamati kegiatan peneliti.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan pada guru yang diteliti diukur tingkat kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi dan pembelajaran jarak jauh. Hasil kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi kemudian dianalisis. Tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian.
Pada pelaksanaan perbaikan, peneliti melakukan perbaikan yang diperoleh pada Siklus 1. Perbaikan yang dilaksanakan memberikan hasil yang sangat memuaskan, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh mengalami peningkatan.
Hasil pengamatan siklus 2 diketahui bahwa kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh termasuk dalam kategori yang baik, dengan nilai rata-rata tingkat kemampuan guru sebesar 79,6. Guru dengan tingkat kemampuan tertinggi mendapatkan nilai 82, adapun guru dengan tingkat kemampuan terendah dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh mendapatkan nilai sebesar 76.
Hasil pengamatan siklus 2 menunjukkan bahwa rata-rata Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 mengalami peningkatan kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh yang lebih baik.
KESIMPULAN
- Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada kondisi awal masih cukup rendah, terdapat beberapa guru yang kurang memahami cara mendesain tampilan pembelajaran yang menarik dan beberapa guru yang lain belum memahami metode operasional dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran, sehingga diperlukan pelatihan yang lebih intensif agar guru dapat lebih memahami tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh.
- Kemampuan Guru Kelas IV Sekolah Dasar Dabin Barat Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada siklus 1 termasuk dalam kategori cukup, hal ini disebabkan sebagian guru masih belum memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa secara onlin, guru juga belum mampu mendesain materi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh dan pada pelaksanaan guru masih ragu dalam menyampaikan materi pembelajaran jarak jauh.
- Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh pada siklus 2 termasuk dalam kategori yang baik, dengan nilai rata-rata tingkat kemampuan guru sebesar 79,6.
SARAN
- Peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran jarak jauh harus sejalan dengan pengadaan sarana yang memadai, walaupun demikian peningkatan kemampuan kualitas guru dalam menggunakan TIK harus menjadi visi sinergis dan terintegrasi sehingga perkembangan TIK, perkembangan siswa, dan perkembangan kemamuan guru berjalan lurus mengikuti arah perkembangan pendidikan dan pembelajaran.
- Peneliti sangat merekomendasi penggunaan media/alat latihan berupa video atau media visual lain yang dapat lebih mempermudah bagi guru dalam memahami materi.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan. 5(1). DOI: 10.29303/jipp.v5i.1.111.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008 tentang Peraturan Pemerintah tentang Guru.
Isjoni, Mohd. Arif Hj. Ismail, Roslaini Mahmud. 2008. ICT Untuk Sekolah Unggul, Pengintegrasian Teknologi Informasi dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman,dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.
Siswanto, Bedjo. 2010. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Windhiyana, Pratiwi Ericha. 2020. The Impact of Covid-19 on Online Learning Activities of a Christian University in Indonesia. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan. 34 (1). DOI:0rg/10.21009/PIP.341.1