MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RPP TEMATIK
MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RPP TEMATIK
MELALUI SUPERVISI KELOMPOK PENDEKATAN KOLABORATIF BAGI GURU KELAS RENDAH SDN 4 SEMBUNGHARJO
Supriyadi
Kepala SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan RPP Tematik, yang diharapkan berimplikasi pada terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III di SDN 4 sembungharjo. Penelitian dilakukan di SD Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah guru kelas rendah yaitu guru kelas I , II, dan guru kelas III di SDN 4 Sembungharjo. Metode penelitian tindakan sekolah (action research) dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tahapan planing, ackting, observing dan reflekting dalam setiap siklusnya. Hasil penelitian tindakan sekolah disimpulkan bahwa Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas rendah SDN 4 sembungharjo dalam menyusun RPP Tematik. Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1)Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru kelas rendah dalam menyusun RPP Tematik. (2) Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanakan pembelajaran dapat efektif dan efisien.(3) Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran perlu didukung oleh sekolah dalam hal pendanaan dan pembiayaannya, sehingga penyusunan RPP dapat optimal.
Kata kunci: supervisi kelompok kolaboratif, meningkatkan kompetensi guru
PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalului pendidikan profesi. Berkenaan dengan kompetensi profesional, seorang guru harus mampu melakukan pengelolaan kelas dengan baik.
Berdasarkan Permen Diknas nomor 14 Tahun 2007, guru harus mampu melakukan pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran konvensional ke paradigma pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu,dua dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.dengan demikian pembelajaran yang paling efektif dan dalam rangka implementasi Standar proses yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas rendah lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Sudah barang tentu ketika guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, juga disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran tematik, yaitu RPP Tematik.
Berdasarkan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah, terhadap guru kelas rendah di SDN 4 Sembungharjo, kenyataan yang ada 3 orang guru kelas rendah di dalam pembelajaran, baik penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran maupun kegiatan Belajar mengajar di kelas masih menggunakan pola lama yaitu menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran dengan mata pelajaran terpisah, belum menggunakan pembelajar-an tematik. Alasan guru masih mengguna–kan mata pelajaran terpisah karena guru kelas rendah belum memahami bagaimana menyusun RPP Tematik dengan baik dan benar. Atas dasar pemikiran tersebut maka diperlukan adanya bimbingan oleh kepala sekolah kepada guru kelas rendah, yaitu guru kelas I ,II dan guru kelas III agar dapat menyususn RPP Tematik dengan baik dan benar yang pada gilirannya dapat melaksanakan pembelajaran tematik sesuai tuntutan Standar Proses.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka penulis mengada-kan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Menyusun RPP Tematik Melalui Supervisi Kelompok Pendekatan Kolaboratif Bagi Guru Kelas Rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan“.
Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: “Apakah supervisi kelompok pen–dekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi menyusun RPP tematik bagi guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan?”
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kompetensi menyusun RPP Tematik bagi guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
KAJIAN TEORI
Kompetensi Guru
Menurut Saudagar (2009: 30) kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. Menurut Kandar (2010: 1) kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79) pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (dalam Suryosubroto, 2009: 133) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Hakiim (2009: 212) menyatakan pembelajaran tematik merupakan suatu model dan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu, dengan mengkondisikan para siswa agar dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih optimal, menarik dan bermakna.
Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik
Rencana pelaksanaan pembelajar–an (RPP) adalah rencana yang menggam–barkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
Mulyasa (2006: 213) agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektivitas pelaksanaannya dalam pembelajaran.
Pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan pengorganisasian agar dapat berhasil dengan baik. Ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu pemetaan, membuat jaringan tema, penyusunan silabus, membuat rencana pembelajaran, dan mengimplementasikan satuan pelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan rancangan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang akan direalisasikan di dalam kelas dan merupakan penjabaran lebih rinci dari silabus (penjabaran skenario pembelajaran, wujud media, wujud alat penilaian yang sudah siap digunakan)
Supervisi Pendidikan terhadap Guru (Pendampingan)
Ada bermacam–macam konsep supervisi. Good Cartel dalam Sahertian (2000: 17) memberi pengertian bahwa supervisi adalah usaha dan petugas–petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1997: 76) bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan–tujuan pendidikan. Supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan–pembaharuan dalam pendi-dikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap frase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.
Tujuan supervisi pendidikan menu-rut Suharsimi Arikunto (1993: 154) pembi-naan yang diberikan kepada seluruh staff sekolah, khususnya guru, agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik. Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1990: 69) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan ialah untuk mengetahui situasi mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendi–dikan, pasal 20 menyatakan Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-skurangnya tujuan pem–belajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Permasalahannya guru Kelas rendah belum dapat menyusun RPP Tematik dengan baik, 100% masih mengunakan RPP hasil orang lain, sehingga dalam pembelajaran, guru mempersiapkan RPP yang tidak sesuai dengan kenyataan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan karena guru kelas rendah belum memperoleh bimbingan menyusun RPP tematik.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti mencoba melakukan supervise akademik dengan tindak lanjut memberikan bimbingan penyusunan RPP tematik terhadap guru kelas rendah di SDN 4 Sembungharjo sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP tematik.
Hipotesis Tindakan
Sebelum memberikan jawaban pasti akan pernyataan dari kegiatan Peneli–tian Tindakan Sekolah ini, maka dari rumusan masalah yang diajukan, dibutuh–kan jawaban sementara atau hipotesis yang akan dilakukan pengujian dan pembuktian lebih lanjut dalam pembahasan penelitian. Ada pun hipotesis yang dikemu-kakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: supervisi kelompok pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi menyusun RPP tematik bagi guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan kurang lebih tiga bulan. Sedangkan palaksanaan Siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Februari dan Siklus II pada minggu IV bulan Februari 2015.
Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan .Alasan peneliti memilih SDN 4 Sembungharjo sebagai subjek penelitian ini karena peneliti sebagai Kepala sekolah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi supervisi di sekolah .
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah guru kelas rendah yaitu guru kelas I , II, dan guru kelas III di SDN 4 Sembungharjo kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah:Data Primer di dapat dari hasil observasi dengan instrument monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti.
Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Tehnik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah monitoring dan evaluasi.Pedoman yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar instrument monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bagi guru. Alat pengumpul data yang adalah instrument monitoring dan evaluasi, digunakan untuk memperoleh data tentang skor yang diperoleh oleh guru sebelum mendapatkan bimbingan, dan hasil skor yang diperoleh oleh guru setelah mendapatkan bimbingan yang berlangsung pada siklus I dan siklus II.
Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan dalam penelitian tindakan sekolah ( PTS ) ini meliputi penetapan fokus permasalahan pra siklus, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk dua siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Penetapan fokus permasalahan
2. Perencanaan tindakan (planning)
3. Pelaksanaan tindakan (ackting)
4. Pengumpulan data (pengamatan/ observasi)
5. Refleksi, analisis, dan interpretasi (reflecting)
6. Perencanaan tindak lanjut.
Indikator kinerja
Sebagai indicator kinerja dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah jika guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobo-gan, memperoleh komulatif skor minimal 22 dalam kategori Baik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Hasil Refleksi Awal
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berupa Penelitian Tindakan sekolah untuk Meningkatkan kompetensi menyusun RPP tematik bagi guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan melalui supervisi kelompok pendekatan kolaboratif
Oleh peneliti kondisi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi kelompok pendekatan kolaboratif .Supervisi yang dilakukan yaitu dalam rangka membantu guru menyelesaikan permasa-lahan-permasalahan yang dihadapi guru kelas rendah, mulai dari perencanaan perangkat pembelajaran dalam menyusun RPP tematik. Setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang diha-dapi guru dalam menyusun RPP tematik, sesuai dengan diskriptor tiap aspek/ indikator RPP yang memenuhi standar proses. Selanjutnya kesulitan-kesulitan tersebut diberikan solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru, yang selanjutnya dapat memberikan kemudahan dalam menyusun RPP tematik.
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum tindakan dilakukan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan supervisi akademik, dari hasil supervisi tersebut semua guru kelas rendah belum menggunakan pembelajaran tema–tik. Guru masih menggunakan mata pelajaran terpisah, hal ini disebabkan guru kelas rendah belum mampu menyusun RPP sendiri. Pada setting awal kepala sekolah juga belum pernah melakukan bimbingan penyusunan RPP terhadap guru kelas rendah.
Dalam rangka melaksanakan fungsi supervisi, peneliti melaksanakan supervisi akademik dengan melaksanakan kunjungan kelas, dengan fokus mengadakan monitoring dan evaluasi dokumen rencana pembelajaran kepada guru kelas rendah.
Dari data tersebut menunjukan bahwa guru kelas rendah di SDN 4 Sembungharjo pada awal semester II tahun pelajaran 2014/2015, perangkat rencana pembelajaran berupa silabus dan promes, menggunakan hasil kerja dari KKG, sedangkan RPP masih menggunakan produk orang lain, Dalam hal ini guru belum menerapkan pembelajaran tematik di kelasnya, administrasi rencana pembelajaran hanya sebagai dokumen. Guru kelas rendah juga mengalami kebingungan dalam menerapkan RPP produk orang lain dalam pembelajaran tematik di kelasnya.
Hasil Tindakan Siklus I
Setelah dilaksanakan Supervisi yang dilakukan oleh peneliti yang berstatus sebagai Kepala Sekolah di SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabu-paten Grobogan, peneliti memberikaan tindakan dengan membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam menyusun RPP Tematik sebelum tindakan, kemudian guru kelas rendah diarahkan, setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru selanjutnya diberikan solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru, yang selanjutnya didampingi dan dilakukan observasi dalam penyusunan RPP tematik.
Dari data perolehan skor monitoring dan evaluasi terhadap RPP tersebut dapat dijelaskan bahwa setelah diberikan bimbingan oleh peneliti terdapat peningkatan;
1. Skor Guru Kelas I, naik 5 skor, dari perolehan skor 13 dalam kategori Tidak Baik, meningkat menjadi skor 18 dalam kategori Kurang Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas I dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
2. Skor Guru Kelas II , naik 9 skor , dari perolehan skor 15 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 24 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas II dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
3. Skor Guru Kelas III , naik 7 skor, dari perolehan skor 13 dalam kategori Tidak Baik, meningkat menjadi skor 20 dalam kategori Kurang Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas III dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
Hasil Tindakan Pada Siklus II
Refleksi dari hasil tindakan pada Siklus I selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi kolaboratif dengan pendekatan kelompok terhadap guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada tahap selanjutnya, supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dari RPP tematik yang telah disusun guru. Selanjutnya diberikan arahan-arahan yang lebih operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru dengan upaya lebih memberikan kemudahan dalam meningkatkan kemam-puan menyusun RPP Tematik.
Dari data perolehan skor monitoring dan evaluasi terhadap RPP tersebut dapat dijelaskan bahwa setelah diberikan bimbingan oleh peneliti terdapat peningkatan;
1. Skor Guru Kelas I, naik 4 skor, dari perolehan skor 18 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 22 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwat kemampuan guru kelas I dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
2. Skor Guru Kelas II , naik 3 skor, dari perolehan skor 24 dalam kategori K Baik, meningkat menjadi skor 27 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas II dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
3. Skor Guru Kelas III, naik 4 skor , dari perolehan skor 20 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 24 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas III dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan
Peningkatan Kompetensi Guru Dari Pra Siklus Sampai Dengan Hasil Tindakan Pada Siklus II
Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan yang lebih jelas kompetensi guru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam menyusun RPP Tematik dari mulai kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini.
Table 5: hasil monitoring dan evaluasi terhadap RPP sebelum tindakan siklus I, Siklus, dan Tindakan Siklus II
No |
Guru Kelas |
Perolehan Skor |
||
Sebelum tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
||
1 |
I |
13 / TB |
18 / KB |
22 / B |
2 |
II |
15 / KB |
24 / B |
27 / B |
3 |
III |
13 / TB |
20 / KB |
24 / B |
Dari tabel tersebut nampak bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP tematik dari awal sebelum dilaksanakan tindakan sampai dengan tindakan pada siklus II pada guru Kelas rendah SDN 4 Sembungharjo, sebagai berikut:
1. Skor Guru Kelas I , naik 9 skor , dari perolehan skor 13 dalam kategori Tidak Baik, meningkat menjadi skor 22 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwat kemampuan guru kelas I dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
2. Skor Guru Kelas II, naik 12 skor, dari perolehan skor 15 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 27 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas II dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.
3. Skor Guru Kelas III , naik 11 skor , dari perolehan skor 13 dalam Tidak Baik, meningkat menjadi skor 24 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas III dalam menyusun RPP tematik dari sebelum dilaksanakan tindakan, sampai dengan dilaksanakan tindakan siklus II terdapat peningkatan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meingkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik bagi guuru kelas rendah SDN 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
SARAN
Selanjutnya peneliti merekomen-dasikan hal-hal sebagai berikut.
1. Supervisi kelompok dengan pendekat-an kolaboratif dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru kelas rendah dalam upaya meningkatkan kompetensi menyusun RPP tematik.
2. Dalam pembelajaran guru perlu diarah-kan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanakan pembelajaran dapat efektif dan efisien.
3. Kesulitan-kesulitan guru dalam mem-persiapkan perangkat pembelajaran perlu didukung oleh sekolah dalam hal pendanaan dan pembiayaannya, se-hingga penyusunan RPP dapat optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Suharjono, dan Supardi.2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Cv Wacana Prima
Kandar, Endang. 2010. Standar Kompetensi Guru. http://endang965.wordpress. com, diakses tanggal 14 Februari 2010, jam 20:00.
Kunandar. 2011. Guru Profesional (implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan {KTSP}). Jakarta: PT Rajawali Pers
Mulyasa E., 2006. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implikasi, Bandung, PT Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rodakarya.
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Seri manajemen Sekolah bermutu
Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Saudagar, Fachruddin; Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Rineka Cipta. Jakarta
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progesif. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang RI Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.