Meningkatkan Kreativitas Guru Melalui Penerapan Supervisi Akademik
MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU
MELALUI PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK
DI SMP NEGERI 2 PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Japar Shodig
Kepala SMP Negeri 2 Pucakwangi Kabupaten Pati
ABSTRAK
Supervisi merupakan bagian dari proses akademik, administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program.Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui kreativitas guru di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019; dan (2) untuk mengetahui pengaruh penerapan supervisi akademik dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 16 orang. Data dikumpulkan dengan teknik nontes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan membandingkan perolehan antarsiklus.Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan supervisi akademik mampu mengubah perilaku guru dalam meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar pada setiap siklus; (2) pada tahap Pra Siklus, Siklus I, kreativitas guru dikategorikan “tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 88%, sehingga ada peningkatan sebesar 21%. Pada tahap siklus I, Siklus II, kreativitas guru dikategorikan “sangat tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 97%, sehingga pada Siklus II ada peningkatan sebesar 9%.
Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kreativitas Guru
PENDAHULUAN
supervisi merupakan bagian dari proses akademik, administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas sekolah yang bersangkutan.
Dengan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, diharapkan kreativitas guru dalam merencanakan, menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat dimonitor dengan baik. Segala kekurangan, hambatan dan permasalahan diharapkan dapat segera teratasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang baik dan mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Guru Melalui Penerapan Supervisi Akademik Di SMP Negeri 2 Pucakwangi Kabupaten Pati Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Masalah yang diidentifikasikan adalah (1) penerapan metode pembelajaran yang dilakukuan oleh para guru kurang mengenai sasaran pembelajaran, (2) kreativitas guru yang belum maksimal untuk menunjang pembelajaran, (3) prestasi belajar siswa di semua mata pelajaran kurang maksimal, dan (4) penerapan supervisi akademik yang masih kurang pada tahun pelajaran sebelumnya.
Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah (1) Bagaimana Kreativitas Guru di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019? dan (2) Bagaimana pengaruh penerapan supervisi akademik di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui Kreativitas Guru di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dan (2) untuk mengetahui pengaruh penerapan supervisi akademik dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian yang diharapkan bermanfaat. Manfaat bagi guru adalah untuk memperbaiki pembelajaran terkait dengan mata pelajaran, meningkatkan profesionalisme dalam menilai dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelola terkait dengan mata pelajaran, meningkatkan rasa percaya diri terhadap evaluasi dan analisis hasil kinerja sendiri, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara aktif dalam merancang dan melakukan perbaikan pembelajaran.
Manfaat bagi siswa adalah memperbaiki hasil belajar siswa, meningkatkan kualitas proses belajar aktif siswa melalui metode yang lebih riil dan konkret sehingga siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar, dan meningkatkan kualitas situasi belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam belajar.
Manfaat bagi sekolah adalah memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah dengan meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan citra positif sekolah terkait dengan profesionalisme gurunya dalam mengembangkan kualitas pembelajaran, dan membantu mencipatakan suasana kondusif iklim pendidikan di sekolah.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif (Purwanto, 2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.
Sergiovanni (1971) dalam Made Pidarta (1992: 2), menyebutkan supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.
Dalam Dictionary of Education Good Carter (1959) memberi pengertian bahwa supervisi adalah Usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Sedangkan menurut Piet A. Sahertian (2008: 169), supervisi tidak lain dari Usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya (Dadang, 2010: 39). Aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.
Suharsimi Arikunto (1994: 41-44) menjelaskan tujuan supervisi dibagi menjadi dua yaitu tujuan supervisi secara umum dan khusus. Tujuan supervisi secara umum ialah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf lain agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Tujuan yang masih umum ini tidak mudah untuk dicapai, tetapi harus dijabarkan menjadi tujuan khusus yang lebih rinci dan jelas sasarannya.
Tujuan supervisi secara khusus ialah (1) meningkatkan pengetahuan peserta didik agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal, (2) meningkatkan mutu guru sehingga berhasil membantu dan membimbing peserta didik dalam mencapai prestasi belajar, (3) meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga bergunadan terlaksana dengan baik dalam proses pembelajaran, (4) meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana yang ada agar dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar peserta didik, (5) meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya yang mendukung tercapainya suasana kerja yang optimal sehingga mampu peserta didik dapat mencapai prestasi sebagaimana yang diharapkan, dan (6) meningkatkan kualitas situasi sekolah sehingga tercipta suasana yang tenang, tentram dan kondusif, khususnya pada KBM.
Fungsi supervisi yaitu menilai proses pembelajaran dan memperbaikinya melalui menganalisis kegiatan belajar mengajar, penilaian secara terus menerus, melengkapi kepemimpinan sekolah, mengkoordinasi dan menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif serta membantu guru-guru meningkatkan kemampuan mengajar.
Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction Foundation and Dimension (1961) dalam Piet A. Sahertian (2008: 21) mengemukakan 7 fungsi supervisi, yaitu mengkoordinasi semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis situasi belajar mengajar, dan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 2 macam bentuk supervisi yaitu supervisi akademik dan supervisi manajerial. Tipe supervisi antara lain tipe inspeksi, tipe Laisses Faire, tipe Coersive, tipe Training dan Guidance dan tipe Demokratis.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sergiovanni (1987) dalam Dirtendik (2008: 12), ada tiga tujuan supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah (1) membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu, (2) memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah, dilakukan sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya, dan (3) mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang hampir mirip dengan apa yang peneliti lakukan, hanya variabel-variabel yang lainnya berbeda. Adapun hasil penelitian ini mendukung bahwa dengan penerapan kegiatan supervisi akademik, akan meningkatkan kinerja atau kemampuan guru dalam merencanakan, menyusun dan melaksanakan pembelajaran. Beberapa penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat di bawah ini.
- Edi Supriono, 2014. Dengan mengambil judul “PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD SEKECAMATAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA”. Dari penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa (1) Pelaksanaan supervisi kepala sekolah di SD Negeri Se-kecamatan Sewon yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,56. (2) Kinerja guru SD Se-Kecamatan Sewon yang mencakup penyusunan silabus dan RPP, membuka pembelajaran, proses pembelajaran, penutupan pembelajaran, evaluasi hasil proses belajar, dan evaluasi pembelajaran (KBM) termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,40. (3) Pelaksanaan supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 79% terhadap kinerja guru SD Negeri se-Kecamatan Sewon.
- Dedi Lazwardi, 2016. Dengan mengambil judul “MPLEMENTASI SUPERVISI PENDIDIKAN DI SEKOLAH/MADRASAH”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tujuan supervisi pendidikan adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran sehingga menciptakan lulusan yang baik dalam kualitas dan kuantitas. Tujuan dari supervisi pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas sehingga membantu guru mengmbangkan profesi, pribadi dan membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
- Eriyani, 2017. Dengan mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KELAS DI SD”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Penerapan kombinasi pendekatan profesi dan pendekatan penulis pada supervisi pengajaran dengan menggunakan teknik pertemuan formal dan teknik menggunakan pendapat siswa dapat meningkatkan secara optimal komitmen guru-guru SD Negeri 04 Kepahiang dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Melalui analisis deskriptif didapat hasil sebanyak 22,2% guru mengalami peningkatan komitmen (dari nilai C ke nilai B atau dari nilai B ke nilai A).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) penerapan supervisi dilakukan dengan amat baik untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menyusun RPP pada SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019, dan (2) melalui penerapan supervisi, kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada SMP Negeri 2 Pucakwangi semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat ditingkatkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pucakwangi yang beralamat di Jl. Pucakwangi – Winong Km. 5, Desa Kepohkencono, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah, dilakukan selama tiga bulan dimulai dari Januari 2019 sampai dengan bulan Maret 2019 pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
Subjek penelitian adalah semua guru mapel yang mengajar kelas VII – IX berjumlah 16 orang guru. Adapun subjek ini dipilih dari studi kondisi awal berdasarkan rekomendasi pengawas pembina sekolah dan catatan hasil supervisi pada tahun ajaran 2017/2018.
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh melalui data kuantitatif, diperoleh dari hasil penilaian kegiatan supervisi yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian dan data kualitatif, diperoleh dari hasil observasi angket yang diberikan kepada siswa.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kreativitas guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam: (1) merancang atau merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan proses pembelajaran; dan (3) mengevaluasi pembelajaran. Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi awal ditemukan permasalahan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Permasalahan yang dijumpai pada kegiatan supervisi pembelajaran apabila dirangkum akan menjadi sebagai berikut:
- Lemahnya pengelolaan, pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
- Cara belajar peserta didik masih bersifat klasikal dimana peserta didik masih sebatas mendengarkan dan melihat bahan ajar yang disampaikan guru.
- Keterbatasan kemampuan guru dalam mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yang ada, serta minimnya pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam penyampaian bahan ajar.
Hasil penilaian kreativitas Guru sebelum diadakan tindakan (pra siklus) tidak ada satupun guru yang dikategorikan “tinggi” apalagi “sangat tinggi” kreativitasnya dalam mengajar. Hasil observasi tahap pra siklus menunjukkan hanya ada 7 orang atau 44% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang cukup tinggi, terlihat juga ada 7 orang atau 44% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang rendah, dan terlihat ada 2 orang atau 12% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang sangat rendah atau dikatakan gagal mengajar. Kondisi ini menggambarkan bahwa sebelum peneliti melakukan kegiatan supervisi, kreativitas guru dikategorikan “rendah” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 68%.
Faktor penyebab rendahnya kreativitas guru berdampak pada rendahnya kinerja guru dalam proses pembelajaran. Adapun faktor penyebab rendahnya kreativitas guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) Kurang memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas; (2) Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelanjutan; dan (3) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pra siklus yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti sebagai kepala sekolah berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan melaksanakan supervisi. Peneliti segera mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan pada siklus I.
Siklus I
Hasil Penilaian Kreativitas Guru setelah diadakan tindakan siklus I terlihat ada 7 orang atau 44% guru memiliki kategori yang “sangat tinggi” dalam (1) merancang atau merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan proses pembelajaran, dan (3) mengadakan evaluasi pembelajaran. Hasil observasi tahap siklus I menunjukkan ada 7 orang atau 44% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang tinggi. Terlihat juga ada 2 orang atau 12% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas guru pada Siklus I dengan dibuktikan tidak ada satupun guru yang dikategorikan “rendah” maupun “sangat rendah (gagal)”.
Refleksi
Hasil observasi Siklus I melalui Penilaian Kreativitas Guru dapat disimpulkan bahwa setelah diadakan Kegiatan Supervisi akademik, 14 orang atau 88% guru binaan memiliki kompetensi profesionalisme yang tinggi. Namun, masih ada 2 orang atau 12% guru yang diteliti terbukti memiliki profesionalisme mengajar yang cukup tinggi. Hasil observasi Siklus I menunjukkan masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki untuk siklus berikutnya, yaitu: (1) aspek merencanakan pembelajaran; (2) aspek melaksanakan proses pembelajaran; dan (3) aspek mengadakan penilaian. Kondisi ini perlu diatasi pada tindakan perbaikan Siklus II.
Siklus II
Penilaian Kreativitas Guru setelah diadakan tindakan siklus II diketahui ada 14 orang atau 88% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang dikategorikan “Sangat Tinggi” dan 2 orang atau 13% guru terbukti memiliki kreativitas mengajar yang dikategorikan “tinggi”. Pada Siklus II tidak ada satupun guru yang memiliki kreativitas mengajar dikategorikan “cukup tinggi”, “Rendah” ataupun “Sangat Rendah (gagal)”.
Dari data di atas terlihat bahwa kreativitas dalam proses pembelajaran setelah diadakan kegiatan supervisi akademis, dikategorikan “Sangat Tinggi” dengan persentase nilai rata-rata sebesar 97%.
Refleksi
Setelah melaksanakan hasil penelitian dan mengobservasi, peneliti melakukan refleksi siklus II untuk menilai seberapa jauh keberhasilan Penelitian Tindakan Sekolah. Refleksi pada Siklus II dapat disimpulkan bahwa setelah diadakan kegiatan supervisi akademik, seluruh guru yang diteliti (16 orang guru) memiliki kreativitas mengajar yang dikategorikan “Sangat Tinggi”.
Peningkatan persentase nilai rata-rata kreativitas guru dalam proses pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II direkap ke dalam tabel di bawah ini.
Interval Penilaian | Kategori | Nilai Rata-rata (%) | Keterangan | ||
Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | |||
90 – 100 | Sangat Tinggi | 97 | Naik = 9 | ||
80 – 89 | Tinggi | 88 | Naik = 21 | ||
70 – 79 | Cukup Tinggi | ||||
60 – 69 | Rendah | 67 | |||
0 – 59 | Sangat rendah (gagal) |
Dari serangkaian pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah hasil yang didapatkan adalah “kreativitas guru mengalami peningkatan setelah peneliti melaksanakan supervisi akademik”. Peningkatan kreativitas dari Siklus I ke Siklus II, dijabarkan sebagai berikut:
- Pada tahap Pra Siklus, Siklus I, kreativitas guru dikategorikan “tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 88%, sehingga ada peningkatan sebesar 21%.
- Pada tahap siklus I, Siklus II, kreativitas guru dikategorikan “sangat tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 97%, sehingga pada Siklus II ada peningkatan sebesar 8%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
- Pelaksanaan supervisi akademik mampu mengubah perilaku guru dalam meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar pada setiap siklus.
- Terjadi peningkatan kreatitivitas guru setelah dilaksanakan supervisi akademik setiap siklusnya di SMP Negeri 2 Pucakwangi Kabupaten Pati Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019, terlihat dari:
- Pada tahap Pra Siklus, Siklus I, kreativitas guru dikategorikan “tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 88%, sehingga ada peningkatan sebesar 21%.
- Pada tahap siklus I, Siklus II, kreativitas guru dikategorikan “sangat tinggi” dengan persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 97%, sehingga pada Siklus II ada peningkatan sebesar 9%.
Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut di atas, maka dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
- Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik mampu meningkatkan kreativitas antar guru dan menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi guru. Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik, para guru berbagi pengalaman mereka, saling memberikan masukan, dorongan, bersama-sama memperbaiki keterampilan mengajar, ataupun memecahkan masalah dalam kelas.
- Dampak positif yang dihasilkan setelah diadakan kegiatan supervisi akademik ditunjukkan adanya peningkatan kreativitas guru dalam proses pembelajaran, dengan dibuktikan:
- Guru memiliki kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
- Guru sudah menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
- Guru sudah mampu menguasai metode dan strategi mengajar dengan penerapan yang bervariatif.
- Guru selalu aktif memberikan tugas-tugas kepada peserta didik.
- Guru sudah memiliki kemampuan mengelola kelas, sehingga tercipta proses pembelajaran yang efektif dan kondusif.
- Guru sudah memiliki kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran.
- Guru mampu melakukan tindak lanjut/follow up.
Saran
Proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik dapat diwujudkan apabila guru memiliki wawasan dan kerangka pikir yang holistik tentang pembelajaran yang mampu mendorong tumbuhnya keaktifan dan kreativitas optimal setiap peserta didik. Untuk itu peneliti ingin mengajukan saran yang ditujukan:
Bagi Kepala Sekolah, perlu:
- Melaksanakan kegiatan supervisi akademik sebagai salah satu alternatif dalam pembinaan profesional guru.
- Guru diikutkan pelatihan, kursus, seminar untuk meningkatkan keterampilannya dalam mengajar.
- Meningkatkan komunikasi dan pendekatan secara pribadi terhadap guru yang “bermasalah”.
Bagi Guru
- Dengan kemampuan yang telah dimiliki, maka setiap guru seyogyanya meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar.
- Hendaknya guru selalu meningkatkan kompetensi diri, disiplin dan membina hubungan baik dengan teman sejawat, wali peserta didik dan siswa peserta didik.
- Bersikap terbuka dan profesional untuk selalu menerima masukan/kritikan.
Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan kajian penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan supervisi akademik untuk membina/melatih kemampuan guru dalam bidang yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional (layanan dalam meningkatkan mutu pengajaran di era otonomi daerah). Bandung: Alfabeta.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Depdikbud Press.
Hadi, Sutrisno, 1987, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psykologi UGM.
Made Pidarta. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
—————–. 2009. Supevisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngalim Purwanto. 2010. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Piet A. Sahertian. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.
Suparlan. 2008. Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
Suyanto dan Djihan, 2000, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Melenium III, Yogyakarta.