UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG KPK DAN FPB MELALUI TEKNIK PEMBAGIAN

PADA MEDIA KERTAS BERPETAK PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI BAKALREJO 01 SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

 

Noor Aidawati

SD Negeri Bakalreja 01 UPTD Kecamatan Susukan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa Kelas V merasa kesulitan dalam belajar matematika tentang KPK dan FPB. Hasil belajar tentang KPK dan FPB masih jauh dari harapan yaitu dari 28 siswa murid kelas V SD Negeri Bakalrejo 01 , rata-rata hanya 40% yang mendapat nilai di atas 50. Untuk memperbaiki dilakukan penelitian melalui model make a match berbantuan media kartu bergambar. Rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana Teknik Pembagian Pada Media Kertas Berpetak dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bakalrejo 01 ?. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika melalui Teknik Pembagian Pada Media Kertas Berpetak siswa kelas V SD Negeri Bakalrejo 01. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Bakalrejo 01 berjumlah 35siswa. Variabel penelitian adalah keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dokumentasi dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 21%, siklus I 57%dan siklus II 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Hasil Belajar, Teknik Pembagian Pada Media Kertas Berpetak

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, eksistensi guru menjadi hal yang begitu penting peranannya. Guru bukan saja bertugas merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas, melainkan juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajarnya. Oleh karena itu, walaupun pada hakekatnya murid yang belajar, namun gurulah yang bertanggungjawab bahwa proses belajar itu terjadi dengan baik pada setiap siswa (Nasution, 1982:92). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar siswa.

Begitu pentingnya peranan guru, maka peranan itu tidak dapat digantikan oleh orang lain yang berbeda peranan dan tanggungjawabnya. Hamalik (1982:106) mengatakan, “bahwa gurupun adalah profesi tersendiri, pekerjaan ini tidak dapat dikerjakan oleh orang tanpa keahlian sebagai guru”. Hal ini memberikan isyarat bahwa dalam melaksanakan tugasnya, guru dituntut menunjukan antusias yang tinggi sebagai profesional dalam bidangnya.

Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan dari pelajaran matematika pada hakekatnya adalah untuk memotivasi serta membekali peserta didik dengan kemampuan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang dan matematika diskrit, serta berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, dan mempunyai kemampuan bekerjasama (KTSP Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, 2006:9). Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soejadi (1999) menyatakan bahwa “ keabstrakan matematika karena obyek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah dipelajari, dan pada akhirnya banyak kurang tertarik terhadap matematika.

Begitu pentingnya pelajaran matematika, maka dalam melakukan proses belajar mengajar guru harus lebih sensitif dalam menyesuaikan sasaran-sasaran serta melalui pendekatan-pendekatan instruksional sesuai keperluan para siswa. Gatot Muhsetyo (Pembelajaran Matematika SD, UT, 2007:1.26) menjelaskan bahwa pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Untuk memperoleh kompetensi tentang pembelajaran matematika tersebut, diantaranya siswa harus dapat menguasai konsep – konsep pembagian dan perkalian, salah satunya tentang KPK dan FPB. Dalam pembelajaran materi tersebut, siswa harus mampu menguasai konsep-konsep pembagian dan perkalian, terutama tentang pembagian dengan menggunakan bilangan prima, serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari – hari.

Berdasarkan pengamatan penulis, dalam mengajarkan konsep-konsep pembelajaran tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) di SD Negeri Bakalrejo 01, tidak semua siswa dapat dengan mudah menguasainya. Berbagai masalah timbul dalam proses belajar mengajar. Masalah yang timbul diantaranya pembelajaran yang ada masih kurang menekankan interaksi guru dengan siswa dan keaktifan siswa itu sendiri, selain itu anak masih lemah pengetahuannya tentang KPK dan FPB, yaitu tentang proses menemukan KPK dan FPB. Selain permasalahan di atas permasalahan lain yang timbul adalah siswa belum lancar tentang pembagian dan perkalian bilangan. Pada hasil evaluasi banyak ditemukan kesalahan tentang hasil pembagian bilangan. Begitu pula pada hasil perkaliannya sebagai hasil akhir dari KPK dan FPB.

Pada evaluasi pun siswa yang mendapat nilai di atas 50 hanya 40 %. Hal ini menunjukan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.

Untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran matematika tersebut, guru dituntut untuk memperbaiki proses pembelajaran tentang KPK dan FPB. Guru dengan kemampuannya harus mampu memperbaiki permasalahan tersebut dengan menerapkan berbagai metode dan teknik pembelajaran yang mudah dikuasai siswa agar proses pembelajaran mendapat hasil yang memuaskan.

Dari ulasan belakang di atas, maka peneiliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang KPK &FPB Melalui Teknik Pembagian Pada Media Kertas Berpetak Pada Siswa Kelas V SD Negeri Bakalrejo 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

Rumusan Masalah

Setelah timbul permasalahan berdasarkan hasil analisis, diperoleh rumusan masalah pada pembelajaran Matematika pada materi KPK dan FPB, yaitu: Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa tentang KPK &FPB dengan menggunakan teknik pembagian pada media kertas berpetak?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a.        Apakah teknik pembagian pada media kertas berpetak dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran matematika?

b.       Apakah teknik pembagian pada media kertas berpetak dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika?

c.        Apakah teknik pembagian pada media kertas berpetak dapat meningkatkan hasil belajar matematika?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa dalam pembelajaran Matematika. Untuk lebih jelasnya tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1)    Meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran matematika dengan teknik pembagian pada media kertas berpetak

2)    Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui teknik pembagian pada media kertas berpetak

3)    Meningkatkan hasil belajar matematika melalui teknik pembagian pada media kertas berpetak

Manfaat Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian pada mata pelajaran matematika, serta melakukan perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran, diperoleh manfaat sebagai berikut:

1)    Manfaat Penelitian Bagi Siswa

a)    Siswa mendapatkan nilai yang layak, yaitu mendapat hasil penilaian di KKM

b)    Pengetahuan siswa tentang konsep-konsep penghitungan pada pelajaran matematika bertambah.

c)     Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga akan timbul motivasi untuk belajar.

2)    Manfaat Penelitian bagi Guru

a)    Tujuan pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB bisa tercapai.

b)    Guru dapat menemukan berbagai metode pembelajaran sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar mengajar untuk waktu sekarang dan waktu yang akan datang.

c)     Merupakan bahan masukan bagi guru SD sebagai salah satu strategi belajar mengajar, khususnya pada proses pembelajaran matematika.

d)    Perbaikan pembelajaran ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.

3)    Manfaat Penelitian Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah ( SD ) untuk mengetahui dan menyiapkan alat bantu / peraga dalam mata pelajaran matematika. Selain itu, sebagai tolok ukur keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Belajar

Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik sepeda menjadi bisa naik sepeda, dari tidak dapat menggunakan kalkulator menjadi dapat menggunakan kalkulator, dan lain-lain. Namun tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena orang tersebut telah belajar.

Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (1986:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitudes. Kemampuan (competencies), Ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan formal, informal dan nonformal. Kemampuan belajar inilah yamg membedakan manusia dengan mahluk lainnya.

Selanjutnya belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama. Dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Problematika Belajar KPK dan FPB

KPK adalah sebuah bilangan yang bisa dibagi. KPK singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil, yaitu kelipatan dari suatu bilangan yang nilainya paling kecil. Kelipatan adalah penjumlahan suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri secara terus mennerus. Kelipatan dari bilangan a adalah bilangan yang merupakan hasil kali antara bilangan a dengan bilangan asli.

KPK dalam Matematika merupakan pembahasan tentang persekutuan dua bilangan atau lebih dimana dalam persekutuan itu akan muncul beberapa bilangan yang sama. Sedangkan dari beberapa bilangan yang sama nanti hanya akan diambil satu bilangan persekutuan yaitu bilangan persekutuan yang paling kecil. Oleh karena itu istilah tersebut dikenal dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

Dari kelipatan dua bilangan di atas kita dapatkan beberapa angka yang sama, yaitu 6, 12, 18, dan 24. Dari beberapa angka yang sama tersebut pilih angka yang terkecil yaitu 6. Maka KPK dari 3 dan 6 adalah 6.

Pengertian FPB

FPB adalah sebuah bilangan yang bisa untuk membagi, yaitu bilangan FPB bisa membagi KPK dan KPK bisa dibagi FPB. Faktor merupakan angka-angka yang dapat membagi suatu bilangan. Sedangkan FPB singkatan dari Faktor Persekutuan Terbesar, yaitu faktor- faktor atau angka- angka pembagi yang paling besar dari suatu bilangan.

FPB dalam Matematika merupakan pembahasan tentang faktor persekutuan dua bilangan atau lebih dimana dalam persekutuan itu akan muncul beberapa bilangan yang sama. Sedangkan dari beberapa bilangan yang sama nanti hanya akan diambil satu bilangan persekutuan yaitu bilangan persekutuan yang paling besar. Oleh karena itu istilah tersebut dikenal dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).

Manfaat belajar KPK dan FPB

Dalam mempelajari KPK dan FPB di sekolah tidak hanya sebatas bisa mencari hasil akhir dari KPK dan FPB tersebut saja, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menerapkan pembelajaran tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari. Karena banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang ternyata dalam penyelesaiannya dituntut untuk menggunakan KPK dan FPB

Media Pendidikan

Dalam setiap Proses Belajar Mengajar (PBM) akan terjadi komunikasi yang melibatkan guru sebaga sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Supaya kounikasi berjalan berjalan efektif perlu adanya media pendidikan yang merupakan wahana penyalur pesan. Media pendidikan atau instruksional edukatif yang biasa disebut dengan media saja sudah dikenal sejak lama. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah diartikan sebagai perantara atau pengantar.

Penggunaan media dalam PBM tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar, tetapi juga merupakan upaya membantu siswa untuk belajar, baik individual maupun kelompok.

Dalam melaksanakan PBM guru harus mampu mengungkapkan gagasan yang ditujukan kepada peserta didik baik melalui komunukasi lisan maupun tertulis. Supaya komunikasi berjalan efektif dan efisien maka perlu adanya penggunaan media pembelajaran saat berlangsung PBM.

Media pendidikan sangat beragam. Pemilihan media yang digunakan untuk tujuan instruksional tidaklah mudah. Pemilihan penggunaan suatu media harus betul-betul selektif supaya tepat dengan mata pelajaran dan materi ajar. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1)      Ketepatan dengan tujuan pengajaran

2)      Dukungan terhadap inti bahan pelajaran

3)      Kemudahan memperoleh media

4)      Keterampilan guru dalam menggunakan media

5)      Tersedia waktu untuk menggunakan

6)      Sesuai dengan taraf berfikir siswa

METODE PENULISAN

Subyek Penelitian

Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Bakalrejo 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Lokasi SD Negeri bakalrejo 01 ini terletak di Dusun Karangsari, Desa Bakalrejo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran Matematika dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 49 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan M.Taggart dengan system spiral repleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali ( Kasbolah, 1998/1999: 113).

Dalam model Kemmis dan M.Taggart ini, penelitian menggunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas.

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses dan hasil tindakan. Ini adalah sebagai siklus pertama belum menyelesaikan permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bakalreja 01 Kecamatan SusukanKabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas V sebanyak 28 siswa. Letak SD Negeri Bakalreja 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

SD Negeri Bakalreja 01 terletak di desa Bakalrejo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Bakalreja 01 masih asri dengan suasana pedesaan.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas V SD Negeri Bakalreja 01 Desa Bakalrejopada semester I diperoleh data yaitu dari 28 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Kemampuan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal).

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 22 siswa atau 79%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 21%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan teknik pembagian pada media kertas berpetak, siswa dalam kegiatan belajar akan diajak berhitung dengan menggunakan media keras berpetak, dengan tujuan agar siswa dapat belajar dengan lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 12 siswa atau 43%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 57%.

Refleksi Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada kegiatan refleksi, maka perlu diperbaiki dan perlu diadakan revisi pada pertemuan berikutnya. Adapun rencana perbaikan yang peneliti rancang adalah sebagai berikut:

a.     Keterampilan guru mengalami peningkatan

b.     Aktivitas siswa mengalami peningkatan

c.     Memotivasi dan membangkitkan keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat tanpa disertai rasa takut ataupun malu.

d.     Memusatkan perhatian siswa agar memperhatikan presentasi, misalnya dengan menunjuk siswa untuk menanggapi hasil diskusi.

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa atau 17%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa dengan persentase 83%.

Refleksi Pelaksanaan Siklus 2

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 2 pada pembelajaran Matematika melalui teknik pembagian pada media kertas berpetak pada Kelas V SD Negeri Bakalreja 01 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan.

Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 21%, siklus I 57%dan siklus II 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika yang masing-masing terdiri dari 2 siklus, serta melakukan pengamatan pada kegiatan tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.     Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2.

2.     Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktifitas siswa selama proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan media pembelajaran kertas berpetak menunjukan perubahan yang positif. Terbukti dengan keaktifan dan keterlibatan dari siswa baik secara fisik, mental, emosional dan kemampuan intelektual.

3.     Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 21%, siklus I 57%dan siklus II 83%.

4.     Pada pembelajaran matematika, guru harus banyak memberikan contoh pengerjaan soal yang bervariasi dan mengikut sertakan siswa dalam proses penyelesaian soal-soal tersebut dengan menunjuk beberapa orang siswa untuk belajar menyelesaikannya sesuai dengan kemampuannya masing-masing dengan bimbingan guru.

 

Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, dalam rangka menentukan kualitas pembelajaran sebaiknya yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan mengaktifkan siswa dalam kelas dan meningkatkan daya serap siswa pada materi pelajaran, diantaranya adalah:

1.     Menentukan media/alat peraga yang menarik dan sesuai dengan topik yang akan disampaikan.

2.     Memilih metode pembelajaran sesuai topik yang disampaikan.

3.     Mengorganisasikan siswa dalam pembelajaran.

4.     Mengadakan latihan – latihan dan pemberian tugas.

Selain daripada itu, berdasarkan kesimpulan diatas, seyogyanya para guru Sekolah Dasar memiliki kemampuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mencapai keberhasilan yang optimal.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin di Sekolah juga harus mampu menyediakan alat – alat peraga dan media pembelajaran di sekolahnya sebagai pendukung proses peningkatan prestasi belajar siswa dan penunjang guru dalam proses pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, dkk. (2008). Modul 10. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran: Perumusan Tujuan Pembelajaran. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Gatot Muhsetyo, dkk. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Hamalik, (1982). Mengajar: Azas-Metode-Teknik. Bandung ; PT. Pustaka Martiana.

IGAK Wardani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdiknas.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Sekolah Dasar Kelas V, Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.

M. Khafid dan Suyuti (2006). Buku Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas V; Penerbit Erlangga.

Tim FKIP. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta ; Penerbit Universitas Terbuka.

Y.D Sumanto, dkk. (2008). Gemar Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional