PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2

SD NEGERI KETAPANG 03 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Setyo Susilawati

SD Negeri Ketapang 03UPTD Kecamatan Susukan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Matematika sebagai ilmu dasar merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan utama pembelajaran Matematika adalah agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah Dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu, Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ketapang 03 dalam pembelajaran Matematika dapat meningkat?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, pada kelas IV SD Negeri Ketapang 03 dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 8 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 3 orang. Penelitian ini berlangsung selama tiga siklus. Untuk teknik pengumpulan data digunakan teknik tes berupa tes tertulis melalui alat pengumpulan data berupa materi soal tes. Selanjutnya untuk menjaga validitas hasil penelitian maka data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif, yaitu membandingkan hasil antara data awal, siklus I, Siklus II, Siklus III, dan temuan selama pelaksanaan penelitian yang selanjutnya dibahas bersama teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 25%, siklus I 50%dan siklus II 75% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 100%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Saran yang dapat diberikan ialah sebaiknya pembelajaran Matematika yang menggunakan cara-cara konvensional diganti dengan pembelajaran yang inovatif salah satunya Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) tidak hanya digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran Matematika saja tetapi untuk semua materi pelajaran di sekolah, karena pembelajaran ini mampu meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa dalam proses belajar.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Pendekatan Realistic Mathematics Education

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Munib, 2007:33), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sasaran utama pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yaitu meliputi kemampuan baca, tulis dan hitung.

Menurut Johnson dan Myklebust (1967:244), Matematika adalah simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukan kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir. Dalam hal ini menunjukan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik, atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

Badan Nasional Pendidikan (Depdiknas, 2006:5) sendiri telah menetapkan tujuan mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar supaya peserta didik memiliki kemampuan: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep logaritma, secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Di Indonesia sendiri pencapaian tujuan pembelajaran matematika masih banyak mengalami kendala. Salah satunya terkendala dari pengembangan standar isi, mengembangkan strategi pembelajaran dan media yang dipakai. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan standar isi mata pelajaran Matematika. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada pendekatan mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran dan tidak berpijak pada realita kehidupan nyata. Sehingga siswa merasa bosan,tidak memperhatikan guru saat menerangkan, serta tidak dapat menangkap materi yang diberikan. Oleh sebab itu hasil belajar siswa kurang maksimal.

Keadaan ini juga terjadi di SD N Ketapang 03 dalam praktek pembelajaran matematika banyak mengalami hambatan. Siswa merasa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit diantara pelajaran yang lain. Karena dalam matematika banyak materi yang harus dipelajari dan menerapkanya dalam memecahkan masalah yang ada. Konsep-konsep yang ada dalam matematika masih sukar diterima sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang ada. Dan itu disebabkan oleh pembelajaran yang terkesan membosankan dan kurang diminati siswa karena hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan soal latihan yang itu-itu saja. Pembelajaran yang ada masih kurang menekankan interaksi guru dengan siswa dan keaktifan siswa itu sendiri. Pendekatan pembelajaran yang digunakan seperti ini masih sangat tradisional dan kurang bermakna bagi siswa.

Kualitas pembelajaran matematika yang masih rendah juga ditunjukan dengan data yang diperoleh bersama kolaborator pada siswa kelas IVSD N Ketapang 03 diperoleh data dari dari 8 siswa hanya 2 siswa (25%) yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan yang lainnya sebanyak 6 siswa (75%) nilainya masih dibawah KKM.

 Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan mengadakan perbaikan dalam pembelajaran. Apabila permasalahan tersebut tidak segera diatasi berbagai resiko pembelajaran akan muncul diantaranya: (a) siswa kesulitan dalam memahami konsep matematika, (b) siswa semakin takut, menjauhi dan malas belajar matematika, (c) guru tidak mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami materi pembelajaran, (d) pembelajaran di kelas akan terhambat.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut di atas, maka seorang guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Dengan menggunaan pendekatan yang inovatif siswa dituntun untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok. Dapat juga ditambah dengan media sebagai sarana bantu. Media dapat menarik perhatian siswa serta membantu siswa dalam memahami konsep matematika.

Setelah bermusyawarah bersama tim kolaborasi, kami memilih pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ini menerapkan masalah-masalah yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata. Dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) diharapkan kualitas pembelajaran Matematika akan meningkat. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa akan lebih paham terhadap materi yang diberikan karena materi yang diberikan lebih konkrit dan realistis. Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) ini lebih menekankan pada penggunaan masalah kontekstual, penggunaan model berupa alat peraga matematika untuk memperjelas materi, dan juga siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan konsep matematika sendiri sehingga terjadi interaksi antara murid dan guru.

Dari ulasan belakang di atas, maka peneititi mengambil judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Ketapang 03 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Perumusan Masalah Dan Pemecahannya

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD N Ketapang 03?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a.        Apakah pendekatan Realistic Mathematics Educations (RME) dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran matematika?

b.       Apakah pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika?

c.        Apakah pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar matematika?

Pemecahan masalah

Untuk memecahkan permasalahan yang terjadi, penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Educations (RME).

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika kelas IV SD N Ketapang 03.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah:

1)    Meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Educations (RME)

2)    Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

3)    Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat dimbil dari hasil penelitian ini adalah:

1)    Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang pikir terhadap permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh seorang peneliti dalam mencari sumber kajian pustaka untuk nantinya dapat menjadikan pembelajarannya lebih efektif.

2)    Manfaat Praktis

a)    Bagi Guru

Dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), guru dapat meningkatkan kretifitas, keaktifan serta dapat memperbaiki pendekatan pembelajaran yang di terapkan dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang menarik dan bermakna.

b)    Bagi Siswa

Dengan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) siswa dapat menerima pengalaman belajar yang lebih bervariasi sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Kemudian siswa juga dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

 

 

c)     Bagi Sekolah

Menambah pengetahuan bagi guru-guru diSD N Ketapang 03 tentang pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga kualitas sekolah dapat meningkat.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

LANDASAN TEORI

Kegiatan belajar dan pembelajaran

Menurut Bruner (dalam Suminanto, 2010: 21) Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Jika seseorang mempelajari sesuatu pengetahuan, pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.

Menurut Slameto (2003:3) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan itu bersifat relati konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yag diproses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minta, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita (Hamalik, 2002:45).

Dari beberapa pendapat tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi untuk menemukan hal-hal baru seperti informasi baru dan hasil dari proses tersebut berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika”.

Menurut Zulkardi (2007:194) Realistic Mathematic Education (RME) adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak pada hal- hal yang real bagi siswa. Teori ini menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (Student Invonting), sebagai kebalikan dari guru member (Teaching Telling) dan pada akhirnya murid menggunakan matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara individual ataupun kelompok.

Pada pendekatan Realistik peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir, mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang lain.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika.(Yuwono: 2001)

Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa Realistic Mathematics Education (RME) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau riil bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.

HIPOTESIS

Dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Kualitas pembelajaran Matematika kelas IV SD N Ketapang 03 dapat meningkat.

Skema alur berpikir diatas memperlihatkan bahwa kondisi awal, pembelajaran Matematika belum mencapai hasil yang optimal.Hal ini disebabkan oleh faktor guu dan siswa. Guru belum menggunakan pembelajaran yang inovatif dan belum melibatkan siswa secara maksimal selama kegiatan pembelajaran. Selain itu guru masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa cepat bosan.Sehingga guru masih mendominasi dalam pembelajaran.Siswa masih pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal-soal dalam mata pelajaran matematika.

Melihat kondisi tersebut peneliti akan memperbaiki pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Peneliti memilih pendekatan ini karena pendekatan ini memiliki bebrapa kelebihan, antara lain: (1) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak, (2) Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa, (3) Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan, (4) Guru ditantang untuk mempelajari bahan, (5) Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga, (6) Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.

Dengan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Educations (RME) diharapkan guru dapat lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam melakukan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan serta bermakna. Kemudian keaktivan siswa dapat meningkat dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

METODE PENULISAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Kamis tanggal 26 Januari 2017 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2017, dan siklus 3 pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2017.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ketapang 03 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Ketapang 03

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas IV, karena siswa kelas IV itulah yang mempunyai masalah dalam pembelajaran.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Ketapang 03 Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang sebanyak 8 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran Matematika dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 59 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa menjawab kesulitan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

a)    Teknik Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:

  1. Observasi terhadap rencana pembelajaran.
  2. Observasi terhadap proses pembelajaran.
  3. Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

b)    Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.     Butir Soal tes tertulis

b.     Lembar Observasi, yaitu:

1)    Observasi terhadap ketrampilan guru

2)    Observasi terhadap aktivitas siswa

3)    Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran

Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah pengajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) Menelaah kurikulum SD Kelas IV Mata pelajaran Matematika (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (3) menyusun lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran (4) Membuat LKS (5) Menyusun alat evaluasi.

Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, adapun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

a.     Perencanaan, tahap ini meliputi:

Perencanaan adalah tahap pertama dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tahap perencanaan ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1)    Menelaah materi dalam pembelajaran Matematika serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.

2)    Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

3)    Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

4)    Menyiapkan lembar kerja observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru.

b.     Pelaksanaan Tindakan

            Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2001:18). Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas ini direncanakan menjadi 3 siklus. Namun apabila dalam pelaksanaan siklus 2 sudah mencapai keberhasilan belajar yang ditargetkan peneliti maka siklus 3 tidak perlu dilaksanakan.

Menurut Suyadi (2012: 62-63) pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu yaitu perencanaan, yaitu bertindak di kelas. Tindakan harus sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan tindakan ini direncanakan dalam tiga siklus.

c.     Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan pelaksanaan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2006:99). Observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan pada penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara umum tentang pembelajaran Matematika di SD Negeri Ketapang 03.

d.     Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:99). Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru, dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Matematika, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ketapang 03 Kecamatan SusukanKabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas V sebanyak 8 siswa. Letak SD Negeri Ketapang 03 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

SD Negeri Ketapang 03 terletak di desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Ketapang 03 masih asri dengan suasana pedesaan.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Tawang 02 Desa Tawang pada semester I diperoleh data yaitu dari 8 siswa yaitu 5 laki-laki dan 3 orang perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 6 siswa atau 75%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 25%.

 

 

Ketuntasan Belajar Siklus I

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 4 siswa atau 50%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa dengan persentase 50%.

Ketuntasan Belajar Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 25%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 75%.

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 100%.

 

 

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitassiswa, dan hasil belajar pembelajaran Matematika melalui penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas IV SD Negeri Ketapang 03 dapat disimpulkan bahwa:

1.       Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor keterampilan guru pada setiap siklusnya. Perolehanskor keterampilan guru pada siklus I sebesar 23 dengan kriteria baik, siklus II sebesar 27 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 32 dengan kriteria sangat baik.

2.       Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini ditunjukka oleh peningkatan skor aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Perolehan skor aktivitas siswa pada siklus I sebesar 18,87 dengan kriteria baik, siklus II sebesar 21,25 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 23,25 dengan kriteria sangat baik.

3.       Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal pada setiap siklusnya. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 50%, siklus II 75% dan meningkat lagi pada siklus III 100%. Perolehan skor pada siklusIII telah memenuhi indikator keberhasilan hasil belajar siswa yaitu ≥80% siswa mengalami ketuntasan belajar.

 SARAN

1.      Guru sebaiknya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada pembelajaran Matematika. Karena dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai makasebaiknya dalam pelaksanaan pembelajara Matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dipersiapkan dengan perencanaan yang matang dan maksimal. Seperti perencanaan konsep materi, tugas-tugas untuk siswa.

2.      Sebaiknya guru juga menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada mata pelajaran yang lain. Karena dapat meningkatkan keaktifan siswa, melatih bekerja sama kelompok, melatih analisa berfikir, dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan maupun menantang.

3.      Pada saat pembelajaran sebaiknya tercipta suatu kondisi adanya kelompok belajar yang saling bekerja sama, fokus siswa yang meningkat terhadap pembelajaran atau meminimalisasi kegaduhan di kelas, tanggung jawabsiswa, bimbingan guru yang intensif, dan guru sebagai fasilitator.

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Cahya Prihandoko. (2006). Memahami konsep matematika secara benar dan menyajikannya dengan menarik. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.

Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama.

Ariyadi Wijaya. (2012). Pembelajaran Matematika Realisik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Daitin Tarigan. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Depdiknas Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

John W. Santrock. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

KTSP. (2007).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BP Cipta Jaya Lorin  W.          Anderson.          (2010).  Kerangka           Landasan               untuk        Pembelajaran,

Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marsigit. 2003. Metodologi pembelajaran matematika. Makalah disajikan pada kunjungan guru-guru SD Wilayah Binaan III Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat di FMIPA UNY. Diakses dari: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/marsigit-dr- ma/Methodologi%20Pembelajaran%20Matematika%20pada%20Kunjungan%20 Guru%20SD%20KemayoranJKT_diFMIPA%20UNY_Jan%202003.pdf pada tanggal 05 Desember 2013 jam 11.35 WIB

Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Rosdakarya.

Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.

Oemar Hamalik. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rita Eka Izzaty dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta. UNY Press.

Shigeo Katagiri. (2004). Mathematical Thinking and How to Teach It. Tokyo: University of Tsukuba.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas: Jakarta. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiman. 2011. Peningkatan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realsitik. Yogyakarta: FMIPA UNY. Diakses dari: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/2011_PPM_Iceberg_0.pdf pada tanggal 05 Desember 2013 jam 12.50 WIB

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

            . (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

            . (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.