PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MELALUI MODEL TALKING STICK BERBANTUAN

MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI BAKALREJO 01 SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

 

M. Hartono

SD Negeri Bakalreja 01 UPTD Kecamatan Susukan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan hasil refleksi awal di kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 ditemukan permasalahan dalam kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru aktivitas siswa, dan hasil belajar masih belum optimal, sehingga perlu diperbaiki. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisualpada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01.Penelitian ini dilaksanakan 3 siklus yang terdiri dari satu pertemuan pada setiap siklusnya. Tahapan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes (observasi, dokumentasi). Teknik analisis data berupa kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 30%, siklus I 46% , siklus II 73%, dan siklus III 88%.Simpulan penelitian adalah hipotesis tindakan terbukti, yaitu melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampiloan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01. Saran dari peneliti adalah guru dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kata kunci: audiovisual, kualitas pembelajaran, PKn, Talking Stick

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia memegang peranan penting yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertera di bab 1 pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang mendorong siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ketentuan Kurikulum tingkat satuan pendidikan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah satu diantaranya adalah kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

PKn mencakup beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi tingkat SD/MI. Mata pelajaran PKn di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari pembentukan sikap agar menjadi manusia yang utuh sesuai Pancasila dan UUD 1945. PKn bertujuan mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik.

Tujuan pembelajaran PKn tercantum dalam Ruminiati, (2007:1.26) untuk memberikan kompetensi: (1) berfikir kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara cerdas, tanggung jawab dan bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat; (3) berkembang secara positif demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain; (4) berinteraksi dengan bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

PKn berfungsi sebagai pendidikan nilai yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai pancasila/budaya bangsa sesuai kurikulum sehingga menjadi salah satu mata pelajaran yang memenuhi tuntutan tujuan pendidikan dasar yaitu untuk mengembangkan kehidupan siswa sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia yang utuh. Namun, untuk menjadi warga negara Indonesia yang sesuai pancasila dan UUD 1945, merupakan tantangan berat karena masyarakat selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, mata pelajaran Pkn dirancang untuk membentuk watak dan kepribadian siswa agar menjadi manusia yang dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik.

Pelaksanaan pembelajaran PKn di Indonesia saat ini belum maksimal, ini diperkuat penelitian yang dilakukan Depdiknas (2007). Hasil penelitian menunjukkan terdapat permasalahan pembelajaran PKn karena lebih menekankan hafalan dan media yang kurang menarik sehingga mengakibatkan siswa pasif.

Berdasarkan refleksi awal bersama tim kolaborator ditemukan permasalahan kualitas pembelajaran PKn meliputi meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 belum mencapai hasil optimal, sehingga perlu diperbaiki. Hasil pengamatan, guru belum dapat mendorong siswa aktif berpendapat, cenderung pasif, dan penggunaan media kurang kreatif, sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar siswa.

Perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 masih rendah. Data kuantitatif hasil evaluasi dari 26 siswa, 8 siswa (30%) mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan sebanyak 18 siswa (70%) nilainya dibawah KKM yaitu 70. Nilai rata-rata kelas 59. Permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusi menggunakan model inovatif dan media yang kreatif.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan tim kolaborator kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01, alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKnyaitu melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual.

Kemampuan keterampilan seorang guru untuk mendorong keaktifan siswa dapat dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung sehingga perlu penerapan pendekatan saintifik yang meliputi lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, menalar ,mencoba, dan mengkomunikasikan (Permendikbud, 2013:5). Model yang digunakan oleh guru juga disesuaikan dengan kemampuan guru dan karakteristik siswa agar pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

Salah satu model yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn serta dapat dipadukan dengan pendekatan saintifik adalah model Talking stick. Penerapan model Talking Stickdapat digunakan untuk menarik perhatian dan mendorong keberanian siswa untuk aktif berpendapat. Kelebihan model ini, dapat menguji kesiapan siswa untuk fokus berkonsentrasi dalam situasi apapun, melatih keterampilan mempelajari materi pelajaran dengan cepat dan tepat, sehingga siswa tidak pasif dalam pembelajaran (Huda, 2013:225), sedangkan menurut Suprijono, (2012:109) proses menggunakan model Talking Stick dapat mendorong siswauntuk berani mengemukakan pendapat.

Penerapan model Talking Stick lebih efektif apabila didukung dengan media audiovisual. Menurut Sanjaya, (2006: 172) kemampuan media audiovisual dianggap lebih baik dan menarik karena mengandung kedua unsur jenis media, baik auditif maupun visual. Penggunaan media audiovisual dapat menampilkan objek-objek nyata yang lokasinya jauh belum pernah dilihat sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajarannya. Penggunaan model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat mendorong siswa aktif, berani berpendapat dan meningkatkan minat belajar siswa, sehingga kualitas pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan melakukan penelitian tentang “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Model Talking Stick Berbantuan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017 ”.

Rumusan dan Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 ?”

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1.  Bagaimanakah peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 ?

2.  Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 ?

3.  Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 ?

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan kemampuan guru serta sebagai bahan masukan untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran PKn.

Manfaat Praktis

Manfaat secara khusus dalam penelitian ini:

a.               Guru

a.        Memberikan      tambahan          wawasan           dan       pengetahuan      tentang model pembelajaran inovatif dan media yang kreatif.

b.        Meningkatkan keterampilan guru untuk menguji kesiapan siswa fokus berkonsentrasi dalam pembelajaran.

c.        Memberikan wawasan tentang bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang melibatkan keaktifan seluruh siswa dan guru sebagai fasilitator.

d.        Menciptakan      suasana            pembelajaran    yang     menyenangkan sehingga menum-buhkan minat belajar siswa

e.        Menghadapi permasalahan dalam pembelajaran sebagai   upaya meningkatkan profesionalisme guru.

b.              Siswa

a.        Mendorong keberanian siswa untuk aktif berpendapat.

b.        Meningkatkan kemampuan fokus berkonsentrasi selama pembelajaran.

c.        Melatih kemampuan mempelajari materi pelajaran dengan cepat dan tepat.

d.        Meningkatkan kemampuan daya ingat siswa tentang materi yang dipelajari.

e.        Menumbuhkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar meningkat.

c.                Sekolah

a.        Melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan dapat digunakan sebagai pendukung penelitian selanjutnya.

b.        Memberikan kontribusi   pada sekolah untuk meningkatkan           kualitas pembela-jaran khususnya mata pelajaran PKn

c.        Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

 

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berarti proses, cara dan perbuatan mempelajari sesuatu. Menurut Majid, (2013:5) pembelajaran adalah suatu konsep dari belajar mengajar direncanakan dan diaktualisasikan serta diarahkan pencapaian tujuanatau penguasaan sejumlah kompetensi indikator sebagai gambaran hasil belajar.

Menurut Asmani, (2012:5) pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar terdiri dari guru dan siswa yang bermuara pada pematangan intelektual kedewasaan, emosional, spiritual kecakapan hidup, dan keagungan moral. Pembelajaran tidak hanya intrakurikuler tetapi juga ekstrkurikuler.

Menurut Dananjaya, (2010:27) pembelajaran merupakan proses untuk mengembangkan potensi diri dengan melibatkan pikiran dan emosi yang terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran adalah suatu kegiatan saling interaksi antara guru dengan siswa menggunakan media atau fasilitas yang ada dengan mengorganisirnya sedemikian rupa dalam suatu lingkungan tertentu, sehingga ada keterkaitan antar komponen pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model Pembelajaran Talking Stick

Model pembelajarandigunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang efektif sehingga permasalahan yang ditemukan guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan. Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan. Siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

Menurut Huda, (2013:225) model Talking Stick bermanfaat karena mampu menguji kesiapan siswa untuk fokus berkonsentrasi dalam situasi apapun, melatih keterampilan dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat dan tepat sehingga siswa tidak pasif dalam pembelajaran. Kemudian dalam Suprijono, (2012:109) menyatakan pembelajaran dengan model Talking Stick mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

Penggunaan model ini diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa untuk berpendapat dan meningkatkan minat belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran PKn dapat meningkat. Model Talking Stick lebih efektif jika didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Peneliti menggunakan media audiovisual untuk menunjang pembelajaran PKn agar penyajian materi kepada siswa lebih optimal.

Media Audiovisual

Media sebagai sarana penyampaian pesan yang kreatif untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.Menurut Sukiman, (2011:249)media audiovisual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Dalam Hamdani, (2011:249) media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau media pandang-dengar.Audiovisual akan menjadikan penyajian bahan ajar semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dapat menggantikan peran dan tugas guru sebagai fasilitator belajar.

Asyhar, (2012:185) mendukung pembuatan bahan ajar audiovisual berbasis multimedia yaitu gabungan dari berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, dan video mampu meningkatkan hasil belajar. Media audiovisualmenampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secra bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi yang terbagi menjadi dua macam, yakni: (1) audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar bersal dari satu sumber seperti video kaset; (2) audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda seperti film yang unsur gambarnya dari slide proyektor dan unsur suara berasal dari tape recorder.

Sependapat dengan Hamdani (2011:245) audiovisual yaitu media yang mengandung unsur suara dan gambar yang dapat dilihat.Pembelajaran melalui audiovisual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.

Sesuai Arsyad, (2014:32-33) pembelajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol yang serupa.

KERANGKA BERPIKIR                                                                       

Data awal hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan tim kolaborasi menunjukkan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01.

 Permasalahan pada pembelajaran yaitu guru kurang mendorong siswa aktif berani berpendapat sehingga keterampilan berbiacara siswa kurang terlatih dan cenderung pasif/diam. Selain itu, banyaknya siswa yang belum mencapai KKM dikarenakan PKn mencakup muatan materi yang luas sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif belajar sendiri agar dapat menguasai materi dan menerapkan ilmu dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Penggunaanmedia kurang optimal karena tidak mendukung keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang antusias yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01.

METODE PENULISAN

Subyek Penelitian

Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri Bakalrejo 01 Tahun Pelajaran 2016/2017. Lokasi SD Negeri bakalrejo 01 ini terletak di Dusun Karangsari, Desa Bakalrejo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

 

 

Waktu Pelaksanaan Penelitian

 Adapun waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran tersebut selama 3 bulan dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret. Sedangkan jadwal pelaksanaan penelitian pembelajaran untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 59 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 70% siswa menjawab kesulitan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

a)    Teknik Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:

  1. Observasi terhadap rencana pembelajaran.
  2. Observasi terhadap proses pembelajaran.
  3. Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

b)    Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.     Butir Soal tes tertulis

b.     Lembar Observasi, yaitu:

1)    Observasi terhadap ketrampilan guru

2)    Observasi terhadap aktivitas siswa

3)    Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan M.Taggart dengan system spiral repleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali ( Kasbolah, 1998/1999: 113).

Dalam model Kemmis dan M.Taggart ini, penelitian menggunakan dan mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas.

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses dan hasil tindakan. Ini adalah sebagai siklus pertama belum menyelesaikan permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bakalreja 01 Kecamatan SusukanKabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas IV sebanyak 26 siswa. Letak SD Negeri Bakalreja 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

SD Negeri Bakalreja 01 terletak di desa Bakalrejo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Bakalreja 01 masih asri dengan suasana pedesaan.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Negeri Bakalreja 01, Desa Bakalrejopada semester I diperoleh data yaitu dari 26 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Kemampuan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal).Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 18 siswa atau 70%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 30%.

Hasil BElajar Siswa Siklus 1

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 14 siswa atau 54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 46%.

 

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau 27%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 73%.

Hasil Belajar Siswa Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 3 siswa atau 12%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa dengan persentase 88%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada gambar 4.10.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01 dapat disimpulkan bahwa:

a.  Model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik.

b.  Model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas siswa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik.

c.  Model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat meningkiatkan hasil belajar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 30%, pada siklus II meningkat menjadi 73%, dan pada siklus III meningkat menjadi 88%.dengan kategori sangat tinggi.

            Dengan demikian, hasil belajar PKn siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sekurang- kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 80% dengan KKM 70.

 Paparan simpulan di atas menunjukkan hipotesis tindakan terbukti bahwa melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisualdapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01.

SARAN

Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalrejo 01, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

 

 

Guru

Guru hendaknya menerapkan model Talking Stick berbantuan media audiovisual sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SD yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. pembelajaran.

Siswa

Siswa seharusnya lebih fokus berkonsentrasi pada pelajaran agar menambah pengetahuan dan wawasannya. Sebaiknya aktivitas siswa lebih ditingkatkan sehingga siswa lebih berani dalam bertanya mengenai materi yang belum dimengerti, percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi, mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok maupun memberikan tanggapan kepada kelompok lain.

Sekolah

Penelitian melalui model Talking Stick berbantuan media audiovisual dapat digunakan sekolah untuk penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Yamin.2012. Taktik mengembangkan Kemampuan IndividualSiswa.

Ciputat:Referensi GP Press Group

Anitah, Sri, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Ariwitari, Rai.2014.Pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar Pkn kelas IV sd gugus 1 tampaksiring. Singaraja: Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (1): 1-10

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. 7Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Pres

Asyhar,Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referens

A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Jogjakarta: DIVA press

Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Depdiknas 2007 tentang Kajian Kebijakan Kurikulum PKn

Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Bandung

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Herrhyanto, Nar dan H.M Akib Hamid. 2011. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hopkins, Davin. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jayanti, Armita. 2014. Pengaruh penerapan model pembelajaran Assure berbantuan media audiovisual terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV Sd gugus iv Kediri, Tabanan. Singaraja: Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (1): 1-11

Kupczynski, Lori.2012.Cooperative learning in distance learning a mixed methods study. USA: Texas A&M University-Kingsville. 5(2): 1-10

Pena Lumeling, Suryati. 2014. Peningkatan hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas III SD YPK Sion Nabire.Manado: Universitas Negeri Manado. 2(4): 1-10

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Morgan, Bobbette.2012.Teaching Cooperative Learning with Children’s Literatur.Brownsville:National forum of teacher education journal. 22(3): 1-12

Mulyasa, H. E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Paputungan, Rukmini.2014.Penerapan model pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar tentang susunan lembaga negara pada siswa kelas VI SDN 3 Pobundayan.Manado:Universitas Negeri Manado. 2(3): 1-10

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Rifa’i, Achmad. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press

Rosiana.2014.Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan Metode talking stick

dalam pembelajaran pkn di sekolah dasar. Pontianak: Universitas Tanjung Pura. 3(12): 1-10

Rosmawati, Berlian Juni.2014.Pengaruh strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar PKn.Medan:Universitas Negeri Medan. 7(1): 10

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendiidkan Kewarganegaran SD. Jakarta: PJJ PGSD S1

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Frenada

Media Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2011. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukmadinata,                NS.     2013.     Metode     Penelitian      Pendidikan.       Bandung:      PT. Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Taniredja, Tukiran.  2013. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Ombak

Topkar,  Rekha.2012.The Use Of Audio-Visual Aids By Trainee Teacher In Practice Teaching.India:International Educational E-Journal. 1(2): 1-5

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1

Udin S.Winataputra, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Usman, Moh. Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar