Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Melalui Layanan Kelompok Dengan Metode Jigsaw
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL MATERI
MENGATASI STRES DAN DEPRESI MELALUI LAYANAN KELOMPOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS XI APH DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Etik Edi Purnami
Guru Mata Pelajaran BK SMK Negeri 3 Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pemberian layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan kooperatif model Jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stress dan Depresi pada siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu mulai bulan Pebruari s/d Mei 2019, subjek Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada kelas XI Aph SMK Negeri 3 Sukoharjo Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 sejumlah 34 siswa. Metode dan rancangan penelitian menggunakan metode deskripsi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskripsi dengan membandingkan nilai pra tindakan, dengan siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pada siklus I Ketuntasan siswa dalam belajar adalah sebanyak 21 siswa atau 62%. Ketuntasan sebesar 62% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%. Aktivitas siswa dengan kriteria tinggi dan sangat tinggi sebesar 76%. Ketuntasan sebesar 76% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%, sehingga siklus I dianggap gagal. Pada siklus II: Ketuntasan siswa dalam belajar adalah sebanyak 32 siswa 94% siswa telah tuntas dalam pembelajaran. Aktivitas yang dicapai adalah sebesar 94% siswa mempunyai aktivitas belajar yang tinggi dan sangat tinggi. Peningkatan aktivitas belajar sebesar 94% yang berada di atas 85% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II telah berhasil.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Aktivitas, dan Kooperatif Tipe Jigsaw
PENDAHULUAN
Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Masalah stres dan depresi karena pembelajaran di SMK Negeri 3 Sukoharjo dari hasil prestasi siswa dalam materi Mengatasi Stress dan Depresi diperoleh hasil dari 34 siswa hanya 14 siswa atau 41% yang dianggap mampu menguasai materi stres dan depresi yang ditandai siswa tersebut telah mampu mencapai KKM yang ditentukan yaitu nilai 75. Sedangkan dari hasil isian angket mengenai aktivitas belajar diperoleh hasil sebanyak hanya 10 siswa atau 29% telah memiliki aktivitas yang baik dan sangat baik.
Perlunya pembauran antara siswa yang pandai, sedang, maupun kurang pandai sehingga akan tercipta pembelajaran yang saling menguntungkan.
Agar proses pembimbingan berjalan dan berhasil dengan baik perlu mengadakan bimbingan belajar dan motivasi agar siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar dan penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana siswa berada, guru harus memahami semua siswa dalam satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan memahami ciri, sifat dan kemampuan masing-masing individu memudahkan guru dalam memberikan layanan kelompok belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial Materi Mengatasi Stres dan Depresi Melalui Layanan Kelompok dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul saat pembelajaran sebagai berikut:
- Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan baik secara pribadi dan sosial dalam belajar di kelas.
- Prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stress dan Depresi belajar siswa rendah.
- Perlunya layanan bimbingan kelompok belajar untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
- Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019?
- Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019?
- Apakah melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian tindakan kelas ini adalah: ”Untuk mengetahui pemberian layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan kooperatif model Jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stress dan Depresi pada siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019”.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pengertian Bimbingan Konseling
Berdasarkan arti kata “Bimbingan dan Konseling” yang dijabarkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang agar orang tersebut dapat memahami segala potensi yang ada pada dirinya termasuk kekurangan dan kelemahannya, sehingga dapat menyelesaikan segala hambatan ataupun persoalan yang melanda dirinya. Sedangkan konseling dapat diartikan sebagai sebagai suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang disebut konselor kepada individu (klien) yang memiliki masalah yang dilakukan melalui wawancara sehingga individu menyelesaikannya permasalahannya sendiri.
Bimbingan Kelompok
Belajar kelompok adalah belajar secara bersama-sama. Cara belajar ini berbeda dengan belajar sendiri. Belajar kelompok berarti kita belajar bersama-sama.
Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 67) yaitu:
- Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.
- Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan.
- Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
- Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang baik.
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana yang mereka programkan semula.
Prestasi Belajar Bimbingan Konseling
Hasil belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Mengambil pengertian tersebut, hasil belajar dalam PTK ini penulis mengartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran Bimbingan Konseling.
Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Aktivitas Belajar
Menurut Agus Sulistyo dan Adhi Mulyono (2004: 25), “Aktivitas artinya kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Belajar menurut Winkel (2004: 36) mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”.
Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Cooperative Learning adalah metode pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam penyelesaian tugas saling bekerja sama dan saling membantu (Depdiknas, 2005:125).
Agung Sulistyono (2003:2), berpendapat bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran bermanfaat dengan jalan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas siswa-siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, siswa akan menggunakan sejumlah kegiatan belajar untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep atau sub konsep”.
Pada pembelajaran kooperatif dikenal ada 4 tipe, yaitu: 1) tipe STAD, 2) tipe Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok dan 4) tipe Struktural. Dalam pembelajaran Bimbingan Konseling, guru dapat memilih dan menentukan berbagai metode yang akan dipergunakan. Penggunaan tipe harus dilakukan secara tepat dengan memperhatikan tujuan. Dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif yang penulis gunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Menurut Lie (2010), dalam pembelajaran jigsaw, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Pada pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian. Khususnya tim ahli akan berkumpul terlebih dahulu dengan sesama tim ahli membahas permasalahan yang yang hendak dipecahkan, baru kemudian bergabung dengan kelompok asalnya untuk membantu kelompoknya memecahkan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Sugiyanto (2009:45-46) langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Kelas Siswa dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
- Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
- Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar.
- Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
- Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams para siswa dievaluasi secara individual mengenai mengenai bahan yang telah dipelajari.
Hipotesis Tindakan
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini penulis laksanakan di kelas XI Aph SMK Negeri 3 Sukoharjo dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai bulan Pebruari s/d Mei 2019.
Subyek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilakukan pada kelas XI Aph sejumlah 32 siswa di SMK Negeri Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Sedangkan untuk peneliti adalah penulis sendiri yang mengampu mata pelajaran BK di kelas XI Aph SMK Negeri 3 Sukoharjo yang dibantu oleh teman sejawat yaitu Bapak Rifqi Setiyawan Putranto, S.Pd. yang juga mengampu pelajaran BK.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes dan nontes. Teknik tes dilaksanakan dengan menggunakan soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Teknik nontes dilakukan dengan observasi atau pengamatan.
Validasi Data
Validasi data meliputi validitas hasil dan validitas proses. Validasi data proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada kondisi awal dilakukan oleh peneliti dan siswa sedangkan validasi data pada siklus I dan Siklus II dilaksanakan melalui triangulasi data. Data berasal dari hasil pengamatan tentang Minat dan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan data hasil observasi dari kolaborator terhadap peneliti maupun terhadap siswa selama proses pembelajaran.
Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dilakukan tes dengan bentuk soal isian singkat dan uraian. Agar hasil tes memiliki validitas yang baik maka perlu dilakukan content validity (isi tes sesuai dengan materi yang diajarkan atau sesuai dengan isi kurikulum) yaitu dengan menggunakan kisi-kisi soal.
Analisis Data
Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif dengan membandingkan antar siklus termasuk pra tindakan.
Indikator Kinerja
Target peningkatan yang hendak dicapai sebagaimana ditunjukkan oleh indikator berikut ini, yaitu:
- Meningkatnya prestasi belajar dengan rata-rata tingkat keberhasilan siswa mencapai KKM sebesar 75 minimal 85%.
- Aktivitas belajar siswa mencapai kriteria tinggi (B) dan sangat tinggi (A) mencapai 85% dari jumlah siswa.
HASIL PENELITIAN
Prestasi Belajar BK
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat sesama guru BP/BK yaitu Ibu Sri Hanarti S.Pd., peneliti memperoleh catatan hasil pelaksanaan pembelajaran BP/BK khususnya untuk pada materi “Mengatasi Stres dan Depresi” yang dilaksanakan di Kelas XI APh SMK Negeri 3 Sukoharjo. Dari hasil dokuntasi diperoleh pada saat pra siklus, dimana tingkat ketuntasan belajar rendah yaitu hanya 14 siswa atau 41% yang tuntas dalam pembelajaran sedangkan aktivitas siswa dalam belajar dari angket hanya diperoleh hasil 29% siswa yang aktif saat menerima pembelajaran.
Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat, maka dilakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Dalam pembelajaran ini siswa dibentuk dalam 7 kelompok kecil dengan anggota masing-masing 7 siswa dengan kemampuan yang heterogen yaitu pandai, sedang, dan kurang/tidak pandai.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I telah terjadi peningkatan prestasi dan aktivitas belajar tetapi peningkatan yang diperoleh belum sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan memperbaiki siklus I yaitu dengan lebih memperhatikan atau membimbing siswa pada saat belajar kelompok, mengadakan bimbingan belajar kepada siswa yang kesulitan dan memberi penghargaan. Pada siklus II hasil yang dicapai telah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu di atas 85%.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebelum perbaikan dan setelah perbaikan, maka dibuat rekapitulasi ketuntasan belajar siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II, sebagai berikut: “bahwa ketuntasan belajar pada pra siklus sangat rendah yaitu hanya 41%. Untuk itu diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan bembingan kelompok belajar melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw. Hasil siklus I tingkat ketuntasan siswa dalam belajar adalah sebanyak 21 siswa atau 62%. Apabila dibandingkan dengan pra siklus maka terjadi peningkatan sebesar 21%. Hasil yang dicapai pada siklus I sebesar 62% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%, untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II. Hasil yang dicapai pada siklus II adalah sebanyak 32 siswa atau 94% siswa telah tuntas dalam pembelajaran. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini sudah seperti yang diharapkan yaitu di atas 85%. Apabila dibandingkan dengan siklus I maka terjadi peningkatan sebesar 32%. Peningkatan ketuntasan belajar sebesar 94% yang berada di atas 85% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II telah berhasil”.
Aktivitas Belajar Bimbingan Konseling
Dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa, peneliti memperoleh catatan aktivitas belajar siswa Kelas XI APh SMK Negeri 3 Sukoharjo.
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum perbaikan dan setelah perbaikan, maka dibuat rekapitulasi aktivitas belajar siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II, sebagai berikut:
Hasil siklus I adalah sebesar 76% siswa aktif dalam belajar dengan kriteria tinggi dan sangat tinggi. Apabila dibandingkan dengan pra siklus maka terjadi peningkatan sebesar 47%. Hasil yang dicapai pada siklus I sebesar 76% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%, untuk itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
Hasil yang dicapai pada siklus II adalah sebesar 94% siswa mempunyai aktivitas belajar yang tinggi dan sangat tinggi. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 18% daripada siklus I. Peningkatan ini sudah seperti yang diharapkan yaitu di atas 85%. Peningkatan aktivitas belajar sebesar 94% yang berada di atas 85% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II telah berhasil.
Berdasarkan keberhasilan siswa dalam perbaikan pembelajaran dimana terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan tingkat ketuntasan 94% > 85% dan keaktivan siswa dalam belajar meningkat dimana pada siklus II diperoleh hasil di atas indikator keberhasilan yaitu 94% > 85%, maka hipotesis yang mengatakan:
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019, terbukti kebenarannya.
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019, terbukti kebenarannya.
- Melalui metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar bidang bimbingan pribadi dan sosial materi Mengatasi Stres dan Depresi pada Siswa Kelas XI APh di SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019, terbukti kebenarannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana di bahas di muka, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Salah satu permasalahan yang terjadi di Kelas XI APh SMK Negeri 3 Sukoharjo adalah adanya prestasi dan aktivitas belajar yang rendah siswa yang rendah saat belajar di kelas. Rendahnya prestasi belajar pada bidang studi Bimbingan Konseling adalah tingkat ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sangat rendah yaitu hanya 14 siswa atau 41% tuntas dalam pembelajaran sedangkan sebanyak 20 siswa atau 59% siswa belum tuntas. Sedangkan aktivitas siswa belajar dengan kriteria aktivitas Baik dan Sangat Baik hanya 29%. Bentuk aktivitas belajar yang rendah antara lain: tidak memperhatikan saat guru menerangkan, mengerjakan kegiatan lain dan tidak mau mengerjakan tugas-tugas sekolah. Untuk menyikapi permasalahan tersebut maka peneliti selaku guru BK pada kelas XI APh melakukan perbaikan dengan tindakan Bimbingan Konseling kelompok dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw yaitu melakukan pembelajaran kelompok dengan terlebih dahulu membagi kelompok dengan kemampuan siswa yang heterogen, memberikan pembekalan pada tim ahli, melakukan diskusi kelompok dan melakukan presentasi serta pembimbingan kepada seluruh kelompok.
Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Pada siklus I
Ketuntasan siswa dalam belajar adalah sebanyak 21 siswa atau 62%. Ketuntasan sebesar 62% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%. Aktivitas siswa dengan kriteria tinggi dan sangat tinggi sebesar 76%. Ketuntasan sebesar 76% belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85%, sehingga siklus I dianggap gagal.
Pada siklus II
Ketuntasan siswa dalam belajar adalah sebanyak 32 siswa 94% siswa telah tuntas dalam pembelajaran. Aktivitas yang dicapai adalah sebesar 94% siswa mempunyai aktivitas belajar yang tinggi dan sangat tinggi. Peningkatan aktivitas belajar sebesar 94% yang berada di atas 85% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II telah berhasil.
Implikasi
Dampak Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi SMA/SMK pada umumnya dan SMK Negeri 3 Sukoharjo pada khususnya, bahwa bimbingan belajar kelompok kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai landasan pengembangan penelitian yang akan datang.
Dampak Praktis
Dengan berhasilnya penelitian bimbingan kelompok melalui pendekatan kooperatif model jigsaw terhadap peningkatan prestasi dan aktivitas belajar, maka pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Saran
- Agar prestasi belajar bidang bimbingan belajar pada materi Mengatasi stres dan depresi meningkat disarankan memberi layanan kelompok kepada siswa dengan pembelajaran kooperatif.
- Kerjasama yang baik antar guru terutama guru BP/BK dengan guru mata pelajaran lainnya dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga siswa dapat mengelola stress dan depresi melalui metode-metode pembelajaran yang kooperatif.
- Perlunya kerjasama kelompok antar siswa dalam belajar sehingga dapat menumbuhkan kebersamaan, jiwa berbagi dan tolong menolong.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I.. 2001. Exploring Teaching: An Introduction to Education. New. York: Mc Graw-Hill Companies.
Achmad Juntika Nurihsan. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Agus Mulyadi. 2003. Bimbingan Konseling. Jakarta: Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar Menengah.
Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta: CV. Ita.
Ahmadi dan Supriyono, 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.
Andi Mappiare, 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Mohammad. 2003. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 20 Desember 2003.
Hamalik, Omar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Prayitno dkk. 1999, Bimbingan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Roestiyah. 1989, Dikdaktik Metodik. Jakarta: Bina Aksara.
Slameto. 2000, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2010, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Tidjan SU. 1993. Bimbingan dan Konseling Untuk Sekolah. Yogyakarta: UNY.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Cemerlang.
Winkel WS. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Winarno Surahmat. 1990. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.