MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH

MELALUI MODEL VARIASI

KANCING GEMERINCING

PADA SISWA KELAS XI IPS 2

SMA N 1 BANJARNEGARA

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sri Utari

Pengajar Sejarah SMA N I Banjarnegara

ABSTRAK

Hasil pengamatan yang dilakukan di semester ganjil di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Banjarnegara menunjukan bahwa siswa kurang tertarik dalam pembelajaran sejarah karena bersifat hafalan. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah masih kurang, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 tersebut adalah model variasi kancing gemerincing. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah dengan model variasi kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS2 SMA N 1 Banjarnegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model variasi kancing gemerincing dalam meningkatkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1Banjarnegara yang berjumlah 40 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan belajar siswa yaitu sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa, dengan nilai tes yang didapat ≥70. Data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh dari lembar observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan statistika deskriptif, sedangkan data hasil belajar siswa dianalisis menggunakan perhitungan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada siklus I setelah diadakan penelitian diperoleh nilai rata-rata sebesar 68, 8 dengan ketuntasan klasikal 65% dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 76, 8 dengan ketuntasan klasikal 87, 5%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran variasi kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA SNegeri 1 Banjarnegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Sejarah, Model Variasi Kancing Gemerincing

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pembelajaran sejarah selain mampu meningkat-kan aspek kognitif peserta didik juga membentuk peserta didik yang demokratis, bijaksana dan dipersiapkan menjadi warga negara yang baik. Untuk itu peran guru dalam pembelajaran sejarah yaitu meningkatkan motivasi peserta didik agar peserta didik tertarik dan aktif dalam pembelajaran sejarah sangat penting. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, karena dalam pembelajaran sejarah yang cenderung bersifat hafalan dan guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materinya akan membuat peserta didik merasa jenuh.

Pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk membantu meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan oleh guru yaitu model pembelajaran kancing gemerincing. Model pembelajaran kancing gemerincing menem-patkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk saling membantu satu sama lain pada saat diskusi kelompok berlangsung.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan model variasi kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS2 SMA N 1 Banjarnegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penggunaan model variasi kancing gemerincing dalam mening-katkan hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Banjarnegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Memberikan suasana baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar yang diharapkan memberi sema-ngat baru dalam belajar.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih strategi pembelajaran.

b. Sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam mengelola pembelajaran di kelas siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESISI TINDAKAN

Beberapa Penelitian Terdahulu

Permasalahan tentang pengajaran sejarah yang bekaitan dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning bukan merupakan hal yang baru. Van Sicle (1983) dalam penelitiannya mengenai model cooperative learning dan implikasinya terhadap perolehan belajar siswa dan pengembangan kurikulum social studies, menemukan bahwa sistem belajar kelompok dan debriefing secara individual dan kelompok dalam model Coooperative Learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum. Penelitian Dra. Hj. Etin Solihatin.M.Pd, dkk(2001) menemukan bahwa penggunaan model Cooperative Learning mendorong peningkatan prestasi 20% dan dapat meningkatkan kemampuan untuk belajar mandiri.

Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama (Hamid Hasan, 1996). Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Slavin (1984) mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Model Pembelajaran Variasi Kancing Gemerincing

Model kancing gemerincing pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Pada pembelajaran kancing gemerincing, setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mende-ngarkan pandangan dan pemikiran anggota kelompok yang lain.

Dalam pelaksanaan kancing gemerincing, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang mempunyai karakteristik yang berbeda agar dapat tercipta saling tukar menukar informasi antar siswa. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap anggota dari kelompok tersebut diberi sejumlah kancing atau kartu (biasanya 2-3 kartu). Secara sederhana penggunaan kancing dapat diganti dengan benda-benda lain yang dapat menarik perhatian siswa, misalnya permen, kancing-kancing, biji-bijian, kacang dan sebagainya.Dalam penelitian ini penulis menggunakan permen. Kemudian guru memberikan suatu permasalahan yang harus dibahas oleh setiap kelompok, hendaknya permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok sama sehingga guru dapat melihat kelompok mana yang mempunyai daya tangkap lebih cepat dalam menyerap segala informasi yang di dapat. Setiap kali seorang anggota kelompok menyampaikan pendapatnya, ia harus meletakkan salah satu permennya di tengah kelompok. Setiap anggota kelompok diperkenankan menyampaikan pendapatnya sampai permen yang dimilikinya habis. Siswa tidak boleh menyampaikan pendapatnya lagi apabila permen yang ia miliki telah habis. Ketika semua permen sudah habis sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan lagi permen dan diskusi bisa diteruskan kembali (Lie, 2007:64)

Hasil Belajar

Catharina Tri Anni (2004:4) menyebutkan bahwa di dalam belajar terdapat tiga masalah pokok, yaitu: (1) masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya belajar, (2) masalah mengenai bagaimana belajar itu berlangsung dan prinsip mana yang dilaksanakan, dan (3) masalah mengenai hasil belajar. Dua masalah pokok yang pertama tersebut berkenaan dengan proses belajar yang sangat berpengaruh kepada masalah pokok ketiga. Dengan demikian bagaimana peristiwa terjadinya proses belajar akan menentukan hasil belajar seseorang.

KERANGKA BERPIKIR

Materi pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak atau masih dalam gagasan serta disampaikan dengan modelyang kurang menarik sehingga motivasi siswa dalam belajar sejarah rendah dan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan pemahaman siswa tersebut dapat diterapkan model pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik, hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang kurang bervariasi dalam menerapkan suatu model pembelajaran akan membuat peserta didik merasa malas dan bosan untuk belajar.

Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa dan faktor lingkungan, dalam hal ini adalah proses pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah dapat di lakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran variasi kancing gemerincing.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kerangka pemecahan masalah dengan model kancing gemerincing

 

Kondisi awal pembelajaran Sejarah

§ Siswa kurang aktif

§ Metode pembelajaran kurang bervariasi

Penerapan model Kancing Gemerincing

§ Aktivitas siswa meningkat

§ Prestasi belajar siswa mencapai KKM

§ Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang

§ Prestasi belajar siswa rendah

Guru

Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Pengamatan

Ket:

= Siklus I

= Siklus II

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model variasi kancing gemerincing dapat meningkat-kan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Banjarnegara Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart yang diperkenalkan oleh Soedarsono (2001). Pendekatan penelitian ini juga menggu-nakan konsep penelitian tindakan kelas.

Adapun materi yang dijadikan bahan untuk pembelajaran dengan model Variasi Kancing Gemerincing adalah materi yang berasal dari standar kompetensi materi semester II tahun pelajaran 2009/2010, yaitu tentang Menganalisis Perkembangan bangsa Indonesia pada masa Kolonial.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Banjarnegara yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan.

Prosedur Kerja Penelitian

Fokus penelitian adalah peningkatan hasil belajar sejarah dengan menggunakan model variasi kancing gemerincing. Peneli-tian Tindakan Kelas ini dirancang dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Tes tertulis atau evaluasi, Lembar pengamatan siswa dan Angket refleksi siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, dokumentasi, Tes, dan Angket

Analisis Data

a. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengukur prestasi belajar atau hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus.

Data yang di peroleh akan dianalisis menggunakan rumus:

1) Rata-rata kelas

Untuk mengetahui rata-rata kelas pada masing-masing siklus menggunakan rumus:

M =

Keterangan:

M : rata-rata skor yang diperoleh siswa

X : nilai yang diperoleh individu

N : banyaknya individu (Sudjana, 2008:125)

2) Ketuntasan belajar klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus:

P = x 100%

Keterangan:

P: Persentase ketuntasan belajar klasikal

: Jumlah siswa tuntas secara individu

: Jumlah siswa

b. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif dipergunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembela-jaran Sejarah setelah diterapkannya model pembelajaran variasi kancing gemerincing. Data kualitatif diambil dari Lembar observasi keaktifan siswa, dan Lembar angket tanggapan siswa.

Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas: Secara individual mencapai nilai yang telah ditetapkan dalam KKM yaitu minimal 70, dan secara klasikal minimal 75% dari seluruh peserta didik yang telah mencapai ketuntasan

HASIL PENELITIAN

Gambaran Data Awal

Data yang diperoleh dari observasi awal, nilai ulangan harian siswa masih rendah, masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 38 dengan rata-rata nilai ulangan 65, 4 dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 25 siswa dan yang tidak tuntas 15 siswa, dengan presentase ketuntasan belajar 37, 5% dan presentase tidak tuntas belajar 62, 5%.

Hasil Penelitian siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I diuraikan sebagai berikut: a) Perencanaan: Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, penulis melakukan penyusunan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran), penyusunan lembar diskusi siswa (LDS), penyusunan soal evaluasi siklus I dan kunci jawabannya, penyusunan lembar observasi untuk siswa. b) Tindakan: Pada tahap ini guru terlebih dulu menyiapkan kondisi siswa agar siap mengikuti pelajaran, kemudian guru mengabsen siswa dan memberikan apersepsi kepada siswa. Setelah itu guru menyampaikan cara kerja model pembelajaran variasi kancing gemerincing yang akan digunakan. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan menyampaikan materi secara garis besar tentang masuknya Jepang ke Indonesia sampai dengan organisasi-organisasi yang dibentuk oleh Jepang. Guru dalam menyam-paikan materi juga melibatkan siswa untuk ikut berperan aktif yaitu dengan memberikan pertanyaan pada siswa terkait dengan materi yang sedang dibahas. Setelah selesai memberikan materi guru kemudian membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa, oleh karena waktu telah habis maka diskusi kelompok yang telah direncanakan akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan pembuatan kesimpulan hasil pembelajaran bersama siswa.

Pertemuan ketiga dilaksanakan, untuk mengetahui perkembangan siswa, peneliti memberikan tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Pada pertemuan kali ini siswa diminta untuk mengerjakan soal tes siklus I selama 30 menit. Hasil tes yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Data hasil belajar siswa siklus I

No.

Keterangan

Pencapaian

1

Jumlah siswa kelas XI IPS 2

40

2

Nilai tertinggi

80

3

Nilai terendah

50

4

Nilai rata-rata

68, 8

5

Jumlah siswa tuntas belajar

26

6

Jumlah siswa tidak tuntas belajar

14

7

Presentase tuntas belajar

65%

8

Presentase tidak tuntas belajar

35%

Sumber: Data hasil penelitian 2010

Hasil penelitian siklus II

Siklus II dilaksanakan karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator yang diinginkan. Sebelum proses pelaksanaan siklus II dimulai, guru mengoreksi kekurangan yang ada pada siklus I. Guru berusaha untuk melakukan bimbingan kelompok secara merata kepada setiap kelompok. Pada langkah Tindakan guru mengkondisikan peserta didik agar siap mengikuti pelajaran. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik. Selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masing-masing kelompok dan menga-rahkan siswa yang mengalami kesulitan selama diskusi berlang-sung. Untuk mengukur perkembangan dan hasil belajar siswa, peneliti melakukan evaluasi dengan memberikan tes berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hasil tes yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Data hasil belajar siswa siklus II

No

Keterangan

Pencapaian

1

Jumlah siswa kelas XI IPS 2

40

2

Nilai tertinggi

90

3

Nilai terendah

60

4

Nilai rata-rata

76, 8

5

Jumlah siswa tuntas belajar

35

6

Jumlah siswa tidak tuntas belajar

5

7

Presentase tuntas belajar

87, 5%

8

Presentase tidak tuntas belajar

12, 5%

Sumber: Data hasil penelitian 2010

Berdasarkan tabel hasil belajar siswa siklus II di atas, diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakannya penelitian pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 68, 8 dengan ketuntasan belajar mencapai 65% kemudian meningkat pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 76, 8 dengan ketuntasan belajar mencapai 87, 5% dan telah memenuhi standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebesar 75%. Data analisis peningkatan ketuntasan belajar dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan siklus II

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II nilai rata-rata tes pada tiap siklus mengalami peningkatan. Hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukan bahwa rata-rata nilai tes mencapai 68,8, dimana sebelum dilaksanakan penelitian rata-rata nilai tes adalah 65, 4, kemudian pada siklus II rata-rata nilai siswa mencapai 76,8. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 65% atau 26 siswa, dan 35% tidak tuntas belajar atau 14 siswa dimana sebelum dilaksanakan penelitian ketuntasan belajar secara klasikalnya adalah 37,5% atau 15 siswa, 62,5% tidak tuntas belajar atau 25 siswa dan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 87,5% atau 35 siswa, tidak tuntas belajar sebesar 12,5% atau 5 siswa. Hasil belajar kognitif siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai ≥ 70. Data hasil peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Nilai rata-rata dari prasiklus, siklus I dan siklus II

Pertemuan diakhiri dengan membagikan angket kepada siswa. Setelah angket dibagikan dan dianalisis, diperoleh data sebagai berikut: dari 40 responden, 39 responden (97,5%) menyatakan model pembelajaran model kancing gemerincing menyenangkan, 33 responden (82,5%) menyatakan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar, 32 responden (80%) menyatakan pembelajaran sejarah tidak membosankan lagi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki sikap yang baik terhadap pelajaran sejarah, khususnya melalui penerapan model pembelajaran kancing gemerincing.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model variasi kancing gemerincing secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Banjanegara.

Hasil belajar siswa sebelum diadakan penelitian diperoleh nilai rata-rata sebesar 63, 7 dengan ketuntasan belajar klasikal 37, 5%. Pada siklus I setelah diadakan penelitian nilai rata-rata meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 68, 25 dan ketuntasan klasikal 65% dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 76, 5 dengan ketuntasan klasikal 87, 5%.

Saran

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model variasi kancing gemerincing memerlukan manajemen waktu yang baik oleh guru, sehingga pada saat diskusi siswa benar-benar memanfaatkan waktu dan memahami materi dengan baik.Pengajaran dengan menggunakan model variasi kancing gemerincing dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam pembelajaran sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2001. Belajar Dan Pembelajaran. SEMARANG: IKIP Semarang Press

Etin Solihatin. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo.

Etin Solihatin. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PAU P2AI Dirjen Dikti.

Tri Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.