Pembelajaran Kreatif Produktif
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF
SISWA KELAS VIIIA
SMP NEGERI 3 BOBOTSARI PURBALINGGA
PADA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Eko Budi Santosa
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Kepala SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dengan menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif. Setting penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 di SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga. Adapun subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIIIA. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus adalah perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada siklus pertama, pembelajaran dengan penerapan strategi kreatif produktif dilaksanakan pada kelompok besar yang terdiri dari 8 siswa per kelompoknya. Kegiatan pada siklus pertama meliputi tahap orientasi, eksplorasi, interpretasi, re-kreasi, dan evaluasi. Pada siklus kedua, pembelajaran dilakukan pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa. Tahapan yang dilaksanakan sama dengan kegiatan pada siklus pertama, namun ditambah perlakuannya yaitu pembacaan puisi yang telah dibuat siswa di depan siswa lainnya. Data yang diperoleh berupa hasil belajar yang terdiri dari data kondisi awal, data siklus pertama, dan data siklus kedua. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yakni membandingkan data penilaian hasil belajar kondisi awal, data siklus pertama, dan data siklus kedua. Sebelum pembelajaran dengan menggunakan strategi kreatif produktif, diperoleh nilai rata-rata 61,80 pada ulangan pertama dan nilai rata-rata 60,70 pada ulangan kedua. Setelah tindakan, pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata 64,60. Pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi sebesar 68,70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kreatif produktifterbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3Bobotsari Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
Kata kunci: kemampuan menulis puisi, strategi kreatif produktif
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) diarahkan untuk meningkat-kan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan (Depdiknas, 2006:231).
Salah satu aspek yang diajarkan dalam pembelajaran sastra di sekolah adalah menulis puisi. Puisi sebagai salah satu jenis sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang menggunakan media bahasa. Puisi hadir untuk dibaca, dinikmati, dipahami, serta dimanfaatkan, yang antara lain untuk mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan. Pembelajaran puisi sebagai bagian pembelajaran sastra di sekolah seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diapresiasi. Oleh sebab itu, pengembangan materi dan arah pembelajaran seyogyanya lebih menekankan kegiatan yang bersifat apresiatif (Depdiknas, 2007:1).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang mengajar di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Bobotsari Kabupaten Purbalingga, pembelajaran bahasa Indonesia (bahasan Sastra) dalam hal ini pembelajaran menulis puisi kurang mencapai hasil yang diharapkan, baik dari aspek proses maupun dari aspek hasil pembelajaran.
Berkaitan dengan rendahnya kemampuan menulis pada umumnya dapat dilihat dari nilai hasil dua kali ulangan harian berupa tes produk. Siswa diminta untuk menulis, kemudian diadakan penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian yang sudah disiapkan. Ulangan harian pertama dilakukan pada hari Selasa 19 Januari 2010 jam ketiga dan keempatyang diikuti oleh 41 siswa dengan mengambil kompetensi dasar 12. 1 menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer. Berdasarkan hasil ulangan harian pertama diperoleh nilai tertinggi 76, nilai terendah 56, dan nilai rata-rata 61,80. Dari ulangan harian tersebut jumlah siswa yang telah mencapai dan melampui kriteria ketuntasan minimal (KKM) baru 7 siswa atau 17,07 persen, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 34 siswa atau 82,93 persen.
Ulangan harian kedua dengan dilakukan pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2010 jam ketiga dan keempat yang diikuti 41siswa dengan mengambil kompetensi dasar 16. 1 menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Berdasarkan hasil ulangan harian kedua diperoleh nilai tertinggi 74, nilai terendah 52, dan nilai rata-rata 60,70. Siswa yang telah mencapai yang telah mencapai dan melampui kriteria ketuntasan minimal (KKM) 6 siswa atau 14,63 persen, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 35 siswa atau 85,37 persen. Berdasarkan dua kali ulangan harian berupa penilaian kemampuan menulis, baik menulis rangkuman maupun menulis puisi, lebih dari 75 persen siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada awal tahun pelajaran 2009/2010 mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga adalah 65. Kriteria ketuntasan tersebut mengandung maksud siswa dinyatakan tuntas belajar jika minimal memperoleh nilai 65 pada setiap mengerjakan tugas dari guru, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, maupun ulangan kenaikan kelas. Jika nilai siswa belum mencapai 65 maka harus dilakukan pembelajaran remedial atau perbaikan sampai mencapai batas tuntas minimal. Dengan demikian, kondisi ideal atau harapan dari setiap kegiatan ulangan, nilai rata-rata kelas minimal 65 dan nilai yang dicapai setiap siswa minimal juga 65. Melihat hasil tersebut, terdapat kesenjangan antara kenyataan dan KKM yang sudah ditetapkan.
Dengan belum tercapainya kondisi yang diharapkan ini, maka guru perlu mengupayakan solusi yang berupa suatu tindakan agar nilai rata-rata hasil belajar menulis khususnya meningkat sampai pada kondisi yang diharapkan. Adapun tindakan yang dilaksanakan adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif. Tindakan pada tahap awal adalah menggunakan strategi pembelajaran kreatif produktif pada kelompok besar yang terdiri dari 8 siswa. Sedangkan tahap berikutnya menggunakanstrategi kreatif produktif pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataan yang ada dan tujuan pembelajar-an bahasa yang akan dicapai sebagaimana diuraikan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah melalui strategi pembelajaran kreatif produktif dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas VIIIASMP Negeri 3 Bobotsari pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010?”
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran menulis puisi bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga. Adapun manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan referensi bagi guru bahasa Indonesia tentang strategi pembelajaran bahasa.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Penulisan Puisi
Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP. Intinya, dengan proses pembelajaran siswa harus dapat menulis puisi. Puisi merupakan karya kreatif, yakni karya yang lahir dari kreativitas penulisnya. Menurut Else Liliani (UNY, 2008:7) menulis puisi adalah persoalan kreativitas, yang lekat dengan individu untuk memunculkan nilai baru dalam hal-hal yang diciptakannya. Meskipun demikian, kreativitas bukanlah suatu hal yang memiliki harga mati. Artinya kreativitas bisa digali dan ditumbuhkan.
Menurut Bakdi Sumanto (dalam Else Liliani, 2008) menulis puisi harus memperhatikan sentuhannya. Sentuhan itu disajikan lewat irama dan pilihan kata-kata. Untuk bisa menulis puisi yang demikian, perlu merenungi pengalamanyang membuat hati tersentuh. Oleh sebab itu, berdasarkan pengalaman itu yang harus dilakukan pertama kali adalah menulis. Menulis harus dinilai sebagai sebuah latihan yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Itu untuk menjaga kontinyuitas proses kreatif. Tahap-tahap proses kreatif ada empat, yakni persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Tahap persiapan adalah tahap mencari bahan dan sumber tulisan. Ketika semua bahan telah terkumpul, tahap berikutnya adalah melakukan inkubasi atau pengendapan. Pada tahapan ini, semua materi yang telah terkumpul diendapkan dalam rangka memantapkan calon tulisan sambil melakukan proses penyusunan karya. Saat semua bahan dirasa siap untuk dilahirkan dalam bentuk tulisan, masuklah tahap iluminasi atau tahap perwujudan. Ide dalam tahap ini telah diorganisir dilahirkan dalam tulisan. Setelah selesai menuliskan semua ide yang ingin disampikan, penulis perlu melakukan tahap revisi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penulisan puisi memerlukan tahapan-tahapan yang harus diperhatikan penulis.
Ada beberapa pendapat para sastrawan dunia tentang puisi (Tarigan, 1986). Menurut William Wordsworth puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya; dia memperoleh rasanya dari emosi, atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. Bryon berpendapat puisi adalah lava imajinasi yang letusannya mencegah timbulnya gempa bumi. Sedangkan Lascelles Abercramble menyatakan puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa puisi mengandung banyak unsur antara lainemosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bermacam-macam.
Dari segi wujud puisi, kita tidak dapat dengan jelas membedakan puisi dengan bentuk karya sastra yang lain. Namun, secara umum kita bisa mencermati tipografinya. Tipografi disebut juga ukiran bentuk yaitu susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi. Dalam menulis kata-kata itu, setiap penyair memiliki kegemaran-kegemaran sendiri, misalnya menggunakan huruf kecil semua, huruf besar pada awal kalimat, juga penggunaan tanda baca.
Karakteristik lain puisi adalah dari segi tematiknya. Teks-teks puisi biasanya berupa teks-teks monolog yang berisi ungkapan si-Aku mengenai diri dan kehidupannya, dengan alam dan manusia lainnya, atau diri dengan Tuhannya. Puisi merupakan ekspresi yang mampu membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama (Pradopo, 2009:7). Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Jadi, puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
Pembelajaran dengan Strategi Kreatif Produktif
Penulisan puisi yang menjadi salah satu bahasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia erat kaitannya dengan persoalan kreativitas. Kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan merupakan bagian esensial dalam pemecahan masalah. Sebenarnya siswa memiliki potensi terpendam yang perlu diaktualisasikan. Kreativitas dan produktivitas merupakan hal yang saling berkaitan dan dalam proses pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.
Menurut Made Wena (2009:140) strategi pembelajaran kreatif produktif memiliki beberapa karakteristik yang membeda-kannya dengan strategi lain, yaitu (1) keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional; (2) siswa didorong untuk menemu-kan/mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara; (3) siswa diberi kesempatan bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama; dan (4) pada dasarnya untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja keras dan antusias. Dengan mengacu pada karakteristik tersebut, strategi pembelajaran kreatif produktif diasumsikan mampu memotivasi siswa baik intelektual maupun emosional dalam melaksanakan kegiatan belajar sehingga siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya secara kreatif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, strategi kreatif produktif dilakukan dengan tahap-tahap yaitu orientasi, eksplorasi, interpretasi, rekreasi, dan evaluasi (Depdiknas dalam Wena: 140-142). Tahap orientasi dilakukan dengan menyepakati langkah pembelajaran. Guru mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan, dan penilaian yang diterapkan. Pada tahap kedua, siswa melakukan eksplorasi terhadap konsep yang dikaji. Kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, atau melakukan wawancara. Siswa dirangsang meningkatkan rasa ingin tahunya. Tahap interpretasi dilakukan melalui kegiatan analisis, tanya jawab, atau diskusi, sehingga terbiasa memecahkan masalah. Pada tahap re-kreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang merupakan pemahamannya terhadap konsep yang dikaji menurut kreasinya. Menurut Clegg & Berch dalam Made Wena (2009), pada setiap akhir pembelajaran, sebaiknya siswa dituntut untuk menghasilkan sesuatu sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif sehingga dapat dipresentasikan. Tahap terakhir yakni evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Karena kata merupakan alat penyalur gagasan, maka hal itu berarti semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya (Keraf, 1986:21). Permasalahan dalam kegiatan pembelajaran adalah kecenderungan bahwa siswa hanya menggunakan sebagian kecil dari potensi atau kemampuan berpikirnya. Pembelajaran harus mengajak siswa untuk berpikir kritis. Dengan pembelajaran kritis dan kreatif akan melahirkan banyak gagasan. Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema Kerangka Berpikir
Tindakan |
GURU
Dalam kegiatan pembelajaran belum menerapkan strategi kreatif produktif |
Pembelajaran menulis puisi dengan strategi kreatif produktif |
Kondisi awal |
Kondisi akhir |
Diduga melalui strategi pembelajaran kreatif produktif dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Bobotsari pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 |
SISWA Kemampuan siswa menulis rendah |
SIKLUS I Pembelajaran dengan strategi kreatif produktif pada kelompok besar yang terdiri dari 8 siswa |
SIKLUS II Pembelajaran dengan strategi kreatif produktif pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
|
Berdasarkan pada skema kerangka berpikir di atas, alur penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: pada kondisi awal, sebelum guru menerapkan pembelajaran dengan strategi kreatif produktif kemampuan menulis siswa kelas VIIIASMP Negeri 3 BobotsariPurbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 rendah. Tindakan yang dilakukan guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi tersebut adalah dengan melakukan variasi pembelajaran. Variasi pembelajaran yang dilakukan adalahmenerapkan pembelajaran dengan strategi kreatif produktif. Pada siklus I diterapkan pada kelompok besar yang terdiri 8 siswa dan pada siklus II diterapkan pada kelompok kecil yang terdiri 4 siswa. Selain itu, pada siklus II siswa diminta membacakan puisi yang telah dibuatnya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana dipaparkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: melalui strategi pembelajaran kreatif produktif dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 BobotsariKabupaten Purbalingga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Penyusunan proposal peneliti-an sampai dengan laporan hasil penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Mei 2010. Subjek penelitian adalah kelas VIIIASMP Negeri 3 Bobotsarisejumlah41 siswa yang terdiri dari 20 laki-laki dan 21 perempuan.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari siswa dalam bentuk nilai ulangan harian dan lembar kegiatan siswa. Data ini didapat peneliti pada pada setiap siklus. Data sekunder diperoleh dari guru peneliti dan teman sejawat (kolaborator) yang berupa lembar observasi atau pengamatan selama kegiatan penelitian dilakukan.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data kemajuan hasil belajar setelah adanya tindakan. Data kondisi awal berupa nilai hasil belajar menulis puisi sebelum tindakan. Data kondisi akhir didapat setelah diberi tindakan. Data itu menjadi data fisik perubahan kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah diberi tindakan. Teknik nontes menggunakan observasi atau pengamatan.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal tes dan lembar observasi. Penyusunan butir soal dilakukan oleh peneliti sendiri. Agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, butir soal benar-benar mengukur keterampilan menulis yang telah diharapkan dikuasai siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran.
Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Analisis data primer yaitu analisis hasil belajar menulis puisi. Hasil penilaian dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data kondisi awal dan data setiap siklus. Data sekunder dianalisis dengan deskriptif komparatif antara data antar siklus.
Data yang bersifat kuantitatif menggunakan analisis deskripsi kuantitatif. Data kuantitatif yang dianalisis berupa nilai yang diperoleh siswa pada kondisi awal, nilai tiap-tiap siklus, dan pada kondisi akhir kegiatan pembelajaran. Data-data yang bersifat kualitatif diolah dengan menggunakan analisis deskripsi kualitatif berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara, dan refleksi. Data itu kemudian dikomparasikan untuk mendeskrip-sikan efektivitas pembelajaran menulis puisi dengan strategi kreatif produktif.
Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah model spiral, karena dengan model ini apabila dalam awal tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang tiap siklusnya dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan, dan setiap pertemuan 2 x 40 menit. Tiap siklus mencakup perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observ-ing), dan refleksi (reflecting) berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kondisi Awal
Data hasil penilaian dua kali ulangan menulis belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ulangan harian pertama nilai tertinggi 76 diperoleh dua siswa, nilai terendah 56 diperoleh satu siswa dengan rata-rata nilai 61,80. Dari hasil itu 34 siswa atau 82,93 persen belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan hanya 7 siswa atau sebesar 17,07 persen yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Pada ulanganharian kedua nilai rata-rata yang diperoleh justru turun menjadi 60,70. Nilai tertinggi 74 dan nilai terendah adalah 54. Siswa yang belum mencapai kruteria ketuntasan minimal sebanyak 35 siswa atau sebesar 85,37 persen, sedangkan yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal berjunlah 6 siswa atau sebesar 14,63. Penurunan hasil ulangan pertama dibandingkan ulangan harian kedua agaknya dimaklumi karena materi ulangan kedua berupa menulis puisi. Bagi siswa menulis puisi dianggap lebih sulit daripada menulis satu paragraf berita.
Deskripsi Hasil Siklus I
1. Proses Pembelajaran
Pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran dengan strategi kreatif produktif dari kegiatan awal sampai akhir pada siklus pertama terdapat perubahan yang positif tentang minat, kesungguhan mengerjakan tugas-tugas yang diberi-kan, kemampuan bersosialisasi dan bekerja sama, dan kemampuan berpikir kritis dalam memberikan pendapat. Pada tahap orientasi siswa cukup bersemangat ketika guru menginformasikan tujuan, materi, langkah kegiatan, hasil akhir yang diharapkan, model penilaian yang diterapkan. Pada tahap eksplorasi, siswa diminta untuk mendata objek yang akan dijadikan bahan penulisan puisi sebagian besar siswa bersemangat dan cukup antusias. Pada tahap interpretasi siswa diminta untuk bertanya jawab dan berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan objek dan diksi puisi. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang tidak aktif mengikuti diskusi kelompok. Pada tahap re-kreasi berdasarkan tanya jawab dan diskusi siswa diminta untuk menulis puisi sederhana satu atau dua bait. Tahap terakhir yakni evaluasi siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mencermati karya puisi teman dalam kelompoknya.
2. Hasil Belajar
Data penilaian menulis puisi dengan memperhatikan unsur persajakan pada siklus pertama menunjukkan bahwa dari 41siswa, 21orang diantaranya yaitu sebesar 51,22 persen telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Adapun yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal berjumlah 20 peserta didik atau sebesar 48,78 persen. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 82 nilai terendahnya 58 sedangkan nilai rata-rata kelasnya sebesar 64,60.
Deskripsi Siklus II
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus kedua diubah perlakuannya dengan membentuk kelompok lebih kecil dan ditambah kegiatan presentasi siswa yakni membaca puisi yang telah dibuatnya di depan siswa lain, di samping langkah-langkah seperti pada siklus pertama. Pada tahap orientasisebagian besar siswa terlihat serius mengidentifikasi objek apalagi sebagian kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Pada tahap eksplorasi dan tahap interpretasi, siswa juga terlihat aktif mengikuti kegiatan diskusi, baik diskusi dalam kelompok maupun antar kelompok. Pada tahap re-kreasi siswa diminta mengembangkan ide-ide berdasarkan hasil diskusi menjadi sebuah puisi utuh. Sebagian besar peserta didik terlihat mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Pada tahap terakhir yakni evaluasi siswa diminta untuk membacakan puisi yang dibuatnya, siswa lain memberikan tanggapan, baik cara membaca, diksi yang digunakan, serta maksud yang dikandung puisi tersebut.
2. Hasil Belajar
Data hasil belajar menulis puisi dengan memperhati-kan unsur persajakan pada siklus kedua menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya. Dari jumlah 41siswa, yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 31 orang atau sebesar 75,61 persen. Yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal berjumlah 10 siswa atau sebesar 24,39 persen. Dari hasil belajar itu pula terlihat nilai tertinggi yang diperoleh adalah 84, nilai terendahnya 56, sedangkan nilai rata-rata kelasnya sebesar 68,70.
PENUTUP
Berdasarkan uraian hasil penelitian pada bab IV di atas yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran dengan penerapan strategi kreatif produktifdapat meningkatkan kemam-puan menulis puisi, dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi melalui strategi pembelajaran kreatif produktif dapat meningkat-kan kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Bobotsari pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 terbukti.
Adapun saran peneliti sehubungan dengan hasil penelitian iniditujukan kepada kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan siswa. Untuk kepala sekolah, perlu menekankan kepada guru bahasa Indonesia untuk menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Untuk guru, sebagai tindak lanjut penelitian ini diharapkan selalu berupaya untuk mendesain pembelajaran yang inovatif dan bervariasi agar hasil belajar siswa dapat optimal. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan pembelajaran, salah satunya dengan strategi kreatif produktif. Sedangkan untuk siswa, agar memperoleh hasil belajar bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai termasuk peningkatan kemampuan menulis puisi, siswa harus mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BahasaIndonnesia SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.
__________. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
__________. 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas.
__________. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Keraf, Gorys. 1986. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Liliani, Else. 2008. Penulisan Puisi (Bahan Diklat PLPG Sertifikasi Guru Rayon 11 DIY dan Jateng). Yogyakarta: UNY.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatifdan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.