UPAYA MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA MATERI SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN

MELALUI METODE DEMONSTRASI

BAGI SISWA KELAS VIII B SMPN3 JATISRONO SEMESTER II TAHUN 2010/2011

Riyanto

Guru Matematika SMP Negeri 3 Jatisrono

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode demontrasi pada sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011A dengan baik meningkat secara nyata. Adapun dipilihnya kelas VIII B sebagai tempat penelitian karena: 1) Peneliti adalah guru kelas VIII B sehingga memudahkan proses penelitian; 2) Ada kesesuaian antara metode demontrasi yang digunakan guru dengan materi yang diajarkan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sedang untuk melihat aktivitas siswa dan guru dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru selama dalam pelaksanan pembelajaran. Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono berjumlah 40 Siswa yang terdiri dari 14 laki-laki, dan 18 perempuan. Dengan materi keliling dan luas lingkaran melalui penggunaan metode demontrasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan berpengaruh dalam hal-hal sebagai berikut: 1) Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat. 2) Meningkatkan keefektifan waktu yang direncanakan. 3) Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa merasa senang dan termotivasi. 4) Meningkatkan aktivitas dan variasi pembela-jaran guru. 5) Menemukan ide, gagasan, dan permasalahan-permasalahan yang ada pada dirinya.

Kata kunci: Hasil belajar, merode demonstrasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil semester I kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono tahun pelajaran 2011/2012 masih jauh dari harapan, yaitu 39,13% memperoleh nilai di bawah 68 dan 60,87% siswa mencapai kreteria ketuntasan minimum yaitu memperoleh nilai minimal 68. Rendahnya hasil semester I merupakan salah satu indikasi bahwa penguasaan konsep matematika oleh siswa masih rendah. Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar hiterogen, minat terhadap pelajaran matematika rendah, akibatnya pelajaran matematika tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran matemátika. Di samping itu Hasil matematika yang masih rendah ini juga diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) materi ajar yang kurang menarik; 2) fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai; 3) minat belajar kurang; 4) kurangnya kemampuan guru dalam memilih pendekatan pembelajaran dan; 5) suasana proses belajar mengajar yang kurang kondusif.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa guru, harus mencari solusi terbaik dalam pembelajaran. Pada dasarnya guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi, menarik, dan menyenangkan. Salah satu cara untuk pembelajaran dalam rangka penanaman konsep keliling lingkaran, adalah dengan metode demontrasi. Metode demontrasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran, karena dapat membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehubungan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran agar memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa perlunya diadakan penelitian terhadap pembelajaran dengan cara demontrasi dalam mencapai tujuan penanaman konsep keliling dan luas lingkaran kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono. Judul dalam penelitian ini adalah ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada materi sub pokok bahasan Keliling dan Luas Lingkaran melalui metode demontrasi bagi Siswa Kelas VIII B Semester II SMP N 3 Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011”

Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemu-kakan, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah “Apakah penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran di kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika pada sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran siswa kelas VIII semester II SMP N 3 Jatisrono Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011. Tujuan khusus penelitian ini adalah penggunaan metode demontrasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan baik meningkat secara nyata.

Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi: (1) Bagi siswa, dengan penggunaan metode demontrasi dapat menumbuhkan minat siswa untuk berperan aktif sebagai pelaku utama pembelajaran dengan dasar suka, rela, riang dan gembira, kemudian nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika; (2) Bagi guru, dengan menggunakan metode demontrasi sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat, disamping itu dapat mengatasi permasalahan kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran yang selama ini dihadapi guru dan murid; (3) Bagi sekolah, hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para guru lain, juga memberikan pengalaman langsung bagaimana guru melakukan PTK untuk mengetahui tingkat efektivitas dan keberhasilan pembelajaran.

LANDASAN TEORI

Hakekat Belajar

Konsep tentang belajar merupakan satu rangkaian dengan konsep lain yang disebut mengajar. Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang berbeda. Menurut Cronbach definisi tentang belajar “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience” Belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Sardiman, 2004: 20). Menurut Chaplin (Muhibbin Syah, 1995:89) belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

Hakekat Matematika

Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpul-an yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Microsoft Encarta). Sedangkan menurut Roy Hollands (1991:81) matematika adalah pelajaran pola dan hubungan-hubungan dan alat yang mewakili dan yang menghubungkan mereka.

Hakekat Belajar Matematika

Menurut Dienes (Soedarinah Padmodisastro dan Maryana W, 1988:89) berpendapat adanya enam tahap dalam konsep belajar matematika yaitu: (1) Permainan bebas; (2) Permainan terarah; (3) Penelaahan sifat bersama; (4) Representasi; (5) Penyimpulan; (6) Pemformalan. Menurut Brunner belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu, bila yang dipelajari merupakan pola yang terstruktur. (Hudojo, 1988:56)

Hakekat Prestasi atau Hasil Belajar

Menurut Zaenal Arifin (1990:2) prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam berbagai bidang itu prestasi diartikan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

Hakekat Metode Demontrasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa, “Demontrasi adalah peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu”. Sedangkan dalam Microsoft Encarta “Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktik oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran di kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono berlokasi di Desa Ngrompak Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, dimulai bulan Januari dan berakhir bulan Pebruari 2011. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono berjumlah 34 Siswa yang terdiri dari 16 laki-laki, dan 18 perempuan. Dengan materi keliling dan luas lingkaran melalui penggunaan metode demontrasi.

Sumber Data

Sumber data dari siswa digunakan untuk memperoleh hasil penilaian belajar dan aktivitas siswa selama dalam proses belajar mengajar. Sumber data dari guru digunakan untuk mempeoleh aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sumber data berasal dari teman sejawat yang menjadi observer.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pada makalah ini, data dikumpulkan dengan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Adapun alat/instrumen pengambil data yang digunakan untuk observasi kegiatan penelitian ini adalah: (1) Instrumen pembelajaran, berupa satuan pelajaran; (2)b Lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam KBM untuk aktivitas siswa dan guru; (3) Seperangkat tes, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa sebanyak 34 siswa dan alat pengumpulan data yang berupa tes dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Validasi Data

Validitas merupakan ukuran dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas data pada penelitian ini menggunakan validitas teoritik. Pada proses pembelajaran (observasi) validitas data melalui triangulasi data dan triangulasi sumber.

Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian karena dengan analisis data yang diperoleh pada penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan arti yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kinerja.Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif prosentase. Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi tiap siklus.

Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika tujuan umum dan khusus dari penelitian ini sudah tercapai, yakni: Peningkatan hasil belajar matematika dengan mengoptimalkan penggunaan metode demontrasi pada sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran. Berdasarkan hasil pembelajaran setelah dilakukan tindakan diupayakan peningkatan prestasi belajar matematika pada setiap siklus dengan hasil rata-rata meningkat dari hasil semester I. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan belajar secara klasikal 70% dengan nilai minimal 68.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam siklus sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan meliputi: (1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan.; (2) Merancang pembuatan Rencana Pengajaran; (3) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demon-trasi; (4) Merancang latihan soal secara individual; (5) Merancang analisis hasil kemampuan siswa menyelesaikan soal tes; (6) Merancang observasi pelaksanaan tindakan kelas oleh guru; (7) Merancang observasi aktivitas belajar siswa.

b. Pelaksanaan meliputi: (1) Dilaksanakan 3 kali pertemuan selama 1 minggu pada jam pelajaran.; (2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi; (3) Dengan metode tanya jawab, guru mengamati pemahaman konsep yang telah dikuasai siswa; (4) Siswa dengan bimbingan guru membantu simpulan; (5) Siswa latihan soal secara individu; (6) Guru mengadakan tes formatif.

c. Pengamatan meliputi: (1) Penelitian berkolaborasi dengan teman seprofesi untuk melakukan peng-amatan; (2) Observer mengamati jalannya pembela-jaran dan penilaian kemampuan guru dalam mengelola kelas, kelompok, serta menilai kemampu-an siswa dalam mengerjakan LKS; (3) Melakukan penilaian hasil latihan soal yang dikerjakan siswa secara individual.

d. Refleksi meliputi: (1) Guru menjelaskan, namun demontrasi yang dilakukan guru sehingga siswa hanya melihat dan mendengarkan; (2) Siswa belum mampu memahami dengan baik; (3) Dalam mengerjakan LKS secara berkelompok masih ada siswa yang diam saja, belum tahu apa yang harus dikerjakan; (4) Siswa masih menemui kesulitan dalam membuat simpulan hasil kerja kelompok; (5) Hasil tes pada materi ini masih rendah, maka perlu diadakan siklus II; (6) Guru perlu menjelaskan kembali dengan metode demontrasi dan dilanjutkan siswa secara kelompok untuk mendemotrasikan agar yang belum jelas dapat mengetahui; (7) Dalam membuat simpulan hasil diskusi, guru perlu memberi bimbingan pada masing-masing kelompok.

2. Siklus II

a. Perencanaan meliputi: (1) Guru menyiapkan materi pelajaran; (2) Guru menyusun rencana pengajaran; (3) Guru menyiapkan instrumen pembelajaran, anta-ra lain: lembar pengamatan guru, lembar pengamat-an siswa, dan lembar kerja siswa; (4) Guru menyusun tes formatif.

b. Pelaksanaan meliputi: (1) Dilaksanakan 3 kali pertemuan selama 1 minggu pada jam pelajaran; (2) Guru membagi peraga tiap kelompok menerima seperangkat peraga; (3) Guru mendemotrasikan keliling lingkaran, untuk menjelaskan materi keliling lingkaran; (4) Satu wakil kelompok, mendemotrasi-kan keliling lingkaran, sesuai perintah guru; (5) Guru membagi lembar kerja siswa; (6) Siswa secara kelompok melakukan diskusi mengerjakan lembar kerja siswa; (70 Guru mengawasi siswa dalam melakukan diskusi dan memberi bimbingan bagi kelompok yang menemui kesulitan; (8) Siswa membuat simpulan hasil diskusi dengan bimbingan guru; (9) Guru mengadakan tes.

c. Pengamatan meliputi: (1) Penelitian berkolaborasi dengan tema seprofesi untuk melakukan peng-amatan; (2) Observer mengamati jalannya pembela-jaran dan penelitian kemampuan guru dalam mengelola kelas, kelompok, serta menilai kemampu-an siswa dalam mengerjakan LKS; (3) Melakukan penilaian hasil latihan soal yang dikerjakan siswa secara individual.

d. Refleksi meliputi: (1) Metode demontrasi yang dilakukan guru berlangsung lancar mudah dipahami siswa; (2) Satu wakil kelompok, dapat melakukan metode demontrasi dengan baik; (3) Kegiatan kelompok mudah berjalan dengan lancar, walaupun masih ada kelompok yang belum aktif dalam peragaan metode demontrasi lingkaran; (5) Dalam membuat simpulan, tiap kelompok sudah dapat menyusun kalimat yang baik, sebagai kalimat simpulan; (6) Hasil tes telah belum menunjukkan ketuntasan individu; (7) Peragaan yang telah dilakukan guru dan siswa sudah baik namun perlu ditingkatkan agar semua siswa dapat mendemotra-sikan sehingga akan menguasai pemahaman keliling lingkaran; (8) Dalam diskusi kelompok, siswa kurang aktif masih perlu diberi bimbingan secara individu; (9) Dalam menyusun kelimat simpulan hasil diskusi kelompok, sangat diperlukan bimbingan kelompok atau individu; (1) Hasil tes siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan belajar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggu-nakan metode demontrasi pada sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran dalam pembelajaran mencapai hasil yang optimal.≥ 6,8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal siswa kelas VIII B SMP N 3 Jatisrono sebayak 34 siswa memiliki hasil belajar yang masih rendah sebesar 39,13%, hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar pada hasil semester I. Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini ada dua siklus, dengan data utama adalah menggunakan metode demontrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun data aktivitas siswa dan guru untuk mengetahui kondisi kelas selama proses belajar mengajar berlangsung, diamati dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas dijabarkan dalam lampiran-lampiran.

Hasil Tindakan

1. Hasil Belajar Pada Siklus I

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I menghasilkan data dan informasi sebagai berikut: (a) Jumlah peserta 34 siswa; (b) Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 68 sebanyak 12 siswa; (c) Jumlah siswa yang memperoleh nilai ³ 68 sebanyak 22 siswa; (4) Nilai rata-rata kelas 63,91 Berdasarkan data tersebut di atas, hasil belajar matematika yang dicapai sebesar: 22/34 x 100% = 64,75 %. Hasil belajar matematika sebesar 64,75 % pada siklus I ini, belum mencapai indikator pada penelitian ini yaitu 70% siswa memperoleh nilai ≥68. Hal ini didukung oleh kenyataan sebagai berikut:

a. Dalam menyampaikan materi pelajaran kurang efisien melebihi waktu yang ditentukan, sehingga waktu untuk tanya jawab, diskusi, dan latihan soal menjadi kurang. Diharapkan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

b. Saat demonstrasikan dilakukan guru sehingga siswa hanya melihat dan mendengarkan. Sebaiknya siswa diajak untuk mendemontrasikan agar ikut aktif baik fisik maupun pikirannya sehingga menjadi anak yang terampil.

c. Dalam diskusi kelompok siswa kurang diperhatikan untuk tukar pikiran atau pendapat antar siswa, sehingga beberapa kelompok terlihat pasif. Sebaiknya siswa diperhatikan dan diarahkan agar dapat saling tukar pendapat dalam satu kelompok.

d. Saat pelajaran dimulai sebagian besar siswa belum menyiapkan buku matematika maupun alat pelajaran. Hal ini merupakan kebiasaan siswa menunggu perintah guru. Sebaiknya siswa diberi penjelasan untuk menyiapkan buku dan alat pelajaran diletakkan diatas meja sebelum pelajaran dimulai.

e. Bahasa yang digunakan guru untuk menjelaskan materi kurang dapat dipahami oleh beberapa siswa, sehingga ada siswa yang diam saja sewaktu diberi pertanyaan. Dianjurkan penggunaan bahasa pada waktu menerangkan materi pelajaran, menggunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana mudah diterima dan dipahami siswa, mengingat daya tangkap dan pikir siswa berbeda-beda.

f. Masih banyak siswa tidak berani maju ke depan kelas untuk menyelesaikan contoh soal. Hal ini disebabkan kurang atau tidak diberi motivasi dengan baik sehingga siswa malu atau takut ke depan kelas. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang yang akhirnya berani bertindak menyelesaikan contoh soal di depan kelas.

g. Sebagian besar siswa takut bertanya dan mengelu-arkan pendapat. Ini disebabkan karena belum bisa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diajak anya jawab atau dialog secara personal. Dengan dibentuknya kelompok salah satu tujuannya adalah agar siswa berani mengeluarkan pendapat dihadapan teman-temannya. Cara ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan temannya yang selanjutnya berani mengemukakan pendapat kepada siapapun.

h. Kesulitan menyelesaikan soal, sebagian besar siswa mengerjakan tidak menggunakan langkah-langkah penyelesaian, akibatnya banyak pekerjaan siswa kurang mendapat nilai maksimal. Sebaliknya diada-kan pengulangan kembali proses pembelajaran penyelesaian soal.

i. Siswa yang pandai mendominasi pembicaraan dalam kelompok. Potensi siswa yang unggul sebaiknya digali dan dimanfaatkan dengan tepat dan benar. Siswa yang pandai diberi tanggung jawab dalam kelompok sehingga dapat membimbing temannya satu kelompok. Akhirnya siswa tersebut dengan senang hati memberi kesempatan dan menghormati pendapat temannya.Secara keseluruhan pelaksanaan Siklus I berlangsung cukup baik dan kondusif. Terbukti pada hasil tes rata-rata kelas bisa naik dari biasanya rata-rata 61,70 menjadi 65 meskipun belum mencapai target yang diharapkan minimal 70% sebagai tolok ukur.

j. Maka siklus I perlu diulang dan dikembangkan agar kemampuan siswa dalam menyelesaikan keliling lingkaran dengan menggunakan metode demontrasi dapat ditingkatkan sehingga hasil belajarnya mening-kat.

2.

31

Hasil Belajar Pada Siklus II

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi sebagai berikut: (a) Jumlah peserta 34 siswa; (b) Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 68 sebanyak 9 siswa; (c) Jumlah siswa yang memperoleh nilai ³ 68 sebanyak 25 siswa; (d) Nilai rata-rata kelas 66,52. Berdasarkan data tersebut di atas, hasil belajar matematika yang dicapai pada siklus II sebesar: 25/34 x 100% = 73,5 %. Hasil belajar matematika sebesar 73.5% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan sudah mencapai indikator pada penelitian ini yaitu minimal 70% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 68. Hal ini didukung oleh kenyataan sebagai berikut:

a. Siswa dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang benar. Hal ini guru tanpa harus menunjuk pada siswa.

b. Siswa bergantian mendemontrasikan cara memahami keliling lingkaran dalam pelaksanaan pembelajaran, baik di dalam kelompok ataupun didepan kelas secara individu.

c. Hampir seluruh siswa aktif dalam melaksanakan kerja kelompok tanpa membedakan yang pandai dan yang kurang pandai. Hal ini juga merupakan keterampilan ketua kelompok dalam mengelola kerja siswa dikelompok masing-masing.

d. Suasana kelas tertib, terkendali, dan kondusif. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar, bahkan dapat dikembangkan sesuai dengan daya pikir dan kemampuan siswa.

e. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar mengacungkan jarinya untuk menjawab pertanyaan guru. Ini merupakan gejala bahwa kesadaran siswa dalam mengikuti pelajaran sudah semakin tumbuh dan senang. Siswa berlomba ingin menyelesaikan soal atau menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

f. Rasa percaya diri telah terbuka, maka sangat baik apabila diberi kesempatan seluas-luasnya.

g. Selama dites siswa mengerjakan semua soal dengan tenang, tertib karena mengharapkan nilai yang terbaik. Berarti rasa tanggung jawab dan percaya diri sudah dimiliki dan disadari oleh masing-masing siswa.

h. Siswa memanfaatkan waktu untuk bertanya ketika guru memberi kesempatan untuk menanyakan materi pelajaran yang belum dipahami. Meskipun dengan bahasa dan bertanya masih sederhana, baik sekali terus diberi motivasi agar siswa tetap berani mengeluarkan pendapatnya.

i. Siklus II dipandang sudah cukup, karena keterampil-an siswa saat mengerjakan tes telah mencapai nilai rata-rata diatas tolok ukur keberhasilan, yaitu sekurang kurangnya 70% dengan demikian kepastian tindakan penelitian dapat dicapai.

Tabel berikut ini menyajikan nilai rata-rata kelas dan hasil belajar sebelum AR, siklus I dan siklus II.

Nilai Rata-rata dan Hasil Belajar Sebelum Action Research

Sebelum AR

(nilai semester I)

Siklus I

Siklus II

Nilai rata-rata kelas

61,70

63,91

66,52

Hasil belajar

60,87%

64,75%

73,5%

3. Aktivitas Siswa dan Guru

a. Observasi Anggota Action Research

Hasil observasi anggota AR selama PBM dilakukan 5 kali dapat dilihat pada tabel berikut:

Aktivitas Siswa

No.

Nomor Perilaku yang diamati

Observasi ke:

(dalam persen (%))

1

2

3

4

5

1

1

20

50

75

90

90

2

2

25

60

80

90

90

3

3

30

50

75

85

90

4

4

40

60

85

90

90

5

5

15

30

75

90

90

6

6

20

40

60

80

90

7

7

25

40

60

75

80

8

8

10

20

30

70

80

9

9

15

25

40

70

80

10

10

20

40

60

80

90

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

Aktivitas Guru

No.

Nomor Perilaku yang diamati

Observasi ke:

(dalam persen (%))

1

2

3

4

5

1

11

10

90

90

90

90

2

12

15

90

90

90

90

3

13

50

90

90

90

90

4

14

50

75

75

75

75

5

15

90

90

90

90

90

6

16

90

90

90

90

90

7

17

10

50

65

85

90

8

18

90

90

90

90

90

9

19

90

90

90

90

90

10

20

90

90

90

90

90

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran

Berdasarkan tabel tersebut di atas persentasi aktivitas guru dari observasi awal (1) sampai observasi akhir (5) meningkat, kondisi semacam ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar meningkat.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran di kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono Wonogiri. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dengan metode demontrasi sangat cukup untuk mencapai hasil belajar siswa sesuai dengan hasil yang diharapkan. Demikian pula dari kemampuan guru yang dimiliki telah mampu menerapkan metode demontrasi yang tepat pada materi yang diajarkan, sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam penggunaan metode demontrasi pada setiap siklus terjadi perubahan yang signifikan, jika sebelumnya pada siklus I menjadi hasil belajar siswa 64,75%, maka pada siklus II menjadi 73,5%.

Dengan demikian bahwa pembelajaran matematika dengan penggunaan metode demontrasi akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa, mengingat metode demontrasi tersebut berusaha untuk memadukan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan adanya pengalaman belajar yang demikian, maka siswa menjadi lebih mudah untuk mengingat, sehingga hasil tes yang diberikan guru menjadi lebih baik.

Hal ini didukung oleh Microsoft Encarta “Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktik oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan metode demontrasi dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Metode demontrasi dapat mengatasi beberapa masalah pengajaran dan dapat menunjng tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan metode demontrasi yang akan dipakai. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut: (1) Mudah diperoleh; (2) Mudah digunakan; (3) Mudah disimpan; (4) Memperlancar pengajaran; (5) Tahan lama; (6) Disertai petunjuk; (7) Sesuai dengan topik yang diajarkan; (8) Disertai lembar kerja; (9) Mengarah pada satu pengertian.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pelaksanaan penelitian dalam proses pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran di kelas VIII B semester II SMP N 3 Jatisrono Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan saran antara lain sebagai berikut: (1) Guru melaksanakan pembelajaran diharapkan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar dapat membangkitkan kreatifitas, keaktifan, dan menyenangkan siswa; (2) Keaktifan siswa perlu diamati agar waktu yang digunakan belajar benar-benar efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anton M Moeliono. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Reneka Cipta.

Herman Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Dipdikbud.Microsoft Encarta. 2008. Ensiklopedi Dunia, Internet

Mohammad Soleh. 1998. Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Dipdikbud.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algunsindo.

Ruseffendi. 1997. Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud, P3G.

Roy Hollands. 1991. Kamus Matematika. Jakarta: Erlangga.

Sadikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan.

Saifuddin Azwar. 2002. Tes Prestasi, Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Slametto. 1992. Statistik Dasar. Surakarta: UNS Press.

Soedarinah Padmodisastro & Maryana W. 1988. Pengelolaan Kelas Interaksi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta: FKIP UNS.

Suharsimi Arikunto. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2000. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Surjadi. 1998. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Angkasa.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Gresindo.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Intruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.