“PAIKEM” IMPLEMENTATION DESIGN FOR INCREASING INPRES UPA ELEMENTARY SHOOLS STUDENTS’ LEARNING

EVALUATION RESULTS

 

Alice Yeni Verawati Wote, Mardince Sasingan, Engela Erna Dobiki

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halmahera

 

ABSTRACT

This research objective is to identify the increase of learning result of fifth grade class students at Inpres Upa Elementary School on mathematic subject with PAIKEM design. This research is Class Room Action Research using Burhan Elfani research design which done in two cycles, each cycle consists of preparation of treatment, treatment implementation, observation and treatment reflection. The object of this research is the fifth grade class students of Inpres Upa Elementary School in Tobelo Tengah District which consists of 29 students. Data gathering technique used in this research is by giving test whereas data analysis technique used in this research are qualitative and quantitative data analysis methods.Student learning results on mathematic subject using “PAIKEM” teacing-learning design showed increase. Prior to the treatment, learning result precentage was 48.27% with mean or average score value 62.75. On the first cycle, the learning evaluation result showed increase of passing the test standard precentage value by 65,51% with average score 67,24 whereas on the second cycle, passing the test standard precentage value by 86,20% with average score is 72,68.The conclusion of this research is that “PAIKEM” learning design implementation can incrase learning evaluation results of Inpres Upa Elementry School in Tobelo Tengah District.

Key Words: Learning Evaluation Result, Mathematic Subject,”PAIKEM” Design

 

PENDAHULUAN

Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan, guru setelah keluarga adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menyikapi permasalahan, mampu bergaul dengan orang lain, mampu memahami dirinya dan hidup mandiri bersama masyarakat luas, mampu menggunakan kemampuannya untuk mengatasi segala permasalahan hidup.

Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam suatu penyelenggaraan pendidikan adalah kemampuan berhitung. Hal tersebut diterapkan melalui proses pembelajaran matematika yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Bahkan matematika sudah diajarkan sejak dini yaitu sebelum anak masuk sekolah meskipun masih hanya sekedar pengenalan angka.

Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini. Hal ini karena konsep matematika merupakan suatu rangkaian sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi dasar bagi konsepkonsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep, akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep selanjutnya. Antonius (2006: 1).

Keberhasilan pembelajaran matematika di SD sangat dipengaruhi oleh peran guru. Jika guru sudah memahami dengan benar konsep matematika dan dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika, maka tujuan pembelajaran matematika di sekolah akan tercapai secara optimal. Oleh karena itu, guru dalam setiap pembelajaran harus selalu menggunakan pendekatan strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang ajarkannya, terutama dalam pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kemampuan kognitif adalah pengetahuan yang mencakup kecerdasan bahasa dan logika siswa. Kemampuan afektif diperoleh siswa dari sikap dan nilai yang mencakup kecerdasan emosional, sedangkan kemampuan psikomotor adalah ketrampilan yang mencakup kecerdasan kinetis, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musical. Kemampuan tersebut dapat diperoleh setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar (Kunandar 2014:62)

Salah satu alternatif yang dimungkinkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik (Suprijono, 2013:11).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah. Pelaksanaannya di mulai Februari 2018

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah yang berjumlah 29 orang

Obyek penelitian ini adalah hasil belajar Matematika dengan menggunakan model PAIKEM

Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengikuti model penelitian secara bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang dikemukakan oleh (Burhan Elfani, 2013:20-22) Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan 4)

 

 

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data kuantitatif

Teknik Analisis data yang digunakan untuk data kuantitatif menggunakan analisis statistik deskriptif dengan berdasarkan rumus-rumus Menurut Zaenal Aqib dkk. (2010: 41), sebagai berikut:

Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Data kualitatif diperoleh melalui analisis lembar observasi yang telah diisi selama proses pembelajaran IPA berlangsung.

Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles and Hubermen (1984) dalam Sugiyono (2008: 246) yang menyatakan bahwa analisis data kualitatif meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

Reduksi data

Data yang diperoleh peneliti saat pembelajaran langsung ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis dalam catatan harian peneliti setiap selesai mengumpulkan data. Laporan dianalisis sejak dimulainya penelitian. Laporan-laporan direduksi, yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.

Penyajian data

Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk uraian singkat maupun bagan sehingga peneliti dapat menguasai data.           

Peneliti mencari makna dari data yang

diperoleh. Dari data tersebut, peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung. Verifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data baru.

Prosedur Penelitian

Data penelitian ini diperoleh dari beberapa instrumen penelitian, yaitu tes, observasi,catatan lapangan, dan dokumentasi.

1.     Tes

Data perkembangan terhadap materi dilihat dari tes setiap akhir pertemuan diakhir pokok bahasan.

2.     Observasi

Peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam teknik observasi ini peneliti mengobservasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa.

 

3.     Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat atau menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model PAIKEM.

4.     Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menampilkan foto kegiatan pembelajaran dengan penerapan model PAIKEM.

Hasil dan Pembahasan

Data Hasil Penelitian

Deskripsi Data Sebelum Tindakan Penelitian

Berdasarkan hasil belajar siswa materi Sifat bangun datar di SD Inpres Upa Tahun Pelajaran 2017/2018 sebelum penerapan model PAIKEM, diketahui bahwa dari 29 orang siswa hanya 14 orang siswa atau 48,27% yang mencapai ketuntasan secara individual. Sedangkan siswa yang tidak tuntas secara individu berjumlah 15 orang siswa atau dengan persentase 51,72%. Hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada sebelum tindakan secara rinci dapat dilihat pada pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Belajar  IPA Siswa Pra Siklus

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

 

Keterangan

 

1

Alfons Bobo

60

Tidak Tuntas

2

Bridli Marengkeng

40

Tidak Tuntas

3

Kalvin Sarempa

40

Tidak Tuntas

4

Yudistira Laimu

60

Tidak Tuntas

5

Delian Ap

50

Tidak Tuntas

6

Gabriel Pattiasina

60

Tidak Tuntas

7

Kesya Barati

70

Tuntas

8

Ferderika Wogono

75

Tuntas

9

Jeni Toke

80

Tuntas

10

Nase Kolong

30

Tidak Tuntas

11

Tria Aiba

40

Tidak Tuntas

12

Lie Gracia Saya

100

Tuntas

13

Brayen Antoni

60

Tidak Tuntas

14

Gratia Wogono

90

Tuntas

15

Meiske Tarenate

50

Tidak Tuntas

16

Yulia Abas

40

Tidak Tuntas

17

Iriyani Wogono

80

Tuntas

18

Ribi Taiya

50

Tidak Tuntas

19

Vanesa Djou

70

Tuntas

20

Sergio Woka

40

Tidak Tuntas

21

Sebastian Nyula

70

Tuntas

22

Gari Wogono

80

Tuntas

23

Raikel Koda

60

Tidak Tuntas

24

Nonice Wogono

70

Tuntas

25

Sanora Baruran

50

Tidak Tuntas

26

Hesian Tan

80

Tuntas

27

Morene Hangkamo

80

Tuntas

28

Rara Bitjoli

75

Tuntas

29

Desi Deni

70

Tuntas

 

Jumlah

1820

 

Rata-Rata

62,75

Skor Klasikal

48.27%

 

Hal ini didukung dengan pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah sebelum penelitian bahwa ketika proses pembelajaran ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya: siswa cenderung melakukan aktivitasnya sendiri di dalam kelas seperti berbicara dengan teman sebangku, bermain pada saat pelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan di lapangan, guru juga belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut yang menyebabkan proses pembelajaran matematika di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah belum berjalan secara efektif, sehingga peneliti tertarik untuk memperbaikinya dengan menerapkan model PAIKEM.

Hasil Belajar IPA Siklus I

Hasil belajar siswa materi sifat bangun datar di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada siklus I tergolong kategori cukup yaitu dengan nilai rata-rata 67.24. Rincian hasil belajar siswa kelas di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2. Secara singkat hasil belajar siswa materi sifat bangun datar di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada siklus I dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai tes hasil belajar siswa berikut ini.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Belajar  IPA Siklus I

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

 

Keterangan

 

Tuntas

Tindak Tuntas

1

Alfons Bobo

70

ü

 

2

Bridli Marengkeng

70

ü

 

3

Kalvin Sarempa

65

ü

 

4

Yudistira Laimu

75

ü

 

5

Delian Ap

70

ü

 

6

Gabriel Pattiasina

75

ü

 

7

Kesya Barati

70

ü

 

8

Ferderika Wogono

75

ü

 

9

Jeni Toke

80

ü

 

10

Nase Kolong

30

 

ü

11

Tria Aiba

45

 

ü

12

Lie Gracia Saya

100

ü

 

13

Brayen Antoni

60

 

ü

14

Gratia Wogono

90

ü

 

15

Meiske Tarenate

50

 

ü

16

Yulia Abas

50

 

ü

17

Iriyani Wogono

80

ü

 

18

Ribi Taiya

50

 

ü

19

Vanesa Djou

70

ü

 

20

Sergio Woka

40

 

ü

21

Sebastian Nyula

70

ü

 

22

Gari Wogono

80

ü

 

23

Raikel Koda

60

 

ü

24

Nonice Wogono

70

ü

 

25

Sanora Baruran

50

 

ü

26

Hesian Tan

80

ü

 

27

Morene Hangkamo

80

ü

 

28

Rara Bitjoli

75

 

 

29

Desi Deni

70

ü

 

 

 

 

Rata-Rata

67.24

Skor Klasikal

65.51%

 

Dari tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model PAIKEM diketahui 19 orang dari 29 siswa sudah tuntas belajar dan 10 orang belum tuntas. Hasil pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 65.51% atau 19 orang siswa, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dengan model pembelajaran yang digunakan guru dengan menerapkan model PAIKEM.

1.   Deskripsi data Penelitian Siklus II

Hasil belajar siswa materi sifat-sifat bangun datar di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah, siklus II tergolong dalam kategori baik yaitu dengan nilai rata-rata 72.68. Rincian hasil belajar siswa kelas kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3. Secara singkat nilai tes hasil belajar siswa materi sifat bangun datar di kelas kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada siklus II dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut ini

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar  IPA Siklus II

 

No

 

Nama Siswa

 

Nilai

 

Keterangan

 

Tuntas

Tindak Tuntas

1

Alfons Bobo

70

ü

 

2

Bridli Marengkeng

70

ü

 

3

Kalvin Sarempa

65

ü

 

4

Yudistira Laimu

75

ü

 

5

Delian Ap

70

ü

 

6

Gabriel Pattiasina

75

ü

 

7

Kesya Barati

70

ü

 

8

Ferderika Wogono

75

ü

 

9

Jeni Toke

80

ü

 

10

Nase Kolong

70

ü

 

11

Tria Aiba

75

ü

 

12

Lie Gracia Saya

100

ü

 

13

Brayen Antoni

80

ü

 

14

Gratia Wogono

90

ü

 

15

Meiske Tarenate

80

ü

 

16

Yulia Abas

75

ü

 

17

Iriyani Wogono

80

ü

 

18

Ribi Taiya

60

 

ü

19

Vanesa Djou

70

ü

 

20

Sergio Woka

40

 

ü

21

Sebastian Nyula

70

ü

 

22

Gari Wogono

80

ü

 

23

Raikel Koda

60

 

ü

24

Nonice Wogono

70

ü

 

25

Sanora Baruran

50

 

ü

26

Hesian Tan

80

ü

 

27

Morene Hangkamo

80

ü

 

28

Rara Bitjoli

75

 

 

29

Desi Deni

70

ü

 

 

Rata-Rata

72,68

 

Skor Klasikal

86,20%

 

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajarn PAIKEM diketahui 25 siswa dari 29 siswa sudah tuntas belajar dan 4 orang siswa belum tuntas. Hasil pada siklus kedua secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai sebesar 86,20% atau 25 orang siswa. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model PAIKEM sehingga meningkatkan keaktifan siswa, kekreatifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi yang sudah di ajarkan. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa bersama kelompoknya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian keberhasilan klasikal belajar siswa pada siklus II telah meningkat dan sebagian besar siswa mencapai nilai KKM, untuk itu penelitian ini hanya dilakukan sebanyak II siklus.

Berdasarkan pemaparan deskripsi hasil penelitian di atas maka ada beberapa hal yang perlu dibahas terkait penelitian ini, yaitu:

1.    Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Materi Sifat Bangun Datar dengan Penerapan Model PAIKEM

Perencanaan pembelajaran materi sifat bangun datar dengan penerapan model PAIKEM dalam proses pembelajaran siklus I dan siklus II secara keseluruhan aktivitas guru dilaksanakan sesuai dengan RPP, dan indikator di setiap pertemuan dan siklus.

2.    Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Materi Sifat Bangun Datar dengan Penerapan Model PAIKEM

Aktivitas guru dengan penerapan model PAIKEM pada materi sifat bangun datar yang dilaksanakan pada siklus I telah dilaksanakan sesuai RPP, akan tetapi masih terdapat beberapa aspek yang perlu dibenahi pada pertemuan selanjutnya, yaitu: guru harus memberikan bimbingan yang lebih luas kepada siswa, guru perlu memperjelas pokok-pokok materi yang disampaikan dan memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dan memahami materi yang disampaikan.

Guru menciptakan pembelajaran yang inovatif sehingga menimbulkkan daya pikir siswa dan berkembangnya kekreatifan siswa dalam belajar, dan tindak lanjut harus mengarah pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta pengulangan materi di rumah. Pengamatan observer pada siklus II bahwa guru dan siswa telah melaksanakan proses pembelajaran dengan sangat baik, tahap demi tahap penerapan model PAIKEM dapat terlaksana dengan sangat baik. Meningkatnya aktivitas siswa dan guru disebabkan tindak lanjut kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dan memperbaikinya pada siklus II.

Implementasi atau pelaksanaan proses belajar mengajar harus di evaluasi dengan melihat keberhasilan yang dicapai. Hal inilah yang dilakukan guru saat penerapan model PAIKEM, guru melihat pada siklus I masih banyak siswa yang belum aktif, kreatif, inovatif dan hasil belajar siswa pada siklus I masih terdapat 10 orang siswa yang tidak tuntas atau dengan persentase 34.48%, sehingga pada siklus II guru telah memperbaikinya dengan baik, dan keberhasilan siswa telah mencapai 86.20% atau hanya 4 orang siswa yang tidak tuntas.

3.    Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat Bangun Datar Setelah Penerapan model PAIKEM

Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh data yang berupa hasil belajar siklus I dan hasil belajar siklus II. Terlihat dari data perkembangan dalam penilaian aktivitas siswa mengalami peningkatan proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa materi sifat bangun datar di kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah. Tahap pra-tindakan tergolong cukup dengan rata-rata 62.75 dari 29 orang siswa hanya 14 atau 48.27% yang mencapai ketuntasan secara individual. Pada siklus I mengalami peningkatan walaupun pada siklus I masih tergolong cukup dengan rata-rata 67.24. Selanjutnya dari 29 orang siswa hanya 19 orang siswa atau 65.51% yang mencapai ketuntasan secara individual. Hasil belajar siswa pada siklus II tergolong baik dengan rata-rata 72.68, dan dari 29 orang siswa terdapat 25 siswa atau 86.20% yang mencapai ketuntasan secara individual. Peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres Upa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model PAIKEM terjadi peningkatan rata-rata pada siklus I mencapai 67.24 dan pada siklus II meningkat menjadi 72.68.

Keberhasilan yang dicapai hasil belajar siswa pada siklus II disebabkan model PAIKEM membuat siswa lebih aktif,kreatif, dan lebih dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat suprijono (2014:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa sangat erat kaitannya satu sama lain.

Pada saat mengajar tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar terjadi interaksi antara siswa dan guru yang membuat siswa bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arni dan Ahmadi (2010:6) yang mengatakan bahwa guru harus menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar.

Penerapan model PAIKEM ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan, kekreatifan dan potensi yang dimiliki siswa, keaktifan siswa dimana pada model PAIKEM ini siswa yang aktif dalam pembelajaran, siswa yang menggali pengetahuannya sendiri, keaktifan siswa dalam kerja kelompok, kerjasama siswa dalam kelompoknya masing-masing, dan guru sebagai pendamping untuk membantu jika ada kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syah dan Kariadinata (2009:1) yang mengatakan bahwa PAIKEM dapat digunakan bersama metode tertentu dengan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Dengan kegiatan pembelajaran yang berinovatif didukung kondisi belajar yang menyenangkan sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat secara efektif.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada tahun pelajaran 2017/2018.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model PAIKEM untuk meningkatkan hasil belajar materi sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah pada tahun pelajaran 2017/2018, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Hasil belajar siswa materi sifat-sifat bangun datar di kelas kelas V SD Inpres Upa Kecamatan Tobelo Tengah, pada siklus I masih tergolong kurang dengan rata-rata 67.24 dengan persentase tuntas belajar klasikal 65.51%. Selanjutnya dari 29 orang siswa hanya 19 orang siswa yang mencapai ketuntasan secara individual. Pada siklus II hasil belajar dan persentase tuntas klasikal meningkat dengan rata-rata 72.68, dengan persentase tuntas belajar klasikal 86.20% dari 29 orang siswa terdapat 25 orang siswa yang mencapai ketuntasan secara individual.

Daftar Pustaka

Antonius. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Burhan Elfani. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suprijono, Agus. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya

. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arni dan Ahmadi. 2010. Pembelajaran Inovatif dan Kreaktif dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, Cer Pertama