PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PENGAWAS

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU PAK

MENERAPKAN SISTIM PENILAIAN

K.13 UNTUK SD DI KECAMATAN PARMAKSIAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Dasman Sihombing

Pengawas Madya Pendidikan Agama Kristen

 

ABSTRAK

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Menurut Suyadi (2010: 22) Penelitian Tindakan Sekolah adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah,Pengawas) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Sejauhmana pengaruh pelaksanaan supervisi klinis oleh pengawas terhadap guru PAK untuk meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan sistim penilaian K.13 dalam pembelajaran di dalam kelas serta upaya yang dapat dilaksanakan agar guru Agama Kristen Protestan memiliki kemampuan dalam melaksanakan sistem penilaian K.13 pembelajaran di dalam kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmanakah terdapat peningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru menyusun dan kemampuan penerapkan penilaian K.13 dalam pembelajaran dengan adanya peranan pengawas PAK melaksanakan supervisi klinis terhadap guru khususnya guru Agama Kristen Protestan pada Semester ganjil T.P 2018/2019. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksananakan di Kecamatan Parmaksian yang dilaksanakan oleh Pengawas PAK terhadap seluruh guru SD yang mengajar Pendidikan Agama Kristen yang berjumlah 9 orang guru yang Pegawai negeri maupun yang masih berstatus guru honorer pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Pada Siklus I, diperoleh nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru masih rendah dengan jumlah persentase adalah 47% sedangkan hasil belum baik 53% dimana persiapan administrasi guru masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yakni 72% maka kekurangan untuk mencapai nilai yang diharapkan adalah 19%. Selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi belum tercapai masih diperlukan tindakan. Pada Siklus II nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru melaksanakan penilaian K.13 hasil baik adalah 76% sedangkan hasil belum baik 24% dimana persiapan administrasi guru sudah di atas rata-rata yang diharapkan yakni 72% sedangkan dengan ini tindakan pada siklus II mencapai nilai yang diharapkan. Selisih antara siklus I dengan Siklus II adalah 19% dari kondisi yang terjadi dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis pada guru kelas dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan sistim penilaian kurikulum (K.13) terhadap guru di SD di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci : Supervisi Klinis, Penilaian K.13

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi dan studi awal bahwa ada beberapa guru belum menguasai sistem penilaian K.13 dalam pembelajaran kelas yang baik. Oleh sebab itu alternatif tindakan yang dilakukan oleh pengawas managerial dapat melaksanakan pembinaan terhadap guru. Untuk mengelolah kelas dengan baik oleh seorang guru maka secara berkala dan terprogram perlu dilakukan pembinaan melalui setiap bulan ada supervisi menejerial dari pengawas PAK. Dengan pelaksaan supervisi klinis seorang pengawas PAK dapat melakukan pembinaan dengan baik untu guru supaya dapat memahami penerapan penilaian K.13 dapat dilihat dari kelengkapan dokumen managemen atministrasi kelas. Tujuan pembinaan pengawas dan supervisi klinis suatu cara untuk menciptakan dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah menjadi lebih baik. Pendekatan supervisi klinis (Clinical approach) diharapkan menjadi acuan kegiatan fungsi pembinaan, pemantauan, dan penilaian terhadap guru dalam melaksanakan tugas di kelas.

Sebagai upata konkrit untuk mengembangkan kemampuan guru PAK dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan kondisi diatas sebagai pengawas PAK merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan system penilaian K.13 dengan melaksanakan penelitian tindakan sekolah

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah (PTS) yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Penelitian ini dilakukan karena ada guru yang belum menyusun Penilaian K.13 dengan baik. Hal tersebut dampak pada pencapaian hasil belajar siswa pada di kelas. Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan pertemuan sebagai fungsi supervisi klinis pada guru. Hasil ini diterapkan pada administrasi di kelas dengan cara mengajar pada masing-masing guru. Keseluruhan guru dilakukan kajian sudah sejauh mana mampu menerapkan sistem penilaian K.13 di sekolah masing-masing, berdasarkan analisis peneliti melakukan supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru di sekolah masing-masing. Penelitian tindakan sekolah ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 mulai bulan September sampai November 2018

Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAK SD yang ada di Kecamatan Parmaksian yang berjumlah 9 orang guru yang Pegawai negeri maupun yang masih berstatus guru honorer ataupun guru komite sekolah dijadikan sampel dalam penelitian ini pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian tindakan sekolah ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 mulai bulan September sampai November 2018.

Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut:

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan
  3. Observasi

Dari hasil kerja guru yang didampingi untuk menerapkan penilaian K.13, lalu dilakukan analisi hasil dan pengolahan hasil observasi dan isian angket capaian guru dapat dilihat pada tabel berikut :

Siklus I

Siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin 10 September 2018. Pada awal ulangan harian I dimulai dilakukan observasi terhadap penilaian guru PAK. Sebelum awal penelitian diadakan rapat dan pembinaan dalam melaksanakan penilaian sesuai K.13. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian melaksanakan penilaian sesuai K.13. Dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti harus mempersiapkan semua pendukung maupun komponen pelaksanaan penelitian seperti:

  1. menetapkan hal yang dikerjakan oleh guru.
  2. menyiapkan hal yang akan disusun seperti perencanaan program tahunan, program semester, program RPP, dan silabus.
  3. mencermati administrasi yang di selesaikan
  4. memahami isi SK dan KD untuk menyusun program tahunan, program semester, program RPP, dan silabus.
  5. Pengawas melakukan pembinaan melalui supervisi klinis pada guru pada forum kemajuan Penerapan penilaian K.13 guru guru honor seluruh guru Agama Kristen Protestan
  6. Pengawas bersama pengawas PAK melakukan pelatihan tentang melaksanakan penilaian sesuai K.13.
  7. guru mengajikan hasil forum pembinaan untuk menyusun Penerapan penilaian K.13 kelengkapan sebagai wali.

Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan yaitu sebagai berikut:

  1. Mendata nama-nama guru yang mengumpulakan hasil kinerjanya.
  2. Tiap guru menyerahkan hasil kinerja melalui kepala sekolah.
  3. Hasil pekerjaan guru tentang Penilaian K.13, dikumpulkan kepada kepala sekolah untuk diserahkan kepada pengawas. Bersama Kepala sekolah peneliti menyeleksi, menilai, dan mengevaluasi hasil kinerja guru.
  4. Peneliti mendata administrasi yang dikerjakan guru. Setelah mendata peneliti mengevaluasi hasil kinerja guru tentang pemahamannya terhadap sistem penilaian K.13.
  5. Setelah mengevaluasi kinerja guru, peneliti memasukan penilaian ke lembar instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
  6. Peneliti menganalisis hasil kinerja guru apakah guru tersebut tergolong baik atau masih kurang.
  7. Peneliti memperesentasikan hasil kinerja guru tentang melaksanakan penilaian sesuai K.13.

Untuk melakukan penilaian terhadap kondisi Penerapan penilaian K.13 guru pada awal tahun ajaran dapat di amati beberapa kesiapan guru diantaranya

Nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru menyangkut sistim penilaian K.13 masih rendah berdasarkan jumlah persentase hasil baik adalah 47% sedangkan hasil belum baik 53% dimana persiapan administrasi guru masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yakni 72 maka kekurangan untuk mencapai nilai yang diharapkan adalah 19% selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi, Berdasarkan hasil yang diperoleh masih diperlukan dilaksanakan tindakan pada siklus berikut untuk meningkatkan kesiapan administrasi guru dengan penyempurnaan kelemahan dalam siklus I

Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I Penerapan penilaian K.13 guru masih kurang maka pada tindakan selanjutnya harus lebih mengantispasi berbagai kendala dan tantangan dalam siklus berikutnya.

Observasi

Kegiatan observasi berlangsung pada saat yang hampir bersamaan dengan kegiatan implementasi. Pada saat peneliti mengadakan pengamatan terhadap kinerja guru. Hasil pengamatan peneliti terhadap kinerja guru tentang melaksanakan penilaian sesuai K.13. pada siklus I yaitu sebagai berikut: pada ajaran baru penelitian ini berlangsung melukukan penelitian dan merencanakan Penilaian K.13 yang akan di terapkan kepada anak didiknya pada tahun pelajaran 2018/2019. Melaksanakan penilaian sesuai K.13. disusun sebelum pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan program sekolah diikuti oleh seluruh guru mata pelajaran.

Refleksi

Hasil penelitian/observasi kinerja guru pada siklus I dapat digolongkan dalam kategori kurang. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa ketidak berhasilan melaksanakan penilaian sesuai K.13. dengan waktu yang singkat pada siklus I disebabkan beberapa hal di bawah ini:

  1. Guru masih kurang berfikir kritis tentang keadaan siswa dan masih juga kurang mengaitkan kondisi siswa yang dialaminya serta lingkungan siswa.
  2. Waktu yang disediakan terlalu pendek.
  3. Guru masih kurang memahami konsep dasar penilaian masih terpaku terhadap sistim penilaian lama yang sudah lama dilaksanakan
  4. Belum ada kepastian formal penerapan K.13 diberlakukan di sekolah, sehingga banyak guru yang masih menganggap kurang begitu penting untuk dipelajari
  5. Guru masih kurang mendapat pemahaman dan anjuran dari kepala sekolah untuk dapat memahami dan mempelajari lebih detail prosedur dan langkah-langkah penilaian K.13

Berdasarkan asumsi di atas, peneliti merancang pada tindakan padaa siklus II dengan tindak lanjut sebagai berikut:

  1. Melakukan sosialisasi pembinaan kepada guru secara terperinci.
  2. Guru mengaji tentang penilaian terhadap salah satu SK dan KD mata pelajaran.
  3. Guru mempersiapkan satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilengkapi dengan sisitim penilaian K.13 di dalamnya

Karena capaian keberhasilan tindakan belum optimal maka penulis melakukan refleksi Setelah selesai satu siklus untuk merefleksi kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dengan memperbaiki seluruh kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan siklus I yang menyebabkan hasil belum tercapai secara optimal. Peneliti berharap akan terjadi peningkatan yang baik akan pemahaman guru terhadap penerapan sistem penilaian kurukulum (K.13) berikut pelaksanaannya.

Siklus II

Perencanaan

Siklus II dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Perbaikan pada sikulus I. Penelitian ini dilakukan dengan acuan hasil siklus sebelumnya yang belum optimal untuk mencapai hasil yang lebih baik, peneliti melakukan berbagai penyempurnaan dalam tahapan pelaksanaan tindakan. Pada tahap perencanaan ini, yaitu,

  1. Mempersiapkan pelaksanaan sosialissi melalui prsentase materi tentang sistem penilaian K.13 (waktu dan tempat sudah terlebih dahulu disepakati) dalam perbaikan siklus I
  2. Menyiapkan instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti
  3. Guru menyiapkan hal yang akan di evaluasi
  4. Setiap guru menyiapkan RPP masing-masing, dengan penerapan sistim penilaian K.13 didalamnya dan mengajarkan di dalam kelas disertai penerapan sistim penilaian yang sudah dipahaminya dari membuka pelajaran, proses pembelajaran dan hingga mengakhiri pembelajaran dan penugasan terhadap anak.
  5. Mempersiapkan daftar nilai.

Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam implementasi sebagai berikut:

  1. Peneliti melakukan pembinaan pada guru dengan memberikan pejelas terhadap hal-hal yang belum dipahami.
  2. Guru diberukan waktu bertanya sebelum megerjakan Penilaian K.13.
  3. Guru mengumpulkan hasil kinerja.
  4. Peneliti menganalisis hasil kinerja guru
  5. Peneliti memberikan penilaian kepada guru.
  6. Peneliti menganalisis hasil penilaian
  7. Peneliti bersama kepala sekolah memberikan hasil kinerja guru apakah guru tersebut tergolong baik atau masih kurang

Nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru mengalami peningkatan jumlah persentase hasil baik adalah 76% sedangkan hasil belum baik 24% dimana persiapan administrasi guru sudah di atas rata-rata yang diharapkan yakni 72% sedangkann nilai rata-rata capaian adalah 76% dengan ini tindakan pada siklus II mencapai nilai yang diharapkan. Selisih antara siklus I dengan Siklus II adalah 19% selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh memiliki makna bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah baik dan berhasil dimana persentase Penerapan penilaian K.13 penilaian K.13. oleh guru-guru waki kelas telah mencapai 76% dan belum selesai 24% maka selisih peningkatan persentase antara siklus I dengan siklus II adalah 29% dengan hasil capaian diatas rata-rata yang diharapkan 4%. Dengan hasil ini penerapan supervisi klinis pengawas terhadap kemampuan guru guru honor memahami dan menerapkan sistim Penilaian K.13 berhasil ditandai dengan adanya peningkatan nilai secara signifikan.

  1. Observasi

Kegiatan observasi pada siklus II yaitu mengadakan pengamatan kinerja guru selama menyelesaikan Penilaian K.13. Hasil pengamatan selama menyelesaikan Penilaian K.13 pada tahun pelajaran 2018/2019. Pada siklus kedua, banyak guru dapat menyelesaikan dengan sungguh-sungguh dengan hasil yang memuaskan

  1. Refleksi

Hasil observasi tes pada siklus II dapat digolongkan dalam kategori baik. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan:

  1. Penilaian K.13 sudah terkonsep oleh guru, guru bisa membayangkan atau membuat rancangan yang akan dikerjakan pada pengajaran di tahun pelajaran 2018/2019.
  2. Pelaksanaan supervisi klinis oleh pengawas pendidikan terhadap kemampuan guru guru honor menyiapkan administrasi sekolah sangat berpengaruh dan terdapat pengaruh yang tinggi meningkatkan kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas

PEMBAHASAN

Sebelum dilaksanakan tindakan pemahaman guru tentang sistim penilaian K.13 masih sangat rendah hal tersebut ditandai dengan nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru berdasarkan jumlah persentase hasil baik adalah 47% sedangkan hasil belum baik 53% dimana persiapan administrasi guru masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yakni 72 maka kekurangan untuk mencapai nilai yang diharapkan adalah 19% selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi, Berdasarkan hasil yang diperoleh masih diperlukan dilaksanakan tindakan pada siklus berikut untuk meningkatkan kesiapan administrasi guru dengan penyempurnaan kelemahan dalam siklus I

Pada siklus II sudah baik dan berhasil dimana persentase Penerapan penilaian K.13 guru waki kelas telah mencapai 76% dan belum selesai 24% maka selisih peningkatan persentase antara siklus I dengan siklus II adalah 29% dengan hasil capaian diatas rata-rata yang diharapkan 4%. Dengan hasil ini penerapan supervisi klinis pengawas terhadap kemampuan guru guru honor memahami dan menerapkan sistim Penilaian K.13 berhasil ditandai peningkatan nilai secara signifikan.

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I, diperoleh nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru masih rendah dengan jumlah persentase adalah 47% sedangkan hasil belum baik 53% dimana persiapan administrasi guru masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yakni 72% maka kekurangan untuk mencapai nilai yang diharapkan adalah 19%. Selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi belum tercapai, Berdasarkan hasil yang diperoleh masih diperlukan tindakan berikutnya. Sedangkan pada Siklus II nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru hasil baik adalah 76% sedangkan hasil belum baik 24% dimana persiapan administrasi guru sudah di atas rata-rata yang diharapkan yakni 72% sedangkan dengan ini tindakan pada siklus II mencapai nilai yang diharapkan. Selisih antara siklus I dengan Siklus II adalah 19% dari kondisi yang terjadi dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis pada guru kelas dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan sistim penilaian kurikulum (K.13) terhadap guru di SD di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir Tahun Pelajaran 2018/2019.

SIMPULAN

Pada Siklus I, diperoleh nilai rata-rata penerapan penilaian K.13 guru masih rendah dengan jumlah persentase adalah 47% sedangkan hasil belum baik 53% dimana persiapan administrasi guru masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yakni 72% maka kekurangan untuk mencapai nilai yang diharapkan adalah 19%. Selisih antara kondisi yang diharapkan dari kondisi yang terjadi belum tercapai, Berdasarkan hasil yang diperoleh masih diperlukan tindakan berupa siklus lanjutan

Pada Siklus II nilai rata-rata Penerapan penilaian K.13 guru hasil baik adalah 76% sedangkan hasil belum baik 24% dimana persiapan administrasi guru sudah di atas rata-rata yang diharapkan yakni 72% sedangkan dengan ini tindakan pada siklus II mencapai nilai yang diharapkan. Selisih antara siklus I dengan Siklus II adalah 19% dari kondisi yang terjadi dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis pada guru kelas dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan sistim penilaian kurikulum (K.13) terhadap guru di SD di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir Tahun Pelajaran 2018/2019.

SARAN

  1. Pengawas PAK dan Kepala Sekolah hendaknya berupaya meningkatkan kompetensi dalam meningkatkan pengetahuan guru memahami sistim penilaian K.13, di Sekolah Dasar untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam kelas.
  2. Untuk meningkatkan kemampuan guru menguasai hal-hal penting dalam pembelajaran diperlukan adanya MGMP mata pelajaran dengan pelaksanaan kegiatan secara terjadwal dan terprogram dan mendapat perhatian pendanaan dari sekolah dan pemerintah.
  3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Darma Surya, (2009). Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi Suvervisi. Jakarta: Direktorat jendral peningkatan Mutu pendidikan Nasional

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Erman Suherman, (2009). Model-model Pembelajaran http ://re-searchengines.com/1207trimo1.html Penelitian Tindakan Sekolah

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan ________Dasar dan Menengah.