Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4
SD NEGERI JOGONAYAN KECAMATAN NGABLAK
Sinta Ayu Rumanti
Suhandi Astuti
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada tahun ajaran 2018/2019. Sebelum dilaksanakan penelitian hasil belajar masih rendah yaitu dibawah KKM 66.Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan pada 2 siklus yang mengacu pada model stringger yang terdiri dari 3 tahap yaitu look (melihat), think (berpikir), act (bertindak). Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan observas yang berupa soal tes dan lembar observasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai rata-rata mulai dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 maka diperoleh sebelum tindakan atau pra siklus yaitu hanya terdapat 29% atau 5 siswa dari 17 siswa dengan kategori tuntas dan 71% atau 12 siswa dari 17 siswa kategori tidak tuntas dengan nilai rata-rata 53, sedangkan pada siklus 1 terdapat 47% atau 8 siswa dari 17 siswa dengan kategori tuntas dan 53% atau 9 siswa dari 17 siswa dengan kategori tidak tuntas dengan nilai rata-rata 66, pada siklus 2 diperoleh 82% atau 14 siswa dari 17 siswa dengan kategori tuntas dan 18% atau 3 siswa dari 17 siswa kategori tidak tuntas dengan rata-rata 75. Berdasarkan data yang diperoleh maka disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus 1 dan siklus pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak.
Kata Kunci : Inquiry, matematika, hasil belajar
PENDAHULUAN
Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan baik SD, SMP maupun SMA bahkan di bangku perkuliahan. Matematika dianggap sangat sulit karena perhitungan yang rumit dan rumus-rumus yang sangat banyak. Sehingga diperlukan pemahaman dan penguasaan matematika yang baik.
Menurut Permendikbud No. 21 (2016) tentang standar isi adalah matematika menunjukkan suatu sikap dimana harus mempunyai sifat yang cermat, teliti dan bertanggung jawab dalam mengimplementasikan matematika. Menurut Wahyudi (2012:10) Matematika adalah suatu pelajaran yang memilki pemahaman yang abstrak sehingga sangat berhubungan dengan ide secara logis. Menurut Suhendri (2011:32) matematika adalah suatu konsep logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep serta terbagi dalam beberapa bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Belajar matematika siswa akan belajar menggunakan penalaran untuk mengerjakan permasalahan matematika (Susanto,2013:183). Matematika adalah suatu ilmu yang nyata karena menggunakan cara berfikir yang logis untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, masih sangat kesulitan dalam mempelajari matematika diketahui bahwa hasil belajar siswa masih dibawah KKM yaitu 66. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, guru sering menggunakan rumus matematika yang sudah jadi tanpa ada penjelasan atau mengajak siswa untuk menemukan rumus tersebut, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, kurangnya waktu yang diberikan untuk siswa interaksi dengan media atau sumber belajar dan alat peraga. Dari data yang diperoleh dari guru siswa kelas IV di SD Negri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada mata pelajaran Matematika semester I tahun ajaran 2017/2018 menunjukkkan dari 17 siswa 5 siswa atau 29% berada di atas KKM dan 12 siswa atau 71% di bawah KKM. Berdasarkan permasalahan di atas, menurut peneliti di perlukan suatu model pembelajaran yang dapat memecahkan permasalahan yaitu menggunakan model Inquiry. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sehingga dengan model inquiry diharapakan siswa dapat dilatih berpikir kritis dan analitis dalam mengahadapi permaslaahn Matematika.
Model inquiry lebih menekankan kegiatan –kegiatan berpusat pada pengembangan berpikir kritis dalam mencari dan menemukan jawaban sendiri (Wina Sanjaya, 2008:194). Menurut Nanang dan Cucu (2012:77) menyatakan model pembelajaran inquiry adalah kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis. Menurut Wina Sanjaya (2016) terdapat beberapa kelebihan dari model Inquiry yaitu 1) pembelajaran lebih menekankkan pengembangan aspek, kognitf, afektif dan psikomotorik, 2) memeberikan ruang bagi siswa untuk belajar dengan cara mereka, 3) strategi yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern, 4) melayani kebutuhan siswa yang emmeiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga mereka yang mempunyai kemampuan baik tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Sehubungan dengan hal tersebut maka muncul rumusan masalah yaitu “Apakah penerapan model Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak semester II tahun ajaran 2018/2019?” dengan tujuan diantaranya adalah menerepkan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian tindakan kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model stringer. Tahapan penelitian dengan Model Stringer berupa siklus yang terdiri dari tiga aspek aspek yaitu 1). Look (melihat) adalah kegiatan untuk memahami permaslahan melalui pengumpulan data dan mendeskripsikan situasi, sehingga peneliti sebelum melakukan penelitian observasi terlebih dahulu. 2). Think (berfikir) yaitu kegiatan menganalisis apa yang terjadi dan berfikir untuk pemecahan masalahnya. 3) Act (berbuat) yaitu melakukan perencanaan solusi, melaksanakan dan mengevaluasinya
Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa kelas 4 di SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak berjumlah 17 siswa. Siswa tersebut terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 berumur antara 9 sampai 11 tahun yang berada pada tahap berfikir kongkret, dengan latar belakang yang berbeda. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas atau X dan variabel terikat atau Y. Variabel bebasnya adalah Model Inquiry sedangkan variabel terikatnya adalah Hasil Belajar pada mata pelajaran Matematika. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan tes dan non tes. Soal tes sebelum diberikan ke sisiwa yang akan dilakukan penelitian maka instrumen soal tersebut di ujikan terlebih dahulu sehingga nantinya akan diperoleh soal-soal yang valid. peneliti menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan guru untuk melihat aktivitas siswa dan guru di dalam kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas peneliti melakukan observasi siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak terlebih dahulu untuk mengatahui permaslaahan yang ada di kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa siswa kelas 4 terdapat permasalahan dalam pembelajaran yaitu dimana proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajaran masih berpusat pada guru saja sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran dan juga kurang adanya alat peraga sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor rata-rata siswa kelas 4 masih dibawah KKM 66 yaitu 71% tidak tuntas.
Distribusi Hasil Belajar Matematika berdasarkan Pra Siklus
No | Nilai KKM (66) | Frekuensi | Presentase | Keterangan |
1 | >66 | 5 | 29% | Tuntas |
2 | <66 | 12 | 71% | Tidak tuntas |
jumlah | 28 | 100% | ||
Nilai Maksimum | 70 | |||
Nilai Minimum | 35 | |||
Rata-rata | 53 |
Dilihat dari tabel 4.1 di peroleh hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak semester II tahun pelajaran 2018/2019 diperoleh pada pra siklus.nilai rata-rata kelas sebesar 53. Jumlah keseluruhan siswa 17. Data menunjukkan 5 siswa (29%) tuntas dan 12 siswa (71%) tidak tuntas masih banyak siswa yang masih di bawah KKM 66. Nilai tertinggi diperoleh 70 dan nilai terendah 35.
Pada penelitian siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22 februari 2019 dengan KD 3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga serta hubungan pangkat dua dengan akar pangkat
Dalam kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu yang pertama guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru memberikan stimulus dengan memberikan alat peraga yang berbentuk persegi, persegi panjang dan segitiga serta memberikan soal yang nantinya siswa akan di ajak untuk mencari dan menemukan suatu rumus, siswa bersama kelompok menemukan permasalahan kemudian siswa bertamya, mengamati, mencari informasi,merumuskan masalah, setelah itu siswa berdikusi dengan anggota kelompok serta mencari jawaban dengan melakukan percobaan, siswa menyimpulkan hasil data yang sudah mereka dapat, kemudian siswa mempresenmtasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada siklus 1 diperoleh data hasil tes evaluasi pada mata pelajaran Matematika melalui pembelajaran Model Inquiry, dilihat dari tabel 3.1 sebagai berikut.
Distribusi Hasil Belajar Siklus 1
No | Kategori | Nilai Pra siklus | |
Frekuensi | Presentase | ||
1 | Siswa Tuntas | 5 | 29% |
2 | Siswa Tidak Tuntas | 12 | 71% |
Dilihat dari tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelumnya yaitu pada pra siklus terdapat 5 siswa atau 29,4% tuntas sedangkan pada siklus 1 diperoleh 8 siswa atau 47% mencapai ketuntasan. Pada hasil pra siklus siswa yang belum mencapai KKM atau masih dibawah KKM diperoleh 12 siswa atau 70,6% sedangkan pada siklus 1 diperoleh 9 siswa atau 53% tidak tuntas.
Pada tabel 3.2 ini terdapat Deskripsi Skor Minimum, Skor Maksimum dan skor Rata-rata hasil Belajar siswa melalui pembelajaran Model Inquiry pada siklus 1 sebagai berikut.
No | Deskripsi | Skor |
1 | Minimum | 45 |
2 | Maksimum | 86 |
3 | Rata-rata | 66 |
Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata pada siklus 1
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada pra siklus skor minimum mencapai 35 sedangkan pada siklus 1 skor minimum mencapai 45. perolehan skor maksimum pada pra siklus mencapai 70 sedangkan pada siklus 1 mencapai 86, dan pada skor rata-rata kelas mencapai 66 dan pada pra siklus hanya mencapai 53,Maka terlihat bahwa tindakan dengan menggunakan model Inquiry mencapai peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yaitu mengalami peningkatan sebesar 60%.
Penelitian pada siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Februari 2019 di Sd Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak. Pada tindakan siklus 2 ini mendasarkan hasil sebelumnya dari penelitian tindakan siklus 1 sehingga mengetahui permasalahan yang ada di dalam kelas mereka tidak aktif di dalam kelas. Dalam siklus 2 siswa kembali diskusi dengan anggota kelompok dengan menyelesaikan soal cerita yang terdapat pemasalahan siswa dan anggota kelompok diminta untuk menyelesaikan sampai diperoleh kesimpulan dan siswa mempresentasikan didepan kelas. Kemudian siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi dikerjakan dengan jujur.
Hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada siklus 2 diperoleh data hasil tes evaluasi pada mata pelajaran Matematika melalui pembelajaran Model Inquiry, dilihat dari tabel 3.3 sebagai berikut.
Distribusi Hasil Belajar Siklus 2
No | Kategori | Frekuensi | Persentase (%) |
1 | Tuntas (≥66) | 14 | 82% |
2 | Tidak Tuntas (< 66) | 3 | 18% |
Jumlah | 17 | 100 |
Dilihat dari tabel 3.3 diatas, terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada siklus 2 mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelumnya yaitu pada siklus 1 terdapat 8 siswa atau 47% tuntas sedangkan pada siklus 2 diperoleh 14 siswa atau 82% mencapai ketuntasan. Pada hasil siklus 1 siswa yang belum mencapai KKM atau masih dibawah KKM diperoleh 9 siswa atau 53% sedangkan pada siklus 2 diperoleh 3 siswa atau 18% tidak tuntas.
Pada tabel 3.4 ini terdapat Deskripsi Skor Minimum, Skor Maksimum dan skor Rata-rata hasil Belajar siswa melalui pembelajaran Model Inquiry pada siklus 1 sebagai berikut
Tabel 3.4 Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata pada siklus 2
No | Deskripsi | Skor |
1 | Minimum | 60 |
2 | Maksimum | 90 |
3 | Rata-rata | 75 |
Dari tabel 3.4 terlihat bahwa hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada siklus 1 skor minimum mencapai 45 sedangkan pada siklus 2 skor minimum mencapai 60. perolehan skor maksimum siklus 1 mencapai 86 sedangkan pada siklus 1 mencapai 90, dan pada skor rata-rata kelas siklus 1 mencapai 66 dan pada siklus 2 mencapai 75, Maka terlihat bahwa tindakan dengan menggunakan model Inquiry mencapai peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yaitu mengalami peningkatan sebesar 76,5%.Berdasarkan hasil yang sudah di dapat dari mulai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 maka dapat di bandingkan dan dapat dilihat seberapakah Model Pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Di bawah ini terdapat tabel 3.5 deskripsi komparasi hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan tabel 3.5 di atas maka setiap tindakan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan dalam hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Jogonyan Kecamatan Ngablak. Dilihat hasil belajar yang tuntas mulai dari Pra Siklus mencapai 5 siswa atau 29%, pada Siklus 1 mencapai 8 siswa atau 47%, sedangkan pada Siklus 2 mencapai 14 Siswa atau 82%. Pada hasil belajar yang belum tuntas dari Pra Siklus mencapai 12 siswa atau 71%, Siklus 1 mencapai 9 siswa ataau 53%, sedangkan siklus 2 mencapai 3 Siswa atau 17%. Dilihat dari nilai tertinggi mulai dari pra siklus adalah 70, siklus 1 adalah 86, sedangkan siklus 2 adalah 90. Rata-rata hasil belajar siswa pra siklus adalah 53, siklus 1 adalah 66 sedangkan siklus 2 adalah 75.
Diperoleh data bahwa di setiap siklusnya mengalami peningkatan pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, yaitu sebelum dilakukannya tindakan kelas terbukti hanya 5 siswa atau 29%, seteleah dilakukannya tindakan kelas pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu 8 siswa atau 47% tuntas, dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu 14 siswa atau 82%. Sedangkan pada siswa yang belum tuntas sebelum dilakukan tindakan kelas mencapai 12 siswa atau 71%, dan pada siklus 1 mencapai 9 siswa atau 53%, setelah dilakukan perbaikan pada siklus 2 mengalami penurunan pada jumlah siswa yang belum tuntas yaitu hanya 3 siswa atau 18%. Dari data yang sudah diperoleh terlihat bahwa siswa mengalami peningakatan pada hasil belajar dari pra siklus ke siklus 1 mencapai 62% sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat mencapai 76%. Pada jumlah siswa yang belum tuntas mengalami penurunan mulai pra siklus mencapai 12 siswa atau 71%, setelah perbaikan pada siklus 1 mencapai 8 siswa atau 53%, sedangkan pada siklus 2 menurun mencapai 3 siswa atau 82%. Maka terlihat bahwa dari pra siklus, siklus 1 hingga ke siklus 2 mengalami penurunan dari pra siklus ke siklus 1 menurun 25% sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 menurun mencapai 65%.
Berdasarkan data di atas maka terlihat bahwa penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakn dapat dikatakan berhasil dikarenankan ketuntasan belajar siswa disetiap siklusnya mengalami peningkatan. Dapat diketahui bahwa KKM di SD Negeri Jogonayan Kecamatan Ngablak pada mata pelajaran Matematika adalah 65 sedangkan dari pra siklus sebelumnya siswa yang mengalami belum tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas, sedangkan selama dilakukannya tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Inquiry meningkat.
Dari penelitian yang sudah dilakukan maka terdapat saran yang disampaikan, diantaranya adalah agar hasil belajar siswa meningkat maka guru diharapkan untuk menerapkan model pembelajaran inquiry dalam kegiatan pembelajaran. sedangkan saran untuk siswa dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar mereka melalui model pembelajaran Inquiry. Untuk pihak sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada para guru untuk lebih meningkatkan kemampuan mengajar mereka melalui model pembelajaran Inquiry.
DAFTAR PUSTAKA
Nanang. Et.al. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Permendikbud. 2016. Permendikbud nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sanjaya. Wina. 2008. Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kenca Predana Media Group.
Sanjaya,Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Suhendri, H. 2011. Pengaruh Kecerdasan Matematika Logis dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahyudi.2012. Matematika Realistik Dan implementasinya dalam proses pembelajaran. Salatiga: Widya sari Press
`