IMPLEMENTASI METODE ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU

GUGUS DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO KECAMATAN JATISRONO DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

 

Sri Hartati Sarireni

Pengawas Sekolah Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono

 

ABSTRAK

Desain penelitian ini berupa penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus pertama dan kedua. Setiap siklus berisi empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dalam kegiatan pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 melalui metode achievement motivation training. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di di sekolah yang berada di daerah binan peneliti yaitu guru kelas SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017, dimulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2017, kurang lebih selama empat bulan dengan subjeknya adalah guru kelas di SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 70 orang yang berasal dari 10 sekolah binaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indicator keberhasilan ini dapat ditunjukkan dengan sekurangnya sebanyak 80% dari jumlah guru yang ada di SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter secara baik. Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang telah dilakukan pada guru di Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam dua siklus, menunjukkan bahwa penerapan achievement motivation training dalam forum KKG yang dilakukan oleh pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci :   achievement motivation training, kemampuan guru, RPP berbasis pendidikan karakter

 

PENDAHULUAN

Salah satu hal yang penting dalam pendidikan adalah supervisi akademik. Pentingnya supervisi akademik karena selain ini menjadi bagian dari bidang kepengawasan oleh pengawas sekolah, supervisi akademik dapat diartikan juga sebagai suatu upaya pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Sudjana dkk (2011:19) bahwa supervisis akademik adalah fungsi pengawasan yang berkenaan dengan aspek pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Sementara untuk pengawas sekolah sendiri selalu pelaksana dari supervisi akademik adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada satuan pendidikan. Keberadaan pengawas ini bermacam-macam sesuai dengan jenjang jabatan yang dimilikinya.

Sejalan dengan hal itu salah satu bagian yang harus mendapatkan perlakuan yang berupa supervisi akademik adalah guru SD se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 terutama bidang penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis karakter yang dirasa masih kurang berhasil. Pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianggap penting karena hal ini dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa karena mereka memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikannya melalui proses pembelajaran. Dengan demikian, nilai tersebut dapat terserap secara alami lewat kegiatan sehari-hari. Pembentukan karakter harus menjadi prioritas utama karena sudah terbukti bahwa dalam kehidupan masyarakat sangat banyak masalah yang ditimbulkan oleh karakter yang tidak baik. Namun sayangnya pengintegrasian ini kelihatannya masih belum dilakukan oleh guru SD se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 sehingga perlu diakan perbaikan oleh pengawas sekolah.

Beberapa kekurangan Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam menyususn RPP berbasis karakter diantaranya adalah: 1) Pada umumnya RPP yang disusun para guru tersebut belum lengkap secara operasional, serta belum memasukkan nilai-nilai karakter baik dalam indikator pelaksanaan pembelajarannya, 2) Dalam kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam RPP belum tepat dalam memilih dan menentukan model, metode maupun strategi pembelajaran, sehingga dalam proses belajar peserta didik belum mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, bahkan banyak terlihat bahwa penggunaan strategi, metode, materi dan juga evaluasi itu-itu saja dan kurang inovatif dalam RPP berbasis pendidikan karakter. 3) RPP yang disusun belum sesuai dengan karakteristik perkembangan dan kebutuhan siswa yang disinkronkan dengan perkembangan informasi dan teknologi masa kini, 4) RPP yang disusun oleh guru belum tampak adanya spesifikasi langkah-langkah pembelajaran sesuai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter yang hendak dikembangkan, dan 5) Penyusunan RPP berbasis karakter yang dilakukan oleh guru kurang inovatif dengan berbagai hal baru sehingga terkesan tidak menarik. Kenyataan ini terbukti dari 70 guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri boleh dikatakan mengalami kegagalan karena baru 37,02% atau sekitar 26 orang guru yang menyusun RPP berbasis karakter dengan baik. Sedangkan sisanya sekitar 62,96% atau 44 orang kurang mampu menyusun RPP berbasis karakter dengan baik. Hal memprihatinkan ini terbukti karena hasil rata-rata penyusunan RPP berbasis karakter masing-masing guru kondisi awal masih dalam kategori C (cukup) yaitu dengan nilai rata-rata 13 indikator penyusunan RPP dari 70 guru baru mencapai nilai 58,16. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi jika guru belum memahami konsep penyusunan RPP berbasis karakter yang lengkap, baik dan sistematis.

Sejumlah persolan yang melatar belakangi hal tersebut terlihat dari hasil wawancara kepada guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri didapatkan informasi bahwa secara umum Guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri masih banyak yang merasa kesulitan untuk menyusun RPP berbasis karakter dan jika pun mampu kualitasnya belum bisa dianggap baik. Latar belakang yang lainnya adalah didapati bahwa sebagian besar guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri masih menerapkan pembelajaran konvensional dan belum memasukkan nilai-nilai karakter sebagai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, karena baru itulah yang mereka pahami. Selanjutnya para guru pada umumnya sudah terbiasa dengan sistem adopsi atas penyusunan RPP yang selalu mengkopi dari tahun atau semester sebelumnya yang tidak pernah terputus dari tahun ke tahun. Padahal seperti yang kita ketahui perubahan siswa yang terjadi di setiap tahun menuntut adanya perubahan pada sistem pembelajaran yang ada. Alasan terakhir yang menyebakan penyusunan RPP berbasis karakter belum berhasil dibuat karena kebanyakan guru dalam menyusun RPP dengan cara seenaknya karena RPP berbasis pendidikan karakter yang mereka susun ala kadarnya tanpa usaha lebih lanjut untuk memperbaikinya menjadi lebih baik dan juga guru terbiasa menerima RPP dalam bentuk format tertentu sehingga menyebabkan para guru sulit untuk berinovasi dan penyiapan RPP cenderung bersifat formalitas.

Melihat kenyataan ini tentu saja harus segera dicarikan solusi. Peneliti selaku pengawas sekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk meyelesaikan masalah itu setelah mempertimbangkan keadaan yang ada maka memilih melakukan supervisi akademik dengan menerapkan metode Achievement Motivation Training sebagai suatu solusi penyelesaian masalah yang ada. Metode ini dipilih karena selain menghadirkan perbaikan melalui metode trainingnya, di dalam metode ini terdapat suatu upaya menumbuhkan kesadaran supaya para guru termotivasi dalam melaksanakan tugas profesinya. Sementara itu training dipilih karena metode ini melengkapi motivasi berprestasi karena di dalam training akan dihadirkan suatu tindakan agar motivasi berprestasi tadi mempunyai dasar keilmuan yang pasti yang didapatkan dari training yaitu keilmuan mengenai penyususnan RPP berbasis karakter. Seperti yang diketahui training sebagai metode mempunyai beberapa tujuan yang inherent di dalamnya, yaitu: pertama meningkatkan dan mengembangkan keahlian yang harapannya pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif. Kedua meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional. Ketiga adalah meningkatkan dan mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan (Kamil, 2010: 11). Berdasarkan alasan tersebut maka dirasa bahwa persoalan yang dihadapi guru se-Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri secara umum akan teratasi.

Sehingga untuk menindaklanjuti hal itu maka peneliti bermakud mengadakan pembinaan yang kemudian disusun dalam suatu laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tersebut berjudul: “Implementasi metode achievement motivation training untuk meningkatkan kemampuan guru Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang, identikasi masalah, dan juga berdasarkan pembatasan masalah yang ada maka mengenai rumusan masalah yang akan diberikan oleh peneliti pada penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: “Apakah implementasi metode achievement motivation training dapat meningkatkan kemampuan guru SD se-Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017?”.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, mengenai tujuan yang diharapkan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: ” Untuk mengetahui bahwa melalui implementasi metode achievement motivation training dapat meningkatkan kemampuan guru SD se-Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017”.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah Melalui Metode Achievement Motivation Training

Pengawas sekolah secara umum biasa dipahami sebagai jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Sagala (2011:200) juga mengatakn bahwa pengawas sekolah yang berada di kabupaten dan kota adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh Bupati atau Walikota dengn mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada, sebagai pengawas satuan pendidikan atau sebagai pejabat fungsional.

Sudjana dkk (2011:19) sendiri terkait dengan hal ini menyatakan bahwa supervisi akademik adalah fungsi pengawasan yang berkenaan dengan aspek pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Membahas metode achievement motivation training yang paling mudah adalah dengan mengkaji penyusunan katanya yaitu mengkaji metode terlebih dahulu baru membahas frase achievement motivation training. Kemudin membahas achievement motivation baru kemudian membahas training-nya. Metode berasal dari bahasa Yunani/Greek, yakni Metha, berarti melalui, dan Hadas artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya ìjalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 1987:97).

Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Berbasis Pendidikan Karakter

Guru seperti yang kita ketahui adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar (SD) yang turut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2006: 125).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2009:212). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Supinah (2008: 25), bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Menurut Muslich (2007: 53) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.

Kata pendidikan yang diungkapkan oleh Hasan (1994: 4) “Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin ‘educare’ berarti memasukkan sesuatu”. Dalam konteks ini, makna pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian anak didik atau siswa. Driyarkara mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk memanusiakan manusia (Muhtadi,2010: 32). Pada konteks tersebut pendidikan tidak dapat diartikan sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan yang memiliki peradaban. Sedangkan menurut Khan (2010: 1) Pendidikan merupakan sebuah proses yang menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata, dan mengarahkan. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya. Melengkapi itu mengenai pengertian karakter, menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 3) Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian singkat dalam kajian pustaka di atas, maka dapat diambil pokok-pokok pikiran bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru SD se-Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 salah satunya adalah dengan dilakukannya supervisi akademik oleh pengawas sekolah yang kemudian disusun dalam suatu Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).

PTS ini merupakan suatu upaya untuk memperbaiki kinerja guru khususnya dalam penyusunan RPP berbasis karakter melalui metode Achievement Motivation Training. Metode ini dipilih karena metode ini selain menghadirkan perbaikan melalui metode trainingnya, di dalam metode ini terdapat suatu upaya menumbuhkan kesadaran supaya para guru termotivasi dalam melakukan profesinya. Sementara itu training dipilih karena ini melengkapi motivasi berprestasi karena di dalam training akan dihadirkan suatu tindakan agar motivasi berprestasi tadi mempunyai dasar keilmuan yang pasti yang didapatkan dari training yaitu keilmuan mengenai penyusunan RPP berbasis karakter. Dengan demikian diharapkan melalui metode Achievement Motivation Training kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis karakter dapat meningkat.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis pada penelitian tindakan sekolah ini adalah “Dengan Implementasi metode achievement motivation training dapat meningkatkan kemampuan guru SD se-Gugus Dr.Wahidin Sudirohusodo Kecamatan Jatisrono dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015”.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di sekolah yang berada di daerah binan peneliti yaitu guru kelas SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian tindakan sekolah ini dimulai bulan Januari 2017 sampai dengan bulan April 2017, kurang lebih selama empat bulan.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini diambil dari semua guru kelas di SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 70 orang yang berasal dari 10 sekolah binaan

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas digunakan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diharapkan. Suharsimi Arikunto (2006: 239) membagi analisis data penelitian menjadi dua macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka, sedangkan deskriptif kualititatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kalimat.

Indikator Kinerja Penelitian

Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang berupa sebanyak 80% dari jumlah guru yang ada di SDN se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter secara baik. Jadi penelitian tindakan sekolah ini akan dianggap berhasil jika dari penelitian ini terdapat 56 orang guru yang mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik. Sedangkan kegiatan Achievement Motivation Training penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter dikatakan berhasil apabila hasilnya secara klasikal memperoleh nilai baik dengan rentang nilai 71-100 dalam penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang diadaptasi dari penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan sendirian, akan tetapi bekerja sama dengan teman sejawat yang terkait dengan pengembangan kemampuan penyusunan RPP berbasis karakter yang lain. Secara kolaboratif, bahwa peneliti bersama-sama dengan teman sejawat melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Menurut Subyantoro (2009:27) menyatakan “penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dengan pihak-pihak lain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan serta hasil belajar siswa. Pada penelitan ini, peneliti atau pengawas sekolah berkolaborasi dengan pengawas sekolah lain dalam upaya menerapkan model pembelajaran karakter pada siswa, serta dalam usaha meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis karakter.

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan sekolah ini berbentuk siklus, dan setiap siklus dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Pada akhir siklus diharapkan tercapainya tujuan yang diinginkan.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan data di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis karakter pada guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri rendah. Dari 70 guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri baru 37,02% atau sekitar 26 orang guru yang menyusun RPP berbasis karakter dengan baik. Sedangkan sisanya sekitar 62,96% atau 44 orang kurang mampu menyusun RPP berbasis karakter dengan baik. Hal memprihatinkan ini didukung dengan hasil rata-rata hasil penyusunan RPP berbasis karakter masing-masing guru kondisi awal masih dalam kategori C (cukup) yaitu dengan nilai rata-rata 13 indikator penyusunan RPP dari 70 guru baru mencapai nilai 58,16. Sedangkan perhitungan secara detail dapat dilihat pada Lampiran.

Tidak dapat dipungkiri lagi jika guru belum memahami konsep penyusunan RPP berbasis karakter yang lengkap, baik dan sistematis maka dalam perencanaan pembelajarannya menjadi belum optimal. Padahal kemampuan guru dalam perencanaan dapat ditilik dari RPP yang disusunnya. Hasil dari kemampuan guru menyusun RPP berbasis karakter pada tahap kondisi awal sebelum penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru dalam menyusun RPP berbasis karakter adalah 58,16 dan berada dalam kategori Cukup, sehingga disimpulkan bahwa kemampuan guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri masih perlu ditingkatkan. Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan kompetensi penyusunan RPP masing-masing guru kondisi awal dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan guru terdapat 11 orang guru atau 15,16% yang memperoleh nilai dengan kategori amat baik (AB), terdapat 15 orang guru atau 21,86% yang memperoleh nilai dengan kategori baik (B), terdapat 19 orang guru atau 26,7% yang memperoleh nilai dengan kategori cukup (C), dan terdapat 25 orang guru atau 36,26% yang memperoleh nilai dengan kategori kurang (K).

Maka disini peneliti akan melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kemampuan guru Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam menyusun RPP berbasis karakter. Dalam upayanya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis karakter maka peneliti memilih metode achievement motivation training yang secara terstruktur dan sistematis yang dilaksanakan dalam forum KKG. Dengan adanya pelaksanaan achievement motivation training pada para guru nantinya diharapkan dalam memenuhi tanggungjawabnya guru lebih dapat memaksimalkan kemampuan dan kesadarannya sehingga nantinya meningkatkan pencapaian proses pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Deskripsi penerapan pelaksanaan achievement motivation training dalam forum KKG untuk meningkatkan kemampuan guru akan diuraikan dalam pembahasan selanjutnya.

Deskripsi Hasil Siklus I

Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukan bahwa kemampuan guru dalam menyusun rpp berbasis pendidikan karakter sudah mengalami peningkatan yang pada awalnya hanya sekitar 37,02% atau sekitar 26 orang pada observasi awal prasiklus yang memiliki kemampuan menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik, pada siklus I ini sudah meningkat mencapai 60,33% atau 43 orang yang memikili kategori kemampuan menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik, dan menyisakan 39,67% atau 27 orang guru yang kurang menguasai kemampuan menyusun RPP berbasis pendidikan karakter.

Achievement motivation training yang dilakukan dalam forum KKG ternyata memiliki dampak positif terhadap kemampuan guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter, hal ini terlihat dari hasil rata-rata kemampuan menyusun RPP berbasis pendidikan karakter Siklus I adalah 71,74 dan masuk dalam kategori Baik. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti ternyata memiliki dampak positif terhadap kegiatan proses pembelajaran di kelas dikarenakan 60,33% guru sudah mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik. Ini menunjukkan kenaikan yang cukup memuaskan walaupun belum mencapai target yang diinginkan yakni sekurang-kurangnya mencapai 80% orang guru mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik.

Dari hasil observasi pada siklus I pelaksanaan Achievement motivation training yang dilakukan dalam forum KKG kepada guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dapat diperoleh gambaran kemampuan guru-guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa terdapat 20 orang guru atau 28,13% yang memperoleh nilai dengan kategori amat baik (AB), terdapat 23 orang guru atau 32,20% yang memperoleh nilai dengan kategori baik (B), terdapat 18 orang guru atau 26,48% yang memperoleh nilai dengan kategori cukup (C), terdapat 9 orang guru atau 13,19% yang memperoleh nilai dengan kategori kurang (K).

Meskipun hasil penelitian pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan namun masih terdpat berbagai kekurangan dan hambatan. Dari kekurangan dan hambatan yang ada dapat dijadikan acuan dan dasar perbaikan pada siklus kedua. Dari hasil observasi pada siklus I dapat disimpulkan bahwa belum semua guru menguasai pembelajaran berbasis karakter dan masih bingung dalam penerapan pembelajaran yang berbasis karakter kepada para siswa. Dari sini maka RPP berbasis pendidikan karakter yang disusunnya menjadi belum maksimal sehingga perlu dilakukan tindakan selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukan bahwa penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter oleh guru se-Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri sudah mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu pada akhir siklus I hanya sekitar 60,33% atau 43 orang guru yang mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik, sekarang meningkat menjadi 81,10% atau sekitar 57 orang dari seluruh guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo, UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik. Pada akhir siklus II ini guru juga mengalami peningkatan dalam motivasi dan kedisiplinan dalam mengadakan persiapan RPP berbasis pendidikan karakter.

Dari hasil observasi pada siklus II pelaksanaan Achievement motivation training yang dilakukan dalam forum KKG kepada guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dapat diperoleh gambaran kemampuan guru-guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 orang guru atau 35,28% yang memperoleh nilai dengan kategori amat baik (AB), terdapat 32 orang guru atau 45,82% yang memperoleh nilai dengan kategori baik (B), terdapat 8 orang guru atau 11,21% yang memperoleh nilai dengan kategori cukup (C), terdapat 5 orang guru atau 7,69% yang memperoleh nilai dengan kategori kurang (K).

Pada siklus II ini kendala yang ada pada siklus I dapat diatasi. Dari hasil observasi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa guru sudah mulai menguasai berbagai pembelajaran berbasis karakter serta sudah dapat menyesuasikan dengan metode, strategi dan model pembelajaran yang dipilihnya, selain itu hasil RPP berbasis pendidikan karakter yang disusunnya sudah lebih baik dari pada sebelum diadakannya tindakan. Dalam hasil dari penelitian siklus II ini implementasi pendidikan karakter sudah lebih jelas, karena dalam perencanaan sudah terfokus dan terarah dengan baik dan ini terlihat dalam pembelajaran PAKEM di kelas.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II kemudian penelitian merefleksi hasilnya, dan ternyata didapatkan hasil penelitian yang positif dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter dalam rencana kegiatan pembelajaran. Setelah dilakukannya kegiatan penelitian terdapat perubahan pada kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter. Para guru telah mempersiapkan RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik dan secara keseluruhan telah mencapai target dalam penelitian tindakan sekolah yang diharapkan yakni sekurang-kurangnya mencapai 80%.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus

Dari data observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, RPP berbasis pendidikan karakter yang telah disusun oleh guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri selama ini belum lengkap, terstuktur dan sistematis. Hal ini didukung dengan data pengamatan terhadap dokumen RPP berbasis pendidikan karakter yang umumnya belum memenuhi ketentuan standar proses bahkan banyak yang belummencantumkan karakter yang hendak ditanamkan kepadapeserta didik. Selain itu, RPP berbasis pendidikan karakter yang selama ini disusun oleh para guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri belum tepat dalam hal menentukan strategi, model, media serta metode pembelajaran, sehingga dalam proses belajar peserta didik belum mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna serta sesuai dengan karakteristiknya.

Dari hasil pengamatan setelah dilaksanakannya kegiatan perbaikan pada Siklus I diperoleh data bahwa penerapan pelaksanaan Achievement motivation training dalam forum KKG dapat meningkatkan kemampuan guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter. Dari hasil penilaian rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter meningkat pada siklus I meskipun kurang signifikan, yaitu dari 58,16 pada pra siklus menjadi 71,74 pada siklus I. Sedangkan pada akhir siklus II diperoleh data bahwa penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter menjadi lebih optimal, hal tersebut karena adanya perbaikan-perbaikan langkah berdasarkan refleksi siklus I dengan nilai rata-rata kemampuan guru yaitu 77,96.

Peningkatan juga terlihat dari prosentase guru yang dapat menyusun RPP berbasis pendidikan karakter. Sebelum dilakukannya tindakan perbaikan hanya 26 orang atau sekitar 37,02% dari jumlah guru yang ada di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri yang dapat menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan lengkap dan sistematis. Setelah diadakannya tindakan perbaikan pada siklus I jumlahnnya meningkat menjadi 60,33% atau sekitar 43 orang dari jumlah guru Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri mampu menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dan meningkat lagi pada siklus II yaitu 81,10% atau 57 orang guru di Gugus Dr. Wahidin Suhodohusodo UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dapat menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik. Hal ini sudah memberikan bukti bahwa kegiatan Achievement motivation training dalam forum KKG yang dilakukan oleh peneliti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter untuk mempersiapkan proses pembelajaran agar menjadi lebih berkualitas.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang telah dilakukan pada guru di Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dalam dua siklus, menunjukkan bahwa penerapan achievement motivation training dalam forum KKG yang dilakukan oleh pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter pada semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis karakter dari setiap siklusnya. Pada kondisi awal rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis pendidikan karakter meningkat pada siklus I, yaitu dari 58,16 pada pra siklus menjadi 71,74 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 77,96 pada siklus II. Peningkatan juga terlihat dari prosentase guru yang dapat menyusun RPP berbasis pendidikan karakter. Sebelum dilakukannya tindakan penelitian hanya 26 orang atau sekitar 37,02% setelah diadakannya tindakan perbaikan pada siklus I jumlahnnya meningkat menjadi 60,33% atau sekitar 43 orang dan meningkat lagi pada siklus II yaitu 81,10% atau 57 orang guru SD se-Gugus Dr. Wahidin Sudirohusodo di UPT Pendidikan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri dapat menyusun RPP berbasis pendidikan karakter dengan baik. Dengan demikian, indikator kinerja dalam penelitian ini sudah tercapai.

Saran

Bagi pengawas sekolah, sebaiknya mengoptimalkan perannya sebagai pembina, pemantau dan penilai pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Khususnya dalam hal pembinaan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan pembelajaran, pengawas sebaiknya memaksimalkan forum KKG sebagai wadah untuk meningkatkan kompetensi profesional agar menjadi guru yang lebih professional, dan terus mengembangkan kompetensi guru binaannya, baik melalui bimbingan berupa formal, informal, maupun non formal untuk mengembangkan profesi dalam jabatan (in service training) melalui berbagai berbagai kegiatan pelatihan, diklat, seminar, workshop dan lain-lain.

Bagi Kepala Sekolah, hendaknya: (1) menganjurkan para guru agar lebih kreatif dalam menerapkan dan menyusun perencanaan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (2) mengimplementasikan perencanaan pembeajaran berbasis pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolahnya masing-masing, (3) mendorong atau memotivasi guru untuk selalu meningkatkan kualitas diri, (4) membimbing serta memfasilitasi guru untuk selalu menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, (5) memiliki kekuatan dan keterampilan inovasi dalam mengatasi masalah kemampuan guru.

Bagi Guru, hendaknya: (1) selalu menjaga dan menerapkan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya seorang guru, (2) memiliki kemampuan atau kompetensi dasar yang berupa kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian, (3) selalu meningkatkan inovasi dan kreatifitas mengajar hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan, (4) terus menggali potensi dalam diri dan meningkatkan keingintahuan akan strategi, metode dan model baru dalam proses belajar mengajar agar selalu dapat menyesuaikan dengan karakter siswa, (5) selalu mengembangkan kemampuan diri untuk meningkatkan keprofesionalan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, (6) selalu memberi motivasi kepada siswa agar lebih berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar lebih optimal, memberi penghargaan berupa penguatan bagi siswa yang berprestasi serta tanggap terhadap permasalahan dan segera melakukan analisis terhadap berbagai masalah yang terjadi sehingga dapat dijadikan solusinya. Bagi peneliti Lain, sebaiknya melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model atau metode yang lain dengan tujuan untuk memperoleh hasil inovasi yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin H.Muzayyin,1987. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto,Suharsimi, 2004. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Langgulung. 1994. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna

Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan Dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Kementrian Pendidikan Nasional Badan dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Pedoman Sekolah). Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional Badan dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Khan, Yahya.2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri : Mendongkrak Kualtas Pendidikan.Yogyakarta: Pelangi Publising

Muhtadi, Ali. 2010. Strategi Implementasi Pendidikan Budi Pekerti yang Efektif di Sekolah. Diambil dari Jurnal Dinamika Pendidikan No. 01/Th.XVI/Mei 2010.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur, 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Undip Press

Sudjana, Nana, 2011. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah

Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP.PPPPTKM