PENERAPAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA POWERPOINT

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS IV

SDN 1 SONOKIDUL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Tido Riz Nugroho

SDN 1 Sonokidul Kecamatan Kunduran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Sonokidul tahun 2014/2015 melalui penerapan metode diskusi dengan media powerpoint. Dari hasil ulangan harian yang dicapai untuk materi “Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat” masih menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Pada nilai Pra Siklus hanya 4 siswa (17%) yang nilainya baik, sementara yang lain yakni 20 siswa (83 %) nilainya masih di bawah KKM. Dari hasil refleksi awal terhadap masalah tersebut, peneliti bersama teman sejawat, sepakat untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, diperlukan media pembelajaran yang tepat yaitu media Powerpoint serta metode diskusi. Hal ini dipandang penting, karena salah satu karakteristik anak usia SD adalah suka hal-hal yang baru dan bermain. Pada media Powerpoint ini, siswa diajak untuk memperhatikan hal-hal baru dengan tampilan Powerpoint, serta masih suka berkelompok dalam mengerjakan tugas. Masalahnya adalah bagaimana penggunaan media Powerpoint ini, dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Sonokidul. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II, didapatkan nilai rata-rata siswa adalah 87,5 dan yang tuntas belajar ada 23 siswa serta 1 siswa yang belum tuntas belajarnya. Dari jumlah yang tuntas belajar tersebut didapatkan ketuntasan 96 %. Hal ini berarti ketuntasan klasikal sudah tercapai. Karena dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut telah terdapat lebih dari 75% siswa tuntas belajar.

Kata Kunci: peningkatan hasil belajar, diskusi, media powerpoint

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika adalah pelajaran yang sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi guru dan siswa bila saat proses pembelajaran berlangsung ternyata tidak dapat diminati atau kurang menarik perhatian siswa. Hal ini terlihat pada saat penulis selaku guru kelas IV di SDN 1 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora menyampaikan materi mata pelajaran Matematika pada Standar Kompetensi Menjumlahkan dan Megurangkan Bilangan Bulat dengan Kompetensi Dasar Menjumlahkan Bilangan Bulat masih banyak siswa yang kurang hasil belajarnya sehingga hasil ulangan harian nilai rata-rata yang diperoleh adalah 57,5 dari 24 siswa dengan nilai terendah 40 dan tertinggi 80, maka peneliti perlu melakukan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu dengan cara menggunakan media Powerpoint dengan kelompok siswa berdasarkan gender (kelompok besar) dan menggunakan media Powerpoint dengan kelompok siswa berdasarkan regu kerja harian, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan Standar Kompetensi Standar Kompetensi Menjumlahkan dan Megurangkan Bilangan Bulat dengan Kompetensi Dasar Menjumlahkan Bilangan Bulat” pada kelas IV SDN 1 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun pelajaran 2014/2015.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana media diskusi dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung siswa kelas IV SDN 1 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015?”

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 1 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah,yaitu: Bagi Siwa: (1) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar; (2) meningkatkan keaktifan siswa; (3) meningkatkan hasil belajar siswa; (4) meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Bagi Guru: (1) meningkatkan keprofesionalan guru; (2) meninglkatkan perbaikan pembelajaran; (2) mengembangkan kreatifitas guru; (3) meningkatkan pemahamandanwawasan guru tentangperbaikanpembelajaran.

Bagi Sekolah: (1) meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan kepercayaanmasyarakatterhadapsekolah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Hakikat Belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:121) pengertian belajar jika dilihat secara psikologi adalah: suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan perkataan lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Slameto (1995:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Muhibin Syah (2006:65-66) mengutip pendapat seorang ahli psikolog bernama Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai: “any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience, artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.

Hasil Belajar

Menurut Surakhmad (1980:25) hasil belajar siswa, bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. .

Menurut Muhibbin Syah (2006: 145) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: (1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; (3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil kecakapan manusia dari tiga aspek yang dimiliki manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang membuat manusia berhasil dalam mencapai keberhasilan dalam segala pekerjaannya melalui kapasitasnya tersebut yang ditunjukkan dengan perolehan angka dan perubahan perilaku pada diri seseorang.

Cara mengukur hasil belajar dari teori-teori di atas adalah dengan menggunakan penilaian dalam Sudjana (2010) ada penilaian yang bisa digunakan dalam menilai tercapai tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimal belajar siswa yaitu dengan adanya hasil belajar siswa, penilaian yang akan digunakan peneliti yaitu: penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar. Penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Melalui penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. Dari segi alatnya,penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes).

Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI 2007:723) matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.

Hasil Belajar Matematika

Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011) bahwa: hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari definisi tersebut, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

Tujuan diberikannya Matematika pada jenjang pendidikan dasar pada hakikatnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umumnya yaitu: (1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; (2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Jadi tujuan umum ini terutama menekankan pada penataan nalar siswa, pembentukan sikap siswa dan keterampilan siswa untuk menerapkan Matematika.

Pada tingkat SD tujuan khususnya pengajaran Matematika adalah untuk: (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari: (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihkan gunakan, melalui kegiatan Matematika; (3) mengembangkan kemampuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lenjut; (4) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat, dan disiplin.

Agar kedua jenis tujuan di atas dapat tercapai, maka materi inti mata pelajaran Matematika yang disajikan di SD meliputi Aritmatika (berhitung), Pengantar Aljabar, Geometri, pengukuran, dan kajian data (pengantar statiska). Di antara materi ini yang menjadi perhatian utama untuk disajikan adalah penguasaan bilangan, termasuk berhitung.

Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol atau pun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks (http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan) diunduh 22 Maret 2015)

Bilangan adalah suatu ide yang sifatnya abstrak atau lambang namun memberikan keterangan mengetahui banyaknya anggota himpunan (Negoro dan Harahap 1998). Sedangkan menurut Untoro (2008:1) bilangan adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah atau dikalikan.

Pengertian Bilangan Bulat adalah sebagai perluasan sistem bilangan cacah untuk mendapatkan sistem bilangan yang tertutup terhadap semua operasi hitung. Perluasan tersebut dilakukan dengan mencari bilangan yang tertutup terhadap operasi pengurangan. Menurut Bobrow (2004:56-60) bilangan bulat adalah seluruh bilangan bulat baik positif maupun negatif dan nol, tetapi tidak termasuk pecahan dan desimal.

Media Pembelajaran Powerpoint

Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium berasal dari kata latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Terkadang istilah media pendidikan sering diartikan bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar, dan komputer (Arsyad 2002).

Dari beberapa definisi dan batasan tentang media pedidikan dan pengajaran tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi efektivitas proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah penggunaan media pengajaran baik visual maupun oudio visual.

Sehubungan dengan definisi dan batasan tentang media pembelajaran serta pemanfaatan teknologi yang ada, maka untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan, menggunakan media Powerpoint.

Powerpoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dalam Powerpoint, seperti halnya perangkat lunak pengolah presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan “slide“. Istilah slide dalam Powerpoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide dalam proyektor biasa, yang telah kuno, akibat munculnya perangkat lunakkomputer yang mampu mengolah presentasi semacam Powerpoint dan Impress. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat dinavigasikan melalui perintah dari si presenter. (http://id.wikipedia.org/wiki/Powerpoint) diunduh 21 Mei 2015.

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual adalah: (1) Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan; (2) fungsi afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa; (3) fungsi kognitif yang memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4) kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk memahami teks dan memabantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad 2002).

Dari keempat fungsi tersebut, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan media Powerpoint dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang diperoleh oleh siswa karena ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar dapat dipacu. Hal tersebut dapat mempertinggi hasil dan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong siswa yang memeiliki kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan dalam proses belajar mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media terhadap proses belajar bengajar tersebut terjadi karena dalam proses pengunaannya siswa dilibatkan tidak hanya dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar tersebut.

Kerangka Berpikir

Pada awal pembelajaran siswa belum mampu mengidentifikasi menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, terbukti dengan hasil evaluasi belajar rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penerapan metode diskusi dengan media powerpoint bertujuan untuk membuat siswa semakin tertarik dengan mata pelajaran matematika sehingga siswa makin mudah memahami materi dengan harapan hasil belajar meningkat. Penulis berharap dalam pembelajaran matematika tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menerapkan metode diskusi dengan media powerpoint dapat membantu kemampuan siswa dalam memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga hasil belajar meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan metode diskusi dengan media powerpoint dapat mengatasi masalah rendahnya hasil belajar matematika tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 1 Sonokidul Tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Sonokidull Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Usia siswa kelas IV SD Negeri 1 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015 berada pada kisaran 9 tahun sampai dengan 11 tahun.

Sekolah Dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian adalah SD Negeri 1 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Sekolah dasar ini terdiri dari 6 kelas. Tidak semua kelas dijadikan subjek penelitian. Kali ini peneliti melakukan Penelitian Perbaikan Pembelajaran di kelas IV.

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah selama 6 minggu. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil waktu semester II dari bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan yang dijadikan objek penelitian, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

Siklus pertama merupakan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan kelompok berdasarkan jenis kelamin serta menggunakan media pembelajaran Powerpoint. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian adalah 70. Pada siklus ini ada 2 siswa yang nilai ulangan hariannya mampu meraih nilai sempurna (100).

Hasil Penelitian Siklus II

Siklus kedua ini pembelajarannya menggunakan metode diskusi dengan kelompok berdasarkan regu kerja,sehingga relatif lebih sedikit anggota kelompoknya dibanding siklus pertama, serta menggunakan media pembelajaran Powerpoint. Pada siklus II didapat data tentang nilai rata-rata ulangan harian adalah 87,5. Jumlah siswa yang mampu meraih nilai sempurna (100) adalah 10 siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian siswa dikelas dan hasil diskusi dengan teman sejawat, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keterlibatan siswa secara aktif saat berdiskusi dengan teman kelompoknya. Siswa sudah mampu melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat

Pada tabel hasil belajar/nilai siswa, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan kemajuan yang signitifkan pada tindakan siklus I ada 2 siswa yang mencapai skor 10 (100% jawaban betul). Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai skor 10 (100% jawaban betul) ada 10 siswa dari 24 siswa seluruhnya. Hasil rata-rata nilai pada tindakan kelas siklus I hanya 70 tetapi pada tindakan siklus II mencapai rata-rata 87,5.

Pada tindakan siklus I, dengan media Powerpoint dan metode diskusi, masih ada beberapa anak yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Kemungkinan disebabkan terlalu banyak anggota dalam kelompok diskusi, sehingga hasil belajar pada siklus I ini kurang maksimal, oleh karena itu guru memutuskan untuk melakukan tindakan siklus II.

Pada tindakan siklus II ini pembelajaran masih dengan media Powerpoint dan metode diskusi, tetapi pelaksanaan metode diskusi, pengelompokannya berdasarkan regu kerja yang beranggotakan 4 siswa tiap kelompok.

Ternyata tindakan siklus II yang menggunakan media Powerpoint dan metode diskusi dalam kelompok kecil pada pembelajaran Matematika tentang melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada kelas IV semester II hasilnya mencapai kemajuan yang sangat menggembirakan.

PENUTUP

Simpulan

Setelah serangkaian usaha yang dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran, diperoleh beberapa data hasil observasi dan analisis data, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika ini adalah sebagai berikut: (1) penggunaan media Powerpoint dan metode diskusi pada pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat, yang dimulai dengan penyusunan RPP sebagai tahap perencanaan, melaksanakan perbaikan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2) peningkatan hasil belajar siswa dari pembelajaran pra siklus yang nilai rata-ratanya 57,5 menjadi 70 pada siklus I, dan menjadi 87,5 pada siklus II: (3) peningkatan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dibuktikan dari persentase hasil evaluasi pembelajaran dari prasiklus yang hanya 58% menjadi 70% pada siklus I, dan 88% pada siklus II. Dengan demikian, pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika di kelas IV dengan materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat, ini dipandang tuntas dan berhasil dengan hasil yang memuaskan

Saran

Berdasarkan kesimpulan tadi, penulis mengakui bahwa laporan ini masih begitu banyak kekurangan. Baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan perbaikan hingga penyusunan laporannya. Oleh karena itu, dapat penulis sarankan beberapa hal yang dapat ditindaklanjuti dimasa mendatang, yaitu: (1) untuk rekan guru SD, disaat mengajar matematika sebaiknya menggunakan media Powerpoint dan metode diskusi sebagai salah satu alternatif pilihan, karena dengan media Powerpoint dan metode diskusi tersebut siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran sesuai dengan tahapan dalam belajar; (2) bagi sekolah, yakni SDN 1 Sonokidul, penulis menyarankan untuk senantiasa mendukung usaha perbaikan pembelajaran di kelas dengan cara memfasilitasi dan melengkapi sarana-prasarana yang dibutuhkan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad, Winarno. 1980. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Jemmars.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

 

Wikipedia. Pengertian Powerpoint. Diunduh tanggal 21 Mei 2015 (http://id.wikipedia.org/wiki/Powerpoint)