PENERAPAN METODE INQUIRI TERBIMBING

DENGAN MEDIA SEDERHANA BANGUN DATAR

UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SAWANGAN

Siti Khamdiyah

SDN 2 Sawangan Kecamatan Punggelan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode inquiri terbimbing pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian 14 siswa terdiri dari laki-laki 9 siswa dan perempuan 5 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan melakukan dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, obeservasi dan refleksi. Teknik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu membandingkan pra siklus dan antar siklus. Hasil penelitian diperoleh hasil pada siklus I minat 9 siswa atau 64,28% kategori tinggi, minat 3 siswa atau 21,43% kategori sedang, minat 2 siswa atau 14,29% kategori rendah. Prestasi belajar rata-rata 67,00 dengan ketuntasan belajar 9 siswa atau 64,28%. Siklus II minat 12 siswa atau 85,72% kategori tinggi, minat 1 siswa atau 7,14% kategori sedang, minat 1 siswa atau 7,14% kategori rendah. Prestasi belajar rata-rata 79,86 dengan ketuntasan belajar 13 siswa atau 92,86%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inquiri terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar.

Kata Kunci: minat, prestasi belajar, inquiri terbimbing


PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Selama ini, pembelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan bagi siswa, guru menganggap mudah, sehingga guru hanya berceramah di depan kelas tanpa memberi contoh yang konkret. Dalam pembelajaran matematika sering kali terjadi hanya gurulah yang aktif, sedangkan siswanya pasif hanya duduk mendengarkan ceramah. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan kebanyakan siswa ada yang mengantuk, bermain sendiri, dan suka ribut sendiri. Di samping itu minat dan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika juga rendah, sehingga menambah rendah pula tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama pembelajaran matematika berlangsung, minat belajar siswa dapat dikatakan belum memuaskan atau belum sesuai harapan. Hasil pengamatan pada pra siklus menunjukkan bahwa dari sejumlah 14 siswa, hanya 4 siswa atau sebesar 28,57% yang terlihat mempunyai minat belajar yang tinggi. Lainnya, sebanyak sebanyak 4 siswa atau sebesar 28,57% kategori minat sedang, dan selebihnya 6 siswa atau sebesar 42,86% kategori minat rendah.

Rendahnya minat ternyata berpe-ngaruh terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini ditunjukkan oleh data ulangan harian yang dilakukan oleh penulis pada materi bangun datar, menunjukkan nilai rata-rata sebesar 58,71, siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan KKM sebanyak 3 anak atau hanya sebesar 21,43% dengan KKM sebesar 65.

Kondisi di atas menunjukkan ada kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang seharusnya dimiliki oleh siswa, yaitu minat dan prestasi belajar siswa yang tinggi. Untuk itu perlu ada upaya perbaikan agar minat dan prestasi belajar matematika siswa yang tinggi. Solusi intervensi untuk menyelesaikan rendahnya minat dan prestasi belajar digunakan metode inquiri terbimbing.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindaka kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode Inquiri terbimbing dengan Media Sederhana Bangun Datar untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SD Negeri 2 Sawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode inquiri terbimbing dengan media sederhana bangun datar dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan metode inquiri terbimbing dengan media sederhana bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode inquiri terbimbing dengan media sederhana bangun datar pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORI

Minat Belajar

Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya, namun jika kepuasan berkurang maka minat seseorangpun akan ikut berkurang (Mikarsa, 2007;3.5).

Menurut Mikarsa, (2007) ada empat cara minat mempengaruhi perkem-bangan anak yaitu: minat dapat mempe-ngaruhi bentuk dan intensitas aspirasi, minat dapat sebagai pendorong, minat berpengaruh pada prestasi, dan minat yang berkembang pada masa kanak-kanak akan menjadi minat selamanya.

Dalam penelitian ini penulis ber-usaha untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan harapan dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Karena seperti telah diuraikan pada pendahuluan di atas minat siswa terhadap matematika bagi sebagian siswa SD sangatlah kurang. Dampaknya hasil belajar siswa rendah. Dapat mencapai nilai KKM setelah melakukan remedial berulang-ulang. Siswa SD menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini timbul dari pola pembelajaran matematika yang dilakukan guru lebih berorientasi pada hasil (target) dan kurang memperhatikan pada proses.

Prestasi Belajar

Nana Sudjana (2005:5) berpenda-pat: ”Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.”

Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor (Winkel, 2005:532). Muhibbin Syah (2004: 141) menjelaskan “prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasil-kan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”.

Berdasarkan pendapat para pakar pendidikan di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa baik penguasaan pengetahuan atau keterampilan sebagai hasil belajar yang ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika yang berupa angka yang diberikan oleh guru setelah melakukan tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa

Metode Inquiri terbimbing

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sutau pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu, metode juga didefinisikan seba-gai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Inquiri terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran di mana guru mem-bimbing siswa-siswanya dengan menggu-nakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu (Muksetyo, 2007;1.35), apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan peng-amatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud “Pola” atau bekerja secara induktif berdasarkan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan umum

Menurut Gulo (2002:86-87), peran-an utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut:

1. motivator, yang memberikan rangsang-an supaya siswa aktif dan gairah berpikir,

2. fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa,

3. penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri,

4. administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas,

5. pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan,

6. manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas,

7. rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa

METODE PENELITIAN

Seting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Tempat penelitian dilaksanakan di kelas II SD Negeri 2 Sawangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, jumlah siswa sebanyak 14 siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data data yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian.

Penggunaaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang relevan. tehnik penelitian sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data sebagai berikut: Tekhik observasi, teknik test dan teknik dokumentasi.

Teknik Analisa Data

Data adalah keterangan atau gambaran mengenai sesuatu hal, bisa berbentuk kategori atau angka-angka (bilangan) Data yang dikumpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil test, dokumentasi, dan observasi.

Data kuantitatif akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif analisis kritis. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus, yang digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus.Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar tentang materi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kenerja siswa dan peneliti dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan dalam siklus yaitu dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri darai empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Pembelajaran mata pelajaran matematika yang dilakukan peneliti pada umumnya selama ini, pembelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran menakutkan bagi siswa, guru menganggap mudah, sehingga guru hanya berceramah di depan kelas tanpa memberi contoh yang konkret. Dalam pembelajaran matematika sering kali terjadi hanya gurulah yang aktif, sedangkan siswanya pasif hanya duduk mendengarkan ceramah. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan kebanyakan siswa ada yang mengantuk, bermain sendiri, dan suka ribut sendiri. Di samping itu minat dan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika juga rendah, sehingga menambah rendah pula tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan

Kondisi proses pembelajaran ini berakibat minat rendah. Hal ini ditunjukan hasil pengamatan dari 14 siswa hanya 4 siswa atau 218,57% yang minat tinggi, 4 siswa atau 28,57% minat sedang, dan 6 siswa atau 42,86% minat rendah.

Kondisi rendahnya minat siswa berdampak juga pada rendahnya prestasi belajar. Hal ini ditunjukan hasil tes prestasi belajar matematika pada akhir materi nilai rata-rata masih rendah yaitu 58,71. Dari nilai tes prestasi belajar pra siklus menunjukkan banyak siswa yang belum tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan KKM yaitu 65 ada 3 siswa dengan ketuntasan belajar 21,43%. Nilai tertinggi 76, nilai terendah 44 dengan rentang nilai 0 100 dengan nilai rata-rata 58,71.

Siklus I

Hasil penelitian untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika, mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika, data yang digunakan analisis penelitian ini berupa skor pengamatan dan diinterpreta-sikan dalam analisis kualitatif berupa tinggi, sedang dan rendah. Untuk tes prestasi hasil belajar meliputi penilaian kognitif berupa data skor kuantitatif. Hasil analisis tes diperoleh skor tertinggi, skor terendah, rerata dan ketuntasan belajar siswa. Setelah melaksanakan perbaikan pembela-jaran siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

1. Minat Belajar

Data tentang minat belajar diambil setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus I, Instrumen data berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data diperoleh minat skor 13 kategori rendah, minat skor 47 kategori sedang , minat skor 810 kategori tinggi.

Hasil pengamatan diperoleh hasil minat belajar diperoleh hasil sebagai berikut: skor tinggi 9 siswa 64,28%, sekor sedang 3 siswa 21,43% dan skor rendah 2 siswa 14,29% , skor rerata 7,25 atau ketergori sedang. Siswa yang mendapatkan skor tinggi hanya 9 siswa atau 64,28%.

2. Prestasi Belajar

Setelah pembelajaran berlangsung selama 3 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis mata pelajaran matematika. Hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh hasil sebagai berikut: nilai tertinggi 88, nilai terendah 50, nilai rerata 67,00,. Masih ada 5 siswa (35,72%) yang mendapat nilai di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM). Hasil analisis tes prestasi belajar matematika, diperoleh rerata 67,00 nilai tertinggi 88 nilai terendah 50 ketuntasan belajar 64,28%.

Siklus II

Hasil penelitian untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika, mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika, data yang digunakan analisis penelitian ini berupa skor pengamatan dan diinterpretasikan dalam analisis kualitatif berupa tinggi, sedang dan rendah. Untuk tes prestasi hasil belajar meliputi penilaian kognitif berupa data skor kuantitatif. Hasil analisis tes diperoleh skor tertinggi, skor terendah, rerata dan ketuntasan belajar siswa. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

1. Minat Belajar

Data tentang minat belajar diambil setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus II, Instrumen data berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data diperoleh minat skor 13 kategori rendah, minat skor 47 kategori sedang , minat skor 810 kategori tinggi.

Hasil pengamatan siklus II minat belajar diperoleh hasil sebagai berikut: skor tinggi 12 siswa 85,72%, skor sedang 1 siswa 7,14% dan skor rendah 1 siswa 7,14% , skor rerata 8,25 atau ketergori baik. Siswa yang mendapatkan skor tinggi 12 siswa atau 85,72%.

2. Tes Prestasi Belajar

Setelah pembelajaran berlangsung selama 3 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis mata pelajaran matematika. Hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh hasil sebagai berikut: nilai tertinggi 98, nilai terendah 58, nilai rerata 79,86, modus nilai 80. Masih ada 1 siswa (7,14%) yang mendapat nilai di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM).

PEMBAHASAN

Perbandingan hasil penelitian pra siklus, siklus I dan siklus II setelah dilakukan pengamatan saat proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1:Perbandingan Minat Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No

Minat

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Tinggi

4

9

12

2

Sedang

4

3

1

3

Rendah

6

2

1

Berdasarkan data di atas pada siklus I ada kenaikan minat yang tinggi dari 4 siswa pada pra siklus menjadi 9 siswa pada siklus I. Pada siklus II ada kenaikan minat yang tinggi dari 9 siswa pada siklus I menjadi 12 siswa pada siklus II. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiri terbimbing dapat meningkatkan minat yang tinggi dari 4 siswa pada pra siklus menjadi 12 siswa pada siklus II.

Prestasi belajar mata pelajaran matematika yang diukur melalui tes prastasi menunjukkan hasil pada pra siklus rerata 58,71 dan ketuntasan 21,43%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri terbimbing ada peningkatan. Pada siklus I rerata 67,00 dan ketuntasan 64,28%. Dari hasil refleksi hasil tersebut masih belum mencapai indikator keberhasilan. Dengan memper-baiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu memperkecil kelompok hasil tes prestasi pada siklus II rerata 79,86 dan ketuntasan 92,86. Perbandingan hasil tes prestasi belajar pra siklus, siklus I dan siklus II setelah dilakukan ulangan pada akhir siklus diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2: Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No

Prestasi Belajar

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Nilai tertinggi

76

88

98

2

Nilai terendah

44

50

58

3

Nilai rata-rata

58,71

67,00

79,86

4

Ketuntasan Belajar

21,43

64,28

92,86

Pada tabel di atas terlihat pra siklus nilai rata–rata 58,71, pada siklus I ratarata 67,00 dan siklus II rata-rata 79,86. Dengan demikian pembelajaran dengan metode inquiri terbimbing, dapat meningkatkan prestasi belajar pada siklus I menjadi nilai rata-rata 67,00 dan siklus II menjadi nilai rata-rata 79,86. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar dari rerata 58,71 pada pra siklus menjadi 79,86 pada siklus II. Ketuntasan belajar pada pra siklus 21,43%, pada siklus I 64,28% dan siklus II 92,86%. Ini berarti pada siklus I ada peningkatan ketuntasan belajar dari 21,43% pada pra siklus menjadi 64,28% pada siklus I, sedangkan pada siklus II meningkat dari 64,28% pada siklus I menjadi 92,86% pada siklus II. Pembelajaran dengan menerapkan metode inquiri terbimbing dapat meningkatkan ketuntasan belajar dari 21,43% pada pra siklus menjadi 92,86% pada siklus II.

Penerapan metode inquiri terbimbing berdampak perubahan situasi kelas dan siswa. Perubahan kondisi siswa antara lain siswa aktif, berani melakukan inquiri, dan suasa pembelajaran menjadi menyenangkan. Pada siklus II proses pembelajaran menjadi lebih baik karena penerapan metode inquiri terbimbing, dan memperkecil jumlah anggota kelompok. Hal ini menyebabkan minat dan prestasi belajar menjadi meningkat. Hal ini sebagaimana pendapat Dimyati (2002:49) menyatakan bahwa pembelajaran menjadi efektif jika dilakukan secara kelompok kecil. Selain itu memberi kesempatan siswa untuk diskusi. Menurut Syaiful Bahri Djamrah (2002:99) mengatakan teknik diskusi merupakan teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah. Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, diman interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi semua aktif. Dalam penelitian ini kelompok kecil yang digunakan tiap kelompok 3 anggota. Kelebihan penerapan metode inquiri terbimbing dalam pembelajaran matematika pada siklus I antara lain: 1) membuat siswa lebih percaya diri, 2) merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan trobosan baru dalam memecahkan masalah. 3) meningkatkan minat belajar.

Dari uraian di atas maka dapat diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan metode inquiri terbimbing dapat mening-katkan minat yang tinggi dari 28,57% atau 4 siswa pada pra siklus, menjadi 85,72% atau 12 siswa pada siklus II, dapat meningkatkan prestasi belajar rata-rata 58,71 pada pra siklus menjadi 79,86 pada siklus II dan ketuntasan belajar dari 21,43% atau 3 siswa menjadi 92,86% atau 13 siswa.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode inquiri terbimbing dengan media sederhana bangun datar dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015?

2. Penerapan metode inquiri terbimbing dengan media sederhana bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar matenatika pada siswa kelas II SD Negeri 2 Sawangan semester II tahun pelajaran 2014/2015

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan kelas di kelas II SD Negeri 2 Sawangan maka peneliti memberikan saransaran kepada: 1) Guru: Metode inquiri terbimbing terbukti memberikan manfaat yang besar dalam proses maupun hasil belajar siswa, maka sudah selayaknya metode inquiri terbimbing dapat diterapkan pada mata pelajaran atau konsep pembelajaran yang lain dan mulailah untuk berinovasi dalam proses pembelajaran. 2) Kepala Sekolah: Kepala Sekolah diharapkan mampu mendorong guru, untuk mempelajari dan menerapkan pembelajaran dengan metode inquiri terbimbing di kelas dan materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. 2005.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lestari Mikarsa, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muksetyo Gatoto, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosda Karya

Sardiman,A.M.2009. Interaksi dan Minat Belajar Mengajar.Jakarta: Grafindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdikarya

Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka

 

Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi