PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT

DI KELAS VI SD NEGERI 2 KURIPAN SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Ning Rumiasih

Guru SD Negeri 2 Kuripan Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas mengenai Penerapan Metode Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat di Kelas VI SD Negeri 2 Kuripan Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki masalah rendahnya pencapaian hasil belajar dan yaitu rata-rata nilai hanya 67 dan hanya 13 siswa atau 62% dari 21 siswa yang mencapai batas KKM 70. Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan melalui PTK di mana guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan perbaikan dibantu teman sejawat dan kepala sekolah. Tindakan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I terdapat kenaikan rata-rata hasil belajar dari 67 menjadi 75 dan kenaikan ketuntasan belajar menjadi 15 siswa dari 21 siswa atau mencapai persentase 71%. Karena belum mencapai indikator kinerja yaitu ketuntasan klasikal mencapai ≥75% maka dilakukan tindakan siklus II. Pada akhir siklus II hasil belajar mencapai rata-rata nilai 85 dan terdapat 19 siswa mencapai KKM atau 90%. Dengan tindakan siklus II ini dapat mencapai indikator kinerja ≥75% maka tindakan penelitian selesai pada siklus II. Dengan melihat hasil akhir perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode Numbered Heads Together tersebut dapatlah disimpulkan bahwa metode ini terbukti mampu meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan dalam pembelajaran operasi hitung campuran bilangan bulat agar mempergunakan metode Numbered Heads Together sesuai dengan prosedur agar pencapaian hasil belajar lebih baik.

Kata kunci:   Numbered Heads Together, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat.

 

PENDAHULUAN

Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Dengan kata lain belajar matematika yaitu mempelajari obyek kajian yang abstrak dengan pola pendekatan deduktif dan kebenaran absolut. Namun pada kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Siswa mempelajari matematika yang sifat materinya masih elementer dan hal itu merupakan konsep essensial sebagai dasar bagi prasyarat konsep yang lebih tinggi. Banyak aplikasi dalam kehidupan masyarakat dan pada umumnya dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif. Hal ini sesuai dengan kemampuan kognitif siswa yang telah dicapainya.

Adapun beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila siswa secara prematur dihadapkan suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi juga belajar untuk menakuti, membenci, dan menghindari pelajaran yang berkenaan dengan materi tersebut (Erman Suherman dan Udin S. Winataputra, 1999:137).

Dalam pembelajaran matematika siswa perlu mendengarkan dengan cermat, aktif, dan menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang diungkapkan oleh teman ataupun guru. Kemampuan matematika siswa rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu mengemukakan pendapatnya. Tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya di sebabkan oleh siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung oleh ketidak mampuan guru menciptakan situasi yang membawa siswa tertarik pada matematika. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Heman Handoyo (Rosyanda, 2002:3) bahwa di dalam kelas guru tidak mampu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik dalam pelajaran matematika bahkan sering terjadi secara tidak sadar guru menciptakan situasi yang menghambat terjadinya komunikasi itu. Dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi antar siswa perlu dikembangkan. Siswa perlu dilatih untuk merepresentasi suatu masalah beserta pemecahannya. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar siswa ataupun dengan gerunya. Interaksi tersebut bisa diamati pada pembahasan soal, siswa dapat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman yang lain bagaimana cara pemecahan soal yang dihadapi

Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di SDN 2 Kuripan Kecamatan Purwodadi, rendahnya hasil belajar siswa untuk pelajaran matematika pada materi operasi hitung campuran bilangan bulat dialami oleh siswa Kelas VI. Dari 21 siswa, baru 13 siswa atau 62% siswa yang memperoleh nilai hasil belajar matematika untuk materi operasi hitung campuran bilangan bulat di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sedangkan 8 atau 38% siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat membutuhkan kemampuan penguasaan beberapa operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan bulat negative, positif dan nol, sehingga memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Adapun model pembelajaran yang dilaksanakan pada pembahasan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah dengan mencatatkan rumus-rumus hitung operasi bilangan bulat pada siswa untuk dihafalkan dan kemudian diterapkan pada latihan soal yang diberikan.

Dari hasil membaca berbagai macam literatur dan berkonsultasi dengan beberapa rekan sejawat serta nara sumber, peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih inovatif. Sebab model pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu kewaktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses belajar mengajar.

Adapun model pembelajaran matematika yang umumnya digunakan oleh guru matematika pada saat ini adalah model konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Sehingga model konvensional yang digunakan pada saat mengajar menitik beratkan pada keaktifan guru, sedangkan siswa cenderung pasif. Berdasarkan kajian dari berbagai literatur, pustaka, nara sumber dan beberapa hasil penelitian terdahulu, salah satu model yang paling tepat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada pembahasan materi operasi hitung campuran bilangan bulat.

KAJIAN TEORI

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Numbered Heads Together merupakan pendekatan struktural pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Spencer Keagan, dkk (Ibrahim, 2000:25). Menurut Lie (1999), pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini dapat diberikan pada semua mata pelajaran dan pada berbagai tingkatan usia. Pengertian Numbered Heads Together (NHT) secara sederhana adalah metode pembelajaran dengan sistem penomoran yang mengutamakan pola interaksi antar siswa yang terbentuk dalam kelompok siswa dan selalu bekerjasama secara kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Ada 6 langkah pokok dalam pembelajaran NHT yaitu: pembagian kelompok, pemberian tugas, pengerjaan tugas, pelaporan hasil, tanggapan dan tanya jawab serta kesimpulan. Tiga tujuan yang hendak dicapai dalam NHT oleh Kagan (Ibrahim, 2000:28) adalah meningkatkan hasil belajar akademik structural, pengakuan adanya keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

Hasil Belajar

Hasil merupakan sesuatu yang diakibatkan (dibuat, dijadikan) oleh suatu usaha (Ani Tri, 2004:4). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Adapun secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dan faktor yang bersumber dari luar manusia.

Faktor faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. Faktor yang bersumber dari luar manusia diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan factor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

 

Operasi hitung campuran bilangan bulat

Operasi hitung adalah pengerjaan hitung dengan menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian. Operasi hitung campuran adalah pengerjaan hitung dengan menggunakan dua atau lebih operasi hitung. Yang dimaksud dengan bilangan bulat menurut Gatot Muhsetyo (2008:3. 8) adalah bilangan: a. Bilangan-bilangan yang bertanda negatif; b. Bilangan nol (0), dan; c. Bilangan-bilangan yang bertanda positif.

Pengertian dari operasi hitung bilangan bulat adalah pengerjaan operasi hitung dengan menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian pada bilangan-bilangan yang bertanda negative, bilangan nol atau bilangan-bilangan yang bertanda positif secara sejenis maupun campuran. Sedangkan pengertian dari operasi hitung campuran bilangan bulat adalah pengerjaan operasi hitung dengan menggunakan dua atau lebih operasi hitung baik penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian pada bilangan-bilangan yang bertanda negative, bilangan nol atau bilangan-bilangan yang bertanda positif secara sejenis maupun campuran. Pada operasi hitung campuran ini perkalian dan pembagian memiliki kedudukan yang lebih kuat dibandingkan penjumlahan dan pengurangan, sehingga pada cara pengerjaannya apabiamengandung keempat operasi hitung, yang harus didahulukan adalah perkalian atau pembagan, kecuali apabila terdapat tanda kurung.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kuripan yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Penelitian berlangsung dari bulan Juli 2019 sampai dengan September 2019 mulai dari perencanaan penelitian (penyusunan proposal), pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian.

Penelitian yang diterapkan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Dalam tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap implementasi tindakan, tahap observasi dan interpretasi, tahap analisis dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini terutama ditujukan untuk memperbaiki pembelajaran pada mata pelajaran matematika khususnya operasi hitung campuran bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan subyek penelitian siswa kelas VI SD Negeri 2 Kuripan sebanyak 21 anak yang terdiri dari 9 perempuan dan 12 laki-laki dan guru kelas VI sebagai peneliti dan satu orang guru (teman sejawat) sebagai kolaborator penelitian.

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperlukan alat-alat pengumpul data sebagai berikut: 1. Daftar kelas: untuk mendapatkan data tentang karakteristik siswa dan orang tua; 2. Daftar nilai: untuk mendapatkan data hasil belajar siswa; 3. Lembar observasi terstruktur: untuk melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran baik terhadap guru maupun siswa. ), dan: 4. Dokumentasi Foto kegiatan siklus dan lembar catatan penelitian.

Apabila semua data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka dilakukan olah data dan analisis. Hasil analisis data digunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan penelitian apakah penelitian ini berhasil atau tidak, atau perlu dilakukan penelitian labih lanjut. Indikator kinerja penelitian ini akan berlanjut atau selesai berdasarkan hal-hal berikut: 1. Sebanyak 75% siswa atau lebih dari 16 siswa dari jumlah keseluruhan 21 siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Yang mana siswa harus memperoleh nilai ≥ 70, yakni nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2019/2020; 2. Nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM (70), dan; 3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika meningkat setelah diterapkannya metode ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada kondisi awal sebelum diadakan tindakan siklus I, hasil belajar perlu untuk ditingkatkan karena berdasarkan ketuntasan belajar dari 21 siswa, sebanyak 13 siswa atau 62% yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai ≥KKM (70), sedangkan 8 siswa atau 38% belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk nilai tertinggi pra siklus adalah 90, nilai terendah 40, dengan rata-rata kelas sebesar 67.

Proses pembelajaran pada pra siklus dapat digambarkan bahwa pemahaman siswa terhadap penjelasan guru tentang pengerjaan operasi hitung campuran masih rendah, motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tentang operasi hitung campuran bilangan bulat rendah, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang, kurang adanya kerjasama antar siswa dalam pengerjaan tugas dan kurangnya tanggung jawab siswa dalam pengerjaan tugas.

Dengan adanya berbagai masalah tersebut, selanjutnya dilakukan penelitian tindakan kelas. Pada tindakan pembelajaran siklus I, peneliti menekankan pada penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Kuripan Tahun Ajaran 2019/2020 pada pelajaran Matematika materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat.

Adapun tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 dan 22 Agustus 2019. Untuk data perbandingan hasil belajar pra siklus denga siklus I dapat dilihat pada table 1 berikut ini.

Tabel 1. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I

No. Nilai Pra Siklus Siklus I
1 ≥70 13 15
2 60-69 2 3
3 50-59 4 3
4 40-49 2 0
Jumlah 21 21

 

Dari perbandingan hasil rekapitulasi nilai tersebut di atas dapat diketahui jika nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 50 serta nilai tertinggi adalah 90 dengan rata-rata perolehan nilai adalah 75 atau mengalami peningkatan sebesar 8 poin dari rata-rata sebelum perbaikan pra siklus yaitu 67. Untuk pencapaian KKM juga mengalami peningkatan dari semula hanya 13 siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 15 siswa atau 71% dari jumlah seluruh siswa Kelas VI.

Berdasarkan kriteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal yaitu perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together dianggap berhasil jika 75% ≤ jumlah siswa mencapai batas KKM. Dengan demikian dilihat dari kriteria pencapaian KKM ternyata hasil akhir yang dicapai pada siklus I ini baru mencapai persentase 71% siswa yang mencapai KKM, jadi masih dibawah kriteria yang ditetapkan yaitu 75%. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa walaupun ada kenaikan hasil belajar, perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dianggap belum berhasil dilihat dari kriteria pencapaian KKM.

Berdasarkan analisis hasil pada siklus I ini diputuskan untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap langkah-langkah yang berdasarkan temuan-temuan pada waktu pelaksanaan perbaikan. Adapun temuan-temuan yang perlu untuk dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Penjelasan guru pada awal pembelajaran agar lebih terperinci dan memberikan kesempatan untuk tanya jawab yang lebih terbuka.
  2. Perlu diberikan motivsi agar siswa lebih berani menyampaikan pendapat dan memberikan tanggapan pada hasul kerja teman atau kelompok lain.
  3. Perlu disusun panduan kerja kelompok agar dalam pelaksanaan kerja kelompok tidak didominasi oleh siswa yang pandai.
  4. Perlu perencanaan penataan ruangan yang lebih efisien.

Berdasarkan perbaikan langkah-langkah yang telah disempurnakan maka dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Adapun perbandingan nilai hasil belajar pra siklus dengan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I dan Siklus II

No. Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 ≥70 13 15 19
2 60-69 2 3 2
3 50-59 4 3 0
4 40-49 2 0 0
Jumlah 21 21 21

 

Dari perbandingan hasil rekapitulasi nilai tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian KKM juga mengalami peningkatan dari semula hanya 13 siswa atau 62% yang mencapai KKM meningkat menjadi 15 siswa atau 71% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 19 siswa atau 90% pada siklus II dari jumlah seluruh siswa.

Berdasarkan kriteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal yaitu perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together dianggap berhasil jika 75% ≤ jumlah siswa mencapai batas KKM.

Sesuai dengan kriteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal bahwa perbaikan pembelajaran dianggap berhasil jika 75% ≤ dari jumlah siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II ini. Ternyata hasil akhir yang dicapai pada siklus II ini 90% siswa mencapai KKM, jadi sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75%≤. Dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dianggap berhasil.

Std. Dev =. 76
 
 

Dengan dicapainya kriteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan ini, dapat disimpulkan jika pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada materi pembelajaran tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan menerapkan metode Numbered Heads Together di Kelas VI Semester 1 Tahun Ajaran 2019/2020 SDN 2 Kuripan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dianggap berhasil.

Dari analisis data, sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan dalam penelitian ini, bahwa penelitian ini berhasil jika mencapai hal-hal sebagai berikut:

  1. sebanyak 75% siswa atau lebih dari 16 siswa dari jumlah keseluruhan 21 siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Yang mana siswa harus memperoleh nilai ≥ 70, yakni nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2019/2020;
  2. nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM (70) dan;
  3. aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika meningkat setelah diterapkannya metode ini.

Berdasarkan hasil penelitian, sampai dengan siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena hasilnya mencapai kriteria yang ditentukan tersebut. Kenaikan persentase tingkat ketuntasan klasikal dan rata-rata hasil evaluasi belajar siswa membuktikan bahwa tindakan pembelajaran siklus siklus I maupun siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan persentase tingkat ketuntasan klasikal mencapai kriteria ketuntasan ≥ 75%, maka tindakan pembelajaran selesai pada siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran pada bilangan bulat di Kelas VI semester 1 SD N 2 Kuripan tahun ajaran 2019/2020. ” Peningkatan ini dapat dilihat dari pencapaian KKM pada pra siklus sebesar 62%, meningkat pada siklus I menjadi 71% dan meningkat lagi menjadi 90% pada siklus II.

Selain itu, penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together juga dapat meningkatkan keaktifan siswa Kelas VI semester 1 SDN 2 Kuripan tahun ajaran 2019/2020 dan dapat meningkatkan motivasi, tanggung jawab, keaktifan dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan tanggapan.:

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Muhsetyo, G. (2008). Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka

Margana,R. (2010). Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Maematika ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA Negeri di Surakarta Tahun Pelajaran 2009-2010. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

 

Sudrajat,A. (19/01/2008). Model Pembelajaran Inovatif.

http://akhmadsudrajat. wordpress. com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif

Rohani,F. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII D SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009. Thesis. Universias Muhammadiyah Surakarta.

Mazjun. (16/10/2009). Model Pembelajaran Kooperatif.

http://mazjun. blog. uns. ac. id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif

Hamsa,A. (05/2009). Numbered Heads Together.

http://alief-hamsa. blogspot. com/2009/05/numbered-heads-together-nht. html

Sriayu. (2009). Model dan Metode Pembelajaran

http://pelawiselatan. blogspot. com/2009/03/number-head-together. html

Kagan,S. (1992). Cooperatif Learning. San Juan Capistrano, CA: Resource for Teachers, Inc

Sepdianningtias, I. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Matematika Siswa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Mipa FKIP Universitas Lampung

Rahayu, W. T. (2009). Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together. Skripsi. FKIP-Mipa. Unila

Winataputra, U. S. (2005). Model-model Pembelajaran Inovatif. Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sari,I. T. (2009). Implementasi Pengajaran Matematika dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) dan Metode The Power of Two ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di SMP Muhammadiyah 7 Eromoko Tahun 2008-2009. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Susilowati. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Prestasi Beajar Biologi pada Sub Pokok Bahasan Organisasi Kehidupan Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.