PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE

UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR IPA

PADA SISWA KELAS I SDN 1 NGAWEN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Suprihati

SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa Melalui Metode Picture And Picture pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 1 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Metode Picture And Picture, dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di mana keterampilan guru dengan menerapkan Metode Picture And Picture pada siklus I mendapat skor sebanyak 28 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 34 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus III mendapat skor sebanyak 37 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan keterampilan guru.. Aktivitas siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan Metode Picture And Picture mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 17,7 dengan rata-rata 2,21 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 21,4 dengan rata-rata 2,67 dan masuk dalam kreteria sangat baik, sedangkan pada siklus III mendapat skor 25,9 dengan rata-rata 3,24 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan Metode Picture And Picture mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 70, pada siklus II yaitu 80, dan pada siklus III yaitu 89. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 15 siswa sebanyak 60%, pada siklus II yaitu 20 siswa sebanyak 80%, dan pada siklus III yaitu 25 siswa sebanyak 100% . Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Picture And Picture . Pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Kata kunci : Kualitas belajar, Metode Picture And Picture


LATAR BELAKANG

Dalam KTSP mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemam-puan sebagai berikut: (1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Me-ngembangkan pengetahuan dan pema-haman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengem-bangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.(7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak lepas dari peranan guru selaku pendidik, dimana guru harus mengajar. Membimbing dan memotivasi siswa. Guru dituntut untuk dapat menguasai strategi pembelajaran sehingga memungkinkan perkembangan siswa secara optimal.

Menurut Trianto (2010:135-150). Pada hakekatnya pembelajaran IPA dibangun atas empat dasar yaitu proses, produk, pengembangan sikap dan teknologi. Selama ini pembelajaran IPA di sekolah dasar kurang dapat mengajak untuk mengembangkan kreatifitas berpikir karena metode pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru dan bukan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dengan demikian dalam proses pembelajaran IPA, guru di tuntut untuk dapat menerapkan metode pembelajaran yang menarik, inovatif, serta memberikan iklim kondusif bagi perkembangan daya nalar dan kreatifitas siswa.

Gambaran di atas mewakili keadaan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada umumnya. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di SD SDN 1 Ngawen. Berdasarkan refleksi awal pelaksanaan pembelajaran IPA masih belum optimal karena dalam pelaksanaan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar. Hal tersebut didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti tentang identifikasi pada siswa kelas I Semester I SDN 1 Ngawen sebagian besar masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, adapun rerata kelas yang dicapai hanya 60. Dengan melihat hasil belajar tersebut perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Untuk mengatasi masalah kualitas pembelajaran IPA di SDN 1 Ngawen diterapkan model pembelajaran inovatif, salah satunya adalah penerapan Metode Picture And Picture .

Dengan penerapan Metode Picture And Picture pada Pembelajaran IPA pada pendidikan sekolah dasar khususnya kelas rendah, pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar secara ilmiah dan dengan dihubungkan dengan mata pelajaran yang lain. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari dan mengetahui sendiri, berbuat sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Metode Picture And Picture digunakan agar siswa dapat berpikir secara kongkrit, kritis, inisiatif, terampil mengum-pulkan fakta, menjawab pertanyaan dan belajar secara tematik dalam pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Menurut Hamdani (2009:83) menyatakan bahwa penggunaan Metode Picture And Picture adalah metode pembelajaran yang menitikberatkan pada gambar sebagai media penanaman konsep tertentu. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan menjadi factor utama dalam proses pembelajaran karena siswa akan belajar dengan cara memahami sustu konsep dengan cara mendiskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan ide/ gagasan. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan menemukan sendiri dengan bantuan guru pada materi yang dipelajari. Kegatan belajar mengajar menjadi lebih hidup dan tidak membosankan, tentunya dengan diawali penjelasan yang dilengkapi dengan media gambar. Metode Picture And Picture merupakan metode dan media menyenangkan yang digunakan untuk menanamkan suatu konsep melalui gambar.

Dari ulasan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Picture And Picture untuk Peningkatan Kualitas Belajar IPA pada Siswa Kelas I SDN 1 Ngawen Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui Metode Picture And Picture pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen ?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

a. Apakah dengan menggunakan Metode Picture And Picture dapat mening-katkan keterampilan guru dalam pem-belajaran?

b. Apakah dengan menggunakan Metode Picture And Picture dapat meningkat-kan aktivitas siswa kelas I SDN 1 Ngawen ?

c. Apakah dengan menggunakan Metode Picture And Picture dapat meningkat-kan hasil belajar siswa kelas I SDN 1 Ngawen?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian secara umum adalah: Untuk meningkatkan kuali-tas pembelajaran IPA pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen.

Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah :

a. Mendeskripsikan peningkatan ketram-pilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode Picture And Picture .

b. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode Picture And Picture

c. Meningkatkan hasil belajar siswa.

KAJIAN TEORI

Pengertian pembelajaran

Pembelajaran menurut kamus be-sar Bahasa Indonesia berarti proses, cara, pembuatan orang atau makhluk hidup belajar (Poerwadarminto, 2007:17). Dan hal itu senada dengan pernyataan Suprijono bahwa pembelajaran (learning) yang mempunyai makna secara leksikal yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2010: 11-13).

Pengertian Belajar

Gagne dan Berliner (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et.al. (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Menurut Slavin (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan indivudu yang disebabkan oleh pengalaman.

Pengertian kualitas pembelajaran

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam men-capai tujuan atau sasarannya Sedangkan pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang mempunyai makna secara leksikal yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono, 2010: 11-13). Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru meng-organisir lingkungan terjadinya pembelajar-an. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif.

Aktivitas siswa dalam belajar

Menurut Sardiman (2011:100) aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas yang dimak-sudkan di sini bukan hanya aktivitas fisik tetapi mencakup aktivitas mental. Pada kegiatan belajar, kedua aktivitas tersebut saling berkait. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek – aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2007 :5). Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil belajar yang diinginkan pada diri pembelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan tujuan lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur scara langsung. Tujuan pembelajar-an merupakan bentuk harapan yang diko-munikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesai-kan pengalaman belajar.

Pengertian IPA

Wahnyana (1986) dalam Trianto (2010: 136) mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala – gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan luar angkasa baik yang diamati indera maupun yang tidak dapat diamati indera.Kardi dan Nur,1994:1 (dalam Trianto,2010: 136).

Pada hakekatnya IPA dibangun atas empat dasar yaitu, produk, proses, sikap ilmiah, dan teknologi. Artinya, IPA memiliki dimensi produk, dimensi proses, dimensi sikap ilmiah dan dimensi teknologi.

Metode Picture And Picture

Joyce da Weil (1986) mengatakan bahwa hakikat mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Dalam kenyataan sesungguhnya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses belajar mengajar adalah perlunya peningkatan kemampuan peserta didik untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang.

Media gambar menurut Riyanto (1990:34) merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, yang diekspresiakan lewat tanda dan symbol.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode Picture And Picture dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada aktivitas siswa, ketrampilan guru dan hasil belajar siswa pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen.

SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas I SDN 1 Ngawen tahun pelajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 35 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 22 anak, dan siswa perempuan 13 anak.

HASIL PENELITIAN

Keterampilan Guru

Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 28 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II , jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 34 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus III , jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 37 dengan kriteria sangat baik/A.

Table. 4.10 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No.

Siklus ke-

Jumlah Skor

Rata-rata skor

Kriteria

1.

Siklus I

28

2,8

B

2.

Siklus II

34

3.4

A

3.

Siklus III

37

3.7

A

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I , persentase aktivitas siswa yaitu 55,32% dengan kriteria baik/B.. Untuk siklus II , persentase aktivitas siswa yaitu 66,63% dengan kriteria baik/B. Dan untuk siklus III , persentase aktivitas siswa yaitu 80,91% dengan kriteria sangat baik/A.

Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III

No

Siklus ke-

Jumlah Skor

Rata-rata skor

Presentase

Kriteria

1.

Siklus I

17,7

2,21

55,32%

B

2.

Siklus II

21,4

2,67

66,63%

B

3.

Siklus III

25,9

3,24

80,91%

A

Hasil Belajar

Secara keseluruhan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui Metode Picture And Picture pada tiap siklus, akan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Siklus Ke-

Nilai Rata-rata

Persentase Ketuntasan Belajar

Prasiklus

60

30%

Siklus I

72

63%

Siklus II

80

74%

Siklus III

89

100%

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberha-silan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus III.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Metode Picture And Picture untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas I SDN 1 Ngawen peneliti dapat menarik kesimpulan :

1. Keterampilan guru dengan menerapkan Metode Picture And Picture pada siklus I mendapat skor sebanyak 28 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 34 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus III mendapat skor sebanyak 37 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan keterampilan guru.

2. Aktivitas siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan Metode Picture And Picture mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 17,7 dengan rata-rata 2,21 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 21,4 dengan rata-rata 2,67 dan masuk dalam kreteria sangat baik, sedangkan pada siklus III mendapat skor 25,9 dengan rata-rata 3,24 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan aktivitas siswa.

3. Hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan Metode Picture And Picture mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas I pada siklus I yaitu 72, pada siklus II yaitu 80, dan pada siklus III yaitu 89. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 22 siswa sebanyak 63%, pada siklus II yaitu 26 siswa sebanyak 74%, dan pada siklus III yaitu 35 siswa sebanyak 100% . Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

Berdasarkan penelitian dengan menerapkan Metode Picture And Picture pada siswa kelas I dalam pembelajaran IPA di SDN 1 Ngawen, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran inovatif lainya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa, melalui Metode Picture And Picture yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006b. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, StandarKompetensi Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Ekosiswoyo, Rasdi, dkk. 1997. Manajemen Kelas Suatu Upaya Untuk Memperlancar Kegiatan Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrawati dan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU.

Mudjito.2009.Model pembelajaran Tematik Kelas 3 Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwanti,Endang. 2008. Assesment Pembelajaran SD.Jakarta: Diknas

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Puskur Balitbang Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang : Rasail Media Grop

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Soekamto, Toeti dan Winataputra. 1994. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Subagyo. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno, 2008. Jurnal Pendidikan Widyatama. Pembelajaran IPADengan Pendekatan realistik. Jawa Tengah : LPMP

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

 

Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.