PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 NGAWEN PADA SEMESTER 1 TAHUN 2015/2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS
BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 NGAWEN
PADA SEMESTER 1 TAHUN 2015/2016
Sumini Siti Sundari
SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran student Teams Achevement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen Semester 1 tahun Pelajaran 2015/2016. Subyek dalam penilitian ini dengan penerapan pendekatan kooperatif model pembeljaran Student Teams Achevement Division (STAD) diberikan kepada seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester 1 tahun Pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus.Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen tahun 2015/2016 sebanyak 34 siswa.Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komperatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus,dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus 1 dan siklus II. Pada akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas,yaitu dari kondisi awal rata-rata 59,tes siklus 1 rata-rata 72,dan siklus II rata-rata 82.Sedangkan ketuntasan belajar siswa ada peningkatan dari kondisi awal yang sudah tuntas hanya 12,siklus I yang tuntas 16 siswa dan pada akhir siklus II yang tuntas 28 siswa dari jumlah siswa 30 orang . Dengan demikian sebagian besar siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen mengalami peningkatan hasil belajar .
Kata Kunci : Hasil belajar , model pembelajaran STAD
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa . Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembela-jaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang sesuai hasil pembelajaran yang kita harapkan .
Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi belajar .Prestasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikelas V SD Negeri 1 Ngawen untuk beberapa kompe-tensi dasar umumnya menunjukan nilai yang rendah.Hal ini Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA kelas V memang serta akan materi,di samping cakupannya luas dan perlu hafalan.jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 20% ,siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal dengan rata –rata kelas sebesar 59.
Rendahnya prestasi belajar IPA di kelas V SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blor,Dimungkinkan juga karena guru belum menggunakan metode atau pun media pembelajaran dan model – model pembelajaran serta mende-sain skenario pembelajran yang disesuai-kan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif.Namun sebaiknya kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah, cenderung sering membosan-kan. Kegiatan pembelajaran masih didomi-nasi guru.Siswa sebagai obyek bukan subyek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran.
Mengingat pada kenyataan terse-but untuk merangsang dan meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran IPA maka masalah ini harus di tangani dengan materi yang diajarkan.Guru seba-gai pengajar dan fasilator harus mampu melakukan pembelajaran yang menye-nangkan,menggaerahkan sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.kenyataan selama ini kegiatan belajar mengajar masih dominasi guru yaitu kegiatan satu arah dimana penuangan informasi dari guru ke siswa dan hanya dilaksanakan dan berlang-sung disekolah,sehingga hasil dicapai,siswa hanya mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum,teori hanya pada tingkat ingatan.
Upaya-upaya harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan lulusan yang kompetitif diera pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi ada-lahmenyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan nuansa kurikulum Tingkat Kesatu-an Pendidikan (KTSP) yang diindikasikan dengan ketrlibatkan siswa secara aktif dalam membangun gagasan/ pengetahuan oleh masing-masing individu baik didalam maupun diluaar lingkungan sekolah dengan metode mengajar yang dapat membuat siwa kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan model pembela-jaran Student Team Achievement Divisions (STAD) diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu.
Penerapan adalah model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD),merupakan tindakan pe-mecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA Khususnya kompetensi dasar Mendiskrip-sikan hubungan antara gaya,gerak,dan energi melalui percobaan (Gaya, Grafitasi, gaya gesek, gaya magnet) , bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2015/2016.Sehingga diharapakan dapat membantu para guru untuk mengembangakan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.
Rumusan Masalah
Apakah melalui penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1 SD negeri 1 Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) siswa kelas V Semester 1 SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun 2015/2016.
KAJIAN TEORI
Hakekat Belajar
Belajar merupakan usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka untuk mencapai sesuatu yang ingin dicapai.Menurut Suryabrata (2002:232) menyimpulkan tentang belajar yaitu : (1)belajar itu membawa perubahan ; (2)perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru ; (3) perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.belajar adalah suatu proses dimana suatu tindakan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi (Sukmadinata,2003 : 15 ).Hal ini yang juga terkait dengan belajar adalah pengalaman,pengetahuan yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Menurut paham Progresivisme Jhon Dewey ( pahyono, 2004 ; 4 ) : (1) Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkontruksikan sendiri pemahaman mereka tentang apa yang diajarkan oleh guru ; (2) Anak harusbebas agar bisa berkembang wajar ;(3) Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar ; (4) Guru sebagai pembimbing dan peneliti ; (5) Harus ada kerja sama antara sekolah dan masyarakat ; (6) Sekolah Progresif harus merupakan laboratorium untuk melakukan eksperimen.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dalam hal ini meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psi komotorik. (1) aspek kognitif, kemampuan kognitif yang meliputi : pengetahuan, penerapan, pema-haman, analisis, sintesis, dan evaluasi.(2) aspek afektif kemampuan afektif meliputi penerimaan, partisipasi,pen dan penilaian, dan penentuan sikap,organisasi, dan pem-bentukan pola hidup: (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomotorik meliputi: persepsi,kesiapan,gerakan ter-bimbing, gerakan terbiasa,gerakan kompleks, gerakan penyesuaian dan kreatifitas.( Hamalik,2003 : 1600)
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Pengajaran IPA merupakan materi yang ditakuti siswa,banyak anak yang menganggap pelajaran IPA adalah pelajaran yang sulit disamping pelajaran Matematika.Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP, 2007 :18 ) Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyrakat dan lingkunganya,memiliki kemamapuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,rasa ingin tahu,inkuiri,memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusia-an, serta memiliki kemampuan berkomuni-kasi,bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,di tingkat lokal,Nasional dan global.
Pengajaran IPA SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan erat dilingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik (BSNP,2007 : 18)
Pengertian Pembelajaran
Menurut Gagne, (Terjemahan Mu-nadir, 1999 III 3) proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar sehingga situasi tersebuut merupa-kan sebagai peristiwa belajar (event of learning), Yaitu usaha untuk terjadinya tingkah laku dari siswa.
Dari kerucut pengalaman belaja, diketahui siswa akan mencapai hasil belajar 10% dari apa yang dibaca,20% dari pada yang didengar,30% dari yang dilihat,50% dari yang dilihat dan didengar,70% dari apa yang dikatakan dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa hanya akan mengingat 20% karena siswa hanya mendengarkan.Sebaiknya,jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkanya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.(Sujatmiko dkk.2003 ; 15 )
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah.Belajar akan lebih bermakana jika anak “mengalami “sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui-nya. Pendekatan konstektual (Contextual teaching and learning, CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari –hari.CTL,diharapkan menjadikan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa “bekerja” dan “mengalami” bukan merupakan transfer pengetahuan guru kepada siswa.Sebagaimana yang dirumuskan oleh UNESCO tentang “Empat Pilar Pendidikan “ (The Four Pilars of Education)”,dua pilar diantaranya sebagai berikut: (1) Belajar Mengetahui (Learning to know); (2) Belajar melakukan (Learning to do).(Dasim Budimansyah.2002:4)
Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran konstektual dikelas.Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivis-me (Constructivism),bertanya (Questio-ning), menemukan (inquiri), Masyarakat belajar (learning community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan peni-laian sebenarnya (Autentic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan konstektual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarnya.Karakteristik pembelajaran berbasis konstektual meliputi ; (1) kerja sama, (2)Saling menunjang, (3) menye-nangkan tidak membosankan, (4) belajar dan bergairah, (5) menggunakan berbagai sumber, (6) siswa aktif, (7)Sharing dengan teman, (8) Siswa kritis dan guru kreatif, (9) Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa,peta-peta,gambar,artikel,cerita humor,dll,(10) Laporan kepada orang tua bukanhanya rapor,tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum (Model Strategi Efektif , 2005: 8)
Student Prinsip Pembelajaran Teams-Achievement Division (STAD))
Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen –elemen yang saling terkait.Adapun berbagi elemen dalam pembelajaran ini adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau ketrampilan sosial yang secara pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Anitah dkk.2008 : 37 -38): (1) saling ketergantungan positif.Dalam Pembelajaran Student Teams – Ache Student Teams-Achievement Division (STAD)vement Division (STAD), guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui: (a) Saling ketergantungan mencapai tujuan (b)saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber,(d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah; (2) Interaksi tatap muka.Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog,tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya ; (3) Akuntabilitas individual. Pembelajaran Stu-dent Teams-Achievement Division (STAD) menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.Meskipun demikian, penilian ditujukan untuk mengetahui pengusaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual; (4)Ketrampilan menjalin hu-bungan antar pribadi. Dalam Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antara pribadi (interpesonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.
Langkah-langkah dalam Pembela-jaran Student Teams-Achievement Division (STAD) sebagai berikut: (1) Kelompokkan siwa dengan masing –masing kelompok terdiri dari lima sampai dengan enam orang.Anggota-anggota kelompokdibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdas-an, kemampuan awal ,motivasi belajar, jenis kelamin,ataupun latar belakang etnis yang berbeda; (2) kegiatan pembelajaran dimulai dengan presenatsi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh; (3) pemhaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk mengusai materi pelajaran tersebut; (4)Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota –anggota kelompok,anggota yang tahu jawabanya memberitahu dan menjelaskan kepada anggota lainya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti semuanya dan jelas semuanya; (5) Setelah kelompok bermusyawarah tentang jawaban soal-soal selesai guru memberikan kuis atau soal-soal pertanyaan kepada seluruh siswa; (6) Setelah guru memberikan evaluasi; (7) Setelah memeberikan evaluasi guru memberikanpenghargaankepada kelompok yang terbaikprestasinya atau yangtelah memenuhi kriteria tertentu mendapat penghargaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan subyek Penilitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan januari sampai dengan bualn maret 2015.Pelaksanaan dilakuakan pada hari-hari eektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Blora,selain itu salah satu tujuan yang dari peneltian ini adalah untuk memperbaiki proses pembe-lajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada kompetensi hubung-an gaya,gerak,dan energi.Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen tahun pelajaran 2015/ 2016, maka subyek penilitianya adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen tahun pelajaran 20015/20016 yang berjumlah 34 siswa.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi kerragaman kenampak-an alam dan keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.Selain siswa sebagai sumber data,penulis juga menggunakan teman sejawat sesama guru kelas sebagai sumber data.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam peniltian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes.Tes tertulis digunakan pada akhir siklus 1 dan siklus II,yang terdiri atas materi Hubungan gaya,gerak,dan energi. Sedang-kan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi.Alat pengum-pulan data meliputi: Tes tertulis,terdiri atas 20 butir soal. Non tes,Meliputi lembar obseravasi dan dokumen.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik aanalisis dekskriptif,yang meliputi: Analisis Deskriptif komperatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus 1 dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus 1 dan siklus II.Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus 1 dan siklus II.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus.Setiap Siklus terdiri atas perencana-an, Pelaksanaan,Pengamatan dan refleksi.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian , dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan pemahaman hubungan antara gaya,gerak, dan energi serta fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Ngawen pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD).Peningkatan nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal menjadi 72 pada siklus 1 dan menjadi 82 pada siklus II.Ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal nilai rata-rata 5,nilai rata- rata siklus 1 meningkat menjadi 72 dan pada siklus II nilai rata –rata menjadi 82.Sedangkan ketuntasan belajar pada kondisi awal 20%.Siklus 1 meningkat menjadi 53% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 93%.Peningkatan ini merupakan hal yang memuaskan dan menggembirakan.
Pada Akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenai pemahaman hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya.Dengan meng-gunakan model pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar IPA pada kompetensi dasar Hubungan antara gaya,gerak,dan energi melalui percobaan (gaya grafitasi,gaya gesek,gaya magnet)
Perbandingan kegiatan dan hasil pada pra siklus, siklus 1 dan siklus II
No |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus II |
1 |
Hasil Belajar |
Hasil Belajar |
Hasil Belajar |
|
Nilai rata-rata : 59 |
Nilai rata-rata : 72 |
Nilai rata-rata : 82 |
|
|
Nilai rata-rata meningkat 122,03% |
Nilai rata-rata meningkat |
|
|
|
= 82/72 X 100%= 114% |
2 |
Proses belajar |
Proses belajar |
Proses belajar |
|
Proses pembelajaranpasif |
Proses pembelajaran ada perubahan , siswa mulai aktif |
Prose pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta cekatan |
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya kompetensi dasar hubungan antara gaya,gerak,dan energi melalui percobaan bagi siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun Pelajaran 2015/2016.Pada kondisi awal siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 20%(6 siswa) dan yang belum tuntas 80% (24 siswa).Pada akhir siklus 1,siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 53% (16 anak),dan siswayang belum tuntas sebanyak 47% (14 anak),sedangkan pada akhir siklus II yang mencapai ketuntasan sebanyak 93% (28 anak) dan sebanyak 7 % (2 anak ) belum mencapai ketuntasan belajar.dengan nilai rata-rata kelas siklus 1 yaitu 72 dan rat-rata kelas siklus II 82.Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.Secara keselu-ruhan ketuntasan belajar siswa mencapai peningkatan sebesar.73%.jika disbanding-kan dengan kondisi awal.
Saran
Peneliti mengemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) atau model pembelajaran yang lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan kepada peserta didik.Selain itu guru hendaknya selalu menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai agar pembelajaran lebih hidup,siswa lebih seamngat dalam belajar dan hasil pembelajaran lebih memuaskan sesuai harapan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah,2008.Strtegi Pembelajaran di Sd.Jkarta.Universitas terbuka
Anita,Lie.2002. Student Teams-Achievement Division (STAD).Jakarta Grasindo.
Arikunto, Suharsini,1991.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta Rineka Cipta
BNSP,2007.Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar.Jakarta.Depdiknas
BNSP,2007.Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD.Jakarta.Depdiknas.
Budimansyah Dasim.2002 Model Pembelajaran dan Penilaian,Siliwangi.HDB
BNSP,2007.Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD.Jakarta.Dekdinas.
Dahar,RW.1998.Teori-teori Belajar.Jakarta.Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono,1992.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Depdikbud.
Dinas Prop Jateng,2004.Model-model Pembelajaran dan Penilaian.Makalah disampaikan pada Bintek Guru.
Hadari,Nawawi. 2001.Metodologi Penelitian.Yogyakarta.Gajah Mada University Press
Hidayat Komarudin,2002.Active Learning.Yogyakarta.Yappendi
Oemar Hamalik.1993.Metode Mengajar dan kesulitan-kesulitan Belajar.Bandung: Tarsito.