PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA

DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR

DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR

DAN BANGUN RUANG

PADA PESERTA DIDIK KELAS V

DI SD PENGKOLREJO 1,

KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA

PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Yasminto

Guru Kelas V, SD Pengkolrejo 1, Kec. Japah, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang. Tempat penelitian ini di Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini selama 2 bulan dimulai pada awal bulan April sampai dengan akhir bulan Mei tahun 2009. Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 sebanyak 25 anak. Hasil penelitian ini adalah 1) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang dengan pendekatan pembelajaran kelompok dengan mengerjakan lembar kerja bersama dengan tutor, 2) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif dalam menganalisis benda datar dan benda ruang bersama dengan tutor, 3) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan, 4) Kendala penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang karena jawaban kesulitan dalam membuat benda ruang dan tutor yang fokus dengan penyelesaian lembar kerja. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Bagi guru supaya dapat memberikan perhatian dan petunjuk kepada tutor dan anggota kelompok dalam menganalisis lembar kerja secara mendalam, 2) Bagi peserta didik supaya dapat belajar bersama secara aktif dan kooperatif, terutama dalam pembahasan lembar kerja, 3) Bagi sekolah supaya dapat menerapkan Metode Tutor Sebaya sebagai salah metode belajar yang efektif.

Kata Kunci: Metode Tutor Sebaya, Aktifitas Belajar, Efektifitas Pembelajaran, Matematika, Bangun Datar dan Bangun Ruang.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Matematika di kelas V, pada pertengahan-akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009 tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang. Materi tersebut berkaitan dengan sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang. Pembelajaran Matematika berlangsung searah dengan penjelasan dari guru dengan menggambar berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang di papan tulis dan mencermati gambar tersebut. Pembelajaran ini sangat mudah dan cukup efektif. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan tugas.

Setelah materi selesai, guru melakukan ulangan harian. Guru membagikan soal ulangan harian yang terdiri dari 5 soal pilihan ganda, 3 soal isian dan 1 soal uraian. Peserta didik mengerjakan selama 35 menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Dari hasil koreksi bersama dan analisis nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 5,76 dengan persentase ketuntasan sebesar 64%. Hasil belajar tersebut termasuk jelek karena tidak memenuhi persentase ketuntasan minimal sebesar 75%. Hal ini berarti efektifitas pembelajaran masih rendah.

Sesuai hasil identifikasi masalah, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran berlangsung searah, abstrak dan pasif. Pembelajaran berpusat pada guru dengan peran yang dominan. Pembelajaran bersifat abstrak karena hanya menggambar berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang di papan tulis. Pembelajaran tersebut tidak ditunjang dengan media pembela-jaran. Pembelajaran semacam ini hanya menjadikan peserta didik pasif. Akibatnya aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran menjadi rendah.

Sesuai hasil identifikasi masalah, peneliti menerapkan Metode Tutor Sebaya. Dalam pembelajaran, peserta didik berga-bung dengan kelompok yang telah ditentukan peneliti. Di dalam setiap kelompok, salah seorang tutor yang menjadi sumber belajar dalam belajar bersama dan mengerjakan lembar kerja Dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya diharapkan meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi baik.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembela-jaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009?

2. Bagaimana aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 setelah menerapkan Metode Tutor Sebaya?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya.

KAJIAN PUSTAKA

Metode Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan memahami materi dalam belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini terjadi karena hubungan antar siswa terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan antara siswa dan guru (Surya, 1985).

Tutor sebaya adalah suatu model pendekatan bimbingan dimana satu anak (tenaga ahli) mengarahkan anak yang lain (orang baru ataupun kurang ahli) dalam suatu materi tertentu. Tutor sebaya terjadi ketika tenaga ahli (tutor) dan orang baru (tutee) memiliki kesamaan atau kesetaraan usia.

Belajar dan Pembelajaran

Secara etimologis, belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan Aqib dan Rohmanto (2008: 80) secara lebih lengkap mendefinisikan pembelajaran adalah suatu rentetan kegiatan sistematis yang mengikuti tahapan tertentu.

Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan mathenem yang berarti mempelajari. Kata Matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar Matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas Matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru, sehingga mereka dapat membelajarkan Matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang kompleks.

Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan Metode Tutor Sebaya. Peserta didik bergabung dengan kelompok. Mereka belajar bersama dengan anggota kelompok sebagai sumber belajar. Mereka menganalisis materi dengan media pembelajaran sederhana. Selanjutnya, mereka mengerjakan lembar kerja dengan bimbingan dari anggota kelompok yang menjadi tutor. Dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran pembelajaran Matematika.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:

Kondisi Awal

Pembelajaran searah

Pembelajaran pasif dan tidak efektif

Kondisi Akhir

Pembelajaran aktif

dan efektif

Tindakan

Metode Tutor Sebaya

Siklus II

Siklus I

 

Gambar 1. Kerangka Berpikir.

Hipotesis

Dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya diduga Aktifitas Belajar dan Efektifitas Pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang.

Seting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009. Lokasi penelitian merupakan unit kerja dari peneliti sebagai Guru Kelas. Penelitian ini dilakukan di pertengahan-akhir Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 selama 2 bulan. Penelitian ini dimulai pada awal bulan April sampai dengan akhir bulan Mei tahun 2009.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 sebanyak 25 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Sumber data berkaitan langsung dengan subyek penelitian dan tindakan dalam penelitian. Aktifitas belajar meliputi belajar kelompok dalam menganalisis materi, mengerjakan soal latihan dan pembahasan. Hasil belajar meliputi nilai ulangan harian.

Alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui dan menilai aktifitas belajar peserta didik, yaitu belajar kelompok dalam menganalisis materi, mengerjakan soal latihan dan pembahasan. Lembar pengamatan digunakan untuk menentukan aktifitas belajar menjadi 3 kategori, yaitu Kurang (K), Cukup (C) dan Baik (B). Tes tertulis digunakan untuk mengetahui dan menilai hasil belajar peserta didik, yaitu memenuhi KKM sekolah sebesar 6,5. Tes tertulis berupa ulangan harian yang terdiri dari 5 soal pilihan ganda, 3 soal isian dan 1 soal uraian.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan Model Siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus berlangsung dalam beberapa kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Prosedur penelitian dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Keterangan

1

Perencanaan

Menyusun RPP, menyusun lembar kerja, melakukan pembagian kelompok, menyusun lembar pengamatan, menyusun soal ulangan harian

2

Tindakan

Menjelaskan Metode Tutor Sebaya, melakukan pembagian kelompok, menentukan tutor dalam setiap kelompok, membagikan materi dan soal latihan, menganalisis materi, mengerjakan soal latihan, pembahasan, ulangan harian

3

Pengamatan

Mengamati aktifitas belajar

4

Refleksi

Menganalisis pembelajaran dan tindakan, menentukan keberhasilan dan hambatan, melakukan perbaikan tindakan

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Peserta didik belajar bersama dengan anggota kelompoknya, 2) Peserta didik sebagai tutor membantu dalam analisis materi, 3) Peserta didik lainnya berdiskusi dengan tutor dalam analisis materi, 4) Peserta didik mengerjakan soal latihan secara individual, 5) Peserta didik sebagai tutor membantu dalam pengerjaan soal latihan, 6) Peserta didik menjawab soal latihan secara lisan dan tertulis, 7) Peserta didik bertanya-jawab dalam pembahasan.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Matematika merupakan mata pelajaran yang memerlukan dukungan media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi konkrit. Namun, dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang, peneliti hanya menggambar dan menjelaskan berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang di papan tulis. Peserta didik memperhatikan dan mencatat.

Pembelajaran seperti di atas termasuk tidak sangat tidak ideal karena bersifat abstrak dan teoritis. Permasalahan tersebut terjadi karena keterbatasan fasilitas berupa media pembelajaran. Peneliti hanya menggambar berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang di papan tulis dan menjelaskan. Bagi peserta didik, mereka hanya menerima materi dan tidak memperoleh pengalaman belajar secara langsung yang bersifat konkrit. Dengan banyaknya materi pada bangun datar dan bangun ruang, mereka semakin kesulitan. Apalagi materi berikutnya merupakan pengembangan materi tersebut yang berkaitan dengan jaring-jaring, kesebangunan, simetri lipat dan simetri putar. Artinya penguasaan materi awal menentukan penguasaan materi berikutnya.

Setelah 4 kali pertemuan, peneliti melakukan ulangan harian dengan materi tentang sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. Peserta didik mengerjakan 8 soal, terdiri dari 5 soal, pilihan ganda, 3 soal isian dan 1 soal uraian. Dari hasil analisis nilai ulangan diketahui nilai rata-rata sebesar 5,76 dengan persentase ketuntasan sebesar 64%. Hasil belajar termasuk jelek.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya. Dalam pembelajaran, peserta didik bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan peneliti. Di dalam setiap kelompok, salah seorang tutor yang menjadi sumber belajar dalam belajar bersama dan mengerjakan lembar kerja. Dalam pembelajaran dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya, peran tutor menjadi penting. Ia menjadi sumber belajar dan bertanggung jawab terhadap aktifitas belajar dalam kelompoknya. Ia menggantikan peran guru. Ia membaca dengan cermat petunjuk pada lembar kerja, menjelaskan maksudnya kepada anggota kelompokny, menggambar benda datar pada kertas dan memotongnya menjadi media pembelajaran dalam menjawab pertanyaan. Mereka berdiskusi dengan bahasa yang dapat dimengerti. Mereka belajar bersama dengan menganalisis benda datar untuk mengetahui sifat-sifatnya. Dengan menerapkan menerapkan Metode Tutor Sebaya, aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran meningkat. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata sebesar 6,68 dengan persentase ketuntasan sebesar 80%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan pembelajaran pada Siklus I dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya. Sesuai dengan materi berikutnya yang cukup sulit untuk menghasilkan benda ruang, maka peneliti menugaskan peserta didik untuk membawa model yang sesuai dengan benda ruang dan memberikan gambar dan jaring-jaring benda ruang.

Peserta didik tetap bergabung dengan anggota kelompok yang sama sehingga mereka semakin kompak. Peneliti memfokuskan pada tutor supaya lebih aktif dan bertanggung jawab dengan anggota kelompoknya. Peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran tidak sekedar mengerjakan lembar kerja tetapi belajar bersama. Sesuai dengan lembar kerja tersebut, peserta didik dan kelompoknya menganalisis model dan gambar dengan cermat dan teliti. Mereka tidak mengalami permasalahan berarti walaupun mereka tidak membuat benda ruang secara langsung. Dari lembar kerja tersebut, mereka menganalisis sifat-sifat pada benda ruang, termasuk bertanya-jawab dengan peneliti selama pembahasan. Dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya, aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran semakin meningkat. Sesuai dengan nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 7,74 dengan persentase ketuntasan sebesar 92%.

Hasil Tindakan dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan Metode Tutor Sebaya. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik bergabung dengan kelompok. Mereka belajar bersama dengan anggota kelompok sebagai sumber belajar. Mereka menganalisis materi dengan media pembelajaran sederhana. Selanjutnya, mereka mengerjakan lembar kerja dengan bimbingan dari anggota kelompok yang menjadi tutor. Dalam penelitian ini, peneliti membagi peserta didik menjadi 5 kelompok terdiri dari 5 anggota sesuai dengan keragaman. Hasil pembagian kelompok dapat diperhatikan dalam lampiran. Lembar kerja disusun sesuai dengan materi yang disampaikan.

Lembar kerja berisi petunjuk dan pertanyaan. Dengan lembar kerja tersebut, peserta didik belajar bersama dalam kelompok dan dibantu oleh tutor yang bertanggung jawab dalam membantu anggota kelompoknya. Setiap kelompok hanya mempunyai 1 tutor. Lembar kerja pada Siklus I berkaitan dengan benda datar dan lembar kerja pada Siklus II berkaitan dengan benda ruang. Pada Siklus I, peserta didik dan kelompoknya menghasilkan bangun datar. Pada Siklus II, mereka membawa model dan menganalisis gambar.

Penerapan Metode Tutor Sebaya tepat sekali dalam melibatkan peserta didik dalam pembelajaran secara aktif dengan pengalaman yang bermakna. Keberadaan tutor menjadi pembeda. Mereka membantu anggota kelompok dalam menguasai materi. Bantuan ini memberikan hasil yang baik karena hubungan anggota dalam kelompok lebih akrab daripada hubungan guru dengan peserta didik (Surya, 1985). Dalam penelitian ini, susunan kelompok tetap sama sehingga mereka semakin akrab dan kompak.

Penerapan Metode Tutor Sebaya meningkatkan aktifitas belajar dan efektifitas pembelajaran. Pada Kondisi Awal, pembelajaran hanya berlangsung searah dan abstrak dengan keterangan dari peneliti dan menggambar berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang di papan tulis. Sesuai dengan tindakan, pembelajaran dengan mengacu pada lembar kerja dimana peserta didik belajar bersama dalam kelompok dengan bantuan dari tutor. Mereka menghasilkan benda datar, menggunakan model dan menganalisis gambar. Pembelajaran bersifat konkrit. Begitu pula dengan tutor yang membantu anggota kelompok dalam mengerjakan lembar kerja. Hal ini dapat tercapai dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya dimana suasana belajar dalam kelompok menjadi akrab, tutor berfungsi sebagai sumber belajar, pembelajaran menjadi efektif dan meningkatkan tanggung jawab dan kepercayaan diri pada peserta didik.

Pembelajaran Matematika memerlukan pendekatan dan strategi belajar yang tepat. Pembelajaran Matematika yang bersifat abstrak menjadi tidak efektif. Begitu juga dengan aktifitas belajar peserta didik yang terbatas menyebabkan penguasaan materi yang lemah. Sesuai dengan tindakan, maka peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan memperoleh pengalaman belajar yang konkrit dan bermakna. Hal ini semakin memperkuat penguasaan materi. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian, penerapan Metode Tutor Sebaya meningkatkan hasil belajar dimana nilai rata-rata sebesar 7,74 dengan persentase ketuntasan sebesar 92%. Artinya efektifitas pembelajaran meningkat.

Peneliti menganalisis pembelajaran pada Kondisi Awal dengan Kondisi Akhir sebagai berikut:

Tabel 3. Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Kondisi Akhir.

No

Aspek dalam pembelajaran

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1

Metode

Ceramah

Tutor Sebaya

2

Sifat

Abstrak, pasif dan searah

Nyata, aktif dan timbal balik

3

Media pembelajaran

Tidak ada

Lembar kerja

4

Pendekatan pembelajaran

Klasikal

Kelompok

5

Peran guru

Dominan

Fasilitator-mediator

6

Peran peserta didik

Pasif

Aktif-kooperatif

Peneliti menganalisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II.

No

Analisis

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

4

4,5

5,5

2

Nilai rata-rata

5,76

6,68

7,74

3

Nilai tertinggi

7,5

9

10

4

Persentase ketuntasan

64%

80%

92%

Sesuai dengan tindakan dan hasil tindakan, penerapan Metode Crossword Puzzle dalam penelitian memberikan hasil sebagai berikut: 1) Pembelajaran bersifat aktif dan konkrit dengan belajar bersama dalam kelompok mengerjakan lembar kerja dan menganalisis benda datar maupun benda ruang, 2) Pembelajaran efektif dengan fungsi dan peran tutor sebagai sumber belajar yang bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya, 3) Peningkatan hasil belajar dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan. Sedangkan kendala penerapan Metode Crossword Puzzle dalam penelitian sebagai berikut: 1) Hasil kerja berupa benda datar yang kurang rapi namun sesuai dengan bentuk benda datar yang dimaksud, 2) Kesulitan dalam membuat bangun ruang sehingga menggunakan model sederhana dan gambar yang relefan, 3) Tutor lebih fokus dalam menyelesaikan lembar kerja daripada membantu anggota kelompoknya secara akrab dan bertanggung jawab.

Sesuai dengan pembahasan di atas, maka peneliti memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang dengan pendekatan pembelajaran kelompok dengan mengerjakan lembar kerja bersama dengan tutor, 2) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif dalam menganalisis benda datar dan benda ruang bersama dengan tutor, 3) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan, 4) Kendala penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang karena jawaban kesulitan dalam membuat benda ruang dan tutor yang fokus dengan penyelesaian lembar kerja.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang dengan menganalisis lembar kerja dalam pembelajaran kelompok dengan bantuan tutor, 2) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang meningkatkan aktifitas belajar dengan belajar bersama dan menganalisis lembar kerja dan meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan penguasaan materi, 3) Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata mencapai 7,74 dan persentase ketuntasan mencapai 92%.

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Bagi guru supaya dapat memberikan perhatian dan petunjuk kepada tutor dan anggota kelompok dalam menganalisis lembar kerja secara mendalam, 2) Bagi peserta didik supaya dapat belajar bersama secara aktif dan kooperatif, terutama dalam pembahasan lembar kerja, 3) Bagi sekolah supaya dapat menerapkan Metode Tutor Sebaya sebagai salah metode belajar yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Baharuddin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Purwanto, Ngalim 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soenarjo. 2007. Matematika 5: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5: untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Surya. 1985. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pres

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.