PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS

DAN DAYA TARIK PEMBELAJARAN PKn TENTANG KEUTUHAN NKRI

PADA PESERTA DIDIK KELAS V

DI SD PENGKOLREJO 1, KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA

PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Yasminto

Guru Kelas V, SD Pengkolrejo 1, Kec. Japah, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan meningkatkan efektifitas dan daya tarik pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan NKRI. Tempat penelitian ini di Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini selama 2 bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan akhir bulan September tahun 2008. Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 sebanyak 25 anak. Hasil penelitian ini adalah 1) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI dengan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menjawab pertanya-an mendatar dan menurun, 2) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif dalam mengerjakan tugas kelompok yang menarik dalam permainan yang menyenangkan, 3) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan, 4) Kendala penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI karena jawaban harus sesuai dengan jumlah huruf dan jumlah pertanyaan harus sesuai dengan materi yang disampaikan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Bagi guru supaya memberikan penghargaan atas keberhasilan peserta didik dan kelompoknya dalam menjawab dan menjelaskan jawabannya, 2) Bagi peserta didik supaya dapat menganalisis konsep materi sehingga menguasai materi dan mencapai hasil belajar yang optimal, 3) Bagi sekolah supaya dapat menerapkan Teka Teki Silang (TTS) sebagai salah satu alat evaluasi pembelajaran yang efektif dan kreatif.

Kata Kunci: Metode Crossword Puzzle, Efektifitas, Daya Tarik, Pembelajaran, PKn, Keutuhan NKRI.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran PKn di kelas V, pada awal Semester Gasal Tahun Pelajaran 2008/2009 tentang Keutuhan NKRI. Materi tersebut berkaitan dengan deskripsi, pentingnya keutuhan dan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI. Peneliti sering menerapkan pembelajaran klasikal, termasuk dalam pembelajaran PKn tersebut. Pembelajaran klasikal dianggap tepat karena PKn termasuk mata pelajaran yang mudah dan bersifat teoritis. Pembelajaran juga tidak memerlukan persiapan khusus, cukup menjelaskan materi secara lisan dan sesekali membahas materi tertentu yang dianggap penting.

Setelah pembelajaran PKn dengan materi tentang Keutuhan NKRI selesai, guru melakukan ulangan harian. Guru membagikan soal ulangan harian yang terdiri dari 6 soal isian dan 1 soal uraian. Peserta didik mengerjakan selama 25 menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Dari hasil koreksi bersama dan analisis nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 6,6 dengan persentase ketuntasan sebesar 58,34%. Hasil belajar tersebut termasuk jelek karena tidak memenuhi persentase ketuntasan minimal sebesar 75%. Hal ini berarti efektifitas pembelajaran masih rendah.

Sesuai hasil identifikasi masalah, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran klasikal dengan metode ceramah tidak efektif dan tidak menarik. Pembelajaran tidak efektif karena hasil belajar yang masih jelek, terbukti dengan persentase ketuntasan hanya sebesar 58,34%. Pembelajaran tidak menarik karena hanya menggunakan pendekatan klasikal dan mengandalkan metode ceramah.

Sesuai hasil identifikasi masalah, peneliti menerapkan Metode Crossword Puzzle. Dalam pembelajaran, peserta didik bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan peneliti. Mereka mendapat teka-teki silang (TTS) yang berkaitan dengan materi. Peneliti menjelaskan cara menjawab TTS tersebut. Mereka belajar bersama dan bekerja sama menjawab TTS sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan TTS. Pembahasan ini merupakan pembahasan materi yang dilakukan secara kreatif dan efektif. Pembelajaran menjadi menarik dengan metode belajar yang kreatif dan tidak membosankan. Peserta didik mempelajari kembali materi sehingga pembelajaran semakin efektif. Dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle diharapkan pembelajaran PKn menjadi efektif dan menarik.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Metode Crossword Puzzle dalam meningkatkan efektifitas dan daya tarik pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009?

2. Bagaimana efektifitas dan daya tarik pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 setelah menerapkan Metode Crossword Puzzle?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan efek-tifitas dan daya tarik pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle.

KAJIAN PUSTAKA

Metode Crossword Puzzle

Dalam bahasa Indonesia, Crossword Puzzle adalah Teka-Teki Silang (TTS). Dalam TTS disediakan sejumlah pertanyaan, pertanyaan atau kata/frase sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang didesain sedemikian rupa. TTS merupakan suatu permainan dengan tempelate yang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang berwana hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris).

Menurut Zaini, dkk (2008: 71) menyatakan bahwa TTS dapat digunakan sebagai pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan pembelajaran dengan ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal. TTS merupakan susunan tes peninjauan kembali dalam bentuk teka-teki silang yang dapat mengundang minat dan partisipasi peserta didik. Teka-teki silang ini bisa diisi secara perorangan atau kelompok. TTS adalah salah satu metode pembelajaran aktif bagi peserta didik yang melibatkan semua peserta didik untuk berpikir saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi teka-teki sehingga peserta didik menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.

Pembelajaran

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan Aqib dan Rohmanto (2008: 80) secara lebih lengkap mendefinisikan pembelajaran adalah suatu rentetan kegiatan sistematis yang mengikuti tahapan tertentu. Lebih lanjut, Aqib dan Rohmanto (2008: 80) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran adalah terdiri dari 3 langkah, yaitu pendahuluan (kegiatan awal), penyajian (kegiatan pokok) dan penutup (kegiatan akhir dan lanjutan).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.

Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan Metode Crossword Puzzle. Peserta didik bergabung dengan kelompok. Mereka mendapat teka-teki silang (TTS) dan menjawab TTS sesuai dengan waktu yang ditentukan. Mereka belajar bersama dan bekerja sama. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan TTS. Dengan pembahasan berarti peserta didik mempelajari kembali materi yang telah disampaikan. Pembahasan dilakukan secara efektif dan menarik. Pembelajaran dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle berbeda dengan pembelajaran klasikal yang tidak efektif dan membosankan. Dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan efektifitas dan daya tarik pembelajaran PKn.

Kondisi Awal

Pembelajaran klasikal

Pembelajaran tidak efektif dan tidak menarik

Kondisi Akhir

Pembelajaran efektif

dan menarik

Tindakan

Metode Crossword Puzzle.

Siklus II

Siklus I

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir.

Hipotesis

Dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle diduga efektifitas dan daya tarik pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Cross-word Puzzle dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan NKRI.

Seting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009. Lokasi penelitian merupakan unit kerja dari peneliti sebagai Guru Kelas. Penelitian ini dilakukan di awal Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 selama 2 bulan. Penelitian ini dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan akhir bulan September tahun 2008.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 sebanyak 25 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Sumber data berkaitan langsung dengan subyek penelitian dan tindakan dalam penelitian. Aktifitas belajar meliputi belajar kelompok dalam mengerjakan Teka Teki Silang (TTS) dan pembahasan. Hasil belajar meliputi nilai ulangan harian.

Alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui dan menilai aktifitas belajar peserta didik, yaitu belajar kelompok dalam mengerjakan Teka Teki Silang (TTS) dan pembahasan. Lembar pengamatan digunakan untuk menentukan aktifitas belajar menjadi 3 kategori, yaitu Kurang (K), Cukup (C) dan Baik (B). Tes tertulis digunakan untuk mengetahui dan menilai hasil belajar peserta didik, yaitu memenuhi KKM sekolah sebesar 6,5. Tes tertulis berupa ulangan harian yang terdiri dari 6 soal isian dan 1 soal uraian.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan Model Siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus berlangsung dalam beberapa kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Prosedur penelitian dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Keterangan

1

Perencanaan

Menyusun RPP, menyusun TTS, melakukan pembagian kelompok, menyusun lembar pengamatan, menyusun soal ulangan harian

2

Tindakan

Menjelaskan Metode Crossword Puzzle, melakukan pembagian kelompok, membagikan TTS, mengerjakan TTS, pembahasan, ulangan harian

3

Pengamatan

Mengamati aktifitas belajar

4

Refleksi

Menganalisis pembelajaran dan tindakan, menentukan keberhasilan dan hambatan, melakukan perbaikan tindakan

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Peserta didik belajar bersama dengan anggota kelompoknya, 2) Peserta didik menjawab pertanyaan yang tersedia dengan benar, 3) Peserta didik tidak hanya terdiam maupun mengacuhkan tugas kelompok, 4) Peserta didik tidak bercanda dalam mengerjakan tugas kelompok, 5) Peserta didik menjelaskan jawaban dalam pembahasan, 6) Peserta didik bertanya kepada guru sesuai dengan pembahasan, 7) Peserta didik menjawab pertanyaan dari kelompok lain dalam pembahasan.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup mudah di tingkat Sekolah Dasar (SD) karena bersifat teoritis dan tidak memerlukan persiapan khusus. Atas dasar tersebut, peneliti sebagai Guru Kelas V di SD Pengkolrejo 1, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pun melaksa-nakan pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode ceramah. Peneliti berperan penting dalam menjelaskan dan membahas materi, sedangkan peserta didik memperhatikan dan mencatat.

Pembelajaran seperti di atas termasuk tidak merepotkan karena peneliti tidak memerlukan persiapan khusus. Namun bagi peserta didik, pembelajaran tersebut tidak efektif dan tidak menarik. Mereka hanya menerima materi dan menguasai materi dengan menghafal. Hal ini menjadi masalah jika materi yang disampaikan semakin banyak sehingga mereka semakin kesulitan menguasai materi. Pada akhirnya, pembelajaran menjadi tidak menarik karena berlangsung membosankan. Mereka menjadi tidak perhatian dan bercanda dengan teman-teman yang berada di sekitarnya.

Setelah 3 kali pertemuan, peneliti segera melakukan ulangan harian walaupun materi belum selesai. Peserta didik mengerjakan 7 soal, terdiri dari 6 soal isian dan 1 soal uraian. Dari hasil analisis nilai ulangan diketahui nilai rata-rata sebesar 6,6 dengan persentase ketuntasan sebesar 58,34%. Hasil belajar termasuk jelek.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle. Pembelajaran dengan pendekatan kelompok dimana peserta didik bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan peneliti. Setiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Mereka belajar bersama dan bekerja sama menjawab Teka Teki Silang (TTS) sebagai tugas kelompok. Pembelajaran menjadi menarik karena peserta didik belajar bersama dengan kelompok dan mengerjakan tugas kelompok yang kreatif. Peserta didik bersemangat dalam menjawab pertanyaan dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan. Dalam pembahasan, peserta didik menjelaskan jawaban dan melakukan tanya-jawab sesuai dengan materi sehingga penguasaan materi semakin kuat. Dengan menerapkan Metode Crossword, efektifitas dan daya tarik pembelajaran meningkat. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,225 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I. Dalam pembelajaran tersebut, guru memberikan petunjuk untuk menjawab pertanyaan secara cermat dan teliti. Caranya memperhatikan jumlah kotak jawaban dan mencermati jawaban yang lain sebagai acuan dalam menjawab pertanyaan berikutnya.

Pembelajaran pada Siklus II tetap menerapkan Metode Crossword. Peserta didik bergabung dengan anggota kelompok yang sama sehingga mereka semakin kompak. Mereka cukup berpengalaman dengan tugas kelompok dan semakin terampil menjawab pertanyaan. Dengan tugas kelompok tersebut, mereka semakin cermat dan teliti. Mereka berdiskusi walaupun seluruh pertanyaan sudah dijawab. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran efektif dan menarik dengan diskusi kelompok. Begitu juga dalam pembahasan, peserta didik yakin dengan hasil kerjanya. Mereka tetap bertanya kepada guru sesuai dengan keingintahuannya, termasuk kelompok lain yang berusaha menjawab. Dengan menerapkan Metode Crossword, efektifitas dan daya tarik pembelajaran meningkat. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,025 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.

Hasil Tindakan dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan Metode Cross-word Puzzle. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik belajar bersama dengan kelompok. Mereka bekerja sama dalam menjawab pertanyaan isian singkat dalam lembar jawab berupa kotak-kotak kosong sesuai dengan jumlah kata yang tersedia dalam Teka Teki Silang (TTS). Metode ini mendorong peserta didik menjawab pertanyaan secara cermat dan teliti. Pada satu sisi, metode ini cukup sulit sehingga tidak menarik. Namun, metode ini menjadi tantangan sehingga sangat menarik. Secara mendasar, metode ini mendorong peserta didik mempelajari kembali materi yang telah disampaikan sehingga mereka belajar dengan intensitas yang semakin tinggi.

Dalam penelitian ini, peneliti membagi peserta didik menjadi 5 kelompok terdiri dari 5 anggota sesuai dengan keragaman. Hasil pembagian kelompok dapat diperhatikan dalam lampiran. TTS terdiri dari 10 pertanyaan, yaitu 5 pertanyaan mendatar dan 5 pertanyaan menurun sesuai dengan materi. Setiap siklus, mereka mengerjakan 2 TTS sesuai dengan materi. Peneliti mempertahankan susunan dalam kelompok sehingga masing-masing anggota percaya diri dan bekerja sama dengan kompak.

Tugas kelompok dengan mengerjakan TTS merupakan tugas yang berbeda dan menjadi pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik. Mereka terbiasa dengan tugas individual dengan menjawab pertanyaan pilihan ganda, isian dan uraian yang “biasa”.

Penerapan Metode Crossword Puzzle tepat sekali dalam melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif pembelajaran. Mereka harus fokus dengan tugas tersebut sejak awal sehingga mereka aktif. Desain pembelajaran kelompok juga mendorong kerja sama sehingga mereka belajar bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaini, dkk (2008: 71) menyatakan bahwa TTS dapat digunakan sebagai pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan pembelajaran dengan ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.

Daya tarik pembelajaran dengan menerapkan Metode Crossword Puzzle adalah unsur permainan. Pembelajaran yang berlangsung “serius” memberikan tekanan bagi peserta didik. Sebaliknya pembelajaran dengan unsur permainan memberikan kesenangan tanpa kehilangan esensi belajar itu sendiri. Inilah salah satu kelebihan yang terdapat dalam Metode Crossword Puzzle dimana peserta didik belajar secara aktif, efektif dan menyenangkan.

Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode yang bervariasi (Barizi, 2009: 97-98). Hal ini merupakan cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran tersebut berbeda dengan pembelajaran klasikal pada Kondisi Awal yang berpusat pada guru dengan metode ceramah. Pembelajaran sekedar penyampaian materi secara searah dari guru kepada peserta didik. Sedangkan pada Siklus I dan Siklus II, pembelajaran dengan pendekatan kelompok yang kreatif dan menarik. Peserta didik belajar bersama dan mengkaji materi dengan menjawab pertanyaan mendatar dan menurun. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan pada setiap pertanyaan. Penerapan Metode Crossword Puzzle meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan peningkatan hasil belajar dimana nilai rata-rata sebesar 8,025 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.

Peneliti menganalisis pembelajaran pada Kondisi Awal dengan Kondisi Akhir sebagai berikut:

Tabel 3. Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Kondisi Akhir.

No

Aspek dalam pembelajaran

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1

Metode

Ceramah

Eksperimen

2

Sifat

Verbal dan teoritis

Cermat-teliti

3

Media pembelajaran

Tidak ada

Teka Teki Silang (TTS)

4

Pendekatan pembelajaran

Klasikal

Kelompok

5

Peran guru

Dominan

Fasilitator-mediator

6

Peran peserta didik

Pasif

Aktif-kooperatif

Peneliti menganalisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II.

No

Analisis

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

5

5,625

6,25

2

Nilai rata-rata

6,6

7,225

8,025

3

Nilai tertinggi

8,125

8,75

10

4

Persentase ketuntasan

58,34%

66,67%

91,67

Sesuai dengan tindakan dan hasil tindakan, penerapan Metode Crossword Puzzle dalam penelitian memberikan hasil sebagai berikut: 1) Pembelajaran aktif dan kooperatif dengan belajar bersama mengerjakan tugas kelompok dengan bentuk pertanyaan mendatar dan menurun, 2) Pembelajaran efektif dan menarik dengan mengkaji materi dalam tugas kelompok dan permainan sesuai dengan peraturan, 3) Peningkatan hasil belajar dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan. Sedangkan kendala penerapan Metode Crossword Puzzle dalam penelitian sebagai berikut: 1) Pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik sehingga mereka kesulitan menjawab pertanyaan sesuai dengan alokasi waktu, bahkan tidak menjawab, 2) Peran peserta didik yang cerdas dominan dalam menjawab pertanyaan, 3) Ketergantungan pada materi sesuai dengan jumlah pertanyaan.

Sesuai dengan pembahasan di atas, maka peneliti memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI dengan pendekatan pembelajaran kelompok dengan menjawab pertanyaan mendatar dan menurun, 2) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif dalam mengerjakan tugas kelompok yang menarik dalam permainan yang menyenangkan, 3) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan, 4) Kendala penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI karena jawaban harus sesuai dengan jumlah huruf dan jumlah pertanyaan harus sesuai dengan materi yang disampaikan.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI dengan mengerjakan tugas kelompok terdiri dari pertanyaan mendatar dan menurun sesuai dengan materi, 2) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembela-jaran PKn tentang Keutuhan NKRI menjadikan pembelajaran efektif dan menarik dengan permainan yang menyenangkan, 3) Penerapan Metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan NKRI meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata mencapai 8,025 dan persentase ketuntasan mencapai 91,67%.

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Bagi guru supaya memberikan penghargaan atas keberhasilan peserta didik dan kelompoknya dalam menjawab dan menjelaskan jawab-annya, 2) Bagi peserta didik supaya dapat menganalisis konsep materi sehingga menguasai materi dan mencapai hasil belajar yang optimal, 3) Bagi sekolah supaya dapat menerapkan Teka Teki Silang (TTS) sebagai salah satu alat evaluasi pembelajaran yang efektif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Siberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sulhan, Najib, dkk. 2008. Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.