Pengaruh Gaya Belajar Visual Terhadap Kreativitas Peserta Didik
PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL
TERHADAP KREATIVITAS PESERTA DIDIK
Nova Rahayuningsih
SD Negeri Karehkel 01, Kecamatan Leuwiliang, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara gaya belajar visual terhadap kreativitas peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SD Negeri Karehkel 01, Kecamatan Leuwiliang Leuwiliang yang berjumlah 64 peserta didik. Sampel yang diambil 48 peserta didik yang diperoleh menggunakan rumus Taro Yamane. Uji validitas instrumen gaya belajar visual dan kreativitas peserta didik dihitung menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment Pearson dan untuk koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas (Liliefors). Setelah dari uji normalitas kemudian dilakukan pengujian homogenitas (Fisher). Data yang sudah dinyatakan normal dan homogen digunakan untuk menguji hipotesis yang hasilnya menunjukan terdapat hubungan gaya belajar visual terhadap kreativitas peserta didik. Teknik analisis regresi korelasi sederhana menghasilkan suatu model hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Ŷ = 49,78 + 0,48 X, Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan analisis statistik yang menghasilkan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,49. Sedangkan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,2401 atau sebesar 24,01%. Teknik analisis regresi dan korelasi sederhana gaya belajar visual dengan kreativitas peserta didik menghasilkan suatu model hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Ŷ = 49,78 + 0,48 X, yang berarti setiap kenaikan unit gaya belajar visual menyebabkan kenaikan kreativitas peserta didik 0,48 unit. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara gaya belajar visual dengan kreativitas peserta didik kelas IV diSD Negeri Karehkel 01, Kecamatan Leuwiliang tahun pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Gaya belajar visual, Kreativitas peserta didik.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses transfer ilmu dan pembentukan kepribadian yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan peserta didik. Pendidikan dan pengajaran terletak pada kesadaran dan kepribadian peserta didik, dengan proses transfer ilmu dan pembentukan kepribadian maka diharapkan adanya perubahan pola berpikir dan pola kehidupan ke arah yang lebih baik.
Sekarang ini sudah dilakukan upaya guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dengan adanya kurikulum 2013 (K-13) yang memiliki empat aspek mencakup aspek penilaian, yang terdiri dari aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Pada proses kegiatan belajar mengajar guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang perlu memperhatikan kesesuaian tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kesesuaian dalam pemilihan metode pembelajaran bagi peserta didik nantinya akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan akan berdampak pada kreativitas peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.
Proses belajar sangat membutuhkan seseuatu yang berbeda yaitu dengan membangun kreativitas peserta didik nya masing-masing, karena dengan demikian peserta didik dapat menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Maka dengan kreativitas peserta didik akan lebih mengekspresikan dirinya masing-masing dalam belajar, dalam hal ini siswa perlu diaktifkan dalam pembelajaran. Menurut Sandra, Sudjito, dan Kristiyanto (2017), pembelajaran aktif perlu merujuk pada aktivitas kognitif atau mental selain fisik.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada guru kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karehkel 01 jumlah kelas IV sebanyak 64 peserta didik yang terdiri dari dua rombel, kelas VI A sebanyak 47 peserta didik dan kelas VI B sebanyak 47 peserta didik. Menemukan masalah dalam kegiatan pembelajaran dengan menunjukkan bahwa rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Proses kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran, masih ada peserta didik yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran, tidak mau mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh guru, tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Beberapa peserta didik yang sudah mengerti dan dapat mengkuti kegiatan pembelajaran dengan baik, tetapi ada juga beberapa peserta didik yang belum mengerti dan tidak bertanya kepada guru tentang apa yang belum dimengerti.
Penyebab terjadinya adalah guru kurang memperhatikan setiap peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, guru tidak menguasai kelas sehingga kelas tidak kondusif, selain itu cara guru menyampaikan materi kepada peserta didik cenderung monoton sehingga peserta didik cepat merasa bosan¸ dan guru hanya menyampaikan materi tanpa menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam poses pembelajaran secara keseluruhan.
Merujuk dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Mandasari (2015), Candra (2015), Istiqomah (2017), Bernadi (2017), dan Istianah (2014). Pada kedua penelitian tersebut terdapat temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa gaya belajar visual berpengaruh dengan kreativitas peserta didik, sehingga fakta menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan atau positif antara gaya belajar visual dengan kreativitas peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gaya Belajar Visual terhadap Kreativitas Peserta Didik.” Pada penelitian kali ini peneliti memilih lokasi SDN Karehkel 01 Kecamatan Leuwiliang.
Salah satu kegiatan yang tidak kalah penting dalam peroses belajar adalah membangun kreativitas pada peserta didik. Sukmadinata (2011: 104) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyrakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah yang sifatnya inovatif.
Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rachmawati dan Kurniati (2010:14) yang berpendapat bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel. Integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Sama halnya dengan Kenedi (2017: 333) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.
Adapun pendapat lain yang dijelaskan oleh Munandar dalam Asrori (2009: 62) mengemukakan kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuannya untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendukung berkembangnya kreativitas individu, tetapi ada juga yang justru menghambat berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternative pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian-diri secara akurat.
Senada dengan pendapat sebelumnya, Torrance dalam Asrori (2009: 65) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan individu untuk memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk dapat dapat memiliki kemampuan kreatif seperti tersebut di atas berlangsung proses yang dilakukan oleh individu dalam waktu yang lama. Proses belajar itu berlangsung melalui usaha individu untuk memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan yang dialami dalam perjalanan hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis, dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta dapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Akumulasi dari semua proses yang berlangsung dalam kurun waktu lama itu akan menghasilkan karakteristik individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif dari dalam diri individu itu sendiri.
Salah satu aspek penting dalam gaya belajar visual adalah terlebih dahulu memahami karakteristiknya. Upaya menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan kreativitas hanya mungkin dilakukan jika kita memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan suasana lingkungan yang mengitarinya. Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah karakteristiknya. Sund dalam Slameto (2015: 147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: (1) hasrat keingintahuan terhadap pengalaman baru; (2) bersikap terbuka terhadap pengalaman baru; (3) panjang akal; (4) keinginan menemukan dan meneliti; (5) cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit; (6) cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan; (7) memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas; (8) berpikir fleksibel; (9) menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak; (10) kemampuan membuat analisis dan sintesis; (11) memiliki semangat bertanya serta meneliti (12) memiliki daya abstraksi yang cukup baik; dan (14) memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Berdasarkan kajian teori di atas dapat disintesiskan bahwa kreativitas peserta didik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan ide baru, cara-cara baru, model baru dan melihat hubungan baru, atau tak diduga sebelumnya sehingga dapat menciptakan jawaban baru untuk pemecahan soal yang sedang dihadapinya. Ciri-ciri dari kreativitas adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mampu mengembangkan atau memerinci suatu gagasan, percaya diri dan mandiri, berpengetahuan yang luas dan dapat memecahkan suatu permasalahan.
Gaya belajar visual memiliki banyak pengertian, tergantung cara pandang seseorang membacanya. Gaya belajar visual merupakan pola perilaku yang spesifik pada individu dalam proses menerima informasi baru dan mengembangan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau keterampilan baru tersebut selama proses belajar berlangsung. Suyono dan Hariyanto (2013: 149) mengemukakan bahwa gaya belajar visual, artinya seorang anak akan lebih cepat belajar dengan cara melihat, misalnya membaca buku, melihat demonstrasi yang dilakukan oleh guru, melihat contoh-contoh yang tersebar di alam atau fenomena alam dengan cara observasi, atau melihat pembelajaran yang disajikan melalui televisi atau video kaset.
Kemudian dipertegas oleh Grinder dalam Prianasa (2017: 56-59) mengemukakan bahwa visual berarti dapat dilihat dengan mata. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Jika berada di dalam kelas dan peserta didik tersebut lebih suka membaca buku dan memerhatikan ilustrasi yang ditampilkan oleh guru, peserta didik tersebut golongan individu yang menyukai belajar dengan gaya visual. Peserta didik yang menyukai gaya belajar visual juga suka membuat catatan-catatan yang sangat baik dan rapi.
Peserta didik dengan gaya belajar visual menggunakan penglihatannya dalam belajar, cenderung mengeingat apa yang dilihat daripada yang didengar. Peserta didik dengan gaya belajar visual suka membaca buku, melihat demonstrasi yang ditampilkan oleh guru, mengamati lingkungan sekitarnya atau melalaui video, dan suka membuat catatan-catatan.
Gaya belajar visual pada dasarnya lebih mudah mempelajari materi pelajarannya melalui melihat, memandangi, atau mengamati objek belajarnya. Hal ini didukung oleh pendapat Ahmadi dan Supriyono dalam Fitriani (2017: 19) yang mengemukakan bahwa seseorang yang bertipe gaya belajar visual akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik atau gambar, atau dengan kata lain lebih mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan penglihatannya. Gaya belajar visual membantu peserta didik mengingat materi pelajaran yang berlangsung dilihat sehingga hal tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar prestasi belajar peserta didik.
Gaya belajar visual merupakan pola perilaku yang spesifik pada individu dalam proses menerima informasi baru, Khoeron (2014: 293) mengemukakan bahwa gaya belajar visual (visual learners) lebih menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Peserta didik dengan macam gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan untuk melihat buktinya terlebih dahulu sebelum mereka mempercayainya. Pendapat diatas dipertegas oleh Setiawan (2015: 32) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang di terima.
Salah satu aspek penting dalam gaya belajar visual adalah terlebih dahulu memahami karakteristiknya. Grinder dalam Prianasa (2017: 56-59) mengemukakan karakteristik gaya belajar seseorang dengan gaya belajar visual adalah sebagai berikut: karakteristik visual antara lain adalah (1) rapi dan teratur; (2) berbicara dengan cepat; (3) perencanaan dan pengatur jangka panjang yang baik; (4) teliti terhadap detail; (5) mementingkan penampilan, baik dalam hal penampilan maupun presentasi; (6) mengingat apa yang dilihat, bukan yang didengar; (7) mengingat dengan asosiasi visual; (8) lebih suka membaca daripada dibacakan; dan (9) lebih suka seni daripada musik.
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disintesiskan bahwa gaya belajar visual adalah cara bagaimana seseorang belajar melalui apa yang dilihat, peserta didik akan lebih cepat belajar dengan cara melihat. Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika diperhatikan gambar, grafik, ide peta, plot, dan ilustrasi visual lainnya. Karakteristik dari gaya belajar visual akan lebih tertarik dengan sesuatu yang secara penglihatan mempunyai daya tarik tersendiri, sulit menerima instruksi verbal sehingga seringkali meminta instruksi secara tertulis, mengingat apa yang dilihat bukan yang didengar, dan lebih tertarik pada bidang seni visual daripada seni musik. Inti dari gaya belajar visual adalah dominan dalam belajarnya akan lebih banyak menggunakan kekuatan dan ketajaman visual.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kausal. Penelitian kausal ini dilaksanakan pada peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karehkel 01 Kecamatan Leuwliang Dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020, penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VI SD Negeri Karehkel 01, Kecamatan Leuwiliang semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 64 peserta didik. Sampel yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan rumus Taro Yamane. Jumlah sampel penelitian sebanyak 48 orang peserta didik kelas IV.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah gaya belajar visual dan variabel terikat (Y) yaitu kreativitas,
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengumpulkan data dari peserta didik yang terpilih sebagai responden untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh gaya belajar visual dengan kreativitas peserta didik kelas VI di SDN Karehkel 01 Kabupaten Bogor.
Metode untuk instrumen gaya belajaar visual dan kreativitas peserta didik menggunakan angket (kuesioner) sebanyak 40 butir soal instrumen uji coba Instrumen disusun dalam bentuk pernyataan dengan menggunakan 5 rentang skala likert.
Uji coba instrumen dilakukan pada 48 responden. validitas uji coba instrumen non tes korelasi menggunakan rumus Product Moment Pearson. Uji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan perhitungan Alpha Cronbach. Sebelum dilakukan uji hipotesis statistik, terlebih dahulu data penelitian harus memenuhi persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas galat baku taksiran dan uji linearitas regresi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan teknik korelasional.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi data penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu terdiri dari kelompok data variabel terikat yaitu, kreativitas (Y), dan data variabel bebas, gaya belajar visual (X) yang dideskripsikan dalam bentuk deskriptif statistik. Deskripsi data masing-masing yaitu skor terendah, skor tertinggi, rentang skor, rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), standar deviasi (SD), varians sampel, dan total skor.
Distribusi Frekuensi Data Statistik Deskriptif Variabel Gaya Belajar Visual (X) dan Kreativitas Peserta Didik (Y)
Unsur Statistik | Variabel X | Variabel Y |
Skor minimum | 48 | 61 |
Skor maksimum | 82 | 98 |
Rentang skor | 34 | 34 |
Rata-rata | 66,349 | 64,814 |
Median | 68 | 66 |
Modus | 69 | 67 |
Varians (s2) | 51,644 | 76,917 |
Standar deviasi (s) | 7,2 | 8,8 |
Total skor | 2853 | 2787 |
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa skor pada rentang 54-55 sebanyak 2 peserta didik dengan persentase 4,14%, rentang 59-63 sebanyak 2 peserta didik dengan persentase 4,16%, rentang 64-68 sebanyak 2 peserta didik dengan persentase 4,16%, rentang 69-73 sebanyak 9 peserta didik dengan persentase 18,75%, rentang 95-100 sebanyak 8 peserta didik dengan persentase 17,4%, rentang 74-78 sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 20,83%, rentang 79-83 sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 12,5%, rentang 84-88 sebanyak 8 peserta didik dengan persentase 16,66%, dan rentang 89-93 sebanyak 9 peserta didik dengan persentase 18,75%.
Berdasarkan skor peserta didik yang telah diperoleh diketahui bahwa penyebaran skor terbanyak berada pada rentang nilai 73,5 – 78,5 sebanyak 10 peserta didik (208,83%) dan rentang nilai terkecil berada pada rentang nilai 53,5 – 58,5, 58,5 – 63,5 dan 63,5 – 68,5 sebanyak 2 peserta didik (4,16%).
Skor pada rentang 61-67 sebanyak 2 peserta didik dengan persentase 4,14%, rentang 68-74 sebanyak 3 peserta didik dengan persentase 6,25%, rentang 75-81 sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 12,5%, rentang 82-88 sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 20,83%, rentang 89-95 sebanyak 7 peserta didik dengan persentase 14,58%, rentang 103-109 sebanyak 2 peserta didik dengan persentase 4.16%, rentang 110-116 sebanyak 0 peserta didik dengan persentase 0%.
Berdasarkan skor peserta didik yang telah diperoleh diketahui bahwa penyebaran skor terbanyak berada pada rentang nilai 88,5-95,5 sebanyak 18 peserta didik (37,5%) dan rentang nilai terkecil berada pada rentang nilai 109,5-116,5 sebanyak 0 peserta didik (0%).
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis dengan hasil sebagai berikut:
Rangkuman Uji Normalitas Gaya Belajar Visual (X) Dengan Kreativitas Peserta Didik (Y)
Galat Baku Taksiran | Lhitung | Ltabel | Simpulan |
Variabel X dan Y | 0,074 | 0,127 | Normal |
Syarat Normal Lhitung<Ltabel |
Berdasarkan data dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perhitungan uji normalitas data gaya belajar visual (X) dan kreativitas peserta didik (Y) dengan menggunakan uji Liliefors diperoleh Lhitung= 0,074. Harga tersebut dibandingkan dengan harga Ltabel = 0,127. Maka distribusi data Gaya Belajar Visual (X) dengan Kreativitas Peserta Didik (Y) tersebut normal.
Rangkuman Uji Homogenitas Gaya Belajar Visual (X) dengan Kreativitas Peserta Didik (Y)
Varian yang Diuji | Fhitung | Ftabel | Simpulan |
Variabel X dan Y | 1,008 | 4,08 | Homogen |
Syarat Normal Fhitung<Ftabel |
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas variabel pola gaya belajar visual (X) dan kreativitas peserta didik (Y), diperoleh Fhitung sebesar 1,008 untuk sampel 48 dan taraf signifikan α (0,05) diperoleh Ftabel sebesar 4,08 Dimana jikaFhitung<Ftabel berarti homogen dan jika Fhitung>Ftabel tidak homogen. Karena Fhitung < Ftabel berarti data yang digunakan homogen.
Uji signifikansi regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y, dengan syarat hipotesis teruji apabila Fhitung > Ftabel. Maka berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi regresi diperoleh Fhitung = 14,34 dengan Ftabel ( = 0,05) = 4,05 dan Ftabel ( = 0,01) = 7,24. Dengan demikian Ftabel ( = 0,05) < Ftabel ( = 0,01) < Fhitung = 4,05 < 7,21 < 14,34. Berarti pengaruh gaya belajar visual terhadap kreativitas peserta didik yang ditunjukan oleh persamaan regresi yaitu sangat signifikan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan analisis statistik di atas bahwa terdapat pengaruh yang positif antara gaya belajar visual terhadap kreativitas peserta didik. Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian dapat di terima karena gaya belajar visual memberi kontribusi terhadap kreativitas peserta didik.
Hasil analisis Product Moment menunjukan koefisien korelasi 0,49. Hal ini menunjukan adanya korelasi yang sangat tinggi antara gaya belajar visual dengan kreativitas peerta didik dan arahnya yang positif. Artinya jika gaya belajar visual sedang maka kreativitas peserta didik pun akan ikut tinggi dan sebaliknya. pengaruh antara berfikir kritis dengan kreativitas peserta didik sebesar 24,01%.
Berdasarkan hasil uji signifikan koefisien korelasi diperoleh hasil uji keberartian koefisien korelasi yaitu, penguji hipotesis menggunakan uji korelasi Product Momen Pearson. Hasil analisis menunjukan pengaruh positif berfikir kritis dengan kreativitas peserta didik dengan persamaan Ŷ = 49,78 + 0,48 X. Selanjutnya hasil uji signifikansi diperoleh thitung = 4,31 sedangkan ttabel dengan (α =0,05) = 2,021 dan dk 48. Sehingga thitung> ttabel (α =0,05) yaitu 4,31 > 2,021.
Perbandingan kedua nilai yang diperoleh menunjukan bahwa thitung> ttabel yang menunjukan bahwa gaya belajar visual (X) dengan kreativitas peserta didik (Y) signifikan. Karena koefisien korelasi yang diperoleh positif, artinya semakin tinggi berfikir kritis semakin tinggi pula kreativitas peserta didik yang diperoleh.
Kekuatan pengaruh antara berfikir kritis dengan kretaivitas peserta didik ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,49 yang berkategori sedang. Harga koefisien tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat tinggi antara berfikir kritis dengan kreativitas peserta didik. Besarnya koefisien determinasi gaya belajar visual 24,01%. Artinya kenaikan atau kreativitas peserta didik dipengaruhi oleh gaya belajar visual sebesar 24,01%.
Penelitian yang dilakukan oleh Mandasari yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (Sbk) Materi Seni Rupa Menggambar Kelas 4 Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karang Binangun Belitang Oku Timur” yang dilakukan pada tahun 2015 berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar menunjukkan bahwa “ada hubungan antara gaya belajar siswa terhadap kreativitas siswa mata pelajaran SBK materi seni rupa mengambar” karena keriteria apabila < r tabel maka Ho diterima jika > r tabel maka Ho ditolak. Dapat dinilai bahwa df 15 pada taraf 5%= 0,514 dan 1% = 0,641, jika kita menggunakan salah satu dari r tabel maka dapat dinilai (3,919) > r tabel (0,641), berarti Ho ditolak.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Candra dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pajang 3 Surakarta” yang dilakukan pada tahun 2015 berdasarkan hasil penelitian analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,468 > 2,34197 dan koefisien determinasi sebesar 11,8%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Pajang 3 Surakarta tahun ajaran 2014/2015, (2) gaya belajar memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 11,8% terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Pajang 3 Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah dari Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas” yang dilakukan pada tahun 2017 berdasarkan hasil penelitian analisis menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh sebesar 14%; (2) terdapat pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh sebesar 65,1%; serta (3) terdapat pengaruh gaya belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar dengan sumbangan pengaruh sebesar 67,8%. Dapat disimpulkan bahwa: gaya belajar dan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V D Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bernadi dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Melalui Pembelajaran Tematik-Integratif dengan Pendekatan Open-Ended” yang dilakukan pada tahun 2017 berdasarkan hasil penelitian peserta didik yang telah mencapai kriteria kreatif atau sangat kreatif sebanyak 12 peserta didik (75%). Hasil tes kreativitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. Hasil tes kreativitas peserta didik yang mencapai kategori kreatif dan sangat kreatif pada siklus I sebesar 0%, siklus II 31,25%, dan III 75%.
Penelitian yang dilakukan oleh Euis Istianah (2014) hasil penelitian berpikir kritis dan kreatif dapat di ketahui bahwa kemampuan berfikir kritis pada kelas VI A dengan klasifikasi tinggi sebanyak 4 siswa atau 12,90%, sedangkan klasifikasi sedang sebanyak 10 siswa atau 32,26% dan klasifikasi rendah sebanyak 17 siswa atau 54,84%. Sedangkan pada kelas VI B dengan klasifikasi tinggi sebanyak 3 siswa atau 9,68%, sedangkan klasifikasi sedang sebanyak 10 siswa atau 32,26% dan klasifikasi rendah sebanyak 18 siswa atau 58,06%.
SIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat pengaruh Gaya belajar visual terhadap Kreativitas peserta didik di kelas IV A, IV B, Sekolah Dasar Negeri Karehkel 01 Kecamatan Leuwiliang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.
Pengaruh tersebut terlihat pada koefisien r sebesar 0,49 yang berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y kuat. Ditunjukkan pula dari persamaan regresi Ŷ= 49,87 + 0,48 X yang berarti setiap peningkatan gaya belajar visual akan meningkatkan kreativitas peserta didik. Kontribusi variabel berpikir kritis dalam meningkatkan kreativitas peserta didik 24,01% dan sisanya 75,99% dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti sehingga, untuk meningkatkan gaya belajar visual perlu adanya dukungan kreativitas yang baik yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Mohammad. 2013. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Bernadi, Resna Maulina Ayu. 2017. Peningkatan Kreativitas Kelas IV SD Melalui Pembelajaran Tematik-Integratif dengan Pendekatan Open-Ended”. Vol 5, No.1.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/7783/pdf
Candra, Indrawan. 2015. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pajang 3 Surakarta. Skripsi Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.
Fitriani, Hilda. 2017. Gaya Belajar Siswa Kelas III B SDN Tukangan Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 1, No.6.
http://journal.student.uny/ojs/index.php/pgsd/article/view/6603
Istianah. 2014. Hunungan Tingkat Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar Siswa”. Vol 1, No 2.
http://jurnal.uisu.ac.id/index.php/article/view/338
Istiqomah, May Nisa. 2017. Pengaruh Gaya Belajar dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Se-gugus Mardisiswa Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Skripsi Pada Universitas Negeri Searang: tidak diterbitkan.
Kenedi. 2017. Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Kelas II SMP Negeri 3 Rokan IV Koto. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, dan Humaniora. Vol. 3, No. 2.
Khoeran. 2015. “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Produktif”. Jurnal Of Mechanical Engineering Education. Vol 1, No. 2.
http://ejournal.upi.edu/index.php/article/view/3816
Mandasari, Yunia. 2015. Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (Sbk) Materi Seni Rupa Menggambar Kelas 4 Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karang Binangun Belitang Oku Timur. Vol. 1, No 1.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jp/article/view/517
Ngalimun. 2017. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta.Penerbit parama ilmu.
Priansa, Juni Doni. 2015. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Sandra, G. M. A., Sudjito, D. N., & Kristiyanto, W. H. 2017. Kajian Proporsi Aktivitas Fisika dan Kognitif pada Pembelajaran Aktif Fisika: Model Pembelajaran Jigsaw. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). 7(2). https://jurnal.uns.ac.id/jmpf/article/view/31460
Setiawan, dkk. 2015. Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Konsep Diri Dengan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 4, No. 2.
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/TEK/article/view/481
Slameto. 2015. Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyono dan Haryanto. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.
Uno, B Hamzah. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Yeni dan Kurniati. 2011. Strategi Pengembangan Kreatifitas pada anak. Jakarta. Prenada Media Group.