Pengaruh Penggunaan Senam PGRI Terhadap Hasil Belajar
PENGARUH PENGGUNAAN SENAM PGRI
TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
MATERI AKTIVITAS GERAK IRAMA KELAS VII-D
SMP NEGERI 1 TAYU TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Margu
Guru SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati
ABSTRAK
Senam di Indonesia sudah lama dikenal, tetapi penggalakkan Senam General secara massal baru dimulai sekitar tahun 70an, dengan diperkenalkan Senam Pagi Indonesia. Senam ini dikemas secara indah dan pelaksanaannya diiringi musik.Hal ini merupakan wujud dari peran pemerintah dalam membentuk manusia Indonesia yang sehat dan bugar.Dimulai dari Senam Pagi Indonesia dalam empat seri, lalu pada tahun 1984 muncul jenis senam yang baru ialah Senam Kebugaran Jasmani. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan yaitu pada saat pembelajaran aktivitas ritmik yang meterinya Senam Kebugaran Jasmani, siswa melakukan tidak semangat dan gerakannya malas-malasan sehingga pembelajaran Penjasorkes tersebut tidak tercapai tujuan dari pembelajaran Penjasorkes. Penelitian ini menggunakan setting penelitian tindakan kelas yang dirancang untuk dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran materi aktivitas gerak irama dapat dilaksanakan dengan baik melalui penggunaan senam PGRI. Pembentukan kelompok dan tutor sebaya juga berlangsung dengan baik secara tidak langsung meningkatkan hasil belajar siswa. Kendala yang terjadi adalah terdapat beberapa siswa yang masih belum tuntas KKM yaitu sebesar 75. Sebanyak 8 siswa memerlukan penanganan lebih lanjut pada siklus I. Pada siklus II jelas terlihat bahwa terdapat 9 (26,47%) siswa yang mendapat nilai kategori A dan terdapat 25 (73,53%) siswa yang mendapat nilai kategori B. Sedangkan tidak terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) bisa dikatakan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari semula 8 siswa di bawah KKM menjadi 0 atau semua di atas nilai KKM yang ditentukan.
Kata kunci: Senam PGRI, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari seluruh proses pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu tujuan pendidikan jasmani bersifat mendidik. Dalam pelaksanaannya, pendidikan jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan. Berdasarkan jenis materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dikelompokan menjadi dua yaitu materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan materi yang wajib diberikan kepada siswa yang mencakup atletik, senam dan permainan. Sedangkan materi pilihan merupakan materi yang dapat dipilih dengan kemampuan dan situasi serta kondisi sekolah masing masing.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan yaitu pada saat pembelajaran aktivitas ritmik yang materinya Senam Kebugaran Jasmani, siswa melakukan tidak semangat dan gerakannya malas-malasan sehingga pembelajaran Penjasorkes tersebut tidak tercapai tujuan dari pembelajaran Penjasorkes. Dari hasil pengamatan tersebut peneliti menindaklanjuti permasalahan tersebut peneliti bertanya dengan peserta didik. Hasil dari pertanyaan mengenai permasalahan yang ada di lapangan siswa cenderung bosan dengan materi SKJ di karenakan siswa sudah pernah diajarkan dari SD. Siswa menginginkan dalam pembelajaran aktivitas ritmik ada senam yang lebih menarik dan memakai musik-musik yang berbeda. SKJ yang dipakai masih menggunakan SKJ 2012, yang mana banyak dari peserta didik sangat hafal dengan gerakannya.Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Senam PGRI Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Materi Aktivitas Gerak Irama Kelas VII-D SMP Negeri 1 Tayu Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Masalah yang diidentifikasikan adalah (1) hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Materi Aktivitas Gerak Irama masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), (2) siswa mengalami kejenuhan dengan SKJ yang dipakai dari tahun 2012 dan (3) penggunaan materi SKJ yang perlu pembaharuan.
Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Apakah dengan menggunakan Senam PGRI dapat meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Materi Aktivitas Gerak Irama?
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui mengetahui apakah dengan menggunakan Senam PGRI dapat memberikan peningkatan hasil belajar pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan materi Aktivitas Gerak Irama di SMP Negeri 1 Tayu.
Penelitian yang diharapkan bermanfaat. Bagi Guru penelitian tindakan kelas ini menjadikan guru memperoleh solusi tentang kejenuhan siswa terhadap materi Aktivitas Gerak Irama, dan memperoleh banyak pengalaman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bagi Siswa penelitian ini berguna untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan meningkatkan kebugaran jasmaninya melalui penggunaan Senam PGRI. Bagi Sekolah, penelitian ini berguna untuk meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, meningkatkan tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu dan tumbuhnya pembelajaran siswa aktif di sekolah.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Freeman (2007: 27-28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan raga yang terpisah, sehingga di antaranya dianggap dapat saling mempengaruhi.
Hakikatnya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diberikan di sekolah untuk membentuk “insan yang berpendidikan secara jasmani (physically educated person)”. National Standards for Physical Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14) menggambarkan sosok ini dengan syarat dapat memenuhi standar: (1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik, (2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-prinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik, (3) Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik, (4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran, (5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana aktivitas fisik, dan 6). Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.
Menurut Hidayat (1995) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (1994) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (Margono, 2009:19). Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu (Sutrisno dan Khafadi, 2010:60).
Semua senam dan aktivitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelenturan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Manfaat senam yaitu seseorang dapat memiliki bentuk tubuh yang ideal, diantaranya indah, bugar, dan kuat (Sutrisno dan Khafadi, 2010:145). Sedangkan menurut Agus Mahendra (2000:14), menyatakan manfaat senam meliputi manfaat fisik dan mental serta sosial.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena di tengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004).
Apabila orang melakukan senam, peredaran darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi.
Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique), senam dibagi menjadi enam kelompok, yaitu senam artistik senam ritmik sportif, senam akrobatik, senam aerobik sport, senam trampolin, senam umum (Mahendra, 2000:5–6)
Sedangkan menurut Restianti (2010:10–24), terdapat beberapa jenis-jenis olahraga senam, yaitu: senam lantai, contohnya gerakan berguling, gerakan kayang, sikap lilin, gerakan guling lenting, gerakan berguling ke depan, gerakan berdiri tangan (hands stand); dan kuda-kuda lompat seperti kuda-kuda pelana, gelang-gelang, palang sejajar, palang bertingkat, palang tunggal, balok keseimbangan.
Senam PGRI diperkenalkan pada tahun 2015. Senam tersebut adalah kreasi dari civitas akademikUniversitas PGRI khususnya pada jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Senam ini menjadi populer di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah-sekolah. Terlebih PGRI Pusat sebagai induk dari para guru menganjurkan senam tersebut untuk dipergunakan di sekolah-sekolah. Selain gerakan yang dinamis, musik yang enak didengarkan dan syair yang mudah untuk diingat, membuat senam ini menjadi senam favorit di kalangan pelajar dari mulai tingkat SD sampai SMA.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina Tri Anni, dkk, 2007:5). Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting, karena hasil belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Bentuk dari hasil belajar biasanya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan patokan, ukuran, atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan.
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
- Fransisko El Shaday (2017) dengan judul “PENGARUH SENAM PRAMUKA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA SD YBPK SINDUREJO KECAMATAN NGANCAR KEDIRI TAHUN AJARAN 2017/2018”. Berdasarkan pada hasil penelititan dan perhitungan statistik maka dapat diambil kesimpulan bahwa Senam Pramuka dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa SD YBPK Sindurejo Kecamatan Ngancar Kediri dilihat dari nilai rata-rata TKJI siswa yang semula 12,75 meningkat menjadi 15,42 yang artinya terjadi peningkatan sebesar 2,67.
- Extika Dian Yunita,Yudi Karisma Sari (2018) dengan judul “IMPLEMENTASI SENAM BENGAWAN SOLO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKTIVITAS GERAK IRAMA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 WERU 2018”. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dapat diperoleh hasil yaitu Pada kondisi awal dari 40 siswa, yang tuntas adalah 2 siswa (5%) yang meliputi kriteria cukup 2 siswa (5%), kurang 3 siswa (7,5%), kurang sekali 35 (87,5%). Pada siklus I dari 40 siswa, yang tuntas adalah 15 siswa (37,5%) yang meliputi kriteria baik 6 siswa (15%), cukup 12 siswa (30%), kurang 16 siswa (40%.), kurang sekali 6 siswa (15%).Pada siklus II dari 40 siswa, yang tuntas adalah 35 siswa (87,5%) yang meliputi kriteria baik sekali 11 siswa (27,5%), baik 16 siswa (40%), cukup 8 siswa (20%), kurang 5 siswa (12,5%).
Peneliti merancang penelitian mengenai gerakan senam ini selama dua siklus, dengan harapan, diperoleh hasil belajar yang maksimal dengan penggunaan dua siklus. Namun apabila dalam dua siklus dirasa belum cukup, maka siklus ke-III akan peneliti persiapkan, hanya melihat situasi apabila diperlukan tindakan lebih lanjut.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai dari Agustus sampai dengan bulan Oktober 2019 pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. di SMP Negeri 1 Tayu, yang beralamat di Jalan Tayu – Pati Kabupaten Pati.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Tayu tahun Pelajaran 2019/2020. Dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa. Adapun bentuk datanya adalah hasil pengamatan proses pembelajaran siswa, presensi, nilai tugas, dan nilai ulangan. Nilai ulangan diperoleh dari penilaian tes tertulis. Selain itu ditunjang oleh Perangkat pembelajaran yang dibuat guru; Buku sumber pelajaran; Masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Madya (dalam Suroso, 2007:35). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) penyusunan rencana, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal sebelum diteliti, kelas VII-D yang terdiri dari 34 siswa merasa kesulitan pada saat materi aktivitas gerak berirama.Awalnya peneliti memakai senam SKJ 2012 yang dipakai pada umumnya, namun ternyata siswa kurang bersemangat karena materi dianggap membosankan bagi mereka.Sedangkan peneliti mengarahkan pada gerakan Aktivitas Gerak Irama memakai tali dan bola terkendala pada kurangnya sarana pembelajaran mengingat sarana yang tersedia hanya terbatas, pada akhirnya pembelajaran menjadi tidak efektif karena siswa terlalu lama menunggu giliran.
Untuk mengatasi hal ini, akhirnya peneliti memakai senam PGRI sebagai ganti SKJ 2012 dan senam irama yang sebelumnya.Pada awalnya siswa memerlukan waktu untuk dapat mengikuti gerakan senam PGRI.Setelah berlatih beberapa kali anak-anak dapat mengikuti dengan baik. Hal ini tentu melalui beberapa tahapan agar mendapat hasil belajar yang maksimal, peneliti akan mendeskripsikannya dalam dua siklus.
Siklus I
Berdasarkan hasil penilaian setelah diadakan kegiatan pada siklus I secara lebih jelas peneliti rekapitulasi ke tabel di bawah ini.
Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Siklus I
Nilai | Kategori | Banyak Siswa | Prosentase |
9,00-10,00 | A | 1 | 2,94% |
7,50-8,99 | B | 25 | 73,53% |
6,50-7,49 | C | 6 | 17,65% |
<6,50 | D | 2 | 5,88% |
Jumlah | 34 | 100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 2 siswa (5,88%) yang benar-benar tidak bisa melakukan senam PGRI dengan baik. 6 siswa (17,65%) mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Dari total 34 siswa terdapat 8 siswa (23,53%) yang masih kategori cukup ke bawah, sedangkan 26 siswa (76,47%) berada dalam kategori Baik ke atas.
Refleksi
Hasil observasi Siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi aktivitas gerak irama dapat dilaksanakan dengan baik melalui penggunaan senam PGRI. Pembentukan kelompok dan tutor sebaya juga berlangsung dengan baik secara tidak langsung meningkatkan hasil belajar siswa. Kendala yang terjadi adalah terdapat beberapa siswa yang masih belum tuntas KKM yaitu sebesar 75.Sebanyak 8 siswa memerlukan penanganan lebih lanjut.
Permasalahan yang terjadi adalah peserta yang masih kurang tersebut adalah kurang berkonsentrasi dalam mengikuti gerak senam PGRI baik yang dicontohkan oleh tutor dan guru.Pada akhirnya mereka ragu dalam bergerak, dari keraguan tersebut menjadikan mereka keliru dalam melakukan gerakan senam PGRI. Ketika mereka mulai keliru, mereka menjadi tidak percaya diri dalam bergerak, yang mana justru akan mempersulit mereka dalam mengingat dan melakukan gerakan senam PGRI yang selanjutnya. Maka peneliti segera merancang siklus II karena peneliti merasa belum cukup dengan hasil belajar yang didapatkan sekarang.
Siklus II
Berdasarkan hasil penilaian setelah diadakan kegiatan pada siklus II secara lebih jelas peneliti rekapitulasi ke tabel di bawah ini.
Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Siklus II
Nilai | Kategori | Banyak Siswa | Prosentase |
9,00-10,00 | A | 9 | 26,47% |
7,50-8,99 | B | 25 | 73,53% |
6,50-7,49 | C | 0 | 0% |
<6,50 | D | 0 | 0% |
Jumlah | 34 | 100% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 9 (26,47%) siswa yang mendapat nilai kategori A dan terdapat 25 (73,53%) siswa yang mendapat nilai kategori B. Sedangkan tidak terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) bisa dikatakan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari semula 8 siswa di bawah KKM.
Refleksi
Pada siklus II ini terlihat jelas bahwa siswa memperoleh hasil belajar yang baik dengan dibuktikan tidak terdapatnya siswa yang memerlukan remidi.Ini menjadi indikasi bahwa materi senam PGRI ini berhasil mengembangkan hasil belajar siswa materi aktivitas gerak irama.Dengan meningkatnya hasil belajar pada materi aktivitas gerak irama, maka diharapkan meningkatkan nilai penilaian hasil belajar pada akhirnya.Untuk itu peneliti merasa sudah cukup, tidak memerlukan tindakan lagi sampai siklus III.Maka penelitian ini dianggap sudah selesai
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran materi aktivitas gerak irama dapat dilaksanakan dengan baik melalui penggunaan senam PGRI. Pembentukan kelompok dan tutor sebaya juga berlangsung dengan baik secara tidak langsung meningkatkan hasil belajar siswa. Kendala yang terjadi adalah terdapat beberapa siswa yang masih belum tuntas KKM yaitu sebesar 75.Sebanyak 8 siswa memerlukan penanganan lebih lanjut pada siklus I.
Pada siklus II jelas terlihat bahwa terdapat 9 (26,47%) siswa yang mendapat nilai kategori A dan terdapat 25 (73,53%) siswa yang mendapat nilai kategori B. Sedangkan tidak terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) bisa dikatakan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari semula 8 siswa di bawah KKM menjadi 0 atau semua di atas nilai KKM yang ditentukan.
Tabel Rekapitulasi Tiap Siklus
Nilai | Kategori | Siklus I | Siklus II | Jumlah
Peningkatan |
Peningkatan
Prosentase |
Banyak Siswa | Banyak Siswa | ||||
9,00-10,00 | A | 1 | 9 | +8 | 23,47% |
7,50-8,99 | B | 25 | 25 | 0 | 0% |
6,50-7,49 | C | 6 | 0 | -6 | % |
<6,50 | D | 2 | 0 | -2 | 0% |
Jumlah | 34 | 100% |
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penggunaan senam PGRI terdapat peningkatan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi aktivitas gerak irama. Melalui penggunaan senam PGRI, proses pembelajaran berlangsung lebih baik dibandingkan dengan ketika menggunakan senam SKJ sebelumnya.Sehingga bisa dikatakan bahwa dengan penggunaan senam PGRI, hasil belajar materi aktivitas gerak irama meningkat.
Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan peneliti, maka peneliti bisa menyimpulkan implikasi bahwa penggunaan senam PGRI cukup efektif diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi aktivitas gerak irama, khususnya pada sekolah yang memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian.
Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk guru, disarankan guru lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran dan guru lebih berinteraksi (melibatkan) dengan peserta didik, sehingga komunikasi antara guru dengan peserta didik terjalin lebih baik dan lancar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dan peserta didik dalam menyelesaikan materi pembelajaran dengan hasil yang lebih maksimal. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif dan menarik akan membantu proses belajar anak didik.
- Untuk sekolah, hendaknya mendukung pembelajaran dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang, sehingga kualitas pembelajaran meningkat yang akhirnya menjadikan kualitas siswa dan sekolah dapat terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Sutrisno & Muhamad Bazin Khafadi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas.
Freeman, R. E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Boston: Pitman
Madijono, Sapto. 2010. Bergembira Dengan Senam. Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Mahendra, Agus. 2000. Senam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.
Marilyn M. Buck, et.al. 2007. Instructional Strategies. USA: Mc Graw Hill Publisher.
Metzler, Michael W., 2005. Instructional Models for Physical Education. Arizona: Holcomb Hathaway Publisher.