Pengembangan Strategi Pembelajaran Membaca Dengan Model Picture and Picture
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA
GAMBAR CERITA DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 KUTO KECAMATAN KERJO
KABUPATEN KARANGANYAR
Yamini
Program Pascasarjana Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
ABSTRAK
Masalah yang ada prestasi belajar membaca gambar cerita di kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar masih relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis1) interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran membaca gambar cerita, 2) prestasi pembelajaran membaca gambar cerita yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Picture and Picture, 3) motivasi belajar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Picture and Picture. Simpulan dari penelitian ini adalah Hasil uji coba pada seorang siswa di SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar menunujukkan peningkatan kemampuan membaca dengan buku cerita bergambar dengan model Picture and Picture. peningkatan tersebut sebesar 72,91% menjadi 81,25%.
Kata kunci: membaca gambar, picture and picture,
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Dalam pembelajaran bahasa terdapat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Menurut Tarigan (2008: 1), melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Oleh karena itu, kemampuan berpikir seseorang dapat dilihat dari kemahiran berbahasanya. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua, yaitu lisan dan tulis. Lisan meliputi menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca dan menulis. Iskandar wassid dan Sunendar (2008: 248) menyatakan bahwa dibandingkan dengan menyimak, berbicara, dan membaca, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun, hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan
Pada era komunikasi dan informasi yang serba cepat ini, hampir seluruh informasi disajikan dalam bentuk bacaan berupa buku, majalah, internet dan dokumen. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai. Kemampuan membaca yang memadai dapat dicapai dengan cara mengimbanginya dengan pemahaman sehingga menunjukkan bahwa pembaca telah memperoleh kemampuan membaca. Namun untuk memiliki kemampuan memahami bahan bacaan bukanlah hal yang mudah. Jika kemampuan dasar membaca tidak diajarkan sebaik mungkin, maka hal ini akan berdampak pada keterampilan berbahasa serta kemampuan akademik siswa di sekolah.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam katakata lisan. Keterampilan membaca merupakan aspek keterampilan berbahasa yang esensial karena keterampilan membaca merupakan dasar anak menguasai bahasa. Selain itu, keterampilan membaca juga merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu, di dalam belajar salah satu yang dijadikan tolak ukur adalah pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diberikan. Pemahaman tersebut meliputi aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kegiatan membaca pada dasarnya menuntut siswa untuk mampu memahami apa yang dibacanya, memperoleh informasi yang dibaca baik lisan maupun tertulis. Memahami bacaan berarti bisa menangkap isi dari bacaan tersebut. Dengan membaca kita bisa menambah informasi tentang apa yang terjadi didunia. Membaca pemahaman juga merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami isi bacaan secara menyeluruh.
Rendahnya kemampuan membaca gambar cerita pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar diduga dari proses belajar siswa di kelas yang lebih monoton tanpa mempertimbangkan metode yang sesuai.. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memiliki waktu yang efektif untuk mengembangkan keterampilan membacanya. Kemampuan siswa yang masih sebatas membaca gambar cerita tanpa menggunakan metode yang sesuai makna bahan bacaan yang dipelajarinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan belajar maupun berbahasa pada tingkatan kelas mereka sekarang ini. Hal inilah yang diduga menyebabkan diperoleh data siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar yang masih belum memiliki kemampuan membaca gambar cerita apalagi kalau gambar-gambarnya terlalu banyak, kalimat terlalu panjang atau kata-kata yang terlalu rumit. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Picture and Picture. Gambar dapat membuat orang menangkap ide-ide lebih cepat dibanding dengan kata-kata, gambar juga dapat menggantikan katakata verbal dan mengkongkritkan yang abstrak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1).Bagaimanakan meningkatkan kemampuan membaca gambar cerita melalui metode Picture and Picture pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar?. 2). Bagaimana usaha guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam aspek membaca gambar cerita dengan model picture and picture pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar?
LANDASAN TEORI
Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Disamping itu, membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melaui media kata-kata/bahan tulis. Pada hakikatnya membaca adalah suatu proses membangun pemahaman wacana tulis.Salah satu dari jenis membaca yang paling penting adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman menuntut murid untuk memahami isi bacaan yang mereka baca.
Definisi Metode Picture And Picture
Menurut Suprijono, metode picture and picture adalah metode pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar. Setelah itu guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Setelah potongan-potongan gambar menjadi urutan yang runtut, siswa ditanya alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh (Aris shoimin,2014, hlm. 122), menyatakan model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, guru sebelumnya sudah menyiapkan gambar yang akan ditmpilkan, baik dalam bentuk kartu atau cerita dalam ukuran besar.
Apabila menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karena itu apapun pesan yang disampaikan.
Langkah Metode Picture And Picture
Langkah-langkah dalam metode Picture and picture adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Dilangkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demukian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
- Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai 20 Hamdani, Strategi Belajar…, 89. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
- Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demonstrasi kegiatan tertentu.
- Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat atau dimodifikasi.
- Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
Setelah itu ajaklah siswa menemukan jalan cerita atau tentukan kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam proses belajar mengajar semakin menarik.
- Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau meteri sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan.
- Kesimpulan atau rangkuman.
Di akhir pembelajaran guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada
serta lebih melibatkan peserta didik aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisikal, maupun sosial.
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber berikut:
Tempat dan Aktivitas
Tempat atau lokasi penelitian yaitu kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar, Semester II Tahun pelajaran 2019/2020. Aktivitas yaitu pengamatan terhadap sikap dan perilaku guru dan siswanya dalam proses pembelajaran membaca gambar cerita.
Informan
Informan dalam penelitian ini terdiri atas: (a) informan kunci adalah guru kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Semester II Tahun pelajaran 2019/2020, dan (b) siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo Semester II Tahun pelajaran 2019/2020.
Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip yang digunakan hanya yang berkaitan dengan pembelajaran. Dokumen dan arsip yang dianalisis terdiri dari: (1) Silabus, (2) Program Semester, (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (4) tugas/pekerjaan siswa, dan hasil kerja siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Observasi langsung
Observasi langsung dilaksanakan pada saat berlangsung proses pembelajaran membaca gambar cerita. Untuk mengetahui berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, penulis melakukan observasi menggunakan alat bantu yaitu gambar, camera, handycam agar proses pembelajaran yang diamati dapat terekam tidak ada yang tercecer. Dalam kegiatan ini peneliti langsung terjun di tengah-tengah subyek dan obyek penelitian, secara aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas. Peneliti mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, namun peneliti tidak mengganggu dan mencampuri kegiatan pembelajaran yang diamati, jadi berperan pasif.
Wawancara
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Ada kalanya wawancara dilaksanakan secara kelompok. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang melakukan wawancara (interview), yaitu menentukan pokok masalah yang akan ditanyakan, menentukan tujuan wawancara, dan instrumen wawancara biasa disebut pedoman wawancara (interview guide) yang memuat daftar pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab responden (Sukmadinata, 2011: 216). Teknik wawancara ini digunakan untuk mengungkap tentang pemikiran, gagasan serta perasaan subjek penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian tidak terstruktur secara ketat (bersifat lentur), responden mempunyai keleluasaan memberikan jawaban, namun demikian tetap mengarah pada informasi yang ada hubungannya dengan topik permasalahan.
Teknik Analisis Data
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman (1984: 23). Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen utama, yaitu: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan/verifikasi. Menurut Miless dan Huberman (1984: 23) ketiga komponen utama yang terdapat dalam analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis data kualitatif, sebab hubungan dan keterkaitan antara ketiga komponen itu perlu terus dikomparasikan untuk menntukan arahan isi simpulan sebagai hasil akhir penelitian. (Nugrahani, 2018: 173). Dalam kegiatan analisis ini aktifitas peneliti terus bergerak diantara tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data,, dan penarikan simpulan/verifikasi.
Reduksi Data
Reduksi data yaitu mengadakan penelitian, mencari dan mengumpulkan data, serta melakukan observasi. Dari data yang ada dilakukan seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam catatan kegiatan. Reduksi data ini berlangsung terus sepanjang penelitian. Reduksi data ini sudah dilakukan sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka konseptual tentang pemilihan kasus, hal-hal yang akan ditanyakan serta cara mengumpulkan data. Proses reduksi data merupakan bagian dari analisis yang memilih, menyederhanakan dan membuat fokus, membuat hal-hal yang tidak perlu dan mengatur serta mengelompokkandata sedemikian rupa sehingga penarikan simpulan bisa dilakukan.
Sajian Data
Sajian data merupakan bagian dari prosesanalisis. Data yang telah disederhanakan dibuat dalam bentuk tulisan. Tulisan inilah yang akan membantu peneliti dalam menyusun laporan dengan sistematika yang tepat, baik, dan jelas. Penyajian data meliputi uraian variabel penelitian yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, gambaran/skema, tabel, serta jaringan kerja yang berkaitan dan berbagai keterangan. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang telah dikumpulkan dan telah disusun secara sistematis mudah dibaca dan dipahami oleh yang memerlukan.
Penarikan simpulan/verifikasi
Penarikan simpulan/verifikasi dilakukan setelah sajian data selesai disusun secara sistematis. Pada tahap penarikan simpulan dilakukan pengulangan secara cepat sebagai hasil pemikiran kedua. Pada dasarnya makna data yang telah ditulis harus diuji validitasnya.
Pertama, pengumpulan data, analisis induktif.
Data yang terkumpul dalam penelitian, dianalisis secara induktif, yaitu analisis yang tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis. Analisis dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, untuk sampai pada temuan dapat ditarik simpulannya berupa sebuah teori berdasarkan pada pola di dalam dunia kenyataannya. Menurut Sutopo (2002: 39), teori yang dikembangkan dalam analisis induktif dimulai dari lapangan studi, dari data yang terpisah-pisah, atas bukti-bukti yang terkumpul dan saling berkaitan (Bottom/Up grounded theory).
Kedua, reduksi data, analisis dilakukan di lapangan bersama dengan proses pengumpulan data. Pada waktu data dikumpulkan, proses analisis dimulai dengan penyusunan refleksi peneliti, yang merupakan kerangka berpikir, dan gagasan, terhadap data yang ditemukan (Bodgan & Biklen, 1982: 84-89). Melalui refleksi ini dilakukan roses pemantapan data.
Ketiga, sajian data, proses interaktif.
Setiap data yang diperoleh, dikomparasikan dengan data lain secara berkelanjutan. Proses dilakukan antar komponen, dalam bentuk siklus. Peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu sajian data, reduksi,dan verifikasi.
Keempat, penarikan simpulan/verifikasi, proses siklus.
Setiap simpulan yang ditarik dimantapkan dengan proses pengumpulan data berkelanjutan. Pada tahap verifikasi, mungkin dilakukan penelusuran kembali pada semua bukti penelitian, apabila data dirasa kurang mantap untuk dasar penarikan simpulan. Dengan demikian, sekaligus dilakukan trianggulasi sebelum sampai tahap simpulan akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Karaktersitik Buku Cerita Bergambar.
Karakteristik media buku cerita bergambar yang akan dikembangkan adalah: (a) Sesuai dengan karakteristrik siswa Sekolah Dasar; (b) Bersifat kontekstual dan sesuai dengan perkembangan siswa SD; (c) Disajikan dalam bahasa yang sederhana; (d) Terdapat visualisasi konsep sesuai bacaan untuk mempermudah pemahaman membaca siswa; (e) Dilengkapi illustrasi gambar berwana agar lebih menarik.
Penilaian membaca gambar cerita dengan metode picture and picture
Peneliti dan guru akhirnya melakukan analisis dan refleksi bersama dengan hasil analisis sebagai berikut:
Tabel 1. Lembar Penilaian membaca gambar cerita dengan metode picture and picture
No | Kriteria Kedalaman | Skor | Keterangan | ||
3 | 2 | 1 | |||
1 | Pemahaman | Skor 3. Pemahaman materi sangat dalam
Skor 2. Pemahaman materi cukup dalam Skor 1 Pemahaman materi kurang |
|||
2 | Kesahihan ide | Skor 3. Ide tulisan sangat orisinal
Skor 2. Ide tulisan cukup orisinal Skor 1. Ide tulisan kurang orisionil |
|||
3 | Keruntutan gagasan | Skor 3. Gagasan sangat runtut
Skor 2. Gagasan cukup runtut Skor 3. Gagasan tidak runtut |
|||
JUMLAH SKOR MAXSIMAL
16 SISWA X 3 = 48 |
Tabel 2. Rekapitulasi nilai membaca gambar cerita dengan metode picture and picture kelas V di SDN 04 Kuto kecamatan Kerjo
No | Kriteria Kedalaman | Jumlah Skor diperoleh |
1 | Pemahaman | 14 |
2 | Kesahihan Ide | 12 |
3 | Keruntutan gagasan | 13 |
Jumlah Skor diperoleh | 39 | |
Prosentase x 100% = 81,25 |
Dari 16 siswa skor maxsimal 3 dan jumlah siswa 16. Skor yang diperoleh dari Kriteria kedalaman dalam segi pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar yaitu 14, sehingga prosentase yang diperoleh dalam segi pemahaman yaitu x 100% = 87,5%.
Dari 16 siswa skor maxsimal 3 dan jumlah siswa 16. Skor yang diperoleh dari Kriteria kedalaman dalam segi pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar yaitu 14, sehingga prosentase yang diperoleh dalam segi pemahaman yaitu x 100% = 75%.
Dari 16 siswa skor maxsimal 3 dan jumlah siswa 16. Skor yang diperoleh dari Kriteria kedalaman dalam segi pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar yaitu 14, sehingga prosentase yang diperoleh dalam segi pemahaman yaitu x 100% = 81,25%.
Peneliti dan guru akhirnya melakukan analisis dan refleksi bersama dengan hasil analisis sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran mengalami peningkatan, peningkatan tersebut sebesar 72,91% menjadi 81,25%. Aktivitas siswa yang menjadi indikator keaktifan siswa telah dilakukan oleh siswa. Hampir semua siswa telah aktif dalam apersepsi, memperhatikan materi yang dijelaskan guru, mengurutkan gambar, memberikan alasan pengurutan gambar cerita, dan menulis teks berdasarkan urutan gambar cerita dengan model Picture and Picture. Siswa lebih bersemangat dan runtut dalam membaca gambar cerita dengan model picture and picture. (2) Peningkatan kemampuan siswa dalam membaca gambar cerita dengan model picture and picture dibaca dan dipahami oleh pembaca. Penggunaan bahasa dalam tulisan sudah cukup baik. Terbukti dari skor yang diperoleh siswa dalam kegiatan tersebut meningkat.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Pengembangan strategi pembelajaran membaca gambar cerita dengan model Picture and Picture di SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar degan karakteristik sebagai berikut: (a). sesuai dengan karakteristik dan tingkat kemampuan siswa; (b) disajikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana; (c). dilengkapi visualisasi konsep dengan illustrasi yang berwarna.
- Hasil uji coba pada seorang siswa di SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar menunujukkan peningkatan kemampuan membaca dengan buku cerita bergambar dengan model Picture and Picture.
Hal ini dapat diketahui berdasarkan perbandingan nilai membaca pemahaman dari setiap pertemuan Selain itu durasi membaca subyek penelitian semakin menunjukkan perubahan. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bacaan semakin singkat sedangkan nilai kemampuan membaca pemahaman subyek penelitian semakin meningkat.
Saran
Pertama, bagi siswa: siswa kelas V SD Negeri 04 Kuto kecamatan Kerjo kabupaten Karanganyar hendaknya aktif dan berani bertanya atau menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan.
Kedua, bagi guru: guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran inovatif seperti metode Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca; guru hendaknya memotivasi siswa agar lebih produktif dalam kegiatan membaca gambar.
Ketiga, bagi sekolah: sekolah hendaknya memberikan sarana serta memotivasi guru untuk senantiasa melakukan pembaharuan metode mengajar sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal; dan,sekolah hendaknya memotivasi guru untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di kelas, khususnya dalam pembelajaran membaca.
Keempat, bagi peneliti lain: penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan sehingga peneliti lain diharapkan mampu menyempurnakan dengan cara membuat pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan agar hasil belajar siswa dapat maksimal; dan menerapkan metode Picture and Picture dengan materi yang berbeda atau pokok bahasan yang berbeda dan jenjang pendidikan yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijno. (2013). Definisi Model Picture and picture. yogyakarta: Pustaka Belajar
Aris Sohimin. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Nugrahani, Farida (2018). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Nahasa. CakraBook Solo