PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA BAGI SISWA KELAS V

SD NEGERI SAMBIROTO SEMESTER II TAHUN 2014/2015

Bharani Inta Kristiani

Guru SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini brtujuan untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora selama 6 bulan,yaitu bulan Januari sampai Juni 2015.Subjek dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora sebanyak 20 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.Banyaknya tindakan sebanyak 2 siklus.Pengambilan data melalui dokumentasi, observasi,dan hasil tes.Sedangkan istrumen penelitian berupa dokumen daftar nilai, lembar observasi dan butir soal tes tertulis.Validasi data menggunakan obsever teman sejawat sebagai kolaborator dan kisi-kisi.Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi.Tahapan tindakan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan,pelaksanaan tindakan,observasi terhadap tindakan, dan refleksi. Hasil penelitian pada kondisi awal ternyata masih rendah dibuktikan perolehan nilai rata-rata 58 padahal nilai KKM adalah 65.Pada siklus I dengan penggunaan alat peraga tiga dimensi kelompok besar nilai rata-rata naik menjadi 70.Pada siklus II dengan penggunaan alat peraga tiga dimensi kelompok kecil nilai rata-rata meningkat menjadi 80.Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto pada semester II tahun 2014/2015.

Kata Kunci: alat peraga tiga dimensi,Kreativitas belajar,Hasil belajar IPA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pengalaman mengajar mata pelajaran IPA materi Pesawat Sederhana di kelas V hasilnya kurang optimal.Hal ini dikarenakan pada waktu proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru,sebagian besar siswa pasif,siswa tidak ada yang berani bertanya meskipun belum jelas,bila disuruh mengacungkan tangan hanya 1 siswa yang berani,minat belajar siswa rendah,kurang antusias terhadap mata pelajaran IPA,bahkan sebagian siswa ramai sendiri,waktu disuruh diskusi yang aktif hanya 2 anak.Jadi kreatifitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah.Setelah 2 kali pertemuan,dilanjutkan pada pertemuan yang ketiga yaitu ulangan harian,kemudian di koreksi,dinilai lalu dimasukan ke daftar nilai,ternyata nilai paling tinggi adalah 80 dan yang aling rendah adalah 40.Kebanyakan nilai yag diperoleh siswa berkisar antara 50 – 60 setelah dirata-rata nilai ulangan harian hanya 58 sedagkan KKMnya 65.Jadi yang rendah tidak hanya kreatifitas belajarnya saja,tapi juga hasil belajarnya juga rendah.

Berdasarkan pengalaman kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA,khususnya materi pesawat Sederhana,peneliti mempunyai harapan bahwa kreatifitas belajar siswa dapat meningkat,hal ini sebaiknya dapat dibuktikan dengan perubahan sikap siswa yang tadinya kurang memperhatikan penjelasan guru sekarang sudah memperhatikan,yang tadinya pasif sekarang menjadi aktif,bila belum jelas siswa sudah berani bertanya kepada guru,bila disuruh mengacungkan tangan bagi yang bisa menjawab,maka siswa langsung mengacungkan tangan dengan tidak merasa takut,siswa antusias untuk belajar IPA,bila disuruh diskusi semua aktif,waktu diberi penjelasan siswa tidak ramai sendiri.Disamping aktivitas belajar siswa meningkat,peneliti juga mempunyai harapan bahwa hasil belajar IPA pada materi Pesawat Sederhana juga meningkat,yaitu yang tadinya nilai rata-ratanya hanya 58 bisa meningkat menjadi di atas KKM.Karena syarat naik kelas nanti nilainya harus di atas KKM.Oleh karena itu peneliti berusaha untuk meningkatkan keatifitas dan hasil belajar IPA.

Untuk menyikapi haraan tersebut di atas maka guru harus sudah memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi yaitu alat peraga tiga dimensi untuk mata pelajaran IPA materi Pesawat Sederhana,sebab kalau belum menggunakan alat peraga,kegiatan belajar mengajar IPA di kelas V masih abstrak,tetapi dengan adanya penggunaan alat peraga tiga dimensi kegiatan belajar mengajar menjadi kongkrit,sehinggakekuatan daya ingat siswa tahan lama dan berkesan terus tidak lupa.

Selama ini guru belum menggunakan alat peraga secara optimal padahal di Sekolah Dasar sekarang sudah tersedia KIT IPA,di lingkungan rumah tangga kita juga banyak peralatan yang digunakan sehari-hari yang termasuk alat peraga tiga dimensi tetapi tidak atau belum pernah digunakan sebagai alat peraga,guru belum menggunakan strategi belajar yang tepat padahal banyak sekali strategi belajar yang dapat digunakan,misalnya strategi interaktif,strategi induktif,strategi deduktif,pemecahan masalah dan seterusnya.Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai,padahal banyak sekali model-model pembelajaran,misalnya: model directive,sinectic,inquiry,STAD dan sebagainya.Guru belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

KAJIAN TEORI

Kreativitas Belajar IPA

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda sehingga pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana mendefinisikannya,”creativity is a matter of definition”. Tidak ada satu definisi pun yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas (Supriadi, 1997:6).Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriadi, 1997:7)

Menurut penulis, kreativitas melukiskan bahwa suatu produk dinilai kreatif apabila: 1) bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu; 2) lebih bersifat heuristik, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya.

Belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Di samping definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro. Dilihat dalam arti luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini, maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman, 1990: 22-23)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Kreativitas Belajar

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriadi, 1997: 7). Belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Di samping definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara makro. Dilihat dalam arti luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini, maka ada pengertian bahwa belajar adalah “Penambahan pengetahuan (Sadirman, 1990: 22-23).

Menurut peneliti, belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Jadi hakikat belajar adalah perubahan.

Kreativitas belajar dapat dilihat apabila guru memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat / memikirkan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Kreativitas merupakan sumber inovasi dalam berbagai bidang atau mata pelajaran. Kreativitas dapat dipicu dengan lingkungan belajar yang kondusif. Pembelajaran yang demikian ini akan berdampak pada siswa, yaitu siswa mendapat kesempatan untuk berimajinasi (kognitif, afektif, keterampilan) misalnya menjawab dengan cara sendiri, memecahkan masalah dengan cara sendiri, mengatur ruang kelas, bebas menyikapi satu kejadian, guru menyediakan / memfasilitasi imajinasi siswa dengan berbagai cara, seperti pertanyaan terbuka, tugas (akademik/non akademik), lomba, dan lain-lain (Mulyadi, 2011:4)

Hasil Belajar IPA

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan mengajar dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat dicapai “ (Djamarah dkk, 2006: 105).

Gagne mengelompokkan hasil belajar ke dalam lima kategori, yaitu: 1) informasi verbal adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus yang relatif khusus (Dick&Carey, 1990;2) keterampilan intelektual. Menurut Dick & Carey dalam Asep Herry Hermawan (2008:21) keterampilan intelektual adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Contoh kemampuan yang tergolong keterampilan intelektual diantaranya adalah kemampuan menerapkan rumus dalam menghitung luas segitiga, mengelompokkan binatang ke dalam kelompok amfibi dan reptil, menggunakan jenis-jenis kalimat dalam menulis karangan, dan menggunakan tanda baca dalam sebuah kalimat; 3) strategi kognitif. Strategi kognitif mengacu pada kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berfikir (Gagne dkk, 1992). Salah satu contoh strategi kognitif untuk mengingat adalah memoric system. Misalnya untuk mengingat warna pelangi digunakan kata MEJIKUHIBINIU (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu); 4) sikap-sikap adalah kemampuan siswa dalam menentukan pilihan atau bertindak sesuai dengan sistem nilai yang diyakini. Contoh hasil belajar sikap bekerjasama dalam mengerjakan tugas, bersikap kritik dan pendapat orang lain, mematuhi peraturan sekolah; 5) keterampilan motorik. Keterampilan motorik mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau tindakan yang terorganisasi yang direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan kehalusan (Gagne dkk, 1992)

Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA

Pengertian alat peraga menurut Ahmad D. Marimba dalam Syaiful Bahri Djamarah (1995: 47), alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.

Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya (Djamarah, 1995: 47).

Alat bantu yang cocok dapat mengkonkritkan masalah yang rumit dan komplek menjadi seolah –olah sederhana. Penjelasan yang guru berikan ditambah dengan menghadirkan alat bantu lebih mendukung untuk menguraikan fakta, konsep atau prinsip. Evektivitas pemahaman anak didk terjamin . Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat bantu dalam pengajaran. Menurut mereka, belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realisasi. Lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar pada anak didik (Djamarah, 1994: 94)

Hipotesis Tindakan

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada semester II tahun 2014/2015. Siswa kelas V tersebut berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data kondisi awal, teknik observasi untuk data kreativitas belajar, dan teknik tes tertulis untuk mengumpulkan data hasil belajar. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen daftar nilai, lembar observasi kreativitas belajar dan butir soal tes tertulis.

Validasi Data dan Analisis Data

Validasi data dilakkan agar memperoleh data yang valid. Data kreativitas yang diperoleh melalui observasi divalidasi dengan mellibatkan observer teman sejawat yang dikenal dengan berkolaborasi, sedangkan data yang diperoleh melalui tes divalidasi dengan menyusun kisi-kisi sebelum butir soal dibuat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi.

Prosedur Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama membuat perencanaan tindakan, tahap kedua melakukan tindakan sesuai yang direncanakan, tahap ketiga melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, tahap keempat melakukan analisis deskriptif komparatif dan refleksi terhadap hasil pengamatan tindakan.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

HASIL TINDAKAN

Setelah diadakan tindakan kelas baik tindakan pada siklus I maupun pada siklus II diperoleh data hasil pengamatan yaitu adanya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada semester II Tahun 2014/2015, dengan rincian data sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Pada pembelajaran pra siklus, masih banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. Jumlah siswa yang berani menjawab pertanyaan guru juga sangat sedikit. Siswa kurang berani melakukan hal-hal kreatif dalam pembelajaran. Kegiatan siswa hanya mengikuti instruksi dari guru. Hasil belajar yang diraih siswa sangat rendah. Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 58. Nilai terendah siswa 40 dan nilai tertingginya adalah 80.

2. Siklus I

Pada siklus I, kegiatan pembelajaran sudah mulai aktif. Siswa mulai berani menjawab pertanyaan dari guru walaupun masih ada beberapa yang ragu-ragu. Siswa sudah berani untuk melakukan kegiatan yang merupakan kreatifitas dari siswa sendiri. Hasil belajar pada siklus I, nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 70. Nilai terendah ulangan harian adalah 50 sementara nilai tertingginya 100

3. Siklus II

Pembelajaran semakin aktif. Guru hanya sebagai fasilitator. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri. Ketika guru menyampaikan pertanyaan, hampir semua siswa mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan. Hasil belajar pada siklus II, rata-rata ulangan harian siswa adalah 80 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100

PEMBAHASAN

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu dari siklus I nilai rata-rata 70, siklus II meningkat menjadi 80 dengan prosentase kenaikan sebesar 14%.

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan kreativitas belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dari kondisi awal kreativitas belajar rendah ke kondisi akhir kreativitas belajar tinggi.

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dari kondisi awal hasil belajar IPA rata-rata 58 ke kondisi akhir rata-rata 80 sehingga terdapat peningkatan sebsar 38%.

PENUTUP

Simpulan

Melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi baik secara teoritis maupun empirik dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi Pesawat Sederhana bagi siswa kelas V SD Negeri Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Saran

Saran bagi siswa pembelajaran IPA materi pesawat sederhana melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA. Saran bagi teman sejawat dimohon agar guru menggunakan alat peraga tiga dimensi dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA. Saran bagi sekolah agar melengkapi alat peraga yang masih kurang lengkap. Saran bagi perpustakaan dimohon agar laporan hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti disimpan di perpustakaan agar guru yang lain dapat membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2001. Profesional Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dakar. 1998. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar TK, SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono, dkk. 2011. Pengembangan Profesionalisme Guru. Surakarta: Depdiknas.

Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Hermawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyadi. 2011. Paedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar/MI. Surakarta: FKIP-UMS.

Supriadi, Dedi. 1997. Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta.