Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Information Search
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
MATERI “PLANTAE†MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK MODEL INFORMATION SEARCH BAGI SISWA KELAS X MIPA-1 SEMESTER 2 MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
H. Muhammad Sidiq Purnomo
Madrasah Aliyah Negeri 1 Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: 1) aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi; dan 2) hasil belajar Biologi materi â€Plantae†pada siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MA Negeri Salatiga selama tiga bulan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 34 orang siswa. Hasil penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1) melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan; dan 2) melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dan jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi A (Amat Baik) dan B (Baik) pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Kata kunci: Hasil belajar, aktivitas belajar, pembelajaran saintifik model information search.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu materi pembelajaran biologi yang diajarkan di kelas X kelompok IPA pada semester 2 adalah plantae. Materi ini membahas tentang kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) yang meliputi organisme multiseluler yang sel – selnya telah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, dan memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Kebanyakan tumbuhan memiliki organ reproduksi multiseluler, yang disebut gametangium. Organisme yang termasuk tumbuhan adalah lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
Banyaknya istilah-istilah asing dalam pembelajaran materi tersebut menjadikan siswa cepat jenuh dan bosan dalam mengikuti materi biologi. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya penguasaan materi pada siswa. Demikian pula yang terjadi pada siswa di kelas X MIPA-1 MA Negeri Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
Kurang optimalnya hasil belajar siswa diindikasikan dengan rendahnya hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran materi tersebut. Permasalahan pembelajaran biologi di kelas X MIPA-1 MA Negeri Salatiga didukung oleh data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa data dokumen hasil belajar ulangan harian siswa. Berdasar data dokumen menunjukkan bahwa banyak siswa kelas X MA Negeri Salatiga dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†masih belum menguasai materi pembelajaran secara optimal.
Berdasarkan data dokumen hasil ulangan harian, perolehan nilai paling rendah diperoleh siswa di kelas X MIPA-1. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang sudah memperoleh nilai dengan klasifikasi A (Amat Baik) dan B (Baik) baru mencapai 15 orang siswa (44.12%) dari 34 orang siswa yang ada. Sebagian besar lainnya, yaitu sebanyak 19 orang siswa (55.88%) memperoleh nilai dengan klasifikasi C (Cukup Baik) dan D (Kurang Baik). Ditinjau dari nilai rata-rata kelas, nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas tersebut baru mencapai 74.35 atau berada dalam klasifikasi Cukup Baik.
Kurang optimalnya hasil belajar siswa di kelas tersebut diindikasikan disebabkan karena metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran biologi kelas X adalah metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini dilakukan oleh guru dengan pertimbangan banyaknya isi dari materi yang harus disampaikan dan untuk mengefisiensikan waktu pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada tanggal 25 Februari 2018, kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran biologi materi plantae antara lain adalah penggunaan istilah dengan nama latin untuk tiap divisio. Kesulitan membedakan ciri serta pergiliran keturunan antara tumbuhan lumut dengan tumbuhan paku yang hampir sama namun berbeda, banyaknya klasifikasi pada tumbuhan berbiji, penggunaan nama latin untuk spesies pada plantae, dan banyaknya konsep-konsep yang harus mereka pelajari diperoleh hanya dari guru.
Berangkat dari kondisi tersebut, guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran dengan fokus mendorong siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif, yaitu dengan menerapkan metode Information Search. Metode Information Search (Pencarian Informasi) adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada kemampuan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber atas pertanyaan atau kasus yang diajukan guru kepada siswa untuk dipecahkan atau dijawab berdasarkan informasi yang di dapat.
Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae�
2. Apakah melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantaeâ€.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search.
Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi Siswa. Perbaikan dengan menerapkan pembelajaran saintifik model Information Search akan membawa peserta didik ke situasi belajar yang bervariatif sesuai karakteristik materi yang dikolaborasikan dengan metode-metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Bagi Guru. Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi guru untuk dijadikan tambahan pengetahuan mengenai penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dalam Kurikulum 2013.
Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pemanfaatan sumber daya sekolah secara optimal.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya.
Hasil belajar dalam ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur (Krathwohl dalam Anni et al., 2005). Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.
Sardiman (2010) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan.
Aktivitas Belajar
Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sardiman (2006: 100) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar keduanya saling berkaitan.
Aktivitas belajar dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar secara aktif. Yamin (2007: 82) mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa. Siswa mampu menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga interaksi yang terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui sesuatu yang baru.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan menjadikan pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran Saintifik Strategi Information Search
Strategi Information Search (pencarian info) adalah strategi yang bisa disamakan dengan ujian open book. Tim-tim di kelas mencari informasi (biasanya yang diungkap dalam pengajaran) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik (Silberman, 2010: 115).
Zaini, dkk., menyatakan bahwa Information Search atau pencarian informasi merupakan strategi yang sama dengan ujian open book (Zaini, dkk., 2008: 48). Yang mana secara berkelompok peserta didik mencari informasi (biasanya tercakup dalam pelajaran) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada mereka. Strategi ini sangat membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap kering.
Hamruni (2011: 161) menyatakan bahwa strategi Information Search adalah strategi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, yang terkadang terasa sumpek dan penuh aturan. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber-sumber belajar yang lain (Hamruni, 2011: 161).
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa strategi Information Search (Mencari Informasi) adalah suatu strategi pembelajaran dengan cara membuat kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas dari pendidik dengan cara mencari informasi yaitu membaca dari berbagai sumber-sumber informasi yang tersedia baik itu di buku pegangan, buku di perpustakaan, maupun warnet serta bertanya atau bertukar pendapat antara siswa dengan menyatukan dukungan, keanekaragaman pendapat dan keterampilan agar minat belajar lebih meningkat.
Kerangka Berpikir
Salah satu materi yang dibahas dalam pembelajaran Biologi di kelas X MIPA-1 MA Negeri Salatiga pada semester 2 tahun pelajaran adalah “Plantaeâ€. Materi “Plantae†memiliki 2 Kompetensi Dasar dan 7 indikator.
Dalam menyampaikan materi pelajaran, khususnya mata pelajaran Biologi materi “Plantae†tersebut, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Hal ini dilandasi adanya pemikiran bahwa dalam materi tersebut banyak sekali menggunakan bahasa-bahasa latin yang harus dihafalkan siswa. Guru belum mengembangkan model pembelajaran yang lain. Hal ini mendorong siswa sekedar menghafalkan peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam materi tersebut. Hal ini berdampak pada mayoritas siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga penguasaan materi pada siswa kurang optimal.
Kurang optimalnya penguasaan materi pada siswa ditunjukkan dengan belum optimalnya pengetahuan dan sikap siswa terhadap pembelajaran Biologi materi “Plantaeâ€. Permasalahan lain yang dianggap menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar siswa adalah karena aktivitas siswa dalam pembelajaran yang belum sesuai apa yang diharapkan.
Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran aktif strategi Information Search. Strategi information search sangat tepat dan menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi tentang contoh negara maju. Dengan metode ini, siswa aktif mencari informasi dengan dukungan sumber daya sekolah berupa fasilitas internet melalui hot spot. Melalui model tersebut siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan meningkatnya sikap siswa terhadap pembelajaran maka diharapkan hasil pembelajaran menjadi lebih optimal
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantaeâ€; dan (2) Melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah: a) Merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian; dan 2) siswa kelas X MIPA-1 semester 2 memerlukan perbaikan dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu mulai bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Mei 2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang siswa. Alasan pemilihan subjek dilandasi pada kenyataan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†di kelas tersebut belum optimal.
Jenis penelitian dengan strategi yang dianggap terbaik untuk diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. Model dan strategi tindakan dalam penelitian ini mengacu pada model Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 69) dengan dua siklus.
Indikator kinerja dalam penelitian ini mencakup indikator keberhasilan tindakan pada aspek hasil belajar siswa. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi nilai hasil belajar siswa dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.
2. Pembelajaran dianggap berhasil apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai klasifikasi B (Baik) atau dengan nilai rata-rata > 75.00.
3. Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang sudah mencapai nilai hasil belajar dengan klasifikasi A (Sangat Baik) dan B (Baik) sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.
4. Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang sudah memperoleh skor aktivitas belajar dengan klasifikasi A (Aktif) dan B (Cukup Aktif) sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penerapan Pembelajaran Saintifik Model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi Materi “Plantaeâ€
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†pada siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018†terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas terhadap pembelajaran kategori sangat baik (A) dan baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa terhadap pembelajaran pada kondisi awal menunjukkan bahwa aktivitas siswa terhadap pembelajaran Biologi materi “Plantae†masih belum optimal. Hal ini menjadi dasar dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran dengan fokus meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal, dapat diketahui bahwa jumlah siswa dengan aktivitas dalam pembelajaran kategori Aktif (A) baru mencapai 7 orang siswa (20.59%). Jumlah siswa dengan aktivitas kategori Cukup Aktif (B) adalah sebanyak 12 orang siswa (35.29%). Jumlah siswa dengan aktivitas kategori Kurang Aktif (C) adalah sebanyak 15 orang siswa (44.12%).
Merujuk pada kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan guru dengan menerapkan pembelajaran saintifik model Information Search dalam pembelajaran Biologi materi “Plantaeâ€.
Pembelajaran saintifik model Information Search yang dilakukan pada tindakan Siklus I menggunakan kelompok besar. Guru membagi kelas ke dalam 4 kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 8 dan 9 orang siswa. Pembelajaran dilakukan dengan mendorong siswa aktif mencari informasi dari berbagai sumber dan menyajikan informasi tersebut di dalam diskusi kelas.
Pembelajaran yang dilakukan pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori Aktif (A) dan kategori Cukup Aktif (B) dibandingkan kondisi sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa jumlah siswa dengan aktivitas dalam pembelajaran kategori Aktif (A) mencapai 10 orang siswa (29.41%). Jumlah siswa dengan aktivitas kategori Cukup Aktif (B) adalah sebanyak 15 orang siswa (44.12%). Jumlah siswa dengan aktivitas kategori Kurang Aktif (C) adalah sebanyak 9 orang siswa (26.47%).
Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I dianggap belum optimal. Hal ini diindikasikan dengan belum terpenuhinya indikator kinerja berupa jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori Aktif (A) dan Cukup Aktif (B) > 80.00% dari jumlah siswa, yaitu baru mencapai 73.53%. Untuk itu guru melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah dengan memperkecil jumlah anggota kelompok, yaitu dari 8 dan 9 orang siswa per kelompok pada tindakan Siklus I, menjadi 4 dan 5 orang siswa per kelompok pada tindakan Siklus II.
Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori Aktif (A) dan kategori Cukup Aktif (B) dibandingkan kondisi sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa jumlah siswa dengan aktivitas dalam pembelajaran kategori Aktif (A) mencapai 14 orang siswa (41.18%), kategori Cukup Aktif (B) adalah sebanyak 17 orang siswa (50.00%), dan kategori Kurang Aktif (C) adalah sebanyak 3 orang siswa (8.82%).
Hasil tindakan perbaikan yang dilakukan berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas terhadap pembelajaran kategori baik dan cukup baik pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Data peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal hingga tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Tindakan Siklus II
No. |
Kategori Aktivitas |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jml |
% |
Jml |
% |
Jml |
% |
||
1. |
Aktif (A) |
7 |
20.59% |
10 |
29.41% |
14 |
41.18% |
2. |
Cukup Aktif (B) |
12 |
35.29% |
15 |
44.12% |
17 |
50.00% |
3. |
Kurang Baik |
15 |
44.12% |
9 |
26.47% |
3 |
8.82% |
|
Jumlah |
34 |
100.00% |
34 |
100.00% |
34 |
100.00% |
Berdasarkan hasil-hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori Aktif (A) dan Cukup Aktif (B) pada kondisi awal baru mencapai 19 orang siswa (55.88%). Jumlah siswa dengan aktivitas kategori Aktif (A) dan Cukup Aktif (B) meningkat menjadi 25 orang siswa (73.53%) pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 31 orang siswa (91.18%) pada tindakan Siklus II. Atas dasar hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran saintifik model Information Search berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†bagi bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga, tahun pelajaran 2017/2018.
Penerapan Pembelajaran Saintifik Model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018†terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†pada kondisi awal baru mencapai sebesar 74.35 (klasifikasi Cukup Baik). Jumlah siswa dengan hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) pada tahap awal sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran adalah sebesar 44.12%. Merujuk pada kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran saintifik model Information Search.
Penerapan pembelajaran saintifik model Information Search yang dilakukan pada tindakan Siklus I menggunakan kelompok besar. Guru membagi kelas ke dalam 4 kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 8 dan 9 orang siswa. Pembelajaran dilakukan dengan mendorong siswa aktif mencari informasi dari berbagai sumber dan menyajikan informasi tersebut di dalam diskusi kelas.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantaeâ€. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dan jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 74.35 (klasifikasi Cukup Baik) pada kondisi awal, meningkat menjadi sebesar 78.35 (klasifikasi Baik) pada akhir tindakan Siklus I. Jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 44.12% pada kondisi awal, meningkat menjadi sebesar 61.76% pada akhir tindakan Siklus I.
Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I dianggap belum optimal. Hal ini diindikasikan dengan belum terpenuhinya indikator kinerja berupa jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) > 80.00% dari jumlah siswa, yaitu baru mencapai 61.76%. Untuk itu guru melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah dengan memperkecil jumlah anggota kelompok, yaitu dari 8 dan 9 orang siswa per kelompok pada tindakan Siklus I, menjadi 4 dan 5 orang siswa per kelompok pada tindakan Siklus II.
Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dan jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya.
Data peningkatan hasil belajar dan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran dari tahap awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No. |
Klasifikasi |
Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1. |
Klasifikasi A |
5 |
14.71% |
9 |
26.47% |
12 |
35.29% |
2. |
Klasifikasi B |
10 |
29.41% |
12 |
35.29% |
18 |
52.94% |
3. |
Klasifikasi C |
13 |
38.24% |
11 |
32.35% |
4 |
11.76% |
4. |
Klasifikasi D |
6 |
17.65% |
2 |
5.88% |
0 |
0.00% |
|
Jumlah |
34 |
100.00 |
34 |
100.00 |
34 |
100.00 |
Nilai Rata-rata |
74.35 |
78.35 |
85.29 |
||||
Klasifikasi |
B- |
B |
Amat Baik |
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 78.35 (klasifikasi Baik) pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi sebesar 85.29 (klasifikasi Amat Baik) pada akhir tindakan Siklus II. Jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi Amat Baik (A) dan Baik (B) meningkat dari sebesar 61.76% pada kondisi awal, meningkat menjadi sebesar 88.24% pada akhir tindakan Siklus II.
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar menunjukkan bahwa hasil produk proses pembelajaran menjadi semakin jelas dan nyata. Hasil ini bila dikaji dari hasil belajar siswa akan menjadi semakin jelas.
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam setiap siklus pembelajaran sudah sesuai dengan pandangan Richards, yaitu dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: (1) menetapkan dan mengko–munikasikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran suatu unit; (2) memberikan umpan balik terhadap tujuan-tujuan tersebut; (3) meninjau ulang tujuan pembelajaran secara terus-menerus dan sistematis; dan (4) memberikan umpan balik yang bersifat sumatif terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Langkah tersebut ternyata mampu mendorong siswa untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran pada gilirannya akan mampu menjadikan peserta didik untuk mampu mengembangkan pengetahuan, aktivitas dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Program-program yang berhasil dilakukan untuk memelihara tatanan dalam seluruh sistem mencakup empat prinsip yang bersifat proaktif, yaitu: 1) mengembangkan suatu rangkaian koheren perilaku yang diharapkan dilakukan siswa, 2) membekali siswa dengan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku yang sesuai, 3) secara terus-menerus mengukur keberhasilan pelaksanaan program tersebut, dan 4) menciptakan dan memelihara suatu lingkungan yang positif di mana semua yang disebutkan tersebut di atas dapat berlangsung.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian menghasilkan simpulan sebagai berikut ini: Melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif (A) dan cukup Aktif (B) meningkat dari sebesar 55.88% pada kondisi awal, meningkat menjadi 73.53% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 91.18% pada tindakan Siklus II.
Melalui penerapan pembelajaran saintifik model Information Search dapat meningkatkan hasil belajar Biologi materi “Plantae†bagi siswa kelas X MIPA-1 semester 2 MA Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dan jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi A (Amat Baik) dan B (Baik) pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari sebesar 74.35 (klasifikasi Cukup Baik) pada kondisi awal, meningkat menjadi sebesar 78.35 (klasifikasi Baik) pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi sebesar 85.29 (klasifikasi Amat Baik) pada akhir tindakan Siklus II. Jumlah siswa dengan nilai hasil belajar klasifikasi A (Amat Baik) dan B (Baik) meningkat dari sebesar 44.12% pada kondisi awal, meningkat menjadi 61.76% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 88.24% pada akhir tindakan Siklus II.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: Bagi Siswa. Siswa diharapkan lebih aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar semakin optimal.
Bagi Guru. Guru disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariatif dan inovatif dan mau memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal demi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Bagi Sekolah. Pihak sekolah disarankan untuk mendorong para guru agar mau mencoba menggunakan berbagai metode pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Tri Chatarina. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Burhanuddin dan Wahyuni. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Prenada Media Group.