Peningkatan Efektivitas Belajar Tolak Peluru Melalui Penggunaan Media Modifikasi Peluru
PENINGKATAN EFEKTIVITAS BELAJAR TOLAK PELURU
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODIFIKASI PELURU
DARI BOLA PLASTIK BAGI SISWA KELAS V SDN SAMBIROTO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dwi Prasetyo
SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar tolak peluru melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik bagi siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 21 siswa. Sumber data berasal dari hasil pengamatan dan hasil tes pada akhir siklus. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru bagi siswa kelas V SDN Sambiroto. Proses pembelajaran pada pra siklus belum menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik sehingga efektivitas belajar masuk kategori kurang efektif dengan skor 49,01%. Peningkatan terjadi pada siklus I. Efektivitas belajar siswa meningkat menjadi cukup efektif dengan skor 70,40%. Pelaksanaan siklus II menyebabkan efektivitas belajar meningkat menjadi efektif dengan skor 83,35%. Simpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik dapat meningkatkan efektivitas belajar tolak peluru bagi siswa kelas V SD SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci: efektivitas belajar, tolak peluru, modifikasi peluru dari bola plastik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.
Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Tolak Peluru di SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran. Kondisi nyata di sekolah, media peluru hanya tersedia 2 buah, 1 peluru untuk putri dan 1 peluru untuk putra. Sementara jumlah siswa kelas V SDN Sambiroto adalah 21 siswa.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai saat ini belum bisa memenuhi sarana peluru tersebut sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1: 2 (1 peluru untuk 2 orang). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan peluru sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah.
Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti peluru yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik peluru, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat.
Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti peluru tersebut nampaknya bola plastik bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti peluru. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk peluru, dari segi ketersediaan dan harga, maka bola plastik sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat murah.
Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini “Peningkatan Efektivitas Belajar Tolak Peluru Melalui Penggunaan Media Modifikasi Peluru Dari Bola Plastik Bagi Siswa Kelas V SDN Sambiroto Tahun Pelajaran 2014/2015â€
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian adalah “Apakah penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015?â€
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar tolak peluru melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik pada siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru: Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang di modifikasi juga membuat pengajaran Tolak Peluru menjadi lebih efektif
2. Bagi Siswa: Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran Tolak Peluru
3. Bagi Sekolah: Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah:
Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: (a) perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.
Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.
Pengertian Efektivitas Belajar
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.
Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai (2000), mengatakan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah: Peningkatan pengetahuan, Peningkatan keterampilan, Perubahan sikap, Prilaku, Kemampuan adaptasi, Peningkatan integrasi, Peningkatan partisipasi, dan Peningkatan interaksi cultural.
Efektivitas belajar pada pembelajaran tolak peluru terdiri dari beberapa aspek yaitu: Aktivitas siswa dalam belajar Tolak Peluru, Aktivitas guru dalam mengajar Tolak Peluru, Hasil Belajar siswa (Awalan, Cara Menolak, dan Sikap Akhir).
Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar yang terdapat dalam cabang olahraga atletik. Meskipun termasuk dalam nomor lempar, namun penyebutannya bukan lempar peluru, tapi tolak peluru. Hal ini karena peluru tidak dilemparkan, tetapi ditolakkan atau didorong dari bahu. Eddy Purnomo dan Dapan (2011:131) menyatakan, “Tolak Peluru adalah suatu gerakan menolak suatu benda yang berbentuk bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Berdasarkan pengertian tolak peluru tersebut menunjukkan bahwa peluru adalah suatu alat yang bundar yang terbuat dari logam, tembaga tau kuningan yang memiliki berat tertentu yang pelaksanaannya harus ditolakkan dari bahu untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Ada dalam peraturan IAAF untuk ukuran berat peluru yang digunakan adalah sebagai berikut: “(1) Putra junior dan putra/junior/senior adalah 4 kg; (2) Putra remaja adalah 5 kg; (3) Putra junior adalah 6 kg; dan (4) Putra senior 7,25 kg†(IAAF, 2006/2007:163).
Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya. Schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran.
Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya: (1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan: objek terlalu besar, objek terlalu kecil, objek yang bergerak terlalu lambat, objek yang bergerak terlalu cepat, objek yang terlalu komplek, objek yang bunyinya terlalu halus, objek mangandung logam dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4) Media memberikan pengalaman menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak.
Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang tolak peluru masih rendah, untuk itu harus diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah kurangnya sarana belajar. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya adalah menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran.
Dengan menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik dalam suatu proses pembelajaran tolak peluru akan dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik bisa meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sebab jumlah peluru yang dimiliki sekolah masih sangat terbatas.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti yang telah diuraikan di atas ,maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “Melalui media modifikasi peluru dari bola plastik dapat meningkatkan efektivitas belajar tolak peluru bagi siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015â€
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora pada tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sambiroto sejumlah 21 siswa dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik nontes. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua kali tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Pada pembelajaran pra siklus, guru sebagai peneliti belum menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik. Data efektivitas belajar siswa dari berbagai aspek dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Skor Aktivitas siswa dalam belajar Tolak Peluru adalah 45%
2. Skor Aktivitas guru dalam mengajar Tolak Peluru adalah 56%
3. Hasil Belajar siswa: Awalan 9 siswa benar (42,86%), Cara Menolak 10 siswa benar (47,62%), Sikap Akhir 10 siswa benar (47,62%). Rata-rata hasil belajar adalah 46,03%.
Dari skor ketiga aspek efektivitas belajar di atas, jika dihitung rata-ratanya adalah 49,01%. Skor ini masuk dalam kategori kurang efektif.
Siklus I
Pembelajaran tolak peluru pada siklus I menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik. Siswa mengikuti pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik. Berdasarkan data siklus I, data efektivitas belajar siswa dari berbagai aspek dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Skor Aktivitas siswa dalam belajar Tolak Peluru adalah 62%
2. Skor Aktivitas guru dalam mengajar Tolak Peluru adalah 73%
3. Hasil Belajar siswa: Awalan 15 siswa benar (71,43%), Cara Menolak 17 siswa benar (80,95%), Sikap Akhir 16 siswa benar (76,19%). Rata-rata hasil belajar adalah 76,19%.
Dari skor ketiga aspek efektivitas belajar di atas, jika dihitung rata-ratanya adalah 70,40%. Skor ini masuk dalam kategori cukup efektif.
Siklus II
Pembelajaran tolak peluru pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I yang dirancang untuk memperbaiki efektivitas belajar dari kondisi pembelajaran siklus I. Berdasarkan data siklus II, data efektivitas belajar siswa dari berbagai aspek dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Skor Aktivitas siswa dalam belajar Tolak Peluru adalah 76%
2. Skor Aktivitas guru dalam mengajar Tolak Peluru adalah 82%
3. Hasil Belajar siswa: Awalan 19 siswa benar (90,48%), Cara Menolak 19 siswa benar (90,48%), Sikap Akhir 20 siswa benar (95,24%). Rata-rata hasil belajar adalah 92,06%.
Dari skor ketiga aspek efektivitas belajar di atas, jika dihitung rata-ratanya adalah 83,35%. Skor ini masuk dalam kategori efektif.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran tolak peluru dari pra siklus, siklus I, dan siklus II melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik diketahui dari masing-masing tindakan telah mengalami peningkatan efektivitas belajar tolak peluru siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015. Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif dan efektivitas belajar sesuai dengan yang telah ditargetkan.
Pada kondisi awal, efektivitas belajar siswa pada materi tolak peluru hanya mencapai 49,01%. Pada siklus I, setelah menggunakan media modifikasi peluru dari bola plastik, efektivitas belajar meningkat menjadi 70,40%. Setelah dilakukan refleksi dan melakukan berbagai pembenahan, pada siklus II tingkat efektivitas belajar meningkat menjadi 83,35%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penggunaan media modifikasi peluru dari bola plastik dapat meningkatkan efektivitas belajar tolak peluru pada siswa kelas V SDN Sambiroto Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015.
Saran
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara fokus, aktif, dan lebih serius, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima dan dikuasai, sehingga hasil belajar lebih meningkat.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang telah tersedia atau menyediakan media modifikasi sendiri yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga materi dapat disampaikan dengan mudah dan menyenangkan bagi siswa.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi seluruh alat bantu pembelajaran agar guru dapat menerapkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat belajar dengan fokus, aktif, dan antusias yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel.http://ahkmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/media-pembelajaran/
Purnomo, Edy dan Dafan. 2011. Dasar-Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta: Alfamedia
Pustaka Bani Quraisy.Rivai, H Veithzal. 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa.
Sudrajat, Ahkmad. 2007. Media Pembelajaran.
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung