PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPS MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
DI SD NEGERI 2 MOJOSARI TAHUN 2013/2014
Bambang Nuryanto
(Kepala SD Negeri 2 Mojosari Kabupaten Wonosobo)
ABSTRAK
Penggunaan media pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Mojosari Mojotengah, Wonosobo kurang efektif dan kurang menarik minat peserta didik sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan masih belum sesuai harapan. Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas media pembelajaran melalui kegiatan supervisi akademik yang bersifat individual dengan kunjungan kelas dan observasi kelas untuk mengobservasi penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan efektivitas penggunaan media pembelajaran. Kegiatan supervisi akademik yang berlangsung selama 2 siklus dapat meningkatkan prosentase penggunaan media/peraga dalam pembelajaran dari prasiklus dan siklus I naik 19,5% dan siklus I ke siklus II naik 8,3%; kesesuaian media dengan materi pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 19,4%, dan dari siklus I ke siklus II naik 2,8%; kesesuaian media/peraga dengan tujuan pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 14% dan dari siklus I ke siklus II naik 8,3%; kesesuaian media/peraga pembelajaran dengan kondisi ruang kelas dari prasiklus ke siklus I naik 24,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 5,9%; kesesuaian media/peraga pembelajaran dengan jenis evaluasi dari prasiklus ke siklus I naik 22,3% dan dari siklus I ke siklus II naik 13,8%; kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 11,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 8,3%; kesesuaian media/peraga dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik dari prasiklus ke siklus I naik 27,8% dan dari siklus I ke siklus II naik 2,7%; dan ketertarikan/perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 16,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 2,8%. Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah supervisi akademik dapat meningkatkan efektivitas penggunaan media pembelajaran, meningkatkan prosentase penggunaan media/peraga dalam pembelajaran meningkatkan kinerja guru, dan guru telah mampu menggunakan media pembelajaran/peraga secara efektif.
Kata Kunci: media pembelajaran, efektivitas, supervisi akademik
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPSÂ peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Depdiknas 2006:575).
Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional maupun global (Depdiknas 2006:575).
Pencapaian tujuan di atas dilakukan melalui proses pembelajaran. Sebagai suatu proses, kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan (kontinue) dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima peserta didik di kelas dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu proses pembelajaran yang dilakukan harus mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan, serta proses belajar mengajar yang melatih peserta didik baik secara indifidu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah sebagian besar masih dilakukan secara konvensional. Hal ini tentu saja menjadikan kendala bagi ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dan cabang-cabang ilmu sosial. Maka dalam rangka memenuhi ketercapaian tujuan diperlukan proses pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.
Pada pembelajaran IPS salah satu penyebab ketidakmampuan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang optimal adalah dalam penyajian pembelajaran IPS masih sering menggunakan metode ceramah dan penggunakan media pembelajaran IPS masih belum efektif.
Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran di SDN 2 Mojosari, peneliti melihat kondisi masih belum efektifnya penggunaan media pembelajaran IPS, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran belum sesuai yang ditetapkan. Kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan supervisi, salah satunya adalah supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah: membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing penelitian tindakan kelas (Glickman et al 2007; Sergiovanni 1987).
Melihat kondisi di atas, peneliti sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 2 Mojosari tertarik untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga mengambil judul penelitian â€Peningkatan Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran IPS Melalui Supervisi Akademik di SD Negeri 2 Mojosari Tahun 2013/2014â€.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penggunaan  media  pembelajaran IPS  di  SD Negeri 2 Mojosari Kecamatan Mojotengah Tahun Ajaran 2013/2014 setelah dilakukan supervisi akademik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas dalam menggunakan media pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Mojosari Kecamatan Mojotengah Tahun Ajaran 2013/2014.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti antara lain bagi peserta didik adalah mendapatkan cara belajar yang tepat dan memperoleh hasil belajar yang berkualitas dan manfaat bagi guru adalah memperoleh pengetahuan dan meningkatkan keterampilan profesional kaitannya dengan inovasi pembelajaran khususnya dalam penggunaan media pembelajaran yang efektif.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Tinjauan Pustaka
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya dijelaskan bahwa media pembelajaran/alat peraga didefinisikan sebagai “fisik yang dapat menyajikan peran serta rangsangan peserta didik untuk belajar diantaranya buku, film, kaset film singkat (Sumilah 2008:8.2). Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dibagian yang lain disebutkan pula menurut Sumilah (2008:8.13) Peserta didik akan mendapat keuntungan apabila belajar dengan menggunakan media yang sesuai. Fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber ke penerima Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik).
Suasana pembelajaran yang efektif menurut PP 19 tahun 2005 SNP menyebutkan bahwa suasana belajar di kelas itu harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, inovatif dan menemukan sendiri, jadi pembelajaran yang efektif mempunyai karakteristik dimana peserta didik melihat, mendengarkan, mendemonstrasikan, bekerja sama, menemukan, dan membangun konsep sendiri (Ratih 2008). Salah satu faktor penentu terciptanya suasana belajar yang efektif adalah penggunaan media pembelajaran yang efektif pula. Efektivitas media merujuk pada kemampuan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Supervisi Akademik
Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yakni supervisi akademik dan supervisi manajerial. Untuk melakukan supervise diperlakukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Tedapat dua aspek yang harus menjadi perhatian supervisi akademik baik dalam perencanaannya, pelaksanaannya, maupun penilaiannya yakni substantive aspects of professional development (aspek substansi: kompetensi-kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial) dan professional development competency areas (aspek kompetensi), yakni mengetahui bagaimana mengerjakan (know how to do), harus bisa mengerjakan (can do), dan harus mau mengerjakan (will do) tugas-tugas berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, serta harus mau mengembangkan (will grow) kemampuan dirinya sendiri.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk keja guru dalam mengelola pembelajaran. Supervise akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran. Oleh karena itu, menilai unjuk kerja guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bias dihindarkan prosesnya (Sergiovanni 1987:5). Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.
Sergiovanni (1987:9) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian unjuk kerja guru dalam supervise akademik adalah melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diporoleh informasi mengenai kemamouan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervise akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian, melalui supervise akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman 1981:47). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley 1980:28). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen atau kemauan atau motivasi guru, sebab dengan meningkatkan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat. Sedang menurut Sergiovanni (1987:18) ada tiga tujuan supervisi, yakni pengembangan profesionalisme, penumbuhan motivasi, dan pengawasan kualitas.
Kerangka Berpikir
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS oleh para guru di SD Negeri 2 Mojosari tahun 2013/2014 tergolong tidak efektif. Ketidakefektifan itu terlihat dari tidak tercapaoinya tujuan pembelajaran IPS. Kondisi ini terjadikarena para guru dibiarkan menggunakan media pembelajaran dengan cara mereka sendiri. Kondisi ini akan berubah jika ada pengarahan atau penjelasan tentang penggunaan media pembelajaran bagi para guru tersebut. Supervisi akademik dilaksakan salah satunya untuk memberikan penjelasan serta pengawasan tentang penggunaan media pembelajaran agar menjadi lebih efektif.
Hipotesis Tindakan
Efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Mojosari Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo tahun 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah yang berlangsung selama 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan melaksanakan supervisi akademik yang bersifat supervisi individual.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif tentang penggunaan media pembelajaran. Sumber data pada penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri 2 Mojosari Kecamatan Mojotengah. Jumlah subjek yang nenjadi sumber data adalah sebanyak 6 orang terdiri dari guru kelas I-VI.
Untuk memperoleh data penelitian digunakan alat pengumpul data. Pertama, metode observasi. Observasi adalah mengadakan pengamatan atau memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh individu lain dengan cara seksama (Fauzi 1999:127). Penggunaan metode ini adalah sebagai metode utama dalam mengumpulkan data tentang penggunaan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada waktu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Alasan digunakannya metode sebagai metode utama, adalah observasi merupakan metode paling tepat untuk megukur aktivita individu dalam melakukan kegiatan.
Kedua, mencari reliabilitas pengamatan (observasi). Metode pengumpulan data, pengamatan merupakan metode yang dapat dikatakan paling “rawan†dalam arti tingkat kemantapannya paling rendah. Jika peneliti menggunakan angket yang diisi oleh responden, jawabannya masih dapat disimpan oleh peneliti dan dapat dilihat lagi sewaktu-waktu. Apabila ada satu atau beberapa jawaban yang diragukan, peneliti dapat mendatangi responden lagi untuk memperoleh kejelasan. Demikian pula dengan wawancara adalah pendapat responden tentang sesuatu hal, yang sifatnya relatif mantap sehingga dapat dilihat kembali.
Pada penelitian ini digunakan alat pengumpul data observasi dan angket tentang efektivitas media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman observasi, sedangkan angket diisi oleh peserta didik yaitu mengenai tanggapan peserta didik tentang penggunaan media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Cara pengumpulan data peneliti mengamati langsung pada proses pembelajaran IPS pada kelas-kelas yang menjadi subjek penelitian.
Dari pengumpulan data ini akan diperoleh data primer, yaitu data yang dikumpulkan melalui observasi oleh peneliti pada waktu proses pembelajaran dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui angket yang diisi oleh peserta didik tentang tanggapan terhadap guru dalam penggunaan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran.
Data  hasil observasi kemudian  dikroscek antara pengamat I dan pengamat II berdasarkan  kesesuaian dengan materi, tujuan pembelajaran, kondisi ruang, evaluasi pembelajaran, perkembangan peserta didik dan kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran, Data hasil angket dikelom-pokkan dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif menurut kategori: sangat efektif, cukup efektif, kurang efektif dan tidak efektif berdasarkan kriteria
Validitas data diawali dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui studi lapangan untuk melihat kondisi ketenagaan, kelengkapan guru, alat peraga dan media pembelajaran yang tersedia di sekolah yang menjadi objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan menggunakan dokumentasi.
Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi tentang kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada kelas-kelas yang menjadi subjek pengamatan. Hal ini dilakukan oleh peneliti. Angket tentang penggunaan media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial disebarkan kepada semua peserta didik dan harus diisi atau dijawab oleh peserta didik yang menjadi subjek penelitian.
Ketiga data tersebut diverifikasi menggunakan teknik triangulasi data dan direduksi mengacu pada validitas konstruk, yaitu kesesuaian antara kompetensi dasar dengan media yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada kelas-kelas yang menjadi subjek penelitian.
Langkah awal yang direncanakan pada penilitian tindakan sekolah ini terdiri dari beberapa kegiatan, yakni identifikasi masalah, pengajuan proposal, dan mempersiapkan instrumen. Siklus I terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan observasi ke kelas-kelas, memberikan angket kepada responden, mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan, dan menyusun rencana tindakan (berupa penjadwalan supervisi individual atau kelompok disesuaikan dengan temuan pada identifikasi masalah).
Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan rencana tindakan supervisi akademik yang bersifat individual dengan kunjungan kelas dan observasi kelas untuk mengobservasi penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Tahap ini peneliti rencanakan berlangsung selama 2 minggu dan dilaksanakan bersama-sama dengan cara kolaboratif. Pada tahap observasi peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan dan mengobservasi hasil awal yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus I. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan yang timbul dari pelaksanaan tindakan di siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bersama kolaborator untuk membahas hasil evaluasi dan penyusunan langkah-langkah untuk siklus kedua.
Tahap perencanaan pada siklus II, peneliti mulai melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk menyusun penjadwalan supervisi kelas dan menyiapkan instrument supervisi untuk siklus kedua. Pada tahap pelaksanaan, guru-guru menyiapkan kegiatan pembelajaran untuk disupervisi oleh peneliti. Hal ini untuk melihat efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran. Di tahap observasi siklus kedua, peneliti mengobservasi kesesuaian dan keefektifan media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran serta melihat kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran. Pada tahap ini pula, peneliti mengumpulkan data-data yang terjadi selama tahap pelaksanaan. Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru yang disupervisi terhadap hasil observasi di siklus kedua.
HASIL PENELITIANÂ Â DAN PEMBAHASAN
Proses Pelaksanaan Tindakan
Dalam penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran IPS, peneliti mengambil langkah tindakan dengan melakukan supervisi akademik dengan model supervisi observasi langsung. Langkah ini dianggap dapat  membawa perubahan. Layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, and envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Sebagai langkah awal sebelum observasi kelas, peneliti sebagai supervisor melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut berkisar masalah pemanfaatan media pembelajaran.
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian peneliti mengadakan observasi kelas sebagai tahap pra siklus. Peneliti melakukan observasi terhadap guru pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS di kelas masing-masing. Fokus pengamatan adalah pada penggunaan media  yang digunakan dalam pembelajaran.
Tahap berikutnya peneliti mengedarkan angket. Angket diisi oleh peserta didik yang berisi tanggapan peserta didik tentang penggunaan media pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Setelah dilakukan observasi dan verifikasi angket peserta didik ditemukan hal-hal sebagai berikut: guru belum memanfaatkan penggunaan alat peraga secara maksimal; guru kurang memperhatikan kesesuaian antara materi pelajaran dengan media/alat peraga yamg digunakan pada pembelajaran IPS; guru masih kurang menguasai cara menggunakan media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran IPS. Temuan-temuan tersebut dijadikan dasar oleh peneliti sebagai supervisor untuk melakukan tindakan supervisi akademik. Supervisi akademik yang dilakukan oleh peneliti dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana pada setiap siklus peneliti melakukan kegiatan observasi dan mengedarkan angket peserta didik.
Pada tahapan observasi kelas di tiap siklus selesai, sebagai kegiatan post observasi supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan terutama berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran.
Peningkatan Efektivitas Penggunaan Media
Dari hasil kegiatan supervisi akademik dengan model observasi langsung yang dilakukan selama 2 siklus dapat meningkatkan prosentase penggunaan media/peraga dalam pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 19,5% dan dari siklus I ke siklus II naik 8,3%. Pada aspek kesesuaian media dengan materi pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 19,4%, dan dari siklus I ke siklus II naik 2,8%. Pada aspek kesesuaian media/peraga dengan tujuan pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 14% dan dari siklus I ke siklus II naik 8,3%. Pada aspek kesesuaian media/peraga pembelajaran dengan kondisi ruang kelas dari prasiklus ke siklus I naik 24,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 5,9%.
Pada aspek kesesuaian media/peraga pembelajaran dengan jenis evaluasi dari prasiklus ke siklus I naik 22,3% dan dari siklus I ke siklus II naik 13,8%. Pada aspek kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 11,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 8,3%. Pada aspek kesesuaian media/peraga dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik dari prasiklus ke siklus I naik 27,8% dan dari siklus I ke siklus II naik 2,7. Terakhir, pada aspek ketertarikan/perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dari prasiklus ke siklus I naik 16,7% dan dari siklus I ke siklus II naik 2,8%.
PENUTUP
Simpulan
Dari Kegiatan supervisi akademik dalam pembelajaran yang berlangsung selama 2 siklus, dapat diambil kesimpulan bahawa supervisi akademik dapat meningkatkan efektivitas penggunaan media pembelajaran, meningkatkan prosentase penggunaan media/peraga dalam pembelajaran, kinerja guru meningkat, dan guru telah mampu menggunakan media pembelajaran/peraga secara efektif.
Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian, saran/rekomendasi yang perlu dipertimbangkan adalah (1) apabila di sekolah ditemukan permasalahan guru belum mengefektifkan  penggunaan media pembelajaran maka kepala sekolah dapat melakukan upaya peningkatan efektivitas penggunaan media pembelajaran melalui kegiatan supervisi akademik; (2) Kepala Sekolah dapat memfasilitasi guru dalam penggunaan media pembelajaran yang tepat; (3) sekolah dapat mengadakan pelatihan dengan menghadirkan nara sumber yang kompeten dalam hal penggunaan media pembelajaran yang efektif; dan (4) kegiatan supervisi akademik perlu dilanjutkan untuk meminimalkan kelemahan yang muncul, agar proses pembelajaran akan menunjukkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Glickman, C. D., et al. 2007. Supervision of instruction: AÂ Developmental Approach.
Haribi, Ratih. 2008. Media dan Reagen untuk Laboratorium Mikrobiologi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang Press.
Neagley, Ross. L & Evan , N. Dean, (1980). Eflective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United State: Prentice-Hall.
Â
Sumilah. 2008. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.