PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII A

SMP KRISTEN SATYA WACANA

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Enjelina Soli Deo Dangu

Sunardi

Tri Widiarto

Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar pada siswa kelas VIII A SMP Kristen Satya Wacana Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019, dengan jumlah 21 siswa yaitu siswa laki-laki 11 dan siswa perempuan berjumlah 10 orang. Penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada peningkatan pada hasil belajar siswa yaitu pada prasiklus 47% meningkat menjadi 57% pada siklus I, setelah melakukan perbaikan pada siklus II maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 90%. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 0,5 dengan kriteria cukup baik, 1,33 kriteria baik dan 2,5 dengan kriteria sangat baik. Pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 1,66 dengan kriteria baik dan 2,91 sangat baik. Kegiatan aktivitas guru pada siklus I dengan nilai rata-rata 0,18 dengan kriteria cukup baik dan 3,75 sangat baik. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata 0,75 kriteria sudah baik dan 4,06 kriteria sangat baik.

Kata Kunci: Hasil belajar IPS, Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diberi tanggung jawab untuk mempengaruhi para peserta didik sehingga mempunyai sifat dan kebiasaan sesuai dengan cita-cita pendidikan (Daryanto, 2010:1). Oleh karena itu, pendidikan sangat penting dan mempunyai peranan besar menghasilkan generasi bangsa yang memiliki pengetahuan dan berwawasan luas mampu mengikuti perkembangan zaman.

Kebutuhan dan tuntutan zaman terhadap kemampuan yang dimiliki oleh manusia semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan peradaban. Guru sebagai pendidik mempunyai peran yang sangat besar untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik agar memiliki kesiapan menghadapi tuntutan dan kebutuhan zaman yang terus berkembang (Sigit Mangun, 2013:1).

Peran guru untuk ketercapaian tujuan pembelajaran di kelas harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Guru harus mampu meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh para peserta didik. Oleh karena itu, agar pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar, guru harus mempersiapkan dan merancang strategi belajar yang cocok untuk digunakan saat proses kegiatan pembelajaran di kelas. Strategi belajar yang digunakan dapat berpengaruh pada kualitas dari cara berpikir siswa, meningkatkan kreativitas dan memberi inovatif baru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Gibbs (2002) berpendapat bahwa guru yang efektif dapat selamat dari ancaman dan tantangan dari berbagai situasi pengajaran. Tidak hanya guru yang efektif dapat mengatasi kesulitan, tetapi ia dapat berhasil menyampaikan pelajaran. Seorang guru yang efektif selalu siap untuk menemukan solusi baru dan mencoba teknik pengajaran baru, dan bersedia mengambil risiko untuk mencoba alternatif baru (Sunardi. 2018. Suggestopedia Based Storytelling Teaching Model For Primary Students In Salatiga. http://www.mojet.net/volume/volume-6-issue-1 diakses pada tanggal 19 April 2019).

Saat ini persoalan mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS menjadi salah satu permasalahan yang harus dipecahkan oleh guru. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP.

Dari hasil observasi pada siswa kelas VIII A SMP Kristen Satya Wacana bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa kurang aktif untuk menerima dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi dari 21 siswa yang tidak mencapai nilai KKM yaitu 57% (12) siswa dan 43% (9) siswa memenuhi standar nilai KKM.

Permasalahan diatas perlu dicari solusi untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Salah satu solusinya adalah guru menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan model dan media pembelajaran harus kreatif dan inovatif dapat berpengaruh pada keaktifan belajar siswa dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan media gambar.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi karena hasil penilaian guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar peserta didik dapat diukur dengan penilaian pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2005) dalam buku (Abdul Majid, 2014: 28) bahwa tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:

1.      Mendeskripsikan kecapakan belajar siswa sehingga dapat diketahuai kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh.

2.      Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3.      Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Ibrahim dan Nur (2000:2) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi berorientasi pada masalah yang ada di dunia nyata, termasuk dalam belajar (Nurdin Syafruddin, Adriantoni 2016:222).

Model pembelajaran Problem Based Learning melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual peserta didik, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi (Ngalimun, 2012: 163). Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang terjadi dilingkungannya.

Model Problem Based Learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut (Hamruni, 2012: 226):

1.      Belajar dimulai dengan suatu permasalahan

2.      Memastikan bahwa permasalahan yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa

3.      Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu

4.      Memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada siswa dalam mengalami secara langsung proses pembelajaran

5.      Menggunakan kelompok kecil

6.      Meminta siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja (performance).

Mata Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. Mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada tingkatan SMP/MTs pelajaran IPS memuat materi Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi (Hardini Isriani, Puspitasari Dewi, 2012: 172-173). Dengan belajar IPS peserta didik dapat menambah wawasan berpikir, bertanggung jawab dan memiliki ketrampilan dalam menghadapi perkembangan jaman.

Media Pembelajaran

Adapun beberapa fungsi media pembelajaran yaitu (Rusman, 2017: 216):

1)    Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran ialah alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian, pesan atau materi pelajaran kepada para peserta didik, sehingga inti materi secara utuh dapat disampaikan pada para siswa.

2)    Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran. Media pembelajaran adalah sub komponen yang dapat menentukan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran.

3)    Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Fungsi media pembelajaran sebagai salah satu penunjuk pesan atau materi apa yang akan diberikan atau kemampuan apa yang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.

4)    Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Secara kualitas dan kuantitas media pembelajaran sangat memberikan kontribusi terhadap hasil maupun proses pembelajaran.

Gambar

Penyajian materi pembelajaran dengan menggunakan media gambar merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Untuk penggunaan gambar harus sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan tujuan yang diinginkan. Selain itu, penggunaan gambar dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Syarat-syarat dalam media gambar yaitu (Sanaky AH Hujair, 2013: 82-83):

1.      Harus autentik, artinya gambar secara jujur melukiskan situasi seperti apa adanya.

2.      Sederhana, komposisi cukup jelas menunjukkan point-point pokok dalam gambar.

3.      Ukurannya relative, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil disesuaikan dengan kebutuhan.

METODE

Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga pada siswa kelas VIII A. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 21 siswa, 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Desain penelitian tindakan kelas (PTK) mengacu pada model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto Suharsimi, 2013: 137). Model penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan beberapa tahapan penelitian yaitu:

a.     Perencanaan (planning)

b.     Pelaksanaan (acting)

c.     Pengamatan (observing)

d.     Refleksi (reflecting)

Untuk teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, sedangkan untuk data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas pada hasil belajar IPS dengan nilai rata-rata klasikal 81 dan minimal 85% dari jumlah siswa berdasarkan hasil belajar tuntas (KKM=72)).

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP Kristen Satya Wacana atau lebih dikenal dengan istilah lain yaitu SMP Lab. berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Jawa Tengah. SMP ini merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di Kota Salatiga. Posisi bangunan sekolah SMP Kristen Satya Wacana berdiri di sekitar area kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), sehingga jauh dari keramaian.

Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Kondisi awal kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas bahwa siswa kurang menyukai mata pelajaran IPS, siswa kurang aktif dalam mengikuti mata pelajaran IPS, sebagian siswa canggung untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, serta siswa kurang dalam ketrampilan berpikir. Hasil observasi kondisi awal ini dijadikan data awal (primer) yang digunakan untuk mengetahuai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan perolehan nilai tertinggi 85,5 dan untuk nilai terendah 45, sedangkan perolehan rata-rata klasikal yaitu 70. Jumlah siswa tuntas sebanyak 9 siswa dengan persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 43% dan 12 siswa tidak mencapai nilai ketuntasan dengan persentase 57%.

Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I mengalami peningkatan. Pada hasil belajar siswa prasiklus nilai rata-rata klasikal yaitu 70 dan mengalami peningkatan rata-rata klasikal pada siklus I yaitu 72. Untuk persentase ketuntasan pada prasiklus 43% dan meningkat pada siklus I sebesar 57%, sedangkan untuk nilai tertinggi prasiklus yaitu 85,5 meningkat pada siklus I yaitu 95 dan nilai terendah pada prasiklus yaitu 45 menurun pada siklus I yaitu dengan nilai 35.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut; Kesiapan siswa dan semangat mengikuti pembelajaran, siswa menjawab apersepsi, siswa memperhatikan gambar yang disajikan guru, siswa menyimak dan memberi pendapat mengenai gambar yang disajikan, siswa mendengar penjelasan materi dari guru dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru, siswa mengerjakan tugas diskusi bersama teman kelompok sesuai dengan petunjuk dari guru dari semua kegiatan aktivitas belajar siswa yang telah dicantumkan memenuhi kriteria yang sudah sangat baik dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 2,5.

Kegiatan selanjutnya siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, siswa memperhatikan informasi yang disampaikan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning, siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa dan guru membuat kesimpulan pembelajaran, dari kegiatan aktivitas ini telah memenuhi kriteria yang baik dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 1,33. Untuk aktivitas siswa dalam ketertiban pembagian kelompok dan kerjasama siswa dalam kelompok cukup baik, dalam pembagian kelompok ada beberapa siswa yang sulit untuk bergabung dengan teman kelompoknya dengan alasan bahwa tidak menyukai teman kelompoknya, siswa kurang kondusif saat pembagian kelompok, serta beberapa siswa kurang aktif dalam kerjasama diskusi kelompok untuk itu perolehan nilai rata-rata yaitu 0,5.

Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dideskripsikan sebagai berikut; guru mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran, mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, adanya sesi tanya jawab guru dan siswa, memberikan informasi mengenai model pembelajaran Problem Based Learning, pembagian kelompok diskusi, penjelasan langkah-langkah kegiatan diskusi kelompok, pembagian lembar kerja siswa/kelompok, memberi dukungan dan membimbing siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah yang disajikan, membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok, penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa membuat kesimpulan serta guru memberikan bahan evaluasi pada siswa, dari kegiatan aktivitas guru ini bahwa sudah memenuhi kriteria baik dengan peroleh nilai yaitu 3,75. Untuk pembagian lembar kerja siswa/kelompok cukup baik dengan perolehan nilai 0,18. Dalam proses kegiatan pembelajaran pada siklus I guru kurang untuk mengalokasikan waktu dengan baik, dan kurang untuk mengkondusifkan kelas saat pembagian kelompok.

Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan perolehan nilai rata-rata 81, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah yaitu 0. Dari data diatas nilai terendah dikatakan 0 (kosong) karena 2 siswa berhalangan tidak hadir (sakit) pada tahap kegiatan pembelajaran siklus II.

Untuk tindakan siklus I nilai rata-rata klasikal yaitu 72 pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81. Siklus I nilai tertinggi 95 dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 100. Nilai terendah pada tindakan siklus I yaitu 35 dan untuk nilai siklus II nilai terendah yaitu 0. Dan untuk persentase ketuntasan pada siklus I yaitu 57% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 90%, sedangkan untuk persentase siswa tidak tuntas pada siklus I yaitu 43% mengalami penurunan pada siklus II menjadi 10%.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan terhadap kegiatan aktivitas siswa dapat diuraikan sebagai berikut; Kesiapan siswa dan semangat mengikuti proses pembelajaran, siswa menjawab apersepsi, siswa memperhatikan gambar yang disajikan guru, siswa menyimak dan memberi pendapat mengenai gambar yang disajikan, siswa memperhatikan informasi yang disampaikan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning, ketertiban pembagian kelompok, kerjasama siswa dalam kelompok dengan kriteria penilaian sangat baik. Untuk kegiatan selanjutnya, siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, siswa mendengar penjelasan materi dari guru dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru, siswa mengerjakan tugas diskusi bersama teman kelompok sesuai dengan petunjuk dari guru, siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa dan guru membuat kesimpulan pembelajaran dengan kriteria penilaian baik. Aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami perubahan dan peningkatan dari siklus sebelumnya.

Keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar pada siklus I diperoleh nilai 0,5 dengan kriteria penilaian cukup baik, 1,33 kriteria penilaian baik dan 2,5 sangat baik. Kegiatan aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan perolehan nilai 2,91 kriteria penilaian sangat baik dan skala nilai rata-rata 1,66 dengan kriteria baik.

Aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mengalami perubahan dan peningkatan dalam mengalokasikan waktu dan mengkondusifkan kelas. Kegiatan pengamatan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut; guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa, guru menyampaikan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menunjukkan gambar mengenai kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pendapat mengenai gambar yang disajikan, guru menjelaskan materi, guru memberi informasi mengenai model pembelajaran Problem Based Learning, guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, guru membagi lembar kerja kelompok, guru memberi dukungan dan membimbing siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah, penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan, serta guru memberikan bahan evaluasi (post test) pada siswa, dari kegiatan aktivitas guru ini bahwa telah memenuhi kriteria yang sangat baik. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang diberikan, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan diskusi kelompok, guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok, kegiatan ini telah memenuhi kriteria baik.

Aktivitas guru pada siklus I dengan perolehan nilai 3,75 sudah memenuhi kriteria baik dan 0,18 kriteria cukup baik. Kegiatan aktivitas guru pada siklus II mengalami perubahan dan peningkatan dengan perolehan nilai sebesar 4,06 merupakan kriteria sangat baik dan 0,75 dengan kriteria penilaian baik. Hal ini dapat diuraikan bahwa kegiatan aktivitas guru mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar.pada siklus II dengan memperoleh kriteria sangat baik.

Penilaian Prasiklus hingga Siklus II Siswa Kelas VIII A SMP Kristen Satya Wacana Tahun 2018/2019

No

Kategori

Penilaian

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1

Nilai Tertinggi

85,5

95

100

2

Nilai Terendah

45

35

0

3

Rata-rata

70

72

81

4

Jumlah Siswa Tuntas

9

12

19

5

Jumlah Siswa Tidak Tuntas

12

9

2

6

Persentase siswa tuntas

43%

57%

90%

7

Persentase siswa tidak tuntas

57%

43%

10%

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan bahwa nilai persentase prasiklus 43% dengan jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 9 siswa, sedangkan 57% dari 12 siswa tidak tuntas. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dengan persentase 57%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa dengan persentase nilai sebesar 43%. Untuk siklus II jumlah siswa yang tuntas yaitu 19 dengan persentase sebesar 90%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 10%. Dari uraian diatas disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar pada kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar pada siswa kelas VIII A SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1)    Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kondisi awal (prasiklus) yaitu 70 (belum menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar) meningkat pada siklus I sebesar 72 serta pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 81 setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar. Untuk nilai persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus 43% dari jumlah siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa, mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II, siklus I yaitu 57% dengan jumlah siswa yang tuntas 12 siswa dan siklus II yaitu 90% dari jumlah siswa yang tuntas yaitu 19 siswa dan telah memenuhi indikator kriteria ketuntasan minimal (KKM=72).

2)    Dari hasil pengamatan aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Kegiatan aktivitas guru pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 0,18 dengan kriteria penilaian cukup baik dan 3,73 perolehan kriteria penilaian sudah baik. Dan pada siklus II perolehan nilai rata-rata 0,75 dengan kriteria sudah baik, nilai rata-rata kegiatan aktivitas guru mencapai 4,06 dengan kriteria sudah sangat baik dalam kegiatan pembelajaran.

3)    Kegiatan aktivitas belajar siswa pada penelitian ini mengalami peningkatan pada setiap siklus. Perolehan nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I yaitu 1,33 dengan kriteria sudah baik dan 2,5 kriteria penilaian sudah sangat baik. Untuk kegiatan aktivitas belajar siswa siklus II mengalami perubahan dan peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata 1,66 dengan kriteria penilaian sudah baik, dan 2,91 dengan kriteria penilaian sudah sangat baik dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

4)    Pada penelitian ini proses kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan guru, siswa mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan, siswa kreatif, inovatif dan saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok.

Saran

1)    Bagi guru yang akan mencoba menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning harus pandai untuk mengalokasikan waktu pada saat kegiatan pembelajaran.

2)    Guru harus mampu mengkondusifkan kelas sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

3)    Untuk meningkatkan lagi hasil belajar siswa, siswa harus lebih aktif untuk mencari dan menemukan sumber belajar lain sebagai bahan belajar.

4)    Guru dapat mencoba menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif agar pembelajaran di kelas dapat lebih menyenangkan serta siswa dapat lebih aktif lagi menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Hamruni. 2012. Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: Investidaya

Majid Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ngalimun. 2012. Strategi Dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Nurdin Syafruddin, Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada