Peningkatan Hasil Belajar Melalui Cooperatif Learning Dengan Metode Numbered Head Together
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATERI SISTEM PERNAFASAN MELALUI PENERAPAN
STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING
DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER
PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA-1 SEMESTER 2
MAN SURAKARTA 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Wiwin Ruswijannati
Guru Biologi MAN 2 Surakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sistem pernafasan melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif learning dengan metode numbered head together pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 MAN 2 Surakarta. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil belajar yang dicapai pada siklus 1 adalah rata-rata UH meningkat dari 57,47 sebelum tindakan menjadi 83,33% pada siklus 1 dan 88,27 pada siklus 2. Pencapaian ketuntasan meningkat dari 20% sebelum tindakan menjadi 83,33% pada siklus 1 dan 93,33% pada siklus 2
Kata kunci: Hasil Belajar, Numbererd Head Together
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengembangan kurikulum diharapkan mampu membawa paradigma baru bagi sumber, metode, media dan penilaian pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi memperjelas penyajian pesan dari konsep yang abstrak ke yang konkrit, mengatasi sikap pasif peserta didik ,menimbulkan gairah belajar, interaksi secara langsung antara peserta didik dan lingkungan peserta didik belajar mandiri (Poerwono, 2005).
Dalam kegiatan belajar, kurangnya peran siswa dalam pembelajaran akan menyebabkan suasana kelas yang kurang menyenangkan sehingga berdampak pada rendahnya semangat dan hasil belajar siswa. Hal ini tampak pada hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran Biologi materi Sistem Pernafasan siswa MAN 2 Surakarta kelas XI IPA 2 semester enam Tahun Pelajaran 2018/2019.
Rendahnya semangat siswa dalam pembelajaran terindikasi dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dimana sebagian siswa terlihat bosan, mengantuk, tidak gembira, bermain dengan benda-benda yang ada di hadapannya, bahkan ada yang berbicara sendiri dengan teman. Siswa tampak kurang tertarik dengan materi pelajaran yang diajarkan guru yang terindikasi pada kurang terampilnya siswa saat menjawab maupun mengajukan pertanyaan. Siswa kurang percaya diri sehingga takut dan menolak saat disuruh mengerjakan soal di papan tulis.
Kondisi tersebut peneliti peroleh dari pengamatan pada saat mengajarkan materi Sistem Pernafasan pada siswa MAN 2 Surakarta kelas XI IPA 2 semester 4 Tahun Pelajaran 2018/2018. Hasil evaluasi yang peneliti peroleh dari Ulangan Harian menunjukkan nilai beberapa siswa belum mencapai KKM yaitu 7,5. Dari 30 siswa 5 siswa mencapai KKM dan 25 siswa belum mencapai KKM. Rata-rata nilai ulangan harian 57,47.
Peneliti memahami bahwa idealnya seorang guru
|
harus senantiasa berupaya melakukan berbagai hal untuk meningkatkan mutu pembelajaran, baik yang berdampak pada perbaikan proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa aktif di dalamnya. Dengan keaktifan, siswa akan timbul minat belajarnya.
Pemilihan metode pembelajaran ini dengan alasan karena guru menginginkan segera dapat menyelesaikan materi pembelajaran yang sangat banyak. Namun penggunaan metode ceramah dengan bantuan peta konsep dan media power point ini ternyata kurang efektif karena siswa lebih banyak mendengarkan materi yang diajarkan guru.
Pembelajaran kooperatif tipe numbered head together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Rendahnya hasil belajar siswa merupakan indikasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pernafasan Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning dengan Metode Numbered Head Together pada Mata Pelajaran Biologi Kelas Xi Ipa-1 Semester 2 Man 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019”
RUMUSAN MASALAH
“Apakah hasil belajar siswa materi sistem pernafasan dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif learning dengan metode numbered head together pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 MAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2018/2019 dapat ditingkatkan?
TUJUAN PENELITIAN
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sistem pernafasan melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif learning dengan metode numbered head together pada mata pelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis
Penilitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori baru tentang upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif learning dengan metode numbered head together
Manfaat praktis
- Untuk Siswa
Siswa akan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, menantang, menarik, dan sekaligus meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Biologi.
- Untuk Guru
Guru memperoleh pengalaman yang bisa memberikan inspirasi dan dorongan kepadanya akan pentingnya menerapkan metode pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan.
- Untuk Madrasah
Menjadi sebuah langkah untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas, yang pada gilirannya akan mendorong untuk meningkatkan kemajuan-kemajuan pendidikan secara umum di sekolah/madrasah.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil belajar
Belajar adalah perubahan tingkah atau penampilan denagan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya.Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Masih menurut Sanjaya (2014), hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan yang dominan adalah berupa kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah profesionalisme yang dimiliki guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitf (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Hakekat biologi
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Biologi bersal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi Biologi dapat didefinisikan Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dengan berbagai materi yang sangat menarik karena banyak ditemukan dan berhubungan dengan kehidupan.
Pada masa kini, pembelajaran Biologi diharapkan tidak hanya membelajarkan fakta, konsep dan prinsip Biologi kepada siswa, melainkan mengharapkan siswa untuk dapat berinquri ilmiah untuk membangun konsep sendiri melalui penjelajahan alam sekitar (Permen Diknas RI Nomor 22 Tahun 2006).
Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
Strategi Pembelajaran Cooperatif Learning
Strategi Pembelajaran Cooperatif Learningadalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.
Menurut Hamdani (2010), ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:
- Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim, dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
- Para siswa bergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya kelompok itu menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok.
- Untuk mencapai hasil maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Metode Numbered head Together
Menurut Fathurrohman (2018) pembelajaran kooperatif metodeNumbered head Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Metode ini mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang dipresentasikan didepan kelas.
Metode Numbered head Together dijabarkan dalam enam langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
METODE PENELITIAN
SETTING PENELITIAN
Waktu
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/ 2019 tiga bulan mulai Bulan Januari 2019 sampai dengan Maret 2019.
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di MAN 2 Surakarta sebagai tempat tugas penulis beralamat di Jl. Kelurahan, desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, , Provinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA-1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Jumlah siswa ada 30 siswa, yang rinciannya adalah sebagai berikut: jumlah siswa putra 5, siswa putri 25. Secara umum prestasi akademik siswa dalam mapel biologi tidak menggembirakan. Secara prosentase dapat ditunjukkan sebagai berikut: siswa yang memiliki nilai di atas KKM hanya ada 20% , sedang selebihnya yaitu 60 % di bawah KKM.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas, siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Selanjutnya secara terperinci desain penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
- Perencanaan
Perencanaan tindakan berupa penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk 1 kali pertemuan, penyusunan bahan ajar dan penyusunan intrumen penilaian.
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi aktual (Aqib, 2009:31). Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan 2 siklus.
- Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat PTK ini dilakukan dengan observasi secara sistematis . Data observasi pada proses pembelajaran meliputi pendahuluan, inti dan penutup.
- Refleksi
Dibantu oleh teman sejawat, peneliti melakukan analisis, dan penyimpulan data, mentabulasi daftar permasalaha dan melakukan penarikan kesimpulan.
Tehnik dan alat pengambilan data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik test dan non-test
- Tehnik test
Test merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran. (Sudjana, 2014). Test yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian
- Tehnik non-test
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai dengan menggunakan tehnik test tetapi juga dapat dinilai dengan oleh alat-alat nontest. (Sudjana, 2014). Tehnik nontest yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian kelas, hasil belajar siswa MAN 2 Surakarta kelas XI IPA-1 untuk kegiatan pembelajaran Biologi masih sangat rendah. Hasil observasi menunjukkan sebanyak 80 % siswa belum mencapai KKM. Nilai tertinggi 88 sedangkan nilai terendah 34 dengan rata-rata nilai ulangan harian 57,47.
Tabel 1. Hasil Belajar Biologi Kondisi Awal
No | Variabel
Terikat |
Indikator | Hasil | Keterangan |
1. | Hasil belajar | 1. Rata-rata nilai ulangan harian ≥75 | 57,47 (rendah) |
Belum berhasil
|
2. Minimal 85 % siswa tuntas KKM | 20% tuntas | Belum berhasil |
Hasil Penelitian Siklus I
Hasil belajar menunjukkan rata-rata ulangan harian siswa sebesar 80,55. Dengan perolehan nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 59. Sebanyak 25 siswa tuntas (83,33%), 5 siswa tidak tuntas (16,67%).
Tabel 2. Hasil Penelitian Siklus 1
No | Variabel
Terikat |
Indikator | Hasil | Keterangan |
1. | Hasil belajar | 1. Rata-rata nilai ulangan harian ≥75 | 80,55 (tinggi) |
Berhasil
|
2. Minimal 85 % siswa tuntas KKM | 83,33% tuntas | Belum berhasil |
Refleksi Siklus 1
Setelah Tindakan penerapan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode numbered head together dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa juga lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai 80,55. Siswa tuntas KKM sebanyak 83, 33%, sehingga dikatakan belum berhasil.
Ada beberapa kekurangan pada pelaksanaan siklus 1 yaitu guru belum dapat mengakomodasi semua respon siswa ketika menunjuk siapa dulu yang mengacungkan jari. Jawaban didominasi oleh siswa-siswa yang punya kemampuan akademis lebih di masing-masing kelompok
Pada siklus II, dengan melakukan beberapa perubahan strategi kegiatan pembelajaran yaitu mengurangi jumlah anggota perkelompok agar peran serta siswa lebih optimal, mengubah metode pemberian kuis agar semua siswa bisa lebih aktif, pemberian penugasan untuk membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang.
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil belajar siklus II menunujukkan rata-rata ulangan harian siswa sebesar 88,27. Dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Sebanyak 28 siswa tuntas (93,33%), 2 siswa tidak tuntas (7,67%).
Tabel 3. Hasil Penelitian Siklus II
No | Variabel
Terikat |
Indikator | Hasil | Keterangan |
1. | Hasil belajar | 1. Rata-rata nilai ulangan harian ≥75 | 88, 27 (Sangat tinggi) | Berhasil
|
2. Minimal 85 % siswa tuntas KKM | 93,33% tuntas | Berhasil |
Refleksi Siklus II
Guru dibantu teman sejawat melakukan analisis hasil pengamatan. Guru juga bertanya jawab dengan siswa tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hasil refleksi siklus II adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa, telah menunjukkan keberhasilan tindakan dan tidak diperlukan tindakan pada pertemuan selanjutnya.
Pembahasan
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1
Penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode number head together dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan. Dari indikator rata-rata ulangan harian terdapat peningkatan dari 57,47 menjadi 80,55.
Penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode number head together dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 dapat meningkatkan hasil prosentase ketuntasan klasikal dari 20% menjadi 83,33%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Walaupun terjadi peningkatan prosentase ketuntasan klasikal yang luarbiasa masih perlu dilakukan tindakan pada siklus II karena ketuntasan klasikal belum mencapai 85%.
Diperlukan tindakan pada siklus II, dengan melakukan beberapa perubahan strategi kegiatan pembelajaran yaitu mengurangi jumlah anggota perkelompok agar peran serta siswa lebih optimal, mengubah metode pemberian kuis agar semua siswa bisa lebih aktif, pemberian penugasan untuk membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang.
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 2
Tindakan siklus II diawali dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi mekanisme pernafasan pada manusia dan gangguan yang terkait sistem pernafasan, pembuatan kartu nomor siswa, Lembar Diskusi Siswa (LDS) serta lembar observasi dilaksanakan dengan baik. Dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode number head together dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dari indikator rata-rata ulangan harian terdapat peningkatan dari 80,55 menjadi 88,27.
Penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode number head together dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA-1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 dapat meningkatkan hasil prosentase ketuntasan klasikal dari 20% menjadi 83,33%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
Dari penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan bahwa penggunaan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode numbered head together menunjukkan perubahan belajar secara posistif berupa peningkatkan hasil belajar materi sistem pernafasan mata pelajaran biologi siswa kelas XI IPA-1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan strategi pembelajaran cooperatif learning dengan metode numbered head together dalam pembelajaran Biologi kelas XI IPA-1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.
Saran
- Kepada siswa, untuk lebih meningkatkan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
- Kepada guru, hendaknya lebih berkreasi dan berinovasi pada pembelajarannya sehingga bisa lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai fasilitator dan mediator
- Kepada teman sejawat guru biologi untuk mencoba menerapkan strategi pembelajaran cooperatif learning dengan metode numbered head together dalam mengajarkan materi sistem pernafasan maupun materi yang lain
- Bagi sekolah, untuk menfasilitasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang baru, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2013. Permendiknas Nomer 81A Tahun 2013. Jakarta.
Fathurrohman, Muh. 2018. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jogyakarta: Ar- ruzz Media
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Huda, Miftahul. 2018. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Supardi. 2018. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada