PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JETAK KECAMATAN KUNDURAN BLORA TAHUN AJARAN 2017/2018

Kasmadi

SDN Jetak Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode pembelajaran Group Investigation materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kecamatan Kunduran Blora, Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri SD Negeri Jetak Kecamatan Kunduran Blora sebanyak 10 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes untuk mengukur hasil belajar IPA dan observasi untuk mengukur keterlaksanaan belajar guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Pada kondisi awal siswa pra tindakan hasil belajar rata-rata kelas sebesar 60,8 dengan presentase ketuntasan 26%. Setelah dilaksanakan pembelajaran IPA melalui metode group investigation pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA mencapai 76, dengan presentase ketuntasan sebesar 73%. Demikian pula setelah dilakukan perbaikan pembelajaran IPA melalui metode Group Investigation yang disertai pengkondisian siswa yang lebih baik, pada siklus II, semakin meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Nilai rata-rata kelasnya meningkat menjadi 83 dan persentase ketuntasan meningkan menjadi 91%.

Kata kunci: hasil belajar IPA, metode Group Investigation

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pendidikan dasar di Indonesia dilaksanakan sejak Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan anak usia 7 (tujuh) hingga 12 (dua belas) tahun. Menurut Piaget (Amalia, dkk:2008) pada usia ini anak telah memasuki tahap operasional konkret sesuai tahap perkembangan dan pertumbuhannya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang di belajarkan di Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam yang memiliki hubungan sangat luas dengan kehidupan manusia. Menurut Usman Samatowa (2010:3) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

KKM yang diterapkan pada pelajaran IPA SD Negeri Jetak, Kec. Kunduran, Blora adalah 75. Dari peserta didik yang berjumlah 10 anak, hanya 2 (26%) anak yang berhasil melampaui KKM dan sebanyak 8 (74%) anak mendapatkan nilai dibawah KKM dengan nilai rerata kelas sebesar 60,8. Melihat permasalahan tersebut peneliti mempunyai keinginan untuk memperbaiki pola pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SD Negeri Jetak.

Menurut Robert E. Slavin (2011: 214) metode belajar Group Investigation (GI) memberikan kesempatan siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Metode pembelajaran Group Investigation (GI) memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam menemukan konsep dan membangun sendiri pengetahuannya melalui langkah- langkah yang sistematis dan ilmiah. Group Investigation selain untuk meningkatkan hasil belajar mengajar, juga memiliki kelebihan antara lain untuk meningkatkan hubungan antar kelompok, meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa dan motivasi belajar, memadukan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan, serta biaya yang relative murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas VB SD Negeri Jetak, Kecamatan Kunduran, Kota Blora Tahun 2017/2018?”

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kec. Kunduran, Kota Blora.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

Meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA dengan pembelajaran yang bermakna.

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan metode Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri Jetak.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Jetak.

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui metode Group Investigation di kelas V SD Negeri Jetak.

KAJIAN PUSTAKA

IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, yaitu natural science. Natural berarti ilmiah atau berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Menurut asal katanya, IPA diartikan sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam (Srini M. Iskandar, 1996:2).

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya Winkel (Purwanto, 2008:51). Sedangkan menurut Sudjana (2002:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang baru setelah melalui proses belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari dalam hal ini oleh peserta didik.

Menurut Abdul Aziz Wahab (2007: 83) metode adalah proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar jadi aktif. Sejalan dengan pendapat tersebut Hadari Nawawi dalam Suryobroto (2002) dalam Asih (2012: 20) metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan perkembangan rasional tertentu, masing- masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut. Dari pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa metode mengajar adalah seperangkat cara yang telah dirancang dengan baik dan secara terorganisir untuk mencapai tujuan pengajaran. Group Investigation (GI) adalah salah satu tipe dari model pembelajaran Cooperative Learning atau yang dikenal dengan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin.

Penelitian yang Relevan

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Majir Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Tahun Pembelajaran 2009/2010.

Kerangka Pikir

Proses pembelajaran diharapkan dapat bermakna dan berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, diantaranya yaitu faktor tujuan pembelajaran, materi, metode, guru dan siswa, alat peraga serta lingkungan belajar, dan lain-lain. Diantara faktor-faktor yang disebutkan di atas faktor metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada hasil proses pembelajaran. Oleh karena itu usaha perbaikan proses belajar adalah melalui metode pembelajaran melalui kegiatan mengajar. Metode pembelajaran yang mendukung sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana belajar tersebut. Langkah yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat merasakan pengalaman belajarnya secara langsung yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dalam mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang diungkapkan di atas maka penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui metode Group Investigastion dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V SD Negeri Jetak Kecamatan Kunduran, Blora Tahun Ajaran 2018.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR).

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jetak, Kec. Kunduran, Blora tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 10 anak yang terdiri dari 8 laki-laki dan 2 perempuan.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Jetak, Kecamatan Kunduran, Kota Blora yang beralamat alamat Jalan Muraharjo-Karanggeneng KM 02, Kecamatan Kunduran, Blora. Siswa SD N Jetak berasal dari beberapa dusun serta desa yang ada di wilayah Kecamatan Kunduran..

Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang penelitian dengan lebih jelas. Menurut Kerlinger (2006: 483) desain penelitian atau rancang bangun adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan persiapan dan diakhiri dengan pembuatan laporan. Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan peneliti dalam pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut: Perencanaan (Planning), Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing), Perefleksian (reflecting).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan seperangkat langkah yang diambil untuk dilakukan guna mendapatkan data hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Tes dan Observasi.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang disiapkan peneliti sebelum melakukan penelitian yang akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah Tes dan Observasi.

Tekhnik Analisis Data

Analisis data adalah yang menjelaskan bagaimana data yang diperoleh tersebut dianalisis untuk mengetahui hasil akhir (Suharsimi Arikunto, 2006:39). Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes yaitu sebelum tindakan dan setelah tindakan, dan observasi. Data dalam penelitian ini, data dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif untuk tes dan deskriptif kualitatif untuk observasi.

Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berhasil apabila terjadi peningkatan rerata hasil belajar siswa SD kelas V SD Jetak pada akhir pertemuan minimal 75% hasil belajar diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N Jetak yang terletak di alamat Jalan Muraharjo-Karanggeneng KM 02, Kecamatan Kunduran, Blora.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 10 siswa, terdiri dari 2 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Guru wali kelas V ini adalah pengampu mata semua mata pelajaran kecuali pelajaran agama, olahraga.

Pelaksanaan Pra Tindakan

Dapat diketahui nilai awal dari 10 siswa yang belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada pra tindakan menunjukkan bahwa siswa yang telah memperoleh nilai tuntas di atas KKM masih tergolong rendah yaitu hanya 2 orang siswa (26%) dari total 10 orang siswa. Sementara sisanya sebanyak 8 orang siswa (74%) tidak tuntas.

Pelaksanaan Siklus I

Hasil tes belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tindakan siklus I pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kunduran Blora juga disajikan dalam bentuk diagram berikut ini. Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa dari 10 siswa yang mengikuti tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setelah tindakan siklus I sebanyak 1 siswa (12%) termasuk dalam kategori sangat baik, 6 siswa (61%) pada kategori baik, 3 siswa (27%) pada kategori cukup, tidak ada siswa (0%) pada kategori kurang, dan tidak ada (0%) pada kategori sangat kurang.

Berdasarkan hasil tersebut, sebanyak 3 orang siswa (27%) belum mencapai standar KKM (≥ 75). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang telah memperoleh nilai tuntas di atas KKM baru mencapai 7 orang siswa (73%) dari total 10 orang siswa. Data tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tindakan siklus I ini dapat menjadi landasan untuk melakukan tindakan pada siklus II dalam rangka meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kunduran Blora.

Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 November 2018 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 November 2018. Topik besar materi yang disampaikan dalam pelaksanaan ini adalah Penyesuaian Tumbuhan Terhadap Lingkungannya. Materi ini terdiri dari dua sub topik yaitu; Ciri Khusus Tumbuhan dalam Melindungi Diri dan Penyesuaian Tumbuhan Terhadap Habitatnya. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kunduran Blora Tahun Ajaran 2017/2018, dijelaskan sebagai berikut.

Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa dari 10 siswa yang mengikuti tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setelah tindakan siklus II sebanyak 3 siswa (32%) termasuk dalam kategori sangat baik, 6 siswa (59%) termasuk dalam kategori baik, dan 1 siswa (0.09%) dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut, sebanyak 1 orang siswa (0,09%) belum mencapai standar KKM (≥75). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang telah memperoleh nilai tuntas di atas KKM mencapai 9 orang siswa (91%) dari total 10 orang siswa. Data tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siklus II sudah menunjukkan keberhasilan siswa kelas V SD Negeri Jetak Kunduran Blora dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode Group Investigation yaitu sudah mencapai lebih dari KKM (≥75).

Pembahasan

Perolehan ketuntasan hasil belajar pada pra tindakan baru sebesar 26% (2 siswa), setelah tindakan siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 73% (7 siswa). Berdasarkan kendala-kendala tersebut peneliti telah melaksanakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Bentuk perubahan itu meliputi guru lebih jelas lagi dalam menerangkan lembar kerja kelompok sehingga siswa dapat memahami langkah yang harus dilakukan pada tahap 2, guru menawarkan kesepakatan kepada siswa yang ramai akan dikurangi poin sementara siswa yang berani bertanya/menyampaikan pendapat pada saat sesi tanya jawab akan mendapat tambahan poin sebesar 10 poin. Alhasil dengan perbaikan/refleksi yang dilakukan dari siklus I ke siklus II ketuntasan siswa dalam hasil belajar mengalami peningkatan yaitu sejumlah 9 siswa (91%) telah tuntas mencapai indikator keberhasilan.

Group Investigation keterlaksanaan belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2, sebesar 55% dan 73% mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan 1 dan 2 menjadi sebesar 82% dan 91%. Rata-rata persentase keterlaksanaan belajar siswa pada siklus I tersebut adalah 74,1% dengan intrepetasi kriteria skor pada kategori cukup. Sementara rata-rata persentase siklus II sebesar 81,6% dengan interpretasi kriteria skor pada kategori pelaksanaan pembelajaran kuat.

Berdasarkan pemaparan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V SD Negeri Jetak Kunduran Blora dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran Group Investigation. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rerata hasil belajar siswa SD kelas V SD Jetak pada akhir pertemuan lebih dari 75% hasil belajar siswa diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75, yaitu sebanyak 9 orang siswa (91%) dari total 10 siswa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak lagi menjadi pelajaran yang sulit dan hasil belajar yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pre-tes, kemudian tindakan siklus I dan tindakan siklus II.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa melalui metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V SD Negeri Jetak, Kunduran, Blora Tahun Ajaran 2017/2018. Peningkatan hasil belajar terjadi dari pelaksanaan pra tindakan, siklus I hingga siklus II. Skor rerata hasil nilai UTS semester I, menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa rendah. Terbukti bahwa rata-rata kelas baru mencapai 60,8, dengan presentase ketuntasan adalah 26%. Pada siklus I, dilakukan pembelajaran IPA melalui metode group investigation nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76, sementara persentase ketuntasan meningkat menjadi 73%. Pada siklus II, dengan adanya perbaikan pembelajaran IPA melalui metode group investigation dengan mengondisikan siswa yang lebih baik, kejelasan guru dalam menerangkan pengerjaan lembar kerja, menggunakan media pada kegiatan apersepsi, memberi motivasi kepada siswa untuk lebih berani dan percaya diri dalam mengajukan pertanyaan dan motivasi untuk bekerja sama dengan seluruh anggota kelompok hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat. Nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 83, sedangkan presentase ketuntasan meningkat menjadi 91%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memiliki beberapa saran. Siswa Hendaknya mengikuti langkah pembelajaran dengan aktif dan baik supanya dapat menguasai konsep materi dengan baik. Guru hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Supatmo. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Amalia Sapriati, Maman Rumanta, Hartinawati, Rusna Ristansa, Momon Sulaiman,

Noehi Nasution, A.A. Ketut Budiastra, Sri Sulistyarini, Istri Rockiyah. (2008). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anni, C.Tri. dkk. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eka Jaya.

Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Haryanto. (2008). Sains untuk Sekolah Dasar kelas V. Jakarta: Erlangga. Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2005). Dasar-Daasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdyakara.

Nana sudjana & Ahmad Rivai. (2001). Media Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdyakara.

Nugraha, Ali. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas RI.

Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.

Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, Yulia Ayriza, Purwandari, Hiryanto, Rosita Endang Kusmaryani. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Rudiwan. (2006). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Slamet  Prawirohartono. (1989).  Buku     Pelajaran           IPA-Biologi        SMP:    

Pola Pendekatan CBSA jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Slavin, Robert E. (2011). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sri Anitah W, Asep Herry Hernawan, Toto Ruhiat. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakata: Yuma Pustaka dan FKIP UNS. 2010.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Stephen Kemmis & Robin McTaggart. (1992). The Action Research Planner. Australia: Daekin University.

Tim Sains Quadra. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam IPA Kelas 5 Sekolah Dasar. Bogor: Quadra.

Usman Samatowa. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Wina Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.