PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI FPB DAN KPK MELALUI METODE TUTOR SEBAYA

PADA SISWA KELAS V SDN TEMPELAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Mukti Setyo Wibowo

SDN Tempelan Kecamatan Kota Blora

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar Matematika materi FPB dan KPK melalui penerapan metode tutor sebaya pada siswa kelas V SD Negeri Tempelan tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Tempelan dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Jenis data meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang dikumpulkan dengan teknik tes dan non tes. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi menggunakan lembar observasi dan tes ulangan harian dengan menggunakan alat butir soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hasil belajar Matematika materi FPB dan KPK pada pra siklus rata-ratanya adalah 61,88 dengan tingkat ketuntasan belajar 43,75%. Pada tes siklus I, rata-rata nilai tes siswa adalah 70,94 dan tingkat ketuntasannya 68,75%. Hasil tes siklus II, rata-rata nilai tes siswa adalah 77,81 dan tingkat ketuntasan belajarnya 84,38%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Tempelan tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran matematika, metode tutor sebaya

 

PENDAHULUAN

Matematika, mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu-ilmu lain yang sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan kompetitif. Pentingnya mata pelajaran matematika ini karena tidak terlepas dari berbagai tujuan tertentu. Tujuan mata pelajaran satu ini menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI 2006 adalah agar para siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat pada pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Merancang model matematika penyelesaian dan menafsirkan solusi yang diberoleh; (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yang memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam penyelesaian masalah.

Kenyataaannya, secara umum matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang oleh sebagian siswa dianggap sulit sehingga banyak dari mereka yang tidak menyukai salah saju jenis mata pelajaran di Sekolah Dasar. Matematika adalah ilmu yang memiliki objek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif. Karena ciri khasnya ini membuat matematika menjadi mata pelajaran yang oleh sebagian siswa Sekolah Dasar tidak mudah untuk mereka pahami.

Salah satu materi pembelajaran matematika yang oleh sebagian siswa dianggap sulit adalah dalam standar kompetensi: melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dengan kompetensi dasarnya adalah menggunakan faktor prima untuk menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, Kelipatan Persekutuan Terkecil, dan Faktor Persekutuan Terbesar. Apabila dikaji tentang realita yang terjadi di kelas V SDN Tempelan mengenai hasil belajar matematika pada kompetensi tersebut, hasil belajar yang diperoleh siswa masih banyak yang rendah atau dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 70. Dari 32 siswa kelas V SDN Tempelan, ketika dilakukan ulangan harian pada materi FPB dan KPK hanya 14 siswa atau 43,75% yang tuntas belajar. Rata-rata nilai ulangan siswa adalah 61,88.

Nilai hasil belajar matematika siswa yang telah dicapai tidak lepas dari proses pembelajaran yang telah berlangsung sehari-hari. Bagaimana cara mengajar dan mendidik, strategi maupun metode yang digunakan guru juga pengelolaan kelas serta media yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung juga berperan dalam pencapaian hasil belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih menggunakan metode klasikal, yaitu metode yang materi pembelajaranya disampaikan hanya berpusat pada guru yang dilakukan dengan ceramah, pemberian tugas dan juga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Keadaan seperti ini yang pada akhirnya membuat pembelajaran tidak maksimal karena siswa merasa jenuh dan tidak termotivasi untuk belajar akhirnya nilai hasil belajar matematika juga belum sesuai dengan kriteria ketuntasan yang ditentukan.

Karakteristik siswa yang senang berteman dan bekerjasama dengan teman sebayanya sehingga tepat bila pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Metode tutor sebaya dipandang sebagai salah satu metode yang tepat untuk digunakan karena metode ini membuat siswa berperan aktif, mereka secara berkelompok dapat mengadakan pembelajaran. Metode tutor sebaya merupakan metode yang memanfaatkan siswa yang memiliki nilai hasil pembelajaran lebih tinggi dibandingkan teman lain sebagai tutor untuk membantu teman lainya yang memiliki nilai yang masih berada dibawah kriteria ketuntasan. Dengan menggunakan tutor yang usianya sebaya dengan siswa maka akan membuat anak lebih leluasa bertanya ketika mengalami kesulitan dibanding dengan bertanya kepada guru karena mereka merasa takut. Selain itu metode ini juga akan memupuk rasa kerjasama yang tinggi dengan teman lainya.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut tentang penggunaan metode tutor sebaya sebagai salah satu metode untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK, maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi FPB Dan KPK Melalui Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V SDN Tempelan Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Tempelan Tahun Pelajaran 2016/2017?”

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Tempelan pada mata pelajaran Matematika. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah:

1.     Mendiskripsikan tentang penerapan metode tutor sebaya dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V SDN Tempelan tahun pelajaran 2016/2017.

2.     Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa V SDN Tempelan tahun pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1.     Bagi siswa: Penelitian ini dapat di gunakan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

2.     Bagi guru: Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan kepofesionalan guru dalam pembelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

3.     Bagi sekolah: Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pembelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Pengertian Hasil Belajar

Nana Sudjana (2009: 22), mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dan hasil belajar itu sendiri menurut Horward Kingsley (Nana Sudjana, 2009: 22) terbagi menjadi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam pembagian macam hasil belajar, Gagne (Nana Sudjana, 2009: 22) mempunyai pandangan berbeda yang membaginya menjadi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2009: 22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran dan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai hasil belajar dalam ranah kognitif dan ranah afektif saja.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia belajar baik berkenaan dengan hasil belajar intelektual dan sikap maupun yang berkenaan dengan keterampilan.

Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahamansuatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya.

NCTM (National Coucil of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4 (empat) prinsip pembelajaran matematika, yaitu: (1) Matematika sebagai pemecahan masalah; (2) Matematika sebagai penalaran; (3) Matematika sebagai komunikasi; dan (4) Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).

Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.     Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2.     Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3.     Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4.     Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.

5.     Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.

Metode Belajar Tutor Sebaya

Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti melewati atau melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah bahan pelajaran yang disajikan atau proses penyajian bahan pelajaran (Ismail, 2008: 7).

Metode menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “pengetahuan tentang tata cara mengerjakan sesuatu atau bahan” (Alwi, 2008: 673). Metode juga diartikan “sekumpulan perangkat tata cara melaksanakan suatu aktifitas yang bertujuan untuk menjadwal kegiatan tersebut berdasarkan urutan kejadian dan skala prioritas” (Moeslichatun, 2001: 43).

Metode merupakan tata cara untuk melaksanakan suatu aktifitas, sehingga aktifitas tersebut berjalan sesuai dengan tahapan yang ditentukan, yang pada akhirnya tujuan dapat tercapai. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses penyajian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam pendidikan, antara lain metode ceramah, diskusi, eksperimen, demontrasi, resitasi, sosio drama, keteladanan, pembiasaan, karya wisata, simulasi, diskusi, latihan (drill), kerja kelompok, metode proyek dan tutor sebaya.

Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain dengan umur yang sebaya. Belajar bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya merupakan salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan berinteraksi dan komunikasi, siswa menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif. Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga kerjasama makin intensif dan siswa dapat mencapai kompetensinya.

Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi. Menurut Thomson proses belajar tidak harus berasal dari guru ke siswa, melainkan dapat juga siswa saling mengajar sesama siswa lainnya (Ratno Harsanto, 2007: 43).

Bahkan Anita Lie (2004: 7) menyatakan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (tutor sebaya) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan latar belakang, pengalaman semata) para siswa mirip satu dengan lainnya dibanding dengan skemata guru.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62) adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk bertanya, guru dapat meminta bantuan kepada anak-anak yang menerangkan kepada kawan-kawannya. Pelaksanaan ini disebut tutor sebaya karena mempunyai usia yang hampir sebaya.

Menurut Silbermen (2001: 157) Tutor sebaya merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila siswa mampu mengajarkan pada siswa lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada siswa mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber bagi yang lain. Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya.

Jadi metode tutor sebaya adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan teman sebaya untuk saling tukar pikiran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal guru belum menerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran Matematika, guru masih menggunakan metode ceramah saat pembelajaran. Akibatnya siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, hasil belajar siswa rendah. Guru berusaha memperbaiki pembelajaran. Pada siklus I guru menerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran Matematika materi FPB dan KPK. Melalui penerapan metode tutor sebaya siswa semakin bersemangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, akibatnya nilai hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi awal. Pada siklus II guru kembali menerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa kembali mengalami peningkatan. Penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran Matematika menjadikan siswa tidak tertekan sehingga proses pembelajaran menyenangkan dan hasil belajar meningkat

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Tempelan tahun pelajaran 2015/2016”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tempelan Kecamatan Kota Blora Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 32 anak yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Data dalam penelitian ini diambil dari dokumen daftar nilai, nilai ulangan harian pada akhir siklus I, dan nilai ulangan harian pada akhir siklus II.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan teknik non tes. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif komparatif.

Hasil belajar Matematika pada Siklus I dan Siklus II yang dikumpulkan menggunakan tes agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi soal tes.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila ketuntasan belajar siswa minimal mencapai 80% pada kondisi akhir.

HASIL TINDAKAN

Deskripsi Pra Siklus

Pada pembelajaran pra siklus, peneliti belum menggunakan metode tutor sebaya. Data yang terkumpul dari analisis dokumen pembelajaran berupa daftar nilai dan jurnal pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.     Pembelajaran hanya berjalan satu arah karena guru mendominasi pembelajaran dengan lebih banyak menggunakan metode ceramah.

2.     Hasil belajar siswa menunjukkan dari 32 siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa atau 43,75%.

3.     Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar adalah 18 siswa atau 56,25%

4.     Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 61,88.

Deskripsi Siklus I

Pada pembelajaran siklus I peneliti menggunakan metode tutor sebaya. Data tentang proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1.     Pembelajaran terasa lebih menyenangkan bagi siswa dengan metode tutor sebaya walaupun masih ada beberapa siswa yang tampak canggung dan kebingungan.

2.     Hasil belajar siswa menunjukkan dari 32 siswa yang tuntas belajar adalah 22 siswa atau 68,75%.

3.     Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar adalah 10 siswa atau 31,25%

4.     Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 70,94.

Deskripsi Siklus II

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia siklus II peneliti kembali menggunakan metode tutor sebaya dalam pembelajaran. Pada siklus II pembagian siswa dalam diskusi dibuat lebih merata. Data tentang proses dan hasil belajar siklus II adalah sebagai berikut:

1.     Pembelajaran terasa semakin aktif dan menyenangkan dengan metode tutor sebaya. Hampir semua siswa disibukkan dengan kegiatan membimbing temannya yang belum mampu menguasai konsep.

2.     Hasil belajar siswa menunjukkan dari 32 siswa yang tuntas belajar adalah 27 siswa atau 84,38%.

3.     Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar adalah 5 siswa atau 15,62%

4.     Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 77,81.

Pembahasan

Dari hasil penelitian pada pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut:

a.     Tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat dari pra siklus 43,75% menjadi 68,75% pada siklus I. Pada siklus II kembali meningkat menjadi 84,38%. Terjadi peningkatan sebesar 40,63% dari kondisi awal ke kondisi akhir.

b.     Rata-rata nilai hasil ulangan siswa meningkat dari pra siklus 61,88 menjadi 70,94 pada siklus I. Pada siklus II kembali meningkat menjadi 77,81. Terjadi peningkatan sebesar 15,94 dari kondisi awal ke kondisi akhir.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Tempelan Kecamatan Kota Blora Kabupaten Blora, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Tempelan tahun pelajaran 2016/2017.

Saran

1.     Guru: guru dapat menentukan metode yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang cukup efektif adalah metode tutor sebaya.

2.     Siswa: disarankan kepada siswa untuk lebih meningkatkan rasa sosialnya dengan membantu teman yang belum mampu menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat membantu siswa lain untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran yang belum dikuasai.

3.     Sekolah: sekolah melalui Kepala Sekolah dapat memberikan dorongan kepada para guru agar menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anita Lie Hidayati. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Arkunto, Suharsimi. 2002. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali

Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Harsanto, Ratno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSail Media Group

Moeslichatun. 2001. Strategi Pembelajaran di Taman Kanak – kanak. Jakarta: Rineka Cipta,

Siberrnen, Mel. 2001. 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning), terj. Sarjuli dan Azfat Ammar. Jakarta: Yakpendis

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya