PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN

FPB DAN KPK MELALUI PENERAPAN METODE JIGSAW

BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BENDANPETE

PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Dwi Margo Sutrisni

Guru SD Negeri 2 Bendanpete Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara

 

ABSTRAK

Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete dalam kegiatan pembelajaran Matematika pada materi menentukan FPB dan KPK dengan faktorisasi prima sangat rendah. Dari jumlah siswa sebanyak 25 siswa, yang dapat mencapai nilai KKM (70) hanya sekitar 48% atau 12 siswa. Sedangkan 13 siswa atau 52% lainnya belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum berhasil sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK melalui penerapan metode jigsaw bagi siswa kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?” Penelitian dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada materi menentukan FPB dan KPK dengan faktorisasi prima. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, tiap siklus dilakukan dua kali pertemuan dengan diakhiri tes formatif. Prosedur penelitian terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Agustus 2017 dan pertemuan kedua pada hari Kamis 10 Agustus 2017 melalui penerapan metode jigsaw. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 31 Agustus 2017 melalui penerapan metode jigsaw dengan media powerpoint. Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64 dengan tingkat ketuntasan belajar 48% pada kegiatan prasiklus menjadi 77 dengan tingkat ketuntasan belajar 68%, dengan demikian terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 81 dengan tingkat ketuntasan belajar 88%, hal itu berarti terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 20%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Matematika, FPB dan KPK, Hasil Belajar, Metode Jigsaw

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Matematika merupakan pelajaran yang melatih siswa untuk berpikir rasional, logis, cermat, dan sistematis. Pola pikir yang demikian perlu dimiliki siswa untuk bekal dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di masyarakat. Penerapan mata pelajaran Matematika dalam kehidupan sehari-hari akan dapat membantu seseorang dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya. Karena itulah pelajaran Matematika ini perlu diberikan sedini mungkin kepada siswa.

Selain itu Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa kelas rendah khususnya kelas I, kelas II dan kelas III sebagai persyaratan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu membaca, menulis dan berhitung. Persyaratan tersebut dipandang penting dan suatu keharusan yang harus dikuasai oleh siswa untuk memasuki kelas yang lebih tinggi supaya siswa tesebut dapat mengikuti pelajaran.

Namun demikian dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika guru justru mengalami kesulitan. Kesulitan dalam pembelajaran Matematika tersebut terjadi karena beberapa faktor salah satunya adalah karena masih kurangnya minat siswa untuk belajar Matematika. Rendahnya minat siswa untuk belajar Matematika tersebut timbul karena adanya anggapan dalam diri siswa bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari.

Menyikapi hal itu guru mempunyai peran penting untuk dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar Matematika. Menurut Roestiyah (1981:1) guru harus memiliki strategi, agar peserta didik belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan metode akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan.

Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang kreatif atau tidak tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi peserta didik yang kurang kreatif terjadi karena pemilihan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Saat ini kebanyakan guru masih melakukan pembelajaran berpola tradisional.

Pembelajaran semacam itu juga terjadi pada kegiatan pembelajaran matematika di kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2017/2018, pada indikator menentukan FPB dan KPK dengan faktorisasi prima. Selama pembelajaran berlangsung suasana kelas sangat tenang, tidak ada yang memberikan tanggapan terhadap penjelasan guru, meskipun guru telah berulang kali memberikan kesempatan untuk bertanya. Hasil belajar siswa sangatlah rendah, hal itu terlihat dari 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki, hanya 12 orang yang mencapai tingkat pemahaman sesuai dengan KKM yaitu 70 dengan tingkat ketuntasan 48%. Dan siswa yang belum mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 13 siswa dengan tingkat ketuntasan 48%.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, peneliti bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan metode jigsaw yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK bagi siswa kelas VI di SD Negeri 2 Bendanpete.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK melalui penerapan metode jigsaw bagi siswa kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?”

 

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan metode jigsaw. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK melalui penerapan metode jigsaw bagi siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya, dan meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

KAJIAN TEORI

Hakikat Pembelajaran Matematika di SD

Gagne dalam Nyimas Aisyah (2007: 54) berpendapat belajar sebagai perangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru, menurutnya belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia mengubah tingkah laku secara permanen, sehingga perubahan yang sama tidak akan terjadi pada keadaan yang baru.

W.W. Swayer dalam The Liang Gie (1993: 28), matematika adalah penggolongan dan penelaahan tentang semua pola yang memungkinkan. Pola di sini dipakai dalam suatu cara yang tidak setiap orang dapat menyetujuinya. Ini dipahami dalam suatu makna yang amat luas mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenali oleh pikiran.

Karakteristik Pembelajaran Matematika antara lain: 1). Pembelajaran Matematika dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari konsep sederhana bergerak ke konsep yang lebih sukar. Berawal dari hal kongkrit bergerak ke semi abstrak dan berakhir pada abstrak. 2). Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkan pada konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip “Belajar Bermakna” atau belajar dengan pamahaman. Konsep baru merupakan perluasan atau pendalaman konsep sebelumnya. 3). Pembelajaran matematika menekankan penggunaan pola deduktif. Yaitu memahami suatu konsep melalui pemahaman definitif umum kemudian ke contoh-contoh. Di sekolah dasar ditempuh pola pendekatan induktif yaitu mengenal konsep melalui contoh-contoh. Hal ini disebabkan alasan psikologis yaitu siswa sekolah dasar masih pada tingkat berfikir kongkrit. 4). Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pertanyaan sebelumnya yang sudah dianggap benar.

Hasil Belajar

Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang.

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Soewito dkk ( 1991: 137) menyatakan bahwa faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat positif, p dan q adalah bilangan bulat positif terbesar r demikian sehingga r│p dan r│q.

Darhim dkk. (1990: 152) menyatakan bahwa bila a dan b adalah himpunan faktor-faktor dari dua bilangan, maka faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan tersebut adalah anggota terbesar dari himpunan sekutu dari a dan b yaitu a η b.

Kelipatan persekutuan terkecil (KPK)

Menurut Soewito (1991:141) kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah bilangan bulat positif m adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua bilangan bulat positif p dan q jika dan hanya jika jika m adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi oleh p dan q.

Jautar M (2003:7) mengemukakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah perkalian faktor-faktor prima yang bilangan pokoknya berbeda dan mempunyai pangkat terbesar. Kelipatan persekutuan terkecil dapat dicari dengan cara mengalikan faktor-faktor yang berbeda. Jika ada fakor yang sama diambil yang berpangkat terbesar.

Metode Jigsaw

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun sosial siswa sangat diperlukan.

Teknik mengajar jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperi ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran FPB dan KPK bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018

METODOLOGI PENELITIAN

SETING PENELITAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, Provinsi jawa Tengah.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 yaitu mulai bulan Juli sampai bulan Desember.

SUBJEK PENELITIAN

Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 2 Bendanpete Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

SUMBER DATA

Sumber data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran dalam menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima yang didapatkan dari:

  1. Sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
  2. Hasil tes formatif siswa secara individu.
  3. Hasil pekerjaan siswa secara berkelompok.

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi atau pengamatan dan nilai tes formatif. Sedangkan Intrumen atau alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini antara lain:

  • Lembar nilai tes formatif
  • Lembar pengamatan penilaian praktek

VALIDASI DATA

Sebuah penelitian dapat dikatakan akurat apabila penelitian melakukan alangkah-langkah penelitian sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali diuji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan tehnik trianggulasi. Trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembimbingan terhadap data itu (Moleong, 2007: 331). Tehnik Trianggulasi yang digunakan ada tiga jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.

ANALISIS DATA

Analisis data dari data –data yang telah dikumpulkan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes formatif individu antar siklus yaitu meliputi prasiklus, siklus I dan siklus II. Dan juga dengan menganalisis nilai rata – rata kelas antar siklus.

INDIKATOR KINERJA

Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini dalam bentuk hasil belajar siswa, khusus pada materi menentukan FPB dan KPK melalui faktorisasi prima. Adapun indikator keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan tersebut adalah: 1). Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2). Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi menentukan FPB dan KPK melalui faktorisasi prima 3). Adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I pertemuan pertama sampai siklus II pertemuan kedua 4). Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dalam tes praktek dan tes formatif dari siklus I pertemuan pertama sampai siklus II pertemuan kedua

PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Matematika meteri menentukan FPB dan KPK menggunakan faktorisasi prima. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan dan tiap pertemuan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanan, obeservasi dan pengumpulan data, dan refleksi.

PEMBAHASAN DAN HASIL

PEMBAHASAN ANTAR SIKLUS

Setelah menganalisis hasil tes formatif siswa pada pembelajaran Matematika kelas VI semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 pada prasiklus, tingkat ketuntasan siswa masih jauh dari harapan karena hanya 48% siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM yaitu 70. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hal ini peneliti lakukan sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Wardani (2003: 1.4) yang mengatakan bahwa perencanaan penelitian tindakan kelas bermula karena adanya permasalahan yang timbul ketika guru dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa kualitas siswa dalam prestasi belum mencapai target ketuntasan yang memuaskan. Karena itu guru dituntut untuk menentukan strategi, metode, sumber dan media pembelajaran yang tepat agar siswa aktif dan kreatif dalam pemahaman terhadap konsep pembelajaran dan pembelajaran pun menjadi efektif dan efisien.

Berdasarkan pandangan diatas peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran Matematika pada dua siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menentukan FPB dan KPK dengan faktorisasi prima melalui penerapan metode jigsaw. Langkah pembelajaran Matematika dalam dua siklus ini terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. Agar lebih jelas adanya peningkatan antara prasiklus, siklus I dan siklus II berikut peneliti cantumkan data yang diperoleh selama dua siklus pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Ketuntasan Pembelajaran Matematika

No Siklus Rata – rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Tingkat ketuntasan
1 Pra 64 40 80 48%
2 I 77 53 97 68%
3 II 81 56 100 88%

 

HASIL PENELITIAN

Perbaikan pembelajaran Matematika pada dua siklus yang dilakukan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menentukan FPB dan KPK dengan faktorisasi prima melalui penerapan metode jigsaw. Hal itu terlihat dari hasil analisis penelitian prasiklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas mencapai nilai 64 dengan tingkat ketuntasan belajar 48%. Pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas mencapai nilai 77 dengan tingkat ketuntasan belajar 68%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai nilai 81 dengan tingkat ketuntasan belajar 88%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran FPB dan KPK melalui penerapam metode jigsaw

PENUTUP

SIMPULAN

Setelah melakukan pembuktian teori-teori para ahli dan bukti-bukti nyata dilapangan selama pelaksanaan, maka peneliti menarik simpulan bahwa penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menentukan FPB dan KPK dan dapat menciptakan aktivitas belajar siswa lebih menyenanangkan.

Hal itu terlihat dari hasil pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari 64 dengan tingkat ketuntasan belajar 48% pada kegiatan prasiklus menjadi 77 dengan tingkat ketuntasan belajar 68%, dengan demikian terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 81 dengan tingkat ketuntasan belajar 88%, hal itu berarti terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 20%.

SARAN

Dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan metode jigsaw, peneliti menyarankan agar:

  1. Dalam penelitian berikutnya guru hendaknya memperhatikan secara detail tingkat pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. Hal itu dilakukan agar dalam pembagian kelompok siswa-siswa dengan pengetahuan tinggi tidak tersentral dalam satu kelompok sehingga kegiatan pembelajaran hanya dikuasai oleh satu kelompok saja.
  2. Selain itu dalam penggunaan media powerpoint guru hendaknya memilih aplikasi yang menarik dan sesuai dengan dunia anak sehingga siswa mudah untuk memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kurikulum Pendidikan Dasar. Garis-Garis Besar Program Pengajaran Kelas VI SD. Jakarta: Depdikbud.

1999/2000. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Abin Syamsuddin Makmun. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Adang Suherman, dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA IMSTEP Universitas Pendidikan Indonesia.

Aji, Mukti, M. 1997. Matematika Sekolah Untuk Kelas VI. Jakarta: PT Intan Pariwara.

Akhmadi, Abu. 1986. Metodologi Mengajar. Malang: IKIP Malang.

Dimyati. 1999. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Hadoyo, Herman. 1990. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Hudoyo.1993. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

I.G.A.K Wardani dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jumadi.(2010). Pengertian KTSP dan Pengembangan Silabus dalam KTSP. http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/jumadi-mpd-dr/pengertianktsp-pengembangan-silabus.pdf

Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sulardi. 1999. Pandai Berhitung Matematika. Suplemen Garis-Garis Besar Program Pengajajaran 1999. Jakarta: PT. Erlangga.

Sunarto. 1984. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Suwarsih Madya. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Diakses dihttp://www.ktiguru.net/file.php/1/moddata/data/3/9/45/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf diunduh pada tanggal 1 Mei 2012

Zaini, Hisyam. 2002. Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.