Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Portofolio
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS VI
SEMESTER II SD NEGERI KARANGDUREN 02
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suroto
Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02
UPTD Kecamatan Tengaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Pemerintah Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa Kelas VI merasa kesulitan dalam belajar IPS tentang globalisasi. Hasil belajar siswa masih jauh dari harapan yaitu dari 8 siswa murid kelas VI SD Negeri Karangduren 02 , rata-rata hanya 25% yang mendapat nilai di atas KKM.Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 melalui penerapan Metode Pembelajaran Portofolio. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), dalam bentuk siklus yang masing-masing siklus terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 yang berjumlah 26 orang siswa terdiri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, dan lembar tes untuk mengukur hasil belajar siswa.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 31%, siklus I 62%dan mengalami peningkatan siklus II menjadi 92,4% . Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Portofolio, Hasil Belajar IPS
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menurut Sugihartono (2007: 8) pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model serta metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta mendapat hasil optimal.
Salah satu disiplin ilmu yang selalu menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Gejala alam dan gejala sosial kemasyarakat yang selalu berubah seiring berjalannya waktu menuntut perubahan pola pikir dan sikap hidup manusia. Tentunya hal tersebut haruslah kita tanamkan sejak dini agar para siswa selalu siap dan mampu mengikuti perubahan yang terjadi. Siswa diharapkan mampu berfikir kritis dan logis dalam menyikapi perkembangan yang terjadi.
Ujian yang sesungguhnya dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial terjadi ketika siswa berada di luar sekolah, yakni hidup di masyarakat hal ini disampaikan oleh Jerolimek dan Parker (Sapriya, 2009: 25). Dari hal tesebut dapat disimpulkan bahwa belajar IPS hendaknya dapat memperdayakan siswa dalam segala potensi, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Semua kemampuan tersebut dapat diwujudkan dalam proses pembelajaran melalui pelatihan partisipasi dan aplikasi dalam kehidupan.
Selain hal tersebut banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran. Beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah metode pembelajaran, proses belajar, fasilitas pembelajaran, interaksi antar siswa dan guru ataupun sebaliknya.
Dari permasalahan di atas, masalah utama dalam proses pembelajaran adalah penggunaan sebuah metode dan pendekatan dalam proses pembelajaran. Menurut Nana Sujana (2003: 76), metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam berhubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah metode tidak selalu sesuai digunakan. Faktor tersebut antara lain, guru, siswa, tujuan, situasi, dan fasilitas. Perpaduan faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan utama dalam menentukan model/metode mana yang paling baik digunakan demi kelancaran proses pembelajaran.
Kurangnya metode yang bervariasi juga sering menjadi penyebab kurang berhasilnya penyampaian materi pembelajaran.Sejalan dengan pendapat Saidiharjo (2005: 109) mengatakan bahwa dalam konteks dan aspek pendidikan untuk mencapai tujuan diperlukan berbagai metode pembelajaran dengan prinsip-prinsip berfokus pada siswa, pembelajaran terpadu, belajar tuntas, pemecahan masalah pengalaman belajar, fasilitator, dan sebagainya.
Melalui studi pendahuluan di SD Negeri Karangduren 02 diperoleh informasi bahwa masih belum optimalnya hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa. Dikatakan rendah dikarenakan nilai rata-rata nilai ulangan yang diperoleh siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VI dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 dapat dilihat dari nilai rata-rata nilai ulangan harian per mata pelajaran.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, guru memegang peranan utama.
Pembelajaran hanya menggunakan media buku paket dan metode ceramah. Guru kurang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran tersebut selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan melelahkan karena siswa dituntut oleh guru untuk menghafal banyak materi. Selain hal tersebut dalam proses pembelajaran siswa bertindak sebagai pendengar materi yang disampaikan oleh guru sehingga kebanyakan siswa merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan proses pembelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 cenderung dalam bentuk hafalan tanpa mengembangkan kemampuan intelektual siswa yang lain. Ada kesan bahwa siswa hanya sebagai robot yang sewaktu-waktu siap melaksanakan perintah dari guru. Siswa tidak diajarkan untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. 80% kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, selebihnya mencatat hal-hal penting yang dituliskan guru dan menjawab pertanyaan. Dari keadaan inilah siswa menjadi merasa jenuh dan malas mengikuti pembelajaran. Dari hal tersebut siswa menjadi berlomba-lomba menghafal materi tanpa mampu berfikir kritis dan logis dalam menyikapi berbagai materi pengetahuan yang telah mereka pelajari. Keterbatasan jumlah alokasi waktu yang hanya 4jam/minggunya juga menambah siswa menjadi merasa berat untuk dapat menyerap materi pembelajaran. Peneliti mengambil pokok bahasan materi Globalisasi dikarenakan nilai rata-rata ulangan harian pada sub pokok bahasan tersebut merupakan nilai yang paling rendah dan peneliti merasa hal tersebut harus segera dapat diatasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya perubahan model pembelajaran siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 . Melalui metode pembelajaran portofolio yang menggunakan masalah nyata dalam kegiatan pembelajaran diharapkan akan menjadi salah satu hal positif. Peneliti akan mengkaji masalah ini dengan mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Portofolio Pada Siswa Kelas VI Semester II SD Negeri Karangduren 02 Tahun Pelajaran 2017/2018”
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah melalui metode pembelajaran portofolio dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar IPS?
- Apakah melalui metode pembelajaran portofolio dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS?
- Apakah dengan metode pembelajaran portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS?
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menerapkan metode pembelajaran portofolio. Karena dengan metode pembelajaran portofolio siswa dapat bekerja sama dalam kelompok kecil dengan tujuan yang sama dan membantu serta mendorong setiap anggota kelompok agar berhasil dalam belajar. Sehingga dengan metode pembelajaran portofolio prestasi belajar IPS anak dapat meningkat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 dengan metode pembelajaran portofolio.
Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran portofolio pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02
- Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran portofolio pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02
- Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 dalam pembelajaran IPS metode pembelajaran portofolio.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Manfaat Teoritis
Memperkuat teori bahwa penggunaan metode pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02
Manfaat Praktis
Bagi Siswa
- Dapat meningkatkan hasil belajar
- Dapat menggali potensi siswa untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
- Dapat meningkatkan kerjasama siswa untuk dapat bekerja secara kelompok sehingga minat dan motivasi siswa dalam proses
Bagi Guru
- Meningkatkan strategi atau metode pembelajaran yang lebih menarik yang menjadi salah satu indikator menjadi seorang guru
- Dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
Bagi Sekolah
- Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
- Memberikan kontribusi positif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa yang akan menjadi salah satu peningkatan prestasi
- Memberikan pengetahuan bagi guru-guru SD Negeri Karangduren 02 mengenai metode pembelajaran
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya lingkungannya Anitah (2009:2.5). Beberapa prinsip dalam belajar menurut Suprijono ( 2012: 4), diantaranya: 1) belajar adalah perubahan perilaku; 2) belajar merupakan proses; 3) belajar merupakan bentuk pengalaman.
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21). Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berubah secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Daryanto, 2010:2). Sedangkan menurut Slavin (dalam Rifa’i, 2011:82) belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar tersebut dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses atau aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan melalui latihan atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan- perubahan perilaku yang bersifat relatif tetap.
Metode Pembelajaran Portofolio
Metode pembelajaran portofolio berisis karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji (Arni Fajar, 2003: 47).
Portofolio sebagai metode pembelajaran merupakan usaha guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaan/ tugas-tugasnya.
Pembelajaran berbasis portofolio dapat juga dikatakan sebagai upaya mendekatkan siswa kepada objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan materi pembelajaran yang dibahas secara langsung dihadapkan kepada siswa atau siswa secara langsung mencari informasi tentang hal yang dibahas ke alam atau masyarakat sekitarnya (Dasim Budimansyah, 2003: 50)
Pada hakikatnya pembelajaran portofolio di samping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik berarti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyususn (merekonstruksi) sendiri informasi yang diperolehnya.
KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran IPS di sekolah sekarang ini, khususnya di SD Negeri Karangduren 02, guru masih menggunakan metode ceramah. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru memgang peranan utama. Hampir sebagian besar kegiatan siswa dalam pembelajaran yakni mendengarkan ceramah dari guru dan menulis bagian-bagian penting yang telah dicatatkan guru di papan tulis. Siswa dipacu guru untuk dapat menghafalkan materi pembelajaran tanpa ikut andil dan terlibat langsung dalam kegiatan yang nyata. Dalam kegiatan pembelajaran siswa didorong untuk dapat membayangkan apa yang disampaikan oleh guru. Jadi materi yang diterima siswa selama ini hanya berupa angan-angan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPS perlu diperbaiki. Apabila tidak diperbaiki akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka guru dituntut untuk kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran, baik penggunaan media maupun metode pembelajaran.
Salah satu cara mengajar yang efektif adalah menggunakan metode pembelajaran portofolio. Portofolio adalah suatu metode pembelajaran dengan belajar secara langsung di masyarakat/ lingkungan sekitar. Siswa dapat mendokumentasikan hasil observasi/penelitiannya. Selain hal tersebut siswa akan dapat mengerti secara langsung kegiatan/hal-hal yang berkenaan dengan materi pembelajaran. Dari berbagai sumber yang ada siswa akan dapat memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran dari orang-orang yang memang sudah ahli di bidangnya. Diharapkan dengan adanya metode portofolio ini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama berkaitan dengan materi globalisasi.
METODE PENULISAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 25 Januari 2018 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Rabu tanggal 8 Februari 2018.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 KecamatanTengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Karangduren 02
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 26 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 12 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses pembelajaran IPS dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 60,1 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa menjawab kesulitan.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
Wawancara
Wawancara jenis ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang-ulang untuk menggali informasi yang sama. Dengan wawancara yang mendalam peneliti akan memperoleh informasi yang rinci dan mendalam. Teknik wawancara ini akan dilaksanakan pada semua informan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi dan mengetahui hambatan apa yang ditemui serta memberi solusi untuk mengatasinya
Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa pada saat membaca dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran.
Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan Ketrampilan membaca permulaan
Analisis Dokumen
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru, hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.
Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan adalah: trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk cross check terhadap kondisi setiap siswa agar diperoleh data yang valid. Dengan teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan inspirasi yang lebih tepat sesuai kebutuhan siswa yang sebenarnya.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar yang mengukur tingkat kognitif siswa. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi (maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa.
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran portofolio dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Indikator Kinerja
Penerapan metode pembelajaran portofolio dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 dengan indikator sebagai berikut:
- Meningkatnya keterampilan guru VI SD Negeri Karangduren 02 pada penerapan metode pembelajaran portofolio dengan kriteria minimal baik
- Meningkatnya aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 pada pembelajaran IPS melalui penerapan metode pembelajaran portofolio dengan kriteria minimal baik
- Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Karangduren 02 dalam mata pelajaran IPS dengan ketuntasan belajar individual sebesar >72 dan ketuntasan klasikal sampai 80%.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang biasa dilalui, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah melakukan observasi dengan mewawancarai guru kelas yang bersangkutan. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kemudian diterapkan penggunaan metode pembelajaran portofolio dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada materi Globalisasi. Rencana tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini melalui 4 tahap berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan tersebut akan dilakukan pada setiap siklus. Pada setiap siklusnya direncanakan akan dilaksanakan selama 6 jam pelajaran atau 3 kali pertemuan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, namun apabila dalam pelaksanaan 2 siklus belum mencapai keberhasilan belajar yang ditargetkan peneliti, maka perlu dilaksanakn siklus 3.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas VI sebanyak 26 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 terletak di desa Karangduren Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 masih asri dengan suasana pedesaan, Sekolah Dasar Negeri Karangduren 02 dikelilingi oleh jalan raya, perumahan warga dan masjid.
Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri Karangduren 02 Desa Karangduren diperoleh data yaitu dari 26 siswa yaitu 14 laki-laki dan 12 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketrampilan Siswa
Kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VI terhadap pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPS siswa belum begitu memahami akan materi yang diberikan. Berdasarkan nilai ulangan harian yang diberikan oleh guru didapatkan hasil rata-rata kelas sebesar 60,1 padahal nilai rata-rata tersebut masih sangat jauh dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Selain itu nilai rata-rata yang didapatkan oleh kelas VI terpaut jauh dengan hasil rata-rata yang didapatkan oleh kelas lainnya, sehingga kelas VI perlu mendapatkan perhatian serta bimbingan yang khusus.
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 18 siswa atau 69%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 31%.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=72) sebanyak 10 siswa atau 38%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 38%.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 7,6%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 24 siswa dengan persentase 92,4%.
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini mencoba menindaklajuti terhadap hasil pembejaran yang dilakukan pada kondisi yang terjadi di kelas VI dalam materi pembelajaran matematika di kelas VI SD Negeri Karangduren 02 .
Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 31%, siklus I 62% dan mengalami peningkatan siklus II menjadi 92,4%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa diperoleh data sebagai berikut:
- Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio meningkat. Pada siklus I perolehan jumlah skor yaitu 23 dengan kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan jumlah skor 31 yang termasuk dalam kategori sangat
- Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio Aktivitas siswa sebelum perbaika termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 serta telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
- Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 31%, siklus I 62% dan mengalami peningkatan siklus II menjadi 92,4%. dan telah mencapai indikator keberhasilan yang
SARAN
Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VI SDN Karangduren 02 peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
- Bagi guru yang menerapkan metode pembelajaran portofolio harus memperhatikan pengaturan waktu dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran portofolio membutuhkan waktu yang cukup
- Mempersiapkan segala kebutuhan yang digunakan dan diperlukan dalam proses pembelajaran secara matang dan sebaik-baiknya.
- Menjelaskan secara jelas mengenai langkah-langkah yang harus dikerjakan siswa sehingga siswa tidak merasa kebingungan ketika mengikuti kegiatan pembelajaran
- Dalam menerapkan metode pembelajaran portofolio sebaiknya disertai dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.
Anni Chatarina, dkk. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: PT UNNES Press. Arni Fajar. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dasim Budimansyah. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Jakarta: Ganesindo.
Conny R Semiawan.(1999). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Endang Poerwanti. (2005). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Malang: UMY Press.
Etin Solihatin. (2007). Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Akasara. Hidayati, dkk. (2008). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Igak Wardani & Kuswoyo Wihardit. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
John W Santrock. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Belajar dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodidih Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nandang Budiman. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Saidiharjo. (2005). Tinjauan Kritis Metode Pembelajaran IPS dalam Rangka Kurukilum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: HISPISI.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sarwiji Suwandi. (2010). Model Assesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Syaiful Bahri Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.