Peningkatan Kedisiplinan Guru Melalui Supervisi Akademik Dengan Teknik Individual
PENINGKATAN KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK INDIVIDUAL
DI SD NEGERI TEGARON 01 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Susilowati
SD Negeri Tegaron 01 Kec. Banyubiru Kab. Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas mengajar untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Strategi setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri Tegaron 01 tahun 2018/2019, sedang obyeknya adalah penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk aspek kedisiplinan perencanaan pembelajaran, pada Silus I diperoleh hasil bahwa 6 dari 8 guru (75%) telah mencapai kategori baik, sedangkan 2 guru (25%) kurang baik. Pada Siklus II, 8 orang (100%) telah mencapai kategori baik. Aspek kedisiplinan melaksanakan pembelajaran, pada Siklus I, dari 6 dari 8 guru (75%) telah mencapai kategori baik, sedangkan 2 guru (25%) dalam kategori kurang baik. Pada Siklus II, semua guru (100%) dalam kategri baik. Pada aspek kedisiplinan melaksanakan evaluasi pembelajaran, pada Siklus I terdapat 3 guru yang belum mencapai kategori baik (37,5%). Sedangkan pada Siklus II, 8 guru (100%) telah mencapai kategori baik. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademis secara optimal dapat meningkatkan kedisiplinan mengajar guru SD Negeri Tegaron 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019 yang meliputi kedisiplinan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran.
Kata kunci: Kedisiplinan, Supervisi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi
PENDAHULUAN
Haryadi (2005) menyatakan bahwa kualitas pendidikan dipengaruhi oleh: kualitas tenaga pengajar, sistem belajar mengajar, sarana dan prasarana, lokasi, administrasi dan birokrasi. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas sekolah adalah melalui peningkatan kedisiplinan guru dalam mengajar. Kusumastuti (2001) menyatakan bahwa pengembangan mutu pendidikan dapat ditempuh melalui pengembangan mutu para pendidiknya. Guru sebagai sumber daya manusia dituntut selalu memperbaharui kinerjanya. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, dapat ditempuh dengan beberapa cara, salah satunya supervisi.
Bafadal (2006) mengatakan bahwa tugas pokok kepala sekolah adalah mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam rangka pencapaian tujuan sekolah melalui supervisi. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, et al.2007). Supervisi bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan guru. Namun dalam kenyataannya masih ada beberapa guru yang tingkat kedisiplinan mengajarnya rendah. Beberapa guru ditemukan guru-guru yang tidak membuat persiapan mengajar. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, ditemukan bahwa 8 guru belum melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah apakah melalui supervisi akademik dengan teknik individual dapat meningkatkan kedisiplinan guru SD Negeri Tegaron 01 dalam mengajar pada tahun pelajaran 2018/2019? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui supervisi akademik dengan teknik individual dapat meningkatkan kedisiplinan guru SD Tegaron 01dalam mengajar.
LANDASAN TEORI
Kedisiplinan Mengajar Guru
Kedisiplinan mengajar guru berkaitan dengan kinerja guru. Kedisiplinan menunjuk pada kesediaan untuk menepati atau mematuhi ketentuan tata tertib, peraturan, nilai dan kaidah yang berlaku di lingkungan tertentu. Pada intinya, disiplin menunjuk pada sikap seseorang untuk mematuhi peraturan yang ada dan melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku. Kualitas guru yang dibutuhkan dalam era pembangunan adalah mereka yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam dua lingkungan besar yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Untuk menghasilkan guru yang memiliki disiplin tinggi dalam kinerjanya ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Belum terpenuhinya kualitas pendidikan dapat dipengaruhi oleh kurangnya kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas, mutu guru menurun, dan kurangnya penghargaan terhadap guru. Sudiyono (2000) menyebutkan bahwa kedisiplinan guru adalah prestasi yang diperlihatkan guru dalam melaksanakan tugas pokok dalam mengajar, mendidik, dan melatih. Guru yang mempunyai kedisiplinan mengajar yang tinggi adalah guru yang mengutamakan tugasnya (merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran), sehingga secara berkelanjutan akan mewujudkan dan meningkatkan prestasi kerja.
Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran (Glickman, 1981). Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada 3 konsep pokok dalam memahami supervisi akademik. Pertama, supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru. Kedua, perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara baik, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Dan ketiga, tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000:19).
Supervisi pendidikan berfungsi untuk (1)Meningkatkan Mutu Pembelajaran ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa; (2)Memicu unsur yang Terkait dengan pembelajaran, lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi: dan (3)Membina serta Memimpin SDM yang ada di sekolah. Prinsip supervisi antara lain (1)Negatif: tidak otoriter, tidak berasas kekuasaan, tidak lepas dari tujuan pendidikan, bukan mencari kesalahan, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil; (2)Positif: konstruktif dan kreatif, sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri, sanggup mengembangkan potensi guru, memperhatikan kesejahteraan guru dkk, progresif, sederhana dan informal, obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri.
Jenis-jenis supervisi pendidikan perdasarkan prosesnya yaitu korektif, konstruktif, kreatif. Teknik supervisi pendidikan antara lain teknik kelompok, yaitu cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang disupervisi dan teknik perorangan, yaitu dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus. Metode supervisi antara lain metode langsung, yaitu alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi dan metode tak langsung, yaitu mempergunakan berbagai alat perantara (media). Untuk meningkatkan kedisiplinan mengajar guru SD Negeri Tegaron 01 dilakukan dengan tindakan supervisi akademik dalam 2 siklus.
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah 8 orang guru SD Negeri Tegaron 01 yang beralamat di Dsn. Dukuhan RT 15 RW 03 Kec. Banyubiru Kab. Semarang. Waktu penelitian 4 bulan, Januari-April 2019. Penelitian tindakan ini direncanakan 2 siklus. Proses pelaksanaan tindakan ini merupakan suatu siklus kegiatan yang meliputi beberapa kegiatan pada setiap siklusnya yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi, serta Analisis Data dan Refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Data penelitian yang digunakan berupa perangkat pembelajaran, lembar observasi, instrumen supervisi, angket, wawancara yang diperoleh sejak perencanaan tindakan sampai dengan pelaksanaan supervisi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data kondsi awal dibandingkan data siklus pertama dan juga dibandingkan dengan data yang diperoleh pada siklus kedua. Setelah dilakukan deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi.
Perencanaan Tindakan pada Siklus I:
- Rencana Tindakan: (1)Menyusun instrumen supervisi dan lembar observasi; (2)Mengingatkan kembali kepada guru berkaitan dengan penyusunan silabus, RPP, daftar nilai, dan kelengkapan mengajar melalui pembinaan; (3)Menyampaikan rencana kegiatan kepada guru; (4)Mengecek kelengkapan administrasi mengajar; dan (5)Melakukan wawancara sebelum melaksanakan supervisi kunjungan kelas untuk menyepakati aspek-aspek yang akan disupervisi.
- Pelaksanaan Tindakan: Kepala sekolah mulai melaksanakan tindakan dengan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati melalui empat tahap: tahap persiapan, pengamatan, akhir kunjungan dan tahap tindak lanjut yaitu melakukan diskusi dengan guru yang disupervisi untuk mengevaluasi penampilan guru pada saat kegiatan pembelajaran.
- Pemantauan dan Evaluasi: hasil dari kegiatan supervisi akademik dengan teknik individual dengan melakukan supervisi kunjungan kelas dibuat dalam bentuk tabel meliputi (1)Data Kondisi Akhir Siklus I untuk aspek kedisiplinan menyusun perencanaan pembelajaran, kedisiplinan melaksanakan pembelajaran, dan kedisiplinan melaksanakan evaluasi pembelajan.
- Analisis dan Refleksi: (1)Mendiskusikan dan mencatat hasil temuan serta mendiskusikan rencana tindak lanjut bersama guru; (2)Mengadakan rapat koordinasi tentang temuan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; & (3)Menyusun rencana tindakan untuk Siklus II.
Perencanaan Tindakan pada Siklus II:
- Rencana Tindakan: (1)Memberikan masukan kepada guru; (2)Guru menyusun rencana pembelajaran; dan (3)Guru berdiskusi dengan peneliti untuk menentukan aspek-aspek yang akan diperhatikan peneliti untuk memperbaiki penampilan.
- Pelaksanaan Tindakan: Siklus II ini dilaksanakan dalam 1 pertemuan. Peneliti mengunjungi kelas pada saat KBM dan mencatat kejadian-kejadian selama KBM dalam instrumen yang sudah disiapkan. Tindakan pada siklus II menyajikan materi lanjutan dari siklus I.
- Pemantauan dan Evaluasi: Hasil pengamatan dari kegiatan supervisi akademik dengan teknik individual dengan melakukan supervisi kunjungan kelas dibuat dalam bentuk tabel meliputi Data Kondisi Akhir Siklus II untuk aspek kedisiplinan menyusun perencanaan pembelajaran, kedisiplinan melaksanakan pembelajaran & kedisiplinan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
- Analisis dan Refleksi: Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan data kondsi awal dibandingkan data siklus pertama dan juga dibandingkan dengan data yang diperoleh pada siklus kedua. Setelah dilakukan deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian pada Kondisi Pra Siklus
Rata-rata kedisiplinan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran dalam kondisi kurang. Hal ini tampak dari rerata skor total yang hanya mencapai 10,25 dengan prosentase baru mencapai 68%. Berdasarkan data awal tersebut, maka perlu dilakukan supervisi untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam perencanaan pembelajaran.
Rata-rata kedisiplinan guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam kondisi kurang. Hal ini tampak dari rerata skor total yang hanya mencapai 24,25 dengan prosentase baru mencapai 67,36%. Berdasarkan data awal tersebut, maka perlu dilakukan supervisi untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Rata-rata kedisiplinan guru dalam melaksanakan evaluasi dalam kondisi kurang. Hal ini tampak dari rerata skor total yang hanya mencapai 24,74 dengan prosentase baru mencapai 68,75%. Berdasarkan data awal tersebut, maka perlu dilakukan supervisi untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam evaluasi pembelajaran.
Hasil Penelitian pada Siklus I
Siklus 1 dilakukan 1 kali pertemuan untuk setiap guru. Tahap perencanaan tindakan mencakup kegiatan (1)Menyusun instrumen supervisi, lembar observasi dan lembar wawancara, (2)Mengingatkan kembali kepada guru berkaitan dengan penyusunan silabus, RPP, daftar nilai, dan kelengkapan mengajar melalui pembinaan, (3)Menyampaikan rencana kegiatan kepada guru dan diberitahukan bahwa penelitian dilakukan pada semua guru yang berjumlah 8 orang, (4)Mengecek kelengkapan administrasi mengajar, dan (5)Melakukan wawancara sebelum melaksanakan supervisi kunjungan kelas untuk menyepakati aspek-aspek yang akan disupervisi.
Selanjutnya kepala sekolah mulai melaksanakan tindakan dengan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Kunjungan kelas ini dilaksanakan dengan empat tahap, dimulai dari tahap persiapan, tahap pengamatan, tahap akhir kunjungan dan tahap tindak lanjut yaitu melakukan diskusi dengan guru yang disupervisi untuk mengevaluasi penampilan guru pada saat kegiatan pembelajaran.
Hasil tindakan Siklus 1 terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 10,25 menjadi 11,875 atau naik sebesar 1,625 dari kondisi Pra Siklus.
Hasil tindakan Siklus 1 terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 24,25 menjadi 28,25 atau naik sebesar 4,00 dari kondisi Pra Siklus.
Hasil tindakan Siklus 1 terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam evaluasi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 24,75 menjadi 29,00 atau naik sebesar 4,25 dari kondisi Pra Siklus.
Setelah berakhir pelaksanaan siklus 1, peneliti sudah memperoleh data hasil pengamatan tentang kedisiplinan mengajar guru yang meliputi kedisiplinan dalam menyusun perencanaan, melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi. Ada peningkatan dari kondisi awal karena diadakan supervisi akademik dengan teknik individual. Namun kenaikannya belum maksimal sehingga perlu diadakan kegiatan supervisi akademik dengan teknik individual pada siklus 2.
Hasil Penelitian pada Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Pada tahap perencanaan tindakan peneliti menyusun perencanaan kegiatan, antara lain dengan memberikan masukan kepada guru, guru meyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan yang akan dilaksanakan, dan guru berdiskusi dengan peneliti untuk menentukan aspek-aspek yang akan diperhatikan untuk memperbaiki penampilan. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam 1 pertemuan. Peneliti mengunjungi kelas pada saat KBM dan mencatat kejadian-kejadian selama KBM dalam lembar instrumen yang sudah disiapkan.
Hasil tindakan Siklus II terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 11,875 menjadi 13,125 atau naik sebesar 1,25 dari Siklus I.
Hasil tindakan Siklus II terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 28,25 menjadi 30,25 atau naik sebesar 2,00 dari Siklus I.
Hasil tindakan Siklus II terbukti mampu menaikkan kedisiplinan guru dalam evaluasi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata skor dari 29,00 menjadi 30,25 atau naik sebesar 1,25 dari Siklus I.
Setelah berakhir pelaksanaan siklus 2, peneliti sudah memperoleh data hasil pengamatan tentang kedisiplinan mengajar guru yang meliputi kedisiplinan dalam menyusun perencanaan, melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi, ada peningkatan dari siklus 1. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan kedisiplinan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan supervisi mampu meningkatkan kedisiplinan guru dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perbandingan hasil tindakan yang disajikan pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Perbandingan Kedisiplinan Guru dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran Pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I dengan Setelah Siklus II
No | Aspek | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1 | Perencanaan Pembelajaran | 10.25 | 11.875 | 13.125 |
2 | Pelaksanaan Pembelajaran | 24.25 | 28.25 | 30.25 |
3 | Evaluasi Pembelajaran | 24.75 | 29.00 | 30.25 |
Sumber: Data Primer Terolah
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa supervisi pendidikan benar-benar memiliki fungsi yang baik dalam penyelenggaraan organisasi sekolah. Supervisi pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu pembelajaran ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa. Hal ini pula yang terjadi pada supervisi yang dilakukan kepala sekolah kepada guru SD Negeri Tegaron 01 dimana supervisi ditujukan untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Supervisi juga berfungsi untuk memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran. Dalam penelitian ini, unsur yang ditonjolkan adalah unsur tahapan pembelajaran dimana didalamnya terdiri dari perencanan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Selaian itu, supervisi juga dapat digunakan untuk membina serta memimpin SDM yang ada di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah melakukan pembinaan terhadap guru dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin organisasi sekolah.
PENUTUP
Dengan melaksanakan supervisi akademik dengan teknik individual dapat meningkatkan kedisiplinan mengajar guru SD Negeri Tegaron 01 Kec. Banyubiru Kab. Semarang tahun pelajaran 2018/2019 yang meliputi kedisiplinan dalam menyusun perencanaan pembelajaran, kedisiplinan dalam melaksanakan pembelajaran, dan kedisiplinan dalam melaksanakan evaluasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
- Hendaknya para guru dapat menyusun perangkat pembelajaran secara mandiri atau bersama KKG atau setidaknya mengadaptasikan yang sudah dimiliki dengan keadaan sekolah.
- Hendaknya para guru memfasilitasi pembelajaran dengan model yang variatif.
- Hendaknya para guru menjaga kualitas pembelajaran tidak hanya pada saat dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah atau pengawas saja, tetapi kapanpun dia mengajar.
- Hendaknya kepala sekolah secara berkala melakukan supervisi untuk mengontrol kedisiplinan mengajar guru.
DAFTAR PUSTAKA
A, Hasan, Yusuf, dkk. Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV Mekar Jaya, 2002.
Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru. (www.depdiknas.go.id.html).
Bafadal, Ibrahim, 2006. Kumpulan Materi Peningkatan Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional
Damayanti, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.
Miftah, Pembinaan Profesional Melalui Supervisi Pengajaran 7 Apr 2011
(miftah19.wordpress.com/…/pembinaan-profesional-melalui-supervisi-pengajaran/
Friere, P. 1999. Politik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan READ
Haryadi, 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen dan Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Jendral Soedirman Porwokerto, Disertasi, Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E, 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rianto,Edy. Memahami Esensi Supervisi Akademik. http://www.koranpendidikan.com/index.php/edupedia/menulis/445-memahami-esensi-supervisi-akademik.html. Diakses 10 Agustus 2017.
Sudiyono, A., 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono, dkk, 2004. Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengalaman Diklat Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Madura di SD Negeri Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan Madura. Jurnal Penelitian Pendidikan No. 7 Tahun VI
Sudrajat, Akhmad. Supervisi Klinis untuk Perbaikan Pembelajaran.2018. (akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/…/supervisi–klinis/ –
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa: Grasindo
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Semarang: Duta Nusinda
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, 1990, Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: Media Wijaya
Wiles, J. Dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice. Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.