Peningkatan Kemampuan dan Hasil Belajar Melalui Teams Games Tournaments
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN PENGURANGAN SAMPAI 500 MELALUI MODEL
TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS II SEMESTER I
DI SDN 1 BRABOWAN KECAMATAN SAMBONG
KABUPATEN BLORATAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sutrisno
SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Guru melaksanakan penelitian memiliki tujuan ingin meningkatkan kemampuan dan hasil belajar dengan melalui model pembelajaran Teams Games Tournaments dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar pada siswa kelas II dalam menyelesaikan tugas pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 guru memberikan kesempatan kerjasama dalam kelompok sehingga dapat saling membantu Dari hasil pembelajaran matematika yang dilaksanakan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II terjadinya peningkatan .melalui model Teams Games Tournaments .guru mampu menumbuhkan kemampuan dan hasil belajar pada siswa kelas II,sehingga memberikan hasil yang positif Peningkatan hasil kegiatan pembelajaran melalui tes formatif mengalami peningkatan sangat berarti yang dilaksanakan pra siklus nilai rata-rata 64 ketuntasan 45%, dari siklus I guru menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) nilai rata-rata 74 ketuntasan 73%,dan Siklus II nilai rata-rata 82,ketuntasan 100% sekolah menentukan KKM 70.
Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Teams Games Tournaments
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menciptakan sistem pendidikan nasional yang mantap, berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta mampu untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan, pendidikan nasional kini terus ditata dan dikembangkan dengan memberikan prioritas pada aspek-aspek yang dipandang paling strategi bagi masa depan bangsa. Prioritas tersebut adalah pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang bersamaan dengan peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.
Pendidikan matematika sekolah dasar dilaksanakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan hidup dalam masyarakat serta pendidikan menengah.adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan dan kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menumbuhkan semangat belajar matematika guru perlu menyampaikan materi efektif mudah diterima secara nyata (realistis).
Banyak siswa kelas II SDN 1 Brabowan mengalami kesulitan dalam memahami pengerjaan operasi hitung tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500,guru mencari jalan keluar bagaimana cara mengatasi kesulitan yang terjadi, dalam.hal ini mungkin disebabkan karena guru yang mengajar cenderung mengajar dengan cara konvensional, mekanistik yang bersifat hafalan ,guru memberikan aturan secara langsung untuk dihafal ,diingat materi yang diberikan, sebenarnya setiap individu mempunyai karakter yang berbeda dalam menerima informasi, materi tentang menyangkut menghitung
Melihat hasil evaluasi dilaksanakan siswa yang mencapai ketuntasan baru sebanyak 5 siswa dari jumlah 11 siswa belum mencapai ketuntasan belajar .masih 6 siswa,atau ketutasan baru mencapai 45%, untuk guru berusaha merefleksi diri. yang bersumber dari masalah tersebut maka perlu penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Pada materi penjumlahan dang pengurangan bilangan sampai 500 dengan menyusun indikator menyelesaikan soal dengan cara bersusun maupun dengan bentuk pengerjakan yang lain pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan yang nilainya belum mencapai ketuntasan yang ditentukan Meskipun siswa sudah mempunyai pengalaman dalam menggunakan tetapi jika masalah tersebut dituangkan dalam pembelajaran matematika sebagian belum mampu menyelesaikannya dengan baik dalam menyelesaikan soal. .Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan dan Hasil Belajar Matematika Penjumlahan Pengurangan sampai 500 Melalui Model Teams Games Tournaments Siswa Kelas II Semester I di SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018 sekolah menentukan KKM 70..
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas guru yang melaksanakan penelitian merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?
2. Apakah guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?
3. Apakah guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan melaksanakan penelitian adalah peningkatan kualitas guru, kemampuan dan hasil belajar siswa:
1. Memperbaiki proses pembelajaran metematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan,
2. Peningkatan ketuntasan belajar matematika materi menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan sampai 500 siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan .
3. Mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran matematika untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
4. Untuk perbaikan pembelajaran matematika yang dilaksanakan sebelumnya sehingga adanya peningkatan hasil belajar.
5. Untuk peningkatan kemampuan belajar siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan .
Manfaat Penelitian
Bagi siswa
a Merasa senang pada pelajaran matematika
b Memperbaiki sistem belajar mengajar
c. Hasil belajar meningkat
d. Mampu dalam menyelesaikan soal matematika
Manfaat Bagi Peneliti
a. Memperbaiki pembelajaran selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan
b. Mampu mengembangkan pembelajaran yang kreatif
c. Memiliki kemampuan dalam penelitian tindakan kelas
d. Menambah wawasan sebagai guru profesional
Manfaat Bagi Guru
a. Mendapatkan pengetahuan baru
b. Memperoleh gambaran tentang penelitian
c. Terdorong melaksanakan penelitian
d. Mencapai keberhasilan dalam penelitian
Manfaaat Bagi Sekolah
a. Mendapat masukan tentang penelitian tindakan kelas
b. Berkembangnya guru meningkatkan kualitas
c. Peningkatan mutu pembelajaran yang dilaksanakan
d. Menjadi bermutu dan berkualitas dalam pristasi
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model .pembeljaran, tetapi guru sebaiknya untuk dapat mengembangkan kemampuan dengan menggunakan model yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian siswa. Menurut Kiensmen (1992) dalam kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelajaran
Pertanggung jawaban individual
Keberhasilan kelompok didasarkan pada kemampuan setiap anggota untuk menunjukkan bahwa dia telah belajar materi yang sangat dibutuhkan dan memecahkan masalah secara bersama. Pencapaian hasil belaqjar siswa supaya terlihat meningkat ketika diketahui keberhasilan kelompok yang didasarkan pada nilai quiz anggota kelompok digabungkan.
Ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok didasarkan atas kemampuan kelompok itu dalam bekerja sama untuk meraih hasil belajar yang diinginkan, misalnya tingkatan penghargaan dan ketenaran pengakuan Ketika siswa mulai mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif, kelompok itu haruslah kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa. Menurut Slavin (dalam Amin Suyitno), sejalan dengan perkembangan keterampilan sosial, siswa diharapkan mulai mampu bekerja sama dalam kelompok yang lebih besar. Penting juga untuk melihat lamanya waktu kelompok itu dalam bekerja sama. Pertemuan kelompok yang teratur dalam jangka waktu tertentu akan dapat meningkatkan kesuksesan dari pada kelompok yang hanya bekerja sama .
Model Teams Games Tournaments
Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan social yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. juga membagi siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 3 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994) dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin skor tim
Kerangka Berpikir
Berdasarkan rumusan masalah maka guru yang melaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:
1. Guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika penjumlahan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
2. Guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II Semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
3. Guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat Tournament terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 psiswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan yang akan diajukan adalah sebagai berikut
1. â€Diduga guru melalui model Teams Games Tournament terjadi peningkatan kemampuan belajar matematika penjumlahan dan pengurangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 â€
2 â€Diduga guru melalui model Teams Games Tournament peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 â€
3 â€Diduga guru melalui model Teams Games Tournament terjadi peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 â€
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model .pembeljaran, tetapi guru sebaiknya untuk dapat mengembangkan kemampuan dengan menggunakan model yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian siswa. Menurut Kiensmen (1992) dalam kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelajaran
Oleh karena itu, seorang guru harus kompeten dalam memilih model pembelajaran untuk menyampaikan materi Pembelajaran kcooperative learning mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu teknik instruksional yang diteliti secara cermat di Amerika Serikat. Ada banyak model, teori dan sumber dengan perspektif yang bermacam-macam dalam pembelajaran kooperatif. Beberapa buku yang membahas masalah ini adalah Circle of Learning, Learning Together and None, karya David dan Roger, ditambah Cooperative in The Classroom, kemudian Spencer Kagan dalam bukunya Cooperative Learning: Resources for Teacher. Menurut Johnson bersaudara komponen penting dari model cooperative learning dan menerapkan kooperatif tipe Teams Games Tournament
Pertanggung jawaban individual
Keberhasilan kelompok didasarkan pada kemampuan setiap anggota untuk menunjukkan bahwa dia telah belajar materi yang sangat dibutuhkan dan memecahkan masalah secara bersama. Pencapaian hasil belaqjar siswa supaya terlihat meningkat ketika diketahui keberhasilan kelompok yang didasarkan pada nilai quiz anggota kelompok digabungkan.
Ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok didasarkan atas kemampuan kelompok itu dalam bekerja sama untuk meraih hasil belajar yang diinginkan, misalnya tingkatan penghargaan dan ketenaran pengakuan Ketika siswa mulai mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif, kelompok itu haruslah kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa. Menurut Slavin (dalam Amin Suyitno), sejalan dengan perkembangan keterampilan sosial, siswa diharapkan mulai mampu bekerja sama dalam kelompok yang lebih besar.
Model Teams Games Tournaments
Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan social yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. juga membagi siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 3 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994) dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin skor tim
Kerangka Berpikir
Berdasarkan rumusan masalah maka guru yang melaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:
1 Guru melalui model kooperatif tipeTeams Games Tournament terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika penjumlahan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
2. Guru melalui model kooperatif tipeTeams Games Tournament terdapat peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II Semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
3 Guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 psiswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut
1. â€Diduga guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament terjadi peningkatan kemampuan belajar matematika penjumlahan dan pengurangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018â€
2 â€Diduga guru melalui model kooperatif tipeTeams Games Tournament peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 â€
3 â€Diduga guru melalui model kooperatif tipeTeams Games Tournament terjadi peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika penjumlahan pengurangan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 â€
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi penelitian adalah SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Pemilihan lokasi penelitian ini karena saya bertugas sebagai guru di SD tersebut untuk memudahakan pelaksanaan penelitian .Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan yang mulai dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 . Rincian jadwal kegiatan penelitian disusun peneliti.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap 11 siswa pada kelas II semester I di SDN 1 Brabowan, yang terdiri 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan sebagai obyeknya adalah untuk peningkatan kemampuan dan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 .
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakssiswaan di SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Penelitian dilakukan di sekolah ini karena peneliti adalah guru di sekolah tersebut, sehingga untuk memperoleh data yang diperlukan lebih mudah untuk didapatkan karena sudah memahami dengan lokasi tempat penelitian.
Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yang berjumlah 20 siswa yang berjumlah 11 siswa terdiri dari 5 siswa laki –laki dan 6 siswa perempuan memiliki kemampuan heterogin sebagai bukti hasil belajar pada tes formatif memperoleh hasil yang berbeda.
Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari seluruh siswa kelas II di SDN 1 Brabowan data dapat diperoleh (Arikunto. 2002: 107) Dalam penelitian tindakan kelas ini, sumber datanya terdiri atas:
a. Person yaitu ; sumber data yang berasal dari siswa kelas II di SDN 1 Brabowan.
b. Place yaitu: sumber data yang menyajikan tampilan berupa benda keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, serta kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika melalui model Model Teams Games Tournament.
Prosedur Penelitian
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan pada siswa kelas II semester I di SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018 . .
Alaat pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian meliputi:
Data penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan guru melalui observasi pemberian angket dan mengadakan melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dan belajar siswa dalam mempelajari materi tentang penjumlahan dan pengurangan sampai 500 pembelajaran matematika.
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi tentang penjumlahan dan pengurangan sampai 500 dalam pembelajaran matematika
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan melalui:
Tes tertulis
Tes tertulis ini dilakssiswaan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan harian inilah sebagai data yang akan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa perlu atau tidaknya guru melakukan perbaikan.
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar di sekolah tersebut dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap siklus, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku siswa maupun langkah-langkah yang diambil siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama guru yang mengajar di SDN 1 Brabowan dan kepala sekolah dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk menyusun perencanaan,pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian yang diperoleh meliputi:
1. Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilakssiswaan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok nilai uang dan soal berbentuk pilihan ganda isian dan uraian .
2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah ikut mengamati selama kegiatan dilaksanakan..
Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis hasil observasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.
Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan guru sebagai peneliti. dimanfaatkan siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari peningkatan nilai pristasi ulangan harian siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan siswa mencapai nilai sama dengan ketuntasan minimal.
Prosedur Tindakan
Penelitian yang dilaksanakan guru melalui Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari Dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Setiap siklus mengulang materi pembelajran tentang nilai uang dengan indikator menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan sampai 500 untuk penguasaan materi sampai pada siklus II masih tetap mengulang kembali materi yang sama
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Pembelajaran Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran belum sesuai dengan perencanaan pembelajaran,penguasaan materi masih kurang. Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan dinilai kemudian hasilnya dimasukkan dalam daftar nilai dan analisis menunjukan masih rendah keberhasilan.yang dicapai oleh siswa, rendahnya perolehan nilai tes formatif, menunjukkan bahwa langkah pembelajaran pada pra siklus belum terlaksana secara efektif,perlunya mencari penyebabkan kurang efektif, untuk meningkatkan kemampuan siswa.penguasaan materi perolehan nilai hasil belajar
Tabel Daftar distribusi nilai pra siklus
No |
Rentang Nilai |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
86-100 |
A |
Baik sekali |
0 |
0% |
2. |
70-85 |
B |
Baik |
5 |
45% |
3. |
56-69 |
C |
Cukup |
3 |
27,5% |
4. |
≤ -50 |
D |
Kurang |
3 |
27,5% |
Jumlah |
11 |
100% |
Diskripsi Pembelajaran Siklus I
Kegiatan penelitian siklus I dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran metode pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman materi pelajaran tentang penjulahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. belum efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa. Peneliti menyusun rencana program perbaikan pembelajaran, membimbing siswa menguji kemampuan memberikan penilaian .
Tabel Hasil nilai tes formatif siklu I
No |
Rentang Nilai |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
86-100 |
A |
Baik sekali |
2 |
18% |
2. |
70-85 |
B |
Baik |
6 |
55% |
3. |
56-69 |
C |
Cukup |
3 |
27% |
4. |
≤ 55 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
Jumlah |
11 |
100% |
Diskripsi Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan dengan mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran dengan tahapan yang tertera dalam rencana pembelajaran. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, diefektifkan penerapan metode demonstrasi dan latihan intensif yang lebih mengaktifkan pada kegiatan siswa. di akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan memperoleh hasil penilaian yang sangat baik.,menunjukkan pembelajaran lebih efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan siswa.
Pembelajaran pada siklus dua berjalan sesuai dengan rencana. Hal-hal yang menjadi perhatian pada siklus I yaitu menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 apabila mengerjakan soal penguasaan untuk perbaikan pada siklus Berdasarkan pengamatan peneliti serta hasil diskusi dengan observer diketahui perhatiaan siswa dalam proses pembelajaran sudah meningkat.sebagai bukti hasil penilaian dituangkan pada tabel
Tabel Hasil nilai tes formatif siklus II
No |
Rentang Nilai |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
86-100 |
A |
Baik sekali |
5 |
45% |
2. |
71-85 |
B |
Baik |
6 |
55% |
3. |
56-70 |
C |
Cukup |
0 |
0% |
4. |
≤ 55 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
Jumlah |
11 |
100% |
Pembahasan Pembelajaran pra siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus hasil penilaian tes formatif masih rendah dari jumlah 11 siswa yang mencapai nilai tuntas,dianalisis berdasarkan hasil tes formatif ternyata ditemukan kelemahan siswa dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 karena pembelajaran masih konvensionl, guru belum menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis,media belum disediakan sebagai sarana menyampaikan materi, yang dapat menumbuhkan motivasi siswa,karena belum dilibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kurang memperhatikan penjelasan, bermain sendiri dengan teman.berakibat kemampuan dan hasil belajar rendah. Yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 5 siswa prosentasi 45%,nilai rata-rata 64 perlunya guru melakukan tidakan.
Pembahasan Pembelajaran siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I disebabkan oleh terjadinya kegagalan pembelajaran pra siklus belum berhasil,,dari kesiapan guru masih kurang,kemampuan dan hasil tes formatif masih rendah. Guru melalui model Teams Games Tournaments (TGT) memberikan refleksi untuk mengingat kembali materi yang sudah disampaikan:.Pelaksanaannya mengacu pada pembelajaran tersebut siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Disini guru berusaha mengkondisikan siswa dalam pembelajaran Dari hasil pengamatan dari kegiatan bellajar pra siklus siswa yang melaksanakan kurang aktif sebanyak 6 siswa sedangkan siswa yang aktif dalam belajar sebanyak 5 siswa, dan yang melaksanakan belajar sangat aktif belum. Dari hasil pengamatan pada siklus I siswa yang melaksanakan belajar kurang aktif masih 3 siswa .Siswa yang melaksanakan belajar untuk aktif 6 siswa, dan yang melaksanakan blajar sangat aktif sebanyak 2 siswa.,sehingga yang mencapai sebanyak 8 siswa prosentasi 73% nilai rata-rata 74 adanya peningkatan meskipun belum maksimal.
Pembahasan Pembelajaran siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus II Teams Games Tournaments guru membentuk kelompok kecil untuk mengerjakan LKS terjadi saling membantu menumbuhkan motivasi dan kemampuan belajar, pembelajaran berjalan lancar karena masing-masing anggota tim menyadari bahwa keberhasilan timnya tergantung pada kemampuan kelompok dalam bekerja sama sehingga dapat meningkatkan kebersamaan dalam kelompok Keberhasilan sebuah tim berdasarkan skor yang berhasil melaksanakan belajar aktif sebanyak 6 siswa dan melaksanakan belajar sangat aktif 5 siswa.sebagai bukti adanya prubahan cara belajar siswa, sebagai hasil pengamatan,guru dan teman sejawat selama kegiatan pembelajaran, disamping itu juga terjadi peningkatan hasil tes formatif memperoleh nilai 90 sebanyak 5 siswa, atau 45% dan 6 siswa memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 3 siswa semua siswa mencapai ketuntasan nilai rata-rata 82 KKM 70
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakssiswaan oleh guru pada siswa kelas II di SDN 1 Brabowan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran Teams Games Tournaments dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar pada siswa kelas II dalam menyelesaikan tugas pelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 guru memberikan kesempatan kerjasama dalam kelompok sehingga dapat saling membantu
2. Dari hasil pembelajaran matematika yang dilaksanakan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II terjadinya peningkatan .melalui model Teams Games Tournaments .guru mampu menumbuhkan kemampuan dan hasil belajar pada siswa kelas II,sehingga memberikan hasil yang positif
3. Peningkatan hasil kegiatan pembelajaran melalui tes formatif mengalami peningkatan sangat berarti yang dilaksanakan pra siklus nilai rata-rata 64 ketuntasan 45%, dari siklus I guru menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) nilai rata-rata 74 ketuntasan 73%,dan Siklus II nilai rata-rata 82,ketuntasan 100% sekolah menentukan KKM 70…
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diberikan beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa yaitu:
1. Guru hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran secara tepat agar kegiatan dapat terlaksana secara efektif..mengurangi banyak ceramah dan meningkatkan dalam memberikan motivasi belajar Selain itu guru untuk memahami karakteristik siswa , menggunakan sarana model yang tepat dengan materi yang diajarkan . .
2. Guru sebaiknya selalu merespon siswa akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat sehingga konsep dari materi yang diajarkan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama.pada setiap siswa. guru smelaksanakan pengamatan setiap pelaksanaan pembelajaran agar siswa merasa diperhatikan dalam belajar..
3. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru menyusun rencana program pembelajaran yang sistematis, menerapkan metode menggunakan media sehinnga sangat menunjang keberhasilan dalam menumbuhkan semangat dan motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Zain, Aswan, dan BD,Syaiful 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta
http//: Hardinand, S.Pd, Model Pembelajaran STAD 2013/04/22
http//: Suhadinet-Wordpress.com/2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Tim FKIP (2007), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta, Universitas Terbuka
IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Guruan (KTSP), 2006, Guruan Dasar dan Menengah
Ekodjatmiko, 2007. Pedoman Penyelenggaraan Guruan Inklusif. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Fish John & Evans Jennifer, 1995, Managing Special Education (codes, charters, and competition) , Buckingham, Open University Press.
Foreman, Phil. 2000, Integration And Inclusive In Action 2nd Edition, Australia: Nelson Thomson Learning, Victoria.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Harwell J. M., 1998, Complete Learning Disabilities handbook New Second Edition, California, USA: The Center for Applied Research in Education,.
Majid, Abdul, 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moch Sholeh Y.A. Ichrom, 2004. Menjadikan Lingkungan Inklusif ramah terhadap pembelajaran (LIRP). Jakarta: Direktorat Guruan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guruan Dasar dan Menengah.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyono, 2003. Morfologi Bahasa Indonesia, Modul IND A.06 Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjendikdasmen, Depdiknas
Nasichin, 2001. Kebijakan dan Pengembangan Guruan Luar Biasa. Jakarta: Direktorat Guruan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guruan Dasar dan Menengah.
Paimin. Joula Ekaningsih, 1998. Agar Siswa Pintar Matematika. Jakarta: Puspa Swara
Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi A., 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman M.U. dan Lilis S. 2001. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Usman M.U. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.