MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENENTUKAN KKM MELALUI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DI SDN 1 PURWOSARI

PADA SEMESTER I KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Surip

SDN 1 Purwosari Kecamatan Bora Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Tujuan dari kepala sekolah melaksanakan penelitian tindakan sekolah dalam menentukan KKM melalui pembinaan guru dilaksanakan pementauan pada para siklus dari jumlah 12 orang guru hasil diperoleh masih rendah yang memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42% yang memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 4 orang guru atau 33%,dan yang memperoleh penilaian kreteria kurang sebanyak 3 orang guru berdasarkan hasil penilaian dan análisis masih tergolong rendah .Dilaksanakan melalui pemantauan siklus I hasil análisis penilaian dari jumlah 12 orang guru yang memperoleh kreteria baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 5 orang guru atau 42% sudah adanya peningkatan namun hasilnya diperoleh belum maksimal.Hasil pemantuan siklus II memperoleh penilaian dari jumlah 12 orang guru dilaksanakan penilaian yang memperoleh kreteria sangat baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan yang lain memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42% Pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan dan kinerja guru.kreteria untuk mencapai hasil belajar minimal dalam KKM 70. .

 Kata kunci:   Meningkatkan kemampuan guru melalui pembinaan kepala sekolah  menentukan KKM .

 

 PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

 Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan,membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan rohani, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.

 Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan sesuatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Praturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan yang mengamanatkan tersusunya KKM Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

 KKM harus ditetapkan oleh sekolah sebelum keiatan pembelajaran tahun pelajaran dimulai.seberapapun besar jumlah siswa karena berguna untuk mengukur keberhasilan siswa yang dapat dicapai nilai melampaui batas ketuntasan minimal yang ditentukan dan tidak mengubah keputusan sekolah dalam menyatakan lulus dan tidak lulus dalam pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah siswa yang melebihi nilai 70 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui criteria ketuntasan minimal.

Dalam meningkatkan kemampuan guru melalui Pembinaan kepala sekolah, menurut Amstrong (1990: 209) berpendapat bahwa tujuan untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama berhubungan dengan meningkatkan berkembangnya pengetahuan,nilai sikap, dan keterampilan bersangkutan .dimaksud untuk mempertinggi kemampuan guru dengan mengembangkan kemaampuan berpikir bertindak tepat bidang pengetahuan menyelesaikan tugas pokok termasuk dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ad, 1987: 64).

 Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka sebagai peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1.     Apakah melalui pembinaan kepala sekolah dapat tmeningkatkan kemampuan guru di SDN 1 Purwosari dalam menyusun menetapkan KKM semua mata pelajaran yang diampunya pada tahun pelajaran 2017/2018 ?

2.     Apakah melalui pembinaan kepala sekolah di SDN 1 Purwosari mampu meningkatkan aktivitas guru dalam menyusun menentukan KKM untuk senua pelajaran yang di ampunya pada tahun pelajaran 2017/2018 ?

3.     Apakah melalui pembinaan kepala sekolah di SDN 1 Purwosari guru mampu mewujudkan mencapai KKM dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

 Tujuan Penelitian

 Setiap melaksanakan kegiatan tentu saja mempunyai tujuan dalam ,penelitian tindakan sekolah mempunyai tujuan sebagai berikut:

1         Adapun tujuan penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM yang lebih tinggi daripada tahun pelajaran sebelumnya

2         Menentukan KKM pada awal tahun pelajaran digunakan acuan/pedoman ketentuan yang harus dicapai oleh siswa pada setiap KD.

3         Untuk mengetahui,mengukur sampai sejauh mana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap KKM yang ditentukan.

4         Untuk meningkatkan tanggungjawab guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan beban KKM yang lebih tinggi.

5         Untuk mewujudkan hasil belajar siswa berdasrkan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

 Manfaat Penelitian

 Penelitian yang dilaksanakan agar dapat memberikan manfaat dalam pencaian program sebagai berikut:

 1. Melalui pembinaan kepala sekolah dapat memberikan pengalaman baru belajar bagi guru, latihan menyusun menetapkan (KKM) sesuai dengan mata pelajarannya.yang ampunya

2      Agar guru di SDN 1 Purwosari memiliki kemampuan dalam menetapkan KKM yang lebih tinggi.

3      Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia

4      Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa.

5      Membekali pengetahuan yang lebih luas,untuk kemajuan pengelolaan dalam pembelajaran.

6      Mengembangkan keragaman potensi karakteristik dan lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas..

7      Mendukung pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional

8      Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berada di daerahnya sebagai sumber budaya nasional.

9      Mendukung peningkatan adanya rasa toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

10    Mendorong siswa agar mampu bersaing secara global sehingga dapat hidup di lingkungan masyarakat

 11 Mendorong terwujudnya sikap rasa kebangsaan dan persatuan untuk memperkuat keutuhan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12    Menunjang tinggi keragaman budaya sebagai sumber kebudayaan nasional.

13    Mengembangkan visi, misi, tujuan kondisi dan ciri khas sekolah.sebagai bentuk perwujudan perubahan .

 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

 Kajian Pustaka

 Penentuan KKM merupakan serangkat penilaian pada tingkat satuan pendidikan dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan: Pengertian, Fungsi,Prinsip dan Mekanisme Penetapan KKM yang isinya sebagai berikut

 Salah satu prinsip penilaian pada KKM berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan ketuntasan dan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan tercapai.

 KKM pada satuan pendidikan harus ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah siswa yang melampui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan Kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah siswa yang melebihi nilai 70 sesuai proporsi kurva. digunakan sebagai Acuan Kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampui .

 Jadi pengaturan ketentuan KKM pada Tingkat Satuan Pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pada setiap pembahasan yang ditentukan sebelumnya sebagaimana disebutkan dalam KKM pelaksanaan operasionalnya disusun oleh masing-masing satuan pendidikan pada semua jenjang sekolah dari pendidikan dasar sampai menengah

 Profesi guru sebenarnya sangat berkaitan erat dengan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dapat dijelaskan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan seperti guru, sarana prasarana, KKM, dan proses belajar mengajar serta sistem penilaian. Meskipun demikian, faktor guru tidak dapat disamakan dengan faktor-faktor lainnya. Guru sebagai pendidik adalah sumber daya manusia yang diharapkan mampu mengarahkan dan mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tecipta proses belajar mengajar yang bermutu. Tanpa mengabaikan peran faktor-faktor lain, guru dapat dianggap sebagai faktor tunggal yang paling menentukan terhadap meningkatnya mutu pendidikan.

 Berdasarkan hasil studi.balitbang pada tahun 1992, ditemukan bahwa guru yang bermutu memberikan pengaruh yang paling tinggi terhadap mutu pendidikan. Dalam studi ini, guru yang bermutu diukur dengan empat faktor utama, yaitu kemampuan profesional, upaya profesional, kesesuaian waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, dan kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaannya

 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pembinaan kepala sekolah sebagai salah satu kegiatan dapat meningkatkan kemampuan guru yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Sudhiana (2007) meneliti tentang upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun KKM di SDN 1 Purwosari Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas peserta dalam kegiatan di samping itu juga, terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun menentukan KKM melalui pembinaan berupa kegiatan dari siklus I ke siklus II dan pada siklus II sudah mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 70 artinya 70 guru telah efektif dalam menyusun menentukan KKM pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menentukan KKM pada setiap materi pelajaran dicantukan berapa besar yang akan dicapai

 Kerangka Berfikir

 Berdasarkan bagan yang buat maka dapat disusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.         Melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek komplesitas dalam menentukan KKM untuk mencapai hasil belajar minimal

2.        Melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek daya dukung dalam menentukan KKM dapat mencapai hasil belajar minimal .

3.        Melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek intake siswa dalam menentukan KKM menentukan hasil belajar minimal yang harus wujudkan .

 Hipotesis

Berdasarkan paparan kerangka berfikir di atas maka sebagai peneliti hipotesis tindakan

1.   Diduga melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek komplesitas dalam menentukan KKM untuk mencapai hasil belajar minimal .

2    Diduga melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek daya dukung dalam menentukan KKM dapat mencapai hasil belajar minimal .

3      Diduga Melalui pembinaan kepala sekolah guru di SDN 1 Purwosari mampu memahami aspek intake siswa dalam menentukan KKM menentukan hasil belajar minimal yang harus wujudkan

 METODE PENLITIAN

 Seting Penelitian

 Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai, dari bulan Juli 2017 s.d.bulan Oktober 2017.Adapun pembagian jadwal penelitian dapat ditentukan peneliti

 Subjek dan Objek Penelitian

             Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah semua guru kelas I sampai dengan guru kelas VI dan guru mata pelajaran berjumlah 12 orang Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM.

 Penelitian dilaksanakan oleh kepala sekolah di SDN 1 Puewosari Pemilihan lokasi penelitian, karena sebagai tempat tugas,sehingga lebih mudah untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan Disamping itu, dari hasil penelitian dapat ditemukan kelebihan dan kelemahan guru dalam menyusun dan menetapkan KKM .

 

 

Sumber Data

Sumber Data Primer

 Sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan. Sumber data yang diharapkan dapat diperoleh atau didapat dari pelaksanaan penelitian yang merupakan hasil penilaian bukti dalam melaksanakan kegiatan penentuan KKM yang dilaksanakan guru observasi/pengamatan yang dilakukan pada pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dan sumber data yang diperoleh melalui memberikan angket kepaga semua guru untuk diisi yang dilaksanakan selama kegiatan siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui sampai dimana kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. .

Sumber Data Sekunder

 Sumber data sekunder diambil dari catatan-catatan temuan selama berlangsungnya penelitian sebagai pendukung menentukan seberapa besar dalam menentukan KKM melalui pra siklus, siklus I, dan siklus II,hasil final yang harus dicantumkan pada daftar nilai setiap mata pelajaran.

 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif diambil melalui tes.

 Observasi atau kegiatan disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto. 2002: 133).     

 Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto. 2002: 206). Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian

 Penelitian ini merupakan tindakan (action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru menetapkan KKM melalui kegiatan pembinaan kepala sekolah di SDN 1 Purwosari Tindakan yang akan dilakukan adalah untuk Peningkatan Kemampuan Guru dalam menyusun menetapkan KKM secara final sebagai ukuran keberhasilan.

Teknik Pengumpulan Data                      

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan sekolah adalah:

Teknik Tes

 Salah satu teknik dari pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian. Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembinaan kepala sekolah menilai hasil kegiatan dalam analisis KKM sebagai bentuk evaluasi peneliti terhadap kegiatan guru terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes hasil kinerja dalam menentukan KKM yang terdiri dari bentuk yaitu kegiatan yang meliputi kehadiran , kesiapan, mental,materi, dan ketercapaian dalam menentukan KKM untuk mata pelajaran yang di ampunya.

Wawancara

 Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baru saja diberikan. Dengan cara ini, guru mencoba untuk mengetahui sejauh mana guru memahami dan sejauh mana penerimaan guru terhadap materi. Selain itu dengan adanya teknik wawancara ini, guru mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada teman guru atau pemandu jika ada yang belum jelas.,sehingga dalam menentukan KKM untuk semua mata pelajaran yang di ampunya.

Observasi Berpartisipasi

 Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati aktifitas guru selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dapat berupa respon/tanggapan guru selama mengikuti pelajaran. Misalnya keaktifan guru dalam kelompok, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran lain. Observasi juga meliputi perilaku guru selama pembelajaran misalnya cara guru menysun soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh kepala sekolah agar semua guru dapat diamati secara keseluruhan baik secara individu maupun kelompok. Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai.

Dokumentasi

 Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian misalnya data guru, daftar nilai guru, profil sekolah serta foto-foto selama penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian diolah sedemikian rupa sebagai bahan penyusunan laporan.

Validasi Data

Menurut Rochiati (2007:157) sebuah penelitian akan mendapatkan kepercayaan atau dianggap valid apabilamengikuti semua langkah dalam penelitian dan sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat kepercayaan ialah validasi yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Data yang telah terkumpul harus dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah sbagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007:331). Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti yang menggunakan beberapa teknik trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.

 Analisa Data

Menganalisis data yang bentuknya berbagai ragam merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan keberhasilan kegiatan setiap siklus maupun dengan indikator keberhasilan kinerja (Sugiyono,2007:93). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kinerja guru dalam analisis KKM semua mta pelajaran yang di ampunya sehingga dalam melaksanakan pembeljran guru dalam melaksanakan penilaian KKM merupakan tolok ukur dalam keberhasilan maka dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai ulangan harian guru. Menurut Sutopo (2002:91) tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang merupakan keberhasilan aau kekurangan dalam kegiatan..

 Indikator Kinerja

 Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan memberikan pembinaan guru dalam memahami penyusunan menentukan KKM pada satuan pendidikan awal tahun pelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal sehingga dapat mengetahui. Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar, guru yang dapat diketahui dari peningkatan nilai rata-rata ulangan harian yang diperolah siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan penilaian hasil dan ketuntasan belajar mencapai nilai kreteria baik

 Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus berikutnya dan demikian seterusnya sampai dengan dua siklus

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Hasil Penelitian Deskripsi Kondisi Awal

 Gambaran hasil yang diperolah berdasarkan rekaman fakta/observasi dilapangan, dari guru kelas I sampai dengan guru kelas dan guru mata pelajaran di SDN 1 Purwosari awalnya pemahaman terhadap menentukan KKM masih kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru menganggap bahwa tidak terlalu penting, disamping itu sebagai acuan sudah tersedia pada tahun sebelumnya, disamping kurang pelatihan, dan sosialisasi menentukan KKM

 Pemantauan dari kinerja guru dalam menetapkan KKM diperoleh data hasil penilaian sebagai berikut ;

Tabel: 4.1 Hasil Penetapan KKM Pra Siklus

No

Skor

 Rentang nilai

Katagori

Jumlah

Persen%

1

5

86 – 100

Sangat baik

0

0%

2

4

70 – 85

Baik

5

42%

3

3

60 – 69

Cukup

4

33%

4

2

50 – 59

Kurang

3

25%

5

1

< – 50

S. Kurang

0

0%

 

Siklus Pelaksanaan Siklus I

Pada kehadiran guru tampak 12 mencapai 100% Pada kasiapan mental dan fisik; 10 orang atau 83% peserta siap dan 2 orang atau 17% tergolong belum siap. Pada aspek kesiapan bahan; tampak 12 orang atau 100% peserta siap dan Pada aspek kesiapan guru dalam menentukan KKM tampak 12 orang atau 100% ..

 Berdasarkan dekripsi ini tempaknya kesiapan guru dalam mengikuti pembinaan kepala sekolah belum memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek.Dari hasil evaluasi terhadap penetapan KKM yang dibuat oleh 12 orang guru yang mengikuti pembinaan kepala sekolah pada siklus I seperti tampak pada tabel berikut Pemantauan dari kinerja guru dalam menetapkan KKM diperoleh data hasil penilaian sebagai berikut

Tabel: 4.1 Hasil Penetapan KKM Siklus I

No

Skor

 Rentang nilai

Katagori

Jumlah

Persen%

1

5

86 – 100

Sangat baik

0

0%

2

4

70 – 85

Baik

7

58%

3

3

60 – 69

Cukup

5

42%

4

2

50 – 59

Kurang

0

0%

5

1

< – 50

S. Kurang

0

0%

 

Penetapan KKM semua mata pelajaran memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan intake dalam katagori baik, pada aspek KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, dan terakhir mata pelajaran dalam katagori cukup, aspek pengesahan oleh Kepala sekolah berada pada kagori baik, kemudian untuk semua aspek bagaimanapun caranya guru mendapatkan KKM pasti disosialisasikan pada siswa, orang tua, dan ditulis dalam LHB.

 Deskripsi Pelaksanakan Siklus II

 Pada siklus II, langkah yang diambil sesuai dengan refleksi hasil siklus I,memfokuskan memberikan penjelasan aspek yang belum dipahami guru dalam menetapkan, KKM menitik beratkan pada aspek pembimbingan secara kelomok/individu. dari 12 orang guru semua dilibatkan dalam siklus II untuk memperdalam pengetahuan tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal. Setelah dijelaskan yang mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada siklus II diperoleh data seperti tampak bahwa:dari kehadiran 12 orang atau 100% pada aspek kesiapan mental dan fisik 12 orang atau 100%, pada aspek kesiapan bahan:tampak bahwa 12 orang atau 100%, pada aspek kesiapan keberhasilan guru menentukan KKM tampak bahwa 12 orang atau 100% .

 Berdasarkan deskripsi ini tampaknya kesiapan guru dalam mengikuti pembinaan kepala sekolah belum memenuhi 0% untuk semua aspek, mungkin karena kebanyakan guru pengabdi belum PNS, yang masuk jika ada jam mengajar. Dari hasil evaluasi terhadap penetapan oleh guru yang ikut pembinaan kepala sekolah pada siklus II diperoleh hasil seperti pada bila dilihat dari rata-rata secara umum dalam penetapan pada siklus II berada pada amat baik semua aspek sudah dapat 100%, bahkan berada pada Kriteria baik (KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, terakhir pada setiap mata pelajaran)

 Penilaian ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang respon guru terhadap kegiatan pembinaan kepala sekolah yang telah selesai dilaksanakan diharapkan dalam menetapkan . Jika kita lihat dari nilai atau prosentase guru dapat menetapkan KKM dengan memenuhi mekanisme dari kajian mencapai 100% ini menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Jadi dapat dikatakan bahwa respon guru sangat positip, oleh karena itu, penerapannya pemantauan kinerja guru dalam menetapkan KKM diperoleh data hasil penilaian sebagai berikut ;

 

Tabel: 4.3 Hasil Penetapan KKM Siklus II

No

Skor

 Rentang nilai

Katagori

Jumlah

Persen%

1

5

86 – 100

Sangat baik

7

58%

2

4

70 – 85

Baik

5

42%

3

3

60 – 69

Cukup

0

0%

4

2

50 – 59

Kurang

0

0%

5

1

< – 50

S. Kurang

0

0%

 

 Pembahasan Hasil Penelitian

 Hasil pementauan kinerja guru para siklus

 Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, dapat diperoleh data hasil pemantauan aktifitas kemampuan guru sebelum pembinaan kepala sekolah tentang peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan KKM dilaksanakan dari 12 orang guru hasil diperoleh masih rendah yang memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42$,yang memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 4 orang guru atau 33%,dan yang memperoleh penilaian kreteria kurang sebanyak 3 orang guru berdasarkan hasil análisis masih rendah.

 Hasil pementauan kinerja guru siklus I

 Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM melalui pembinaan kepala sekolah di SDN 1 Purwosari. pada masing-masing aspek dengan target ketercapaian sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun menetapkan KKM semua guru kelas dan guru mata pelajaran di SDN 1 Purwosari dilaksanakan melalui pemantauan hasil análisis penilaian dari 12 orang guru yang memperoleh kreteria baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 5 orang guru atau 42% sudah adanya peningkatan namun hasilnya belum maksimal.

Hasil pementauan kinerja guru siklus II ..

 Keberhasilan kepala sekolah melaksanakan pembinaan kepada guru karena kesadaran,kemampuan,pemahaman dalam tugas menentukan KKM sangat diperlukan. dengan pemahaman yang baik, dapat mengoptimalkan pemahaman guru melalui pembina intensip dalam bentuk penyelenggaraan pada metode kooperatif konsultatif dimana guru berdiskusi, bekerja sama dan berkonsultasi secara aktif. Aktifitas akan sangat membantu guru dalam memahami arti penting guru menentukan KKM maka hasil pemantuan dan penilaian 12 orang guru dilaksanakan penilaian yang memperoleh kreteria sangat baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan yang lain memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42% Pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan dan kinerja guru. .

 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Dilaksanakan pementauan pada para siklus dari 12 orang guru hasil diperoleh masih rendah yang memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42$,yang memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 4 orang guru atau 33%,dan yang memperoleh penilaian kreteria kurang sebanyak 3 orang guru berdasarkan hasil penilaian dan análisis masih rendah.

2.     Dilaksanakan melalui pemantauan siklus I hasil análisis penilaian dari 12 orang guru yang memperoleh kreteria baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan memperoleh penilaian kreteria cukup sebanyak 5 orang guru atau 42% sudah adanya peningkatan namun hasilnya diperoleh belum maksimal.

3.     Hasil pemantuan siklus II memperoleh penilaian dari 12 orang guru dilaksanakan penilaian yang memperoleh kreteria sangat baik sebanyak 7 orang guru atau 58%, dan yang lain memperoleh penilaian kreteria baik sebanyak 5 orang guru atau 42% Pembinaan kepala sekolah meningkatkan kemampuan dan kinerja guru.kreteria untuk mencapai hasil belajar minimal dalam KKM 70. .

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka kepala sekolah memberikan saran sebagai berikut:

 1. Guru-guru SDN 1 Purwosari memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan penetapan KKM, melalui pembinaan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan kinerja guru dalam menetapkan KKM semua mata pelajaran yang di ampunya .

 2. Agar pembinaan melalui kegiatan pembinaan kepala sekolah dapat berjalan secara efektif, semua guru harus mampu bekerja sama dengan baik yang bersifat kolaboratif konsultatif. peningkatan kemampuan guru dalam penetapan KKM final berjalan secara efektif apabila pasilitas komponen sekolah terpenuhi.

3    Sebaiknya pemerintah senantiasa memberikan pasilitas dalam kegiatan .membiasakan untuk dapat mengembangkan mutu pendidikan disekolah sehingga target mutu pendidikan menetapkan KKM.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

 Boediono, 1998. Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia,

 Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysus, and Use. Boston

: Allyn and Bacon.

 Mathis dan Jackson . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

 Purwanto, M Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

 Prokton and W.M. Thornton 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara.

 Rasyid, Mahmunar. 2005. Strategi Pembelajaran Sejarah Melalui Pendekatan Team Games Tournament dengan Sistem Porlimawih. Jakarta: Depdiknas

 Simamora, Henry. 1995. Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.

 Sudibyo, Bambang.Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

 Sungkowo M,Perangkat Penilaian KKM Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka